Anda di halaman 1dari 59

Teori Relasi Objek

: Melanie Klein
Oleh : Juliarni Siregar, M. Psi, Psikolog
Sekilas Teori Relasi Objek
• Hasil observasi terhadap anak-anak kecil.
• Usia 4-6 bulan adalah usia yang penting.
• Dorongan rasa lapar, dsb terarah pada objek,
seperti buah dada
• Hubungan anak dengan buah dada sangat
fundamental dan menjadi prototipe dalam
hubungan-hubungan berikutnya dengan
seluruh objek, seperti ayah atau ibu.
• Hubungan anak dengan objek  pengalaman
yang tidak realistik / fantasi
Teori lain yang menekankan pentingnya
awal masa kanak-kanak

Margaret Heinz
Mahler Kohut

John Mary
Bowlby Ainsworth
Margaret Mahler
• Menyoroti perjuangan bayi untuk memperoleh
otonomi dan rasa kedirian
• Hubungan ibu-anak dibentuk melalui 3 langkah :
– Bayi memiliki kebutuhan dasar untuk diperhatikan
ibu
– Mengembangkan hubungan simbiotik yang aman
dengan semua ibu yang berkuasa
– Keluar dari lingkaran perlindungan ibu dan mulai
mengembangkan individualitas
Heinz Kohut
• Anak-anak mengembangkan sebuah perasaan
diri selama masa bayi awal ketika oranglain
memperlakukan mereka seolah-olah telah
memiliki perasaan identitas yang sudah
terindividuasi.
• Menyoroti pembentukan kedirian tersebut.
John Bowlby
• Teori mengenai kemelekatan bayi pada ibu
dan konsekuensi negatif akibat berpisah
dengan ibu.
• Menyoroti tahap-tahap kecemasan bayi
terhadap perpisahan dengan ibu / pengasuh.
Mary Ainsworth
• Menyoroti tipe-tipe kemelektan bayi pada
ibu / pengasuh
• Mengembangkan teknik mengukur tipe gaya
kemelekatan bayi yang dikembangkan
terhadap pengasuhnya
Biografi Melanie Klein

• Lahir 30 Maret 1882 di Wina, Austria sebagai


anak bungsu dari 4 bersaudara.
• Kelahirannya tidak direncanakan, ayahnya
lebih menyayangi putri sulungnya, merasa
tertolak oleh kakak ayahnya.
• Keluarganya tidak pro agama ataupun
antiagama  ayahnya memberontak terhadap
agama yahudi ortodoks.
Hubungan dalam Keluarga
• Klein mencintai dan mengidolakan ibunya, tapi merasa
dikucilkan oleh sang ibu.
• Klein sangat dekat dengan kakak perempuannya Sidonie,
tapi Sidonie meninggal ketika usia Klein 4 tahun.
• Kemudian Klein lengket dengan satu-satunya kakak laki-
lakinya  hal ini membuat Klein sulit berhubungan dengan
laki-laki
• Saat usianya 18 tahun ayahnya meninggal dan 2 tahun
kemudian, kakak laki-lakinya meninggal  Klein merasa
sangat terpukul
• Klein menikah dengan teman dekat kakaknya yaitu Arthur
Klein  pernikahannya menghalanginya untuk menjadi
seorang dokter  ia memiliki 3 anak (Melitta, Hans dan
Erich), namun pernikahannya tidak bahagia.
Berkenalan dengan Psikoanalisa
• Tahun 1909 Sandor Ferenczi (anggota lingkaran
dalam Freud) memperkenalkan psikoanalisa
• Tahun 1914 Ibu Klein meninggal  Klein depresi dan
memasuki analisis diri bersama Ferenczi
• Membaca karya Freud “On Dream”  sangat
tertarik dengan psikoanalisis dan menganalisis putra
bungsunya
• Melitta dianalisis oleh Karen Horney, kemudian
Melitta juga menjadi seorang psikoanalis.
• Klein menganalisis 2 putri bungsu karen Horney
yang berusia 12 dan 9 tahun  tapi mereka merasa
terpaksa mengikuti sesi analisis.
Praktik Psikoanalisa Melanie Klein
• Klein bercerai dan membuka praktik
psikoanalisis di Berlin
• Klein juga melakukan analisis diri di bawah
bimbingan Karl Abraham (anggota lingkaran
dalam freud) dan 14 bulan kemudian Karl
Abraham meninggal
Analisis pada Anak
• Tahun 1919, psikoanalisa untuk anak hanya
didasarkan pada hasil kerja terapi pada orang
dewasa
• Klein mempsikoanalisis anak-anak secara
langsung termasuk anaknya sendiri untuk
memperoleh teori psikoanalisa mengenai anak
• Menurut Klein, anak-anak telah
menginternalisasi perasaan positif maupun
negatif terhadap ibu mereka, dan mereka
mengembangkan superego lebih dini daripada
yang diyakini Freud
Kritik terhadap Klein
• Klein banyak mendapat kritikan
• Tahun 1926, Ernest Jones mengundangnya ke London
untuk menganalisis anak-anaknya dan memintanya
memberi sejumlah kuliah menganalisis anak  kuliah-
kuliahnya disusun sebagai buku pertamanya (The
Psychoanalysis of Children, 1932)
• Tahun 1927, Klein menetap di Inggris dan tetap disana
sampai meninggal pada 22 September 1960
• Putrinya Melitta juga menjadi psikoanalis yang sangat
keras mengkritik Klein  Melitta sangat membenci Klein
bahkan sampai Klein meninggal dunia
• Kritikan juga datang dari Anna Freud setelah Freud dan
anaknya Anna Freud pindah ke Inggris pada 1938
Pengantar Teori Relasi Objek
• Teori relasi objek adalah turunan langsung dari teori
Freud, namun berbeda dalam 3 hal :
– Tidak begitu menekankan dorongan-dorongan berbasis
biologis karena lebih mementingkan konsistensi pola-pola
hubungan antara pribadi.
– Lebih menekankan hubungan intim dan pengasuhan ibu.
– Umumnya melihat hubungan dan keterkaitan antar manusia
(bukan kesenangan seksual) sebagai motif utama perilaku
manusia.
• Klein dan teoritisi relasi objek lainnya memulai
penyelidikan mereka dari asumsi dasar Freud bahwa
objek dorongan bisa berupa apapun.
• Menurut mereka, apa yang difantasikan bayi dengan
ibu / buah dada akan menjadi model bagi semua
hubungan antar pribadi selanjutnya.
Kehidupan Psikis bayi
• Klein menekankan pentingnya 4-6 bulan
pertama kehidupan.
• Bayi tidak memulai hidupnya dengan selembar
kertas kosong.
• Bayi memiliki sebuah watak yang diwariskan
untuk mengurangi kecemasan sebagai akibat
dari konflik insting kehidupan dan kematian 
bawaan filogenetik
Fantasi-fantasi
• Asumsi dasar klien :
– Pada saat lahir, kehidupan fantasi aktif  representasi
psikis dari insting-insting id bawah sadar yaitu maji-imaji
bawah sadar “baik” dan “buruk”  contoh : perut yang
penuh itu baik, perut yang kosong itu buruk
• Menghisap jempol  berfantasi menghisap puting susu ibu
• Bayi menendang-nendang karena lapar berfantasi sedang
menghancurkan buah dada yang buruk
– Fantasi bawah sadar yang berkaitan dengan buah dada
terus mempengaruhi kehidupan psikis bayi saat tumbuh
dewasa, namun fantasi-fantasi yang baru juga muncul di
dalamnya.
– Fantasi bawah sadar yang kemudian ini, dibentuk oleh
realitas sekaligus watak yang diwarisi  Fantasi = realitas
+ watak yang diwarisi
Objek-objek
• Dorongan bawaan harus memiliki objek
– Dorongan rasa lapar menjadikan buah dada sebagai objeknya
– Dorongan seks menjadikan organ seksual sebagai objeknya
• Anak-anak berhubungan dengan objek-objek tersebut,
dalam fantasi atau realitas
• Relasi objek yang paling dini adalah dengan buah dada ibu,
kemudian berkembang pada wajah dan tangan ibu
• Objek eksternal diintroyeksikan dalam struktur psikis 
menjadi objek internal.
– Contoh : anak yakin bahwa ibunya berada dalam tubuhnya
sendiri.
• Objek-objek internal memiliki sebuah kuasa dari dirinya
sendiri  bisa dibandingkan dengan konsep Freud
mengenai super ego yang menganggap suara hati ayah / ibu
masuk dalam diri anak.
Posisi-Posisi
• Bayi selalu terlibat dalam konflik dasar antara insting-
insting kehidupan dan insting kematian yaitu antara baik
dan buruk, cinta dan benci, kreativitas dan destruksi.
• Dalam upaya menghadapi dikotomi rasa baik dan buruk
ini, bayi mengorganisasikan pengalaman-pengalaman
mereka menjadi posisi-posisi (cara menghadapi objek-
objek internal dan eksternal)
• Klein lebih memilih istilah posisi daripada tahap
perkembangan karena posisi dapat maju dan mundur
• Posisi-posisi  representasi pertumbuhan dan
perkembangan sosial yang normal
• 2 posisi dasar adalah posisi paranoid – skizoid dan posisi
depresif
1. Posisi paranoid - skizoid
• Selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi
melakukan kontak dengan buah dada yang baik
dan buruk (pengalaman menyenangkan dan
frustrasi)  mengancam eksistensi ego bayi
yang masih rapuh
• Untuk mentoleransi 2 perasaan yang
berlawanan terhadap objek yang sama  ego
membagi dirinya dengan mengadopsi :
– posisi paranoid  perasaan teraniaya yang tidak
didasarkan pada bahaya rill dari dunia luar
– Posisi skizoid  perasaan marah dan destruktif pada
buah dada yang buruk dan perasaan cinta dan rasa
nyaman pada buah dada yang baik
• Posisi paranoid-skizoid dialami pada usia 3 atau 4
bulan karena persepsi ego masih bersifat subjektif
dan fantastik
– Bayi memiliki pembawaan biologis untuk melekatkan
nilai positif pada pengasuhan dan insting kehidupan dan
pelekatan nilai negatif pada rasa lapar dan insting
kematian
• Pemisahan praverbal dunia baik dan buruk berfungsi
sebagai prototipe bagi perkembangan perasaan
ambivalensi selanjutnya terhadap seseorang.
• Untuk menghindari kehancuran diri mereka sendiri
oleh buah dada yang jahat, individu
memproyeksikan perasaan paranoid mereka pada
orang lain.
2. Posisi Depresi
• Usia 5 atau 6 bulan, bayi melihat objek eksternal secara keseluruhan
dan melihat bahwa baik dan buruk dapat eksis dalam pribadi yang
sama
– Bayi mengembangkan gambar yang lebih realistik mengenai ibu dan
menyadari bahwa ibu adalah pribadi independen yang bisa baik sekaligus
buruk
• Ego mulai menjadi matang sampai ia dapat mentoleransi beberapa
perasaan destruktifnya sendiri lebih daripada memproyeksikan
perasaan-perasaan itu keluar.
– Bayi menyadari bahwa ibu bisa saja pergi selamanya  bayi melindungi
dirinya dari daya-daya destruktifnya sendiri untuk menghancurkan ibu yang
sebelumnya diproyeksikan pada ibu
– Bayi menyadari bahwa ia tidak memiliki kapasitas untuk melindungi ibu,
karena itu bayi merasa bersalah atas dorongan destruktif sebelumnya yang
sudah diarahkan pada ibu.
• Perasaan cemas atas kehilangan objek yang dicintai dan merasa
bersalah karena menginginkan kehancuran objek tersebut  posisi
depresif
• Anak-anak dalam posisi depresif menyadari bahwa objek yang
dicintai dan dibenci adalah sama
• Mereka mulai mendekatkan lagi diri mereka karena 2 hal :
– Rasa bersalah atas dorongan destruktif pada ibu
– Hasrat untuk membuat perbaikan bagi serangan-serangan yang sudah
dilakukannya.
• Melihat ibu sebagai makhluk baik dan buruk  mereka mulai
merasakan empati
• Posisi depresif diakhiri :
– ketika anak-anak berfantasi bahwa mereka sudah membuat perbaikan bagi
penyerangan mereka sebelumnya
– setelah menyadari bahwa ibu tidak akan pergi selamanya, tapi akan kembali
lagi setelah setiap momen kepergian
• Jika posisi depresif sudah berhasil diatasi, anak dapat menutup
pemisahan antara ibu baik dan buruk
• Posisi depresif yang tidak selesai akan menghasilkan kurangnya rasa
percaya pada oranglain, kepedihan yang pahit karena kehilangan
orang yang dikasihi dan beragam gangguan psikis lainnya.
Mekanisme – mekanisme pertahan psikis
• Sejak usia paling dini anak melakukan
sejumlah mekanisme pertahan psikis untuk
melindungi ego mereka terhadap kecemasan
yang dimunculkan oleh fantasi destruktif
mereka sendiri
• Mekanisme pertahanan psikis :
– Introyeksi
– Proyeksi
– Pemilahan (spliting)
– Identifikasi proyektif
Introyeksi
• Bayi memfantasikan ke dalam diri mereka
persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman
yang mereka miliki terhadap objek eksternal,
berakar dari buah dada ibu.
– Bayi berusaha mengintroyeksikan objek-objek baik,
memasukkan sendiri ke dalam dirinya sebagai
perlindungan diri terhadap kecemasan
– Bayi juga terkadang mengintroyeksikan objek-objek
buruk agar dapat memperoleh kontrol atas objek-
objek buruk tersebut
• Objek-objek yang diintroyeksikan bukan
representasi akurat objek-objek rill, namun selalu
diwarnai oleh fantasi kanak-kanak.
Proyeksi
• Bayi memasukkan objek baik dan buruk ke
dalam diri melalui introyeksi dan
mengeluarkannya melalui proyeksi.
• Proyeksi : fantasi bahwa perasaan dan impuls
seseorang sebenarnya berdiam dalam diri
oranglain bukan dalam tubuhnya.
• Dengan memproyeksi (menganggap bahwa
impuls destruktif pada oranglain, khususnya
pada orangtua) kecemasan akan menghilang.
– Contoh : anak laki-laki ingin mengkastrasi ayahnya
dapat memproyeksikan bahwa ayahnya yang ingin
mengkastrasi dirinya
Pemilahan (spliting)
• Bayi mengatur aspek baik – buruk, objek eksternal
– internal dengan cara memilahkan keduanya
yaitu dengan mempertahankan impuls yang tidak
bisa diperbandingkan untuk tetap terpisah .
• Efek pemilahan bisa positif dan negatif.
• Jika pemilahan tidak ekstrem / rigid maka dapat
menjadi mekanisme yang positif dan berguna bagi
bayi dan orang dewasa di sekitarnya.
• Sehingga manusia bisa melihat aspek positif dan
negatif diri mereka sendiri.
• Pemilahan yang berlebihan dan tidak fleksibel
dapat menyebabkan represi patologis
Identifikasi proyektif
• Memilah-milahkan bagian diri mereka yang tidak bisa
diterima, kemudian memproyeksikan bagian tersebut
pada objek lain dan mengintroyeksikan kembali bagian-
bagian tersebut ke dalam dirinya dalam bentuk yang
sudah diubah atau didistorsi
• Identifikasi proyektif memberi pengaruh yang sangat
kuat bagi hubungan antar pribadi orang dewasa.
• Contoh : seorang suami memiliki kecenderungan
mendominasi istrinya, memproyeksikan perasaan
tersebut kepada istrinya, sehingga istri sekarang
dilihatnya sebagai pendominasi, kemudian suami
bersikap tunduk berlebihan pada istrinya dalam upaya
untuk memaksa istri menunjukkan kecenderungan
dominan tersebut.
Internalisasi - internalisasi
• Memasukkan (mengintroyeksikan) aspek-
aspek dunia eksternal dan
mengorganisasikannya menjadi kerangka kerja
yang bermakna secara psikologis
• 3 internalisasi penting teori Klein adalah ego,
superego dan kompleks oedipus.
Ego
• Ego mampu untuk merasakan daya-daya
destruktif dan mencintai dan ego mampu
mengatur mereka lewat pemeliharaan,
proyeksi dan introyeksi.
• Ego umumnya tidak terorganisasikan sejak
lahir, namun ego cukup kuat untuk bisa
merasakan kecemasan, menggunakan
mekanisme pertahanan diri dan membentuk
relasi-relasi objek awal dalam fantasinya
maupun realitas.
• Ego pertamakali berkembang lewat aktivitas
pemberian makan melalui pemberian ASI
– Bayi yang mengintroyeksikan buah dada yang baik
dan buruk merupakan titik pijak bagi perkembangan
ego selanjutnya.
– Semua pengalaman yang tidak berkaitan dengan ASI
juga dievaluasi oleh ego berdasarkan pandangan
bagaimana mereka berhubungan dengan ASI yang
baik dan buruk.
• Contoh : ego yang mengalami ASI yang baik akan
mengekspresikan pengalaman baik yang sama dengan
objek lain.
– Relasi dengan objek pertama yaitu buah dada
menjadi prototipe bagi perkembangan masa depan
ego dan hubungan antar pribadi selanjutnya.
• Sebelum ego yang menyatu bisa muncul, ego
harus memilah dirinya terlebih dahulu untuk
menghadapi daya-daya kehidupan dan
kematian yang saling berlawanan menjadi aku
baik dan aku buruk
• Imaji kembar mengenai diri ini menginginkan
mereka mengatur aspek baik dan buruk objek-
objek eksternal
• Ketika bayi tumbuh menjadi dewasa, persepsi-
persepsi ini menjadi lebih realistik dan tidak
lagi melihat objek setengah-setengah,
sehingga ego menjadi terintegrasi
Super ego
• Super ego muncul jauh lebih awal dalam hidup, tidak
tumbuh dari kompleks oedipus, sifatnya lebih banyak kejam
dan keras
• Super ego tumbuh dari :
– pertahanan ego terhadap insting kehidupan dan kematian yang
tidak dapat dipisahkan sepenuhnya
– pertahanan ego terhadap kecenderungan destruktifnya sendiri.
• Super ego yang lebih matang menghasilkan perasaan
inferioritas dan rasa bersalah,
• Superego anak-anak menghasilkan rasa takut
– Rasa takut muncul dari persentuhan anak dengan unsur
berbahaya.
• Menurut Klein, super ego anak usia 5 atau 6 tahun
memunculkan sedikit kecemasan, namun rasa bersalah yang
sangat besar.
• Superego kehilangan sebagian besar kekejamannya
karena ditransformasikan secara bertahap ke dalam
suara hati nurani yang realistik.
• Klein menolak pandangan Freud bahwa superego
adalah konsekuensi dari oedipus kompleks.
• Superego tumbuh seiring dengan kompleks oedipus
dan akhirnya muncul sebagai rasa bersalah yang
realistis setelah kompleks oedipus berakhir.
Kompleks oedipus
• Perluasan dari teori Freud, namun konsepnya
berberda dari Freud dalam beberapa hal :
– Kompleks oedipus berlangsung selama bulan-bulan
awal kehidupan, tumpang tindih dengan tahap oral
dan anal dan mencapai klimaksnya pada usia 3 atau 4
tahun
– Bagian signifikan dari oedipus kompleks adalah rasa
takut anak-anak untuk dipisahkan dari orangtua
karena fantasi anak bahwa pemisahan akan
mengosongkan tubuh orangtua yang sudah
dimasukkan ke dalam diri anak
– Menekankan pentingnya anak-anak mempertahankan
perasaan-perasaan positif terhadap orangtua.
• Selama tahap awal, kompleks oedipus melayani
kebutuhan yang sama bagi kedua gender yaitu
membangun sikap positif dengan objek yang baik
dan menghindari objek yang buruk dan menakutkan.
• Anak-anak dari kedua gender dapat mengarahkan
cinta mereka entah satu persatu atau secara
serempak terhadap masing-masing orangtua.
• Anak sanggup menjalin hubungan homoseksual dan
heteroseksual pada orangtuanya.
Perkembangan oedipal pada perempuan
• Melihat buah dada ibunya sebagai sesuatu yang baik sekaligus buruk
.
• Pada usia 6 bulan, melihat buah dada secara lebih positif, kemudian
melihat seluruh ibu sebagai sesuatu yang baik seluruhnya.
• Anak berfantasi bagaimana bayi dibuat yaitu penis ayah memberi
makan ibu dan bayi  anak mengembangkan hubungan yang positif
dengan ayah dan berfantasi bahwa ayah akan memenuhi tubuhnya
dengan bayi
• Tahap oedipal berkembang baik  anak akan feminin dan memiliki
hubungan yang positif dengan kedua orangtuanya
• Kondisi yang tidak ideal adalah gadis kecil melihat ibunya sebagai
saingan dan berfantasi merampok penis ayah dari ibu dan mencuri
bayi-bayinya.
• Harapan tersebut memunculkan rasa takut paranoid bahwa ibu akan
membalas dengan melukai dan mengambil bayi-bayinya.
Perkembangan Oedipal pada Laki-Laki
• Anak mengubah beberapa hasrat oralnya dari
buah dada ibu kepada penis ayah  anak berada
pada posisi feminin (homoseksual pasif pada
ayah)  prasyarat bagi relasi heteroseksual
• Kemudian bergerak menjadi relasi heteroseksual
dengan ibu  karena hubungan dekat dengan
ayah, anak tidak takut dikastrasi oleh ayah 
anak harus memiliki perasaan baik tentang penis
ayah sebelum dapat menilai baik penisnya sendiri
• Kompleks oedipus anak laki-laki berakhir
sebagian lewat kecemasan terhadap kastrasi.
Biografi Margaret Mahler
• Margareth Schoenberger Mahler lahir di Sopron,
Hungaria.
• Menerima gelar dokter dari University of Vienna 1923.
• Tahun 1938 menjadi konsultan di Children Service of
the NewYork State Psychiatric Institute  melakukan
studi-studi observasi di Masters Childrens Center
NewYork
• Tahun 1955-1974 menjadi profesor klinis psikiatri di
Albert Einsten in College of Medicine
Teori Relasi Objek Mahler
• Menurut mahler, kelahiran psikologis individu dimulai
selama minggu-minggu pertama kehidupan setelah
lahir dan terus berlanjut hingga 3 minggu berikutnya.
• Kelahiran psikologis  anak merasa berbeda dengan
pengasuhnya (rasa identitas)
• Untuk mencapai kelahiran psikologis dan individuasi
ada 3 tahap perkembangan utama yaitu :
– Autisme normal
– Simbiosis normal
– Perpisahan - individuasi
Autisme Normal
• Berlangsung dari lahir sampai 3 – 4 minggu
• Bayi baru lahir memuaskan beragam kebutuhan
dalam orbit perlindungan yang kuat dari
pengasuhan ibu (seperti telur di dalam cangkang)
• Ini adalah periode tidur dan tidak ada
ketegangan  periode narsisme absolut (tidak
sadar dengan keberadaan pribadi lainnya) 
tahap tanpa objek  bayi hanya ingin mencari
buah dada ibunya saja
Simbiosis normal
• Ketika bayi menyadari bahwa dirinya tidak dapat
memuaskan kebutuhannya sendirian, mereka mulai
menyadari keberadaan pengasuhnya dan mencari
hubungan simbiotik dengannya.
• Dimulai usia 4 atau 5 bulan  bayi bersikap dan
berfungsi seolah-olah dia dan ibunya adalah satu sistem
yang omnipoten (tindakan timbal balik bayi dan ibunya)
 bayi mengirimkan sinyal rasa lapar, rasa senang, dsb
pada ibu dan ibu meresponnya dengan memberi makan,
tersenyum, memeluk, dsb.
• Bayi dapat menyadari bahwa ibu dapat memahami rasa
senang dan stresnya
• Tapi relasi objek masih belum dimulai  ibu dan yang
lainnya masih dianggapnya praobjek
Perpisahan - Individuasi
• Berlangsung dari periode 4 atau 5 bulan
sampai usia 30 atau 36 bulan
• Anak terpisah secara psikologis dari ibu
mereka, mencapai perasaan individuasi,
mengembangkan perasaan identitas pribadi.
• Tahap perpisahan – individuasi dibagi menjadi
4 subtahap yang saling tumpang tindih yaitu :
– Pembedaan (diferensiasi)
– Praktisasi (practising)
– Pendekatan kembali
– Kekonstanan objek libidinal
Pembedaan / diferensiasi
• Usia 5 sampai 7 atau 10 bulan, bayi yang sehat
secara psikologis mengembangkan dunia
mereka dengan melampaui dan menjadi penuh
ingintahu tentang orang-orang asing dan akan
memperhatikan orang-orang asing tersebut
• Bayi yang tidak sehat secara psikologis akan
takut dan berusaha menjauh dari orang asing
• Bayi mulai menjauh secara fisik dari ibu dengan
belajar merangkak dan berjalan
Practising (Praktisasi)
• Usia 7 atau 10 buan sampai 15 atau 16 bulan
anak dapat membedakann dengan mudah
tubuh mereka dari tubuh ibu, membangun
ikatan khusus dengan ibu dan
mengembangkan ego yang otonom, tapi tidak
suka kehilangan pandangan dengan ibu / stres
jika ibu menjauh  bayi mulai berjalan dan
melangkah ke dunia luar yang menyenangkan.
Pendekatan kembali dengan ibu
• Membawa kembali ibu mereka dan diri mereka
kembali bersama-sama secara fisik dan psikologis.
• Usia 16 – 25 bulan :
– anak ingin berbagi dengan ibu setiap mencapai
kemampuan dan pengalaman baru
– Anak lebih banyak berpisah secara fisik dari ibu,
namun menunjukkan kecemasan akibat perpisahan
pada tahap ini dari pada tahap sebelumnya
– Perkembangan kognitif  anak lebih sadar dengan
keterpisahan  berusaha dengan segala cara untuk
menyatu kembali
– Usahanya jarang berhasil  terjadi krisis pendekatan
kembali
Kekonstanan objek libidinal
• Terjadi pada tahun ke-3
• Anak-anak mengembangkan representasi batin yang
konstan tentang ibu sehingga mereka dapat
mentoleransi keterpisahan secara fisik darinya
• Anak-anak juga harus mengonsolidasikan individualitas
mereka  mereka harus belajar berfungsi tanpa
kehadiran ibu dan mulai mengembangkan relasi-relasi
dengan objek lainnya
• Kesalahan apapun yang dibuat selama 3 tahun pertama
kehidupan yaitu waktu kelahiran psikologis akan
menghasilkan sebuah regresi ke tahap ketika seseorang
belum mengalami keterpisahan dari ibunya dimana dia
belum mencapai sepenuhnya rasa identitas pribadinya.
Konsep Heinz Kohut
• Seorang neurolog dan psikoanalisis yang lahir
di Wina dari orangtua Yahudi yang terpelajar
dan penuh talenta
• Pada permulaan perang dunia II, ia bermigrasi
ke Inggris dan 1 tahun kemudian pindah ke
Amerika Serikat
• Ia diangkat sebagai profesor tetap di
departemen psikiatri university of Chicago
menjadi anggota fakultas Chicago Institute for
Psychoanalysis
Teori Kohut
• Menekankan proses dimana diri / self berkembang dari
gambaran yang samar-samar dan tidak terbedakan menuju
rasa individualitas yang jelas dan tepat
• Relasi ibu – anak di usia dini adalah kunci memahami
perkembangan selanjutnya
• Inti kepribadian adalah saling keterhubungan manusia (bukan
dorongan instingtual bawaan)
• Pengasuhan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan
psikologis bayi
– Melalui interaksi empatis bayi dengan pengasuh  bayi
memperoleh rasa bangga, rasa bersalah, rasa malu, rasa cemburu
 membentuk blok-blok bangunan diri / self
– Diri berfokus pada kesatuan (kekonsistenan pengalaman seseorang)
– Diri juga berfokus pada hubungan antar pribadi
• Bayi  narsistik dan self centered
• Ada 2 kebutuhan narsistik dasar yaitu :
– Memamerkan dirinya yang hebat  “jika oranglain
melihatku sempurna, maka sempurnalah aku”
– Mencapai gambaran ideal dari satu / kedua orangtua 
“kamu memang sempurna, namun aku bagian dari kamu”
• 2 kebutuhan narsistik tersebut dibutuhkan bagi
perkembangan bayi yang sehat
• Ketika dewasa :
– Keterlibatan diri harus berubah menjadi sebuah
pandangan yang realistik mengenai diri
– Gambaran orangtua yang ideal harus tumbuh menjadi
gambaran orangtua yang realistis
– Individu yang tidak sehat mengembangkan narsistik yang
patologis
Biografi John Bowlby
• Lahir di London 1907, ayahnya seorang ahli
bedah terkenal di London
• Setelah menerima gelar dokter dari
Cambridge University, Ia mulai praktik di
bidang psikiatri dan psikoanalisis pada 1933.
• Bowlby mengikuti pelatihan psikiatri anak dari
Klein, menjadi direktur Departemen anak dan
orangtua di klinik
Teori kemelekatan (Attachment Theory)
John Bowlby
• Kemelekatan yang terbentuk selama masa kanak-kanak
berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa.
• Teorinya berasal dari observasi Bowlby bahwa bayi manusia dan
primata melalui tahapan-tahapan reaksi yang sama jelasnya ketika
terpisah dari pengasuh mereka.
• Ada 3 tahap kecemasan terhadap keterpisahan :
– Tahap protes
ketika pengasuh tidak terlihat, bayi menangis, menolak dihibur oranglain
dan mencari pengasuhnya
– Tahap putus asa
ketika perpisahan berjalan terus, bayi mulai diam, sedih, pasif, tidak
bergerak dan muram
– Tahap menjauhkan diri
bayi menjauhkan diri secara emosional dari siapapun termasuk pengasuh.
Jika pengasuh kembali, bayi akan cuek dan berusaha menghindarinya.
• Teori Bowlby dibangun atas dasar 2 asumsi
fundamental :
– Pengasuh yang responsif dan mudah ditemui (biasanya ibu)
menciptakan basis rasa aman bagi anak  anak akan
merasa aman mengeksplorasi dunia
– Relasi ikatan / tanpa ikatan ini akan menjadi terinternalisasi
dan berfungsi sebagai mode kerja mental bayi.
– Kemelekatan pada ikatan pertama paling krusial dari semua
hubungan selanjutnya.
• Tipe kemelekatan merupakan relasi 2 orang, bukannya
sifat yang diberikan kepada bayi oleh pengasuhnya.
• Bayi dan pengasuh harus sama-sama responsifnya 
masing-masing dapat saling mempengaruhi perilaku
satu sama lain.
Biografi Mary Ainsworth
• Mary Dinsmore Salter Ainsworth lahir di Glendale,
Ohio
• Menerima gelar BA, MA dan Ph. D dari University of
Toronto  juga mengabdi sebagai instruktur dan
dosen di universitas tersebut
• Melakukan riset dan mengajar di Universitas dan
institut di Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan
Uganda.
• Karena terkesan dengan teori Bowlby, Ainsworth,
dkk, mengembangkan teknik untuk mengukur tipe
kemelekatan yang muncul antara pengasuh dan bayi
 dikenal sebagai konsep situasi asing
Tipe kemelekatan
• Kemelekatan dengan rasa aman
– Ketika ibunya kembali, bayi merasa bahagia dan antusias
dan siap memulai hubungan kembali dengan ibunya
• Kemelekatan yang melawan - rasa cemas (anxious –
resistant attachment)
– Bayi merasakan ambivalensi ketika ibu meninggalkan
ruangan, bayi menunjukkan rasa jengkel yang tidak lazim
dan ketika ibu kembali, mereka berusaha menjalin kontak
dengannya, namun menolak ringan saat hendak dipeluk
• Kemelekatan menghindari dengan penuh kecemasan
(anxious-avoidant)
– Bayi tetap tenang ketika ibunya meninggalkan dirinya,
menerima keberadaan orang asing dan ketika ibu kembali
mereka mengabaikan bahkan berusaha menghindarinya.
Psikoterapi
• Klein menggunakan terapi bermain untuk mengganti analisis
mimpi dan asosiasi bebas Freudian  anak kecil dapat
mengekspresikan harapan-harapan sadar dan bawah sadar
mereka melalui terapi bermain ini
• Anak-anak juga dapat mengekspresikan transferensi negatifnya
• Tujuan terapi Kleinian adalah mereduksi kecemasan-kecemasan
depresif dan ketakutan akan penganiayaan dan untuk
mengurangi kekerasan objek-objek yang diinternalisasikan.
• Klein mendorong pasien-pasiennya mengalami kembali emosi-
emosi dan fantasi-fantasi awal mereka, dengan bantuan terapis
yang menunjukkan perbedaan antara realitas dan fantasi, antara
kesadaran dan alam bawah sadar.
• Klein juga mengizinkan pasien-pasiennya mengekspresikan
tranferensi positif dan negatif  untuk menunjukkan / membuat
pasien mengerti kaitan antara fantasi-fantasi bawah sadarnya
dengan situasi keseharian saat ini.
Riset-Riset Terkait
• Teori relasi objek dan gangguan makan
Steven Huprich, dkk menguji kaitan antara relasi objek
yang terganggu dengan gangguan-gangguan makan
pada mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Hasil penelitian :
– laki-laki lebih sedikit mengalami gangguan pola makan yang
hura-hura dan kompulsif dari pada perempuan dan kurang
mengalami ketergantungan antar pribadi dibandingkan
perempuan
– Laki-laki dan perempuan yang melekat tanpa rasa aman dan
selalu fokus pada diri sendiri memiliki kesulitan besar dalam
mengontrol pola makan yang kompulsif daripada mereka
yang melekat dengan rasa aman dan tidak terlalu fokus pada
diri sendiri  mereka beralih pada objek eksternal
(makanan) sebagai cara untuk membuat diri mereka nyaman.
• Teori kemelekatan dan hubungan dengan orang dewasa
Studi dilakukan oleh Cindy Hazan dan Phil Shaver (1987)
Hasil penelitian :
– Orang dewasa yang melekat dengan rasa aman mengalami
rasa percaya diri lebih besar dan kedekatan dalam hubungan
cinta mereka dari pada orang dewasa yang cenderung
penghindar dan ambivalen
– Orang dewasa yang melekat dengan aman lebih meyakini
bahwa cinta romantis dapat bertahan lebih lama dari pada
orang dewasa yang merasa tidak aman
– Orang dewasa yang melekat dengan aman tidak begitu sinis
mengenai cinta secara umum, memiliki hubungan yang lebih
awet dan tidak begitu ingin cerai dari pada orang dewasa
penghindar dan ambivalen.
Kritik terhadap teori relasi objek
• Teori relasi objek rendah dalam kemampuan membangkitkan riset
• Teori kemelekatan moderat sampai dengan tinggi dalam
kemampuannya membangkitkan riset
• Teori relasi objek lemah dalam falsifikasi
• Teori kemelekatan tinggi dalam falsifikasi
• Teori relasi objek tidak begitu bermanfaat sebagai pengorganisir
pengetahuan di luar tahun awal kanak-kanak
• Bagi psikoterapis teori relasi objek berguna bukan hanya untuk
memahami perkembangan masa bayi, tapi juga dalam memahami
dan bekerja secara bebas dengan hubungan transferensi yang
dibentuk oleh klien pada terapis yang dilihatnya sebagai orangtua
pengganti.
• Teori relasi objek dan attachment memiliki konsistesi internal yang
tinggi
• Teori ini rendah dalam efektivitas dan efisiensinya
Konsep Kemanusiaan
• Tinggi determinan dan rendah dalam pilihan bebas
• Bisa optimistik / pesimistik, tergantung pada hubungan awal
ibu – anak
• Teorinya bersifat kausal  pengalaman awal membentuk
kepribadian
• Harapan masa depan sangat kecil perannya
• Rating teori relasi objek tinggi dalam determinan bawah
sadar
• Lebih pada determinan sosial kepribadian
• Memandang manusia lebih pada kemiripan, bukan keunikan.

Anda mungkin juga menyukai