TUJUAN PEMBELAJARAN Mengetahui dan memahami Teori Self-Object Heinz Kohut dan dapat mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari Biografi Heinz Kohut
• Lahir di Wina, Austria, tanggal 3 Mei 1913.
Menikah dan memiliki 1 orang anak. • Seorang psikiater yang mengemukakan suatu teori yang relatif baru yang disebut self psychology • Menyatakan bahwa Empati adalah hal penting dalam psikoanalisis • Menjadi kontroversial dan ditentang banyak psikoanalis marah lantaran penerbitan bukunya, The Analysis of the Self (1971), yang menggantikan konsep ego dengan konsep diri (self). (1913-1981) Freud vs Kohut FREUD KOHUT
• Biologis • Perkembangan Self
• Dorongan seksual, agresi • Terkait dengan hubungan • Mencari kenikmatan, manusia menghindari kesakitan • Narcissism diperlukan • Patologi: frustrasi & represi • Patologi: ancaman & kerusakan dorongan seksual dan agresi self Definisi Self Self adalah inti dari kepribadian manusia
Self dibangun dari hubungan dengan
orang-orang yang signifikan di awal kehidupannya
Self berkembang dari suatu gambaran
yang samar, menjadi identitas identitas individu yang jelas Objects & Self-Objects Objects: Orang lain External objects (Real): orang lain Internal objects (Imagined): representasi mental dari external objects yang tetap berada dalam self.
Self-Objects: object di mana kita mengalami sebagai bagian dari self
kita, untuk pengembangan kita menjaid individu yang baik. Konsep Nuclear Self • Bayi baru lahir tidak memiliki self • Lingkungan memperlakukan seakan-akan anak memiliki self (memberi nama) • Melalui interaksi di awal kehidupan, self mulai terbentuk • Pada usia 2-3 tahun, proses interaksi akan mulai membentuk inti kepribadian anak, yaitu Nuclear Self Lanjutan • Ibu biasanya adalah self-object utama • Pada awalnya semua bayi bersifat Primary Narcissism: cinta diri yang sempurna dan menyenangkan, dan semua kebutuhannya dipenuhi oleh Ibu yang responsif • Bila Ibu tidak responsive, bayi mengalami trauma yang dicoba diatasi dengan mengembalikan keadaan agar sempurna, dengan membentuk Grandiose Self • Ibu juga menetapkan batas-batas terhadap Primary Narcissism tersebut, dengan bersikap tenang dan menghibur, agar tidak menimbulkan Grandiose Self. Lanjutan • Anak juga pada akhirnya akan mencari cara agar kebutuhan akan Primary Narcisisisme bisa seimbang, dengan membentuk Idealized Parent Imago, yaitu mengidolakan secara tidak realistis terhadap Ayah atau Ibu, turut dalam kebesaran dan keagungan orang tuanya • Sehingga, orang tua harus memberikan pembelajaran pada anak, memberi pengertian bahwa ada ketidaksempurnaan dan keterbatasan realistis. Proses penerimaan anak terhadap hal ini disebut Optimal Frustration, yang dapat mendorong anak untuk melihat mereka sebagai manusia yang sama dengan Self-object mereka • Terbentuklah Bipolar Nuclear Self Konsep Bipolar Nuclear Self • Bipolar Nuclear Self Terbentuk dari hubungan secukupnya/adekuat dengan self-object yang sehat (setelah fase Optimal Frustration) a. Nuclear ambitions b. Nuclear ideals c. Basic talets and skills Konsep Bipolar Nuclear Self a. Nuclear ambitions Dorongan sebagai hasil pembelajaran anak untuk mencapai kekuasaan dan kesuksesan, yang dicerminkan dari self-object Berbasis pada Grandiose self
“Ibuku akan memenuhi semua
keinginanku” “Kalau tidak dipenuhi, aku akan mengamuk” Konsep Bipolar Nuclear Self b. Nuclear ideals Tujuan hidup yang dipelajari anak dari self-object yang diidolakannya, sebagai teladan Anak mulai bisa memilah, hal mana yang baik dan buruk pada idolanya Berbasis pada Idealized Parent Imago
“Ibuku cekatan sekali”
“Ayahku ramah sekali” Konsep Bipolar Nuclear Self c. Basic talents and skills Terletak antara Nuclear ambitions dan Nuclear ideals sebagai penyeimbang “2 kutub” Anak didorong oleh ambisinya Di sisi lain, juga dibimbing oleh object idealnya, menggunakan berbagai bakat dan keterampilan yang dimilikinya
“Aku ingin semua terpenuhi, tapi aku
lihat Ibuku cekatan sekali, Ayahku ramah sekali. Baiklah, lain kali, aku akan sabar, tidak akan langsung mengamuk” Self-Object Relationships 1. Mirroring Self-Object Pencerminan self-object yang mengenali kemampuan dan bakat anak 2. Idealizing Self-Object Menghubungkan anak dengan pengasuh yang dikaguminya 3. Twinship Self-Object Memberikan rasa yang sama/seimbang, hubungan orang tua dan anak. Tidak dalam hal dorongan kepuasan, tetapi dalam hal empati. Perkembangan Kepribadian Narsistik Grandiose exhibitionistic self Diri yang hebat dan ingin dipamerkan Ketika Mirroring Self-Object menunjukkan persetujuan atas perilakunya Anak akan menyimpan pesan dalam self “Jika orang lain melihatku sempurna, maka sempurnalah aku” Sedangkan Idealizing Self-Object, bertentangan dengan dirinya/menyiratkan seseorang yang lainlah yang sempurna. Bukan dirinya. Lanjutan
Menyadari hal itu, anak akan menyimpan pesan lain
dalam self “Kamu memang sempurna, namun aku bagian dari dirimu” Ketika anak tumbuh dewasa, dan belum dapat menyeimbangkan menjadi Twinship Self-Object, akan berlanjut menjadi narsistik secara patologis. KESIMPULAN
1. Teori Self-Object berfokus pada perkembangan Self
manusia yang sangat terkait dengan hubungan dengan orang yang signifikan di awal kehidupan manusia 2. Self-object pertama dari manusia di awal kehidupan adalah orang tua, khususnya Ibu 3. Ada keseimbangan yang harus dicapai, antara kebutuhan narcissisme anak dengan penerimaan anak terkait ketidaksempurnaan yang realistis, agar saat dewasa, dapat menjadi individual yang baik Daftar Pustaka A. Pervin, Laurence dkk. (2010). Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian. Jakarta: Kencana Feist, J. & Feist, G.J. (2013). Teori Kepribadian (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika TERIMA KASIH MOHON BIMBINGAN
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri