KOMUNIKASI TERAUPETIK
DOSEN PENGAMPUH :
Mariany, S.ST., M.Kep
DISUSUN OLEH:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Pendahuluan....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Komunikasi Terapeutik...................................................................................................2
B. Komunikasi Terapeutik Pada Orang Dewasa.................................................................3
C. Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa......................................................................4
D. Model-model Komunikasi pada Klien Dewasa..............................................................5
E. Contoh Komunikasi terapeutik Pada Orang Dewasa......................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Komunikasi mempunyai banyak sekali makna dan sangat bergantung pada
konteks pada saat komunikasi dilakukan. Bagi beberapa orang, komunikasi
merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih, atau dengan kata
lain pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain berbicara dan
mendengarkan atau menulis dan membaca, melukis, menari, bercerita, dan ain
sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala bentuk upaya penyampaian
pikiran kepada orang lain, tidak hanya secara lisan (verbal) atau tulisan tetapi juga
gerakan tubuh atau gestru (non verbal)
Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi seseorang
menyampaikan dan mendapat respons. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua
tujuan, yaitu mempengaruhi orang lain dan untuk mendapat informasi. Akan tetapi
komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau
berguna (berbagi informasi, pemikiran, perasaan). Keterampilan berkomunikasi
merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu
hubungan, baik tiu hub ungan yang kompleks maupun yang sederhana melalui
sapaan atau hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimilki
oleh seseorang menggambarkan secara utuh dirinya, perasaanya dan apa yang ia
sukai dan tidak sukai. Melalui komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup,
membangun hubungan dan merasakan kebahagiaan.
Effendy O.U (2002) dalam suryani (2005) menyatakan lima komponen dalam
komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek. Komunikator
(pengirim pesan) menyampaikan pesan baik secara langsung atau melalui media
kepada komunikas (penerima pesan) sehingga timbul efek atau akibat terhadap
pesan yang telah diterima. Selain itu, komunikasi juga dapat memberikan umpan
balik kepada komunikator sehingga terciptalah suatu komunikasi yang lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep komunikasi terapeutik?
2. Bagaimana cara komunikasi terapeutik pada orang dewasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik pada orang dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Terapeutik
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya
dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan pikirannya.
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan mengesampingkan harga
kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai. Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi
komunikasi.
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa
hasil yang diharapkan
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya
dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama lain. seperti
pada anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang dewasa. Ekspresi wajah,
gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa.
Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan
tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian
mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka
makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pegalaman yang mengancam dirinya,
dirnana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat terungkap dalam bentuk
kemarahan dan agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari
immobilitas biopsikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
1. Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan
nya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Dengan kata lain model
shannon & weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk di
komunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (Transmitter) mengubah
pesan menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise) yang dapat
menganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model Shannon-Weaver dapat diterapkan
kepada konsep komunikasi interpersonal. Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber
informasi jelas dan berkompeten, pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Tetapi
model ini juga mempunyai keterbatasan yaitu tidak terlihat nya hubungan tansaksional diantara
sumber pesan dan penerima.
Penerapannya terhadap komunikasi klien dewasa :
Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa, klien akan lebih mudah
untuk menerima penjelasan yang disampaikan karena tanpa adanya perantara yang dapat
mengurangi kejelasan informasi. Tetapi tidak ada hubungan transaksional antara klien dan
perawat, juga tidak ada feedback untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
Nama-nama pemeran:
1.tri ika putri sudirman: perawat
2:putri aulya amanda: keluarga pasien
3.putri mulingka: pasien
4.nur syafika: narator
Teknik-tekntik komunikasi terapeutik pada pasien dewasa adalah
1.secara verbal
2.secara non verbal
3.saling percaya
1.pra intraksi
2.fase orientasi
Diruangan melati terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya berbaring
pasien yang bernama auliya dengan diagnosisa kekurangan kebutuhan carain
dan elektrolit. Terlihat kakaknya elvins sedang menemani adiknya yang
terbaring di tempat tidur. Tampak seorang perawat menemui pasien auliya.
Perawat:selamat pagi
Adik:selamat pagi,suster
Perawat:perkenalkan, nama saya tri ika saya dari akper usn.apa benar ini dengan ibu
auliya?
Perawat:begini di sini kita perlu melakukan tindakan pemasangan infus dan ini juga
akan membantu kesembuhan ibu dan juga untuk memenuhi kebutuhan
cairan,bagaimana apa ibu setuju?
Pasien:iya sus.
Keluarga pasien:ooh pemasangan infus iya sus, sakit nggak rasanya sus?
Perawat:memang sakit rasanya, tapi tindakan ini harus di lakukan agar adikmu cepat
sembuh.
Pasien:iya sus.
3.fase kerja
Perawat masuk membawa peralatan. Perawat cuci tangan dan pasang sarung tangan.
Perawat:baiklah dek, sebelum melakukan tindakan apa ada yang adik ingin lakukan.
4.fase terminasi
Perawat sudah melakukan tindakan pemasangan infus kepada pasien. Perawat lepas
sarung tangan dan cuci tangan.
Perawat:baiklah saya sudah selasai melakukan pemasangan infus. Terima kasih atas
waktu serta kerja samanya, apabila nanti ada keluhan dan memerlukan bantuan anggota
keluarga bisa panggil saya diruang perawat, saya permisi dulu ya dik.
Pasien:iya sus
Perawat:iya sama-sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan
harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya
seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi
terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi.
Pada orang dewasa, mereka mempunyai sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang lama
menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah perilakunya sangat sulit. oleh sebab itu perlu
kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan
efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah yang mencoba untuk
menerapkan model konsep kornunikasi yang tepat pada klien dewasa.
B. Saran
Diharapkan kepada dosen pengampu agar lebih banyak memberikan materi tentang
komunikasi terapeutik yang akan mempermudah dalam proses pembelajaran. Dan semoga
dengan adanya makalah ini dapat lebih membantu mahasiswa dalam tambahan referensi
mengenai komunikasi terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA