Anda di halaman 1dari 9

RESUME TOPIC 12

“REACTIONS OF CAPITAL MARKETS TO FINANCIAL ACCOUNTING”

Pengertian Pasar Modal dan Laporan Keuangan


Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif
investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank, membeli
emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Seorang investor sebelum membeli saham
suatu perusahaan, akan mempelajari terlebih dahulu kondisi perusahaan. Hal ini berdasarkan
alasan bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan. Investor sering membandingkan antara
harga pasar saham dengan nilai atau harga sebenarnya dari saham tersebut, sebelum memutuskan
untuk membeli atau menjual suatu saham (Jogiyanto, 2000:17).
Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang yang
dapat diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pihak pemerintah maupun perusahaan swasta. Disamping itu pasar modal merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan
dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal merupakan salah satu instrumen
ekonomi pada dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat, dijadikan indikator dan
penunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Investor mulai tertarik dengan pasar modal
sebagai salah satu sarana investasi dengan tujuan untuk mendapatkan dividen atau capital gain
(Purboyono, 2001).
Sedangkan Laporan Keuangan adalah suatu daftar finansial suatu entitas ekonomi yang
disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode atau catatan yang memberika
informasi keuangan suatu perusahaan yang telah menjalankan perusahaan selama satu periode
( biasanya satu tahun ).

Sejarah Pasar Modal Di Indonesia


Pasar modal Indonesia dimulai pada hampir seabad yang lalu dan merupakan salah satu
institusi paling tua yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia. Tepatnya pada tahun 1912,
yaitu pada 95 tahun silam, didirikan bursa efek yang pertama kali di Batavia (Jakarta sekarang),
sebagai cabang dari Bursa Efek Amsterdam di Belanda. Namun sebagai akibat dari perang dunia
ke II, serta adanya kebijakan politik Indonesia pasca 1950 hingga dengan pertengahan tahun
1960, pasar modal di Indonesia ditutup hingga 2 kali. Pada tanggal 10 Agustus 1977, kegiatan
pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali. Semenjak diaktifkannya kembali di tahun 1977,
pasar modal Indonesia terus melangkah seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, serta
pasang surutnya perekonomian nasional. Berikut ini perkembangan pasar modal di Indonesia :
TAHUN 1912
Pada tanggal 14 Desember 1912, Bursa Efek Amsterdam (Amsterdamse Effectenbeurs)
mendirikan kantor cabang yang selanjutnya merupakan bursa efek pertama di Batavia, dengan
menggunakan nama Vereniging voor der Effectenhandel (= Bursa Efek). Pada kala itu, bursa
efek yang ada di Batavia hanya beranggotakan 13 anggota bursa.
TAHUN 1952
Setelah bursa efek ditutup sebagai akibat dari perang dunia ke II, bursa efek di Indonesia
diaktifkan kembali pada tahun 1952. Bursa efek yang diaktifkan kembali, beroperasi di gedung
De Javasche Bank, yang selanjutnya menjadi kantor Bank Indonesia, yang sekarang berada di
daerah Kota di Jakarta. Pada waktu itu, anggota bursa efek baru terdiri dari 3 bank Negara dan
beberapa pialang efek, sedangkan Bank Indonesia bertindak selaku Penasehat Bursa.
TAHUN 1976
Pemerintah membentuk Bapepam selaku Badan Pelaksana Pasar Modal pada tahun 1976,
yang kemudian berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, serta menunjuk Bursa Efek
Jakarta (BEJ) sebagai fasilitator perdagangan efek dan menunjuk PT Danareksa (Persero)
sebagai perusahaan efek yang melakukan penjaminan emisi efek (sebagai penjamin emisi efek)
dan melakukan perdagangan efek (sebagai pialang perdagangan efek), atau sebagai investment
bank yang pertama kali beroperasi di Indonesia.
TAHUN 1977
Pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia pada tanggal 10 Agustus
1977, yang ditandai dengan diterbitkannya saham PT Semen Cibinong melalui penawaran umum
perdana saham. Pada kala itu saham PT Semen Cibinong merupakan saham yang untuk pertama
kalinya dicatatkan di Bursa Efek Jakarta, yang dilakukan oleh Bapepam.
ANTARA TAHUN 1977 – 1988
Antara tahun 1977 – 1987 merupakan era deregulasi. Selama dekade pertama semenjak
diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, perkembangan bursa efek di Indonesia berjalan
dengan lambat. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan
di sektor keuangan, di antaranya berupa Pakdes 1987, Pakdes 1988 dan Pakto 88, yang ketiga-
tiganya mampu menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi pengembangan pasar modal di
Indonesia.
TAHUN 1989
Tahun 1989 ditandai dengan pendirian Bursa Efek Surabaya, yang merupakan bursa efek
swasta pertama di Indonesia. Semenjak tahun 1989, puluhan dan bahkan ratusan perusahaan
yang ada di Indonesia mulai mencatatkan efeknya (efek saham) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Di dalam perkembangan selanjutnya, Bursa Efek Jakarta lebih berfokus pada
perdagangan efek ekuitas, dan sementara itu Bursa Efek Surabaya lebih berfokus pada
perdagangan efek utang.
TAHUN 1992
Bursa Efek Jakarta diswastakan menjadi perusahaan terbatas yang saham-sahamnya
dimiliki serta dikendalikan sepenuhnya oleh anggota bursa efek, yang terdiri dari anggota bursa
efek swasta, joint venture dan pemerintah. Proses swastanisasi ini ditengarai oleh adanya
perubahan peran Bapepam dari semula sebagai badan pelaksana pasar modal menjadi badan
pengawas pasar modal. Perubahan ini lebih menyelaraskan langkah pasar modal Indonesia sesuai
dengan tuntutan di era globalisasi.
TAHUN 1997 – 2000
Di paruh dasawarsa terakhir dari abad ke 20, kawasan Asia Tenggara dan Timur Jauh
mengalami krisis moneter yang dahsyat, yang mampu meluluhlantakkan pasar modal dan sektor
perbankan. Di Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) pernah mencapai titik yang
terendah di sepanjang sejarah, yakni turun dari 740 menjadi 255 saja (menurun sebesar 65,5 %).
Pada waktu itu, nilai selembar saham perusahaan menjadi teramat rendah.
TAHUN 2002
Memasuki milenia baru, pasar modal Indonesia mengalami pemulihan dari dampak krisis
moneter. Teknologi dan infrastruktur bursa efek terus ditingkatkan, yang ditandai dengan adanya
otomasi perdagangan (JATS – Jakarta Automated Trading System), perdagangan tanpa warkat
(C-BEST) dan otomasi kliring. Di tahun 2002, sejumlah perusahaan efek telah memiliki fasilitas
ruang perdagangan baru yang dilengkapi dengan perangkat keras maupun piranti lunak.
TAHUN 2003 – 2006
Antara tahun-tahun tersebut, kinerja pasar modal Indonesia tercatat sebagai salah satu
pasar modal yang mengalami pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Pasifik, sehingga pasar
modal Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai the emerging market yang sangat menonjol.
Dengan bertujuan menjadikan pasar modal Indonesia lebih memiliki daya tarik, khususnya bagi
pemodal asing, di Indonesia dilaksanakan Emerging Market Forum 2006, yang dihadiri oleh para
tokoh penting ekonomi dunia.
TAHUN 2006 – 2007
Di tahun 2006, pasar modal Indonesia terus melangkah seiring dengan perubahan dan
perkembangan zaman serta tuntutan era globalisasi. Dari sisi mekanisme pasar maupun
infrastruktur yang telah ada, sebenarnya pasar modal Indonesia tidak tertinggal dari bursa efek
dunia. Sehingga agar pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar modal di dunia,
paling tidak di kawasan Asia Pasifik, perlu dilakukan penggabungan 2 bursa efek yang ada di
Indonesia. Efektif pada bulan Nopember 2007, dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta
dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi bursa dengan nama baru ”Bursa Efek Indonesia”, dengan
visinya menjadi bursa efek yang kompetitif dengan tingkat kredibilitas dunia

Fungsi Pasar Modal dan Laporan Keuangan

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang
memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu
ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari
penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan
untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di
dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil. Sedangkan Laporan Keuangan
berfungsi sebagai berikut:

 Menyusun Perencanaan Kegiatan Perusahaan


 Mengendalikan Perusahaan
 Dasar Pembuatan Keputusan Dalam Perusahaan
 Pertimbangan dan pertanggung jawaban pada pihak Ekstern

Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan


Undang-Undang No.8 Tahun 1995 berisi tentang pasar modal dan peraturan lain yang
dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta dan BAPEPAM, menyatakan bahwa perusahaan publik
atau emiten harus menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan laporan
keuangan semi tahunan yang telah diaudit, sedangkan pengiriman laporan keuangan triwulan
hanya bersifat sukarela. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting untuk
investor karena dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (membeli atau
menjual saham) di pasar modal. Laporan keuangan mempunyai kandungan informasi yang dapat
mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para investor ketika mereka hendak
berinvestasi.
Pada setiap pengambilan keputusan investasi, investor dihadapkan pada keadaan
ketidakpastian. Kondisi tersebut mendorong investor untuk selalu mempertimbangkan resiko dan
tingkat pengembalian yang diinginkan dengan melalui analisis atas investasinya. Analisis
investasi merupakan hal yang mendasar yang harus diketahui investor mengingat tanpa analisis
yang baik dan rasional para investor akan mengalami kerugian. Jika investor mempunyai
keterbatasan baik dalam hal waktu maupun kemampuan dalam menganalisa, perusahaan-
perusahaan efek biasanya memberikan jasa profesional untuk menganalisa investasi. Reaksi
pasar atas adanya publikasi laporan keuangan sebelum dan sesudah ditunjukkan dengan adanya
pertumbuhan harga-harga saham, dengan asumsi tidak adanya kebocoran informasi.
Terkait teori atau alat uji reaksi pasar modal terhadap laporan keuangan dapat ditinjau
dari beberapa aspek berikut ini:

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)


Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi
sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat
memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering di kaitkan
dengan kinerja perusahaan yang kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi
(overprice) dapat mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga
menyebabkan harga saham akan sulit untuk meningkat lagi.

2. Event Study
Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham dipasar
modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham
akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989). Sedangkan menurut Krizman
(1994), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang
mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut. Dari
penelitian tersebut tampak bahwa sebenarnya Even study dapat digunakan untuk melihat
reaksi pasar modal (dengan pergerakan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu.
Sejalan dengan tujuan itu, Even study juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis
pasar efisien (efficient market hypothesis) pada bentuk setengah kuat (semi strong form).

3. Efisiensi Pasar Modal


Pada umumnya situasi pasar modal efisien bila informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan
terpercaya telah tercermin dalam harga saham (Husnan, 1998:111). Pengertian harga
pasar dalam hal ini adalah harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme
pasar modal. Sedang bentuk mekanisme pasar modal tidak mudah untuk didefinisikan,
mengingat hal itu meliputi sejumlah aktivitas (kejadian) yang berpengaruh pada beberapa
keadaan. Efisiensi pasar modal ditentukan oleh seberapa besar pengaruh informasi yang
relevan, yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan begitu
banyaknya informasi yang perlu dipertimbangkan, maka efisiensi pasar mempunyai arti
penting sebagai berikut :

 Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan bekerja memperbaiki kinerja
perusahaannya. Ini berarti bahwa perusahaan dengan prospek bagus akan
mempunyai harga saham yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan prospek
yang kurang baik akan dinilai sahamnya pada harga rendah.
 Pasar efisien digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti bahwa
perusahaan dengan prospek tinggi akan memperoleh modal pada harga yang
wajar (fair). Harga saham merupakan cerminan tentang kondisi
perusahaan.Dengan harga saham yang tinggi dapat dapat digunakan sebagai ajang
promosi tentang kondisi perusahaan.
 Jika pasar efisien, lembaga keuangan tidak akan khawatir tentang harga saham.
 Pada pasar efisien, biaya iklan untuk saham baru relatif kecil. Hipotesis pasar
efisien mengasumsikan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh biaya
iklan tersebut.
 Di pasar efisien, para investor tidak memerlukan sumber informasi lain.

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas
dengan informasi. Fama mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe (Husnan,
1998:269) yaitu (1) perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes), (2)
informasi yang tersedia kepada publik (public information), dan (3) informasi yang
tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and private information). Ketiga
tingkatan itu adalah efisien lemah, efisien setengah kuat, dan efisien kuat (Jogiyanto,
1998:284), yaitu :

a. Efisien pasar bentuk lemah (weak form efficiency)


Menunjukkan bahwa harga merefleksikan semua informasi yang
terangkum dalam catatan masa lalu. Dalam keadaan ini investasi tidak dapat
memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari keadaan normal secara
konsisten dengan menggunakan informasi hanya dari masa lalu, dengan kata lain
informasi ini tidak relevan untuk tingkat hasil yang berlebih.
b. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi-strong form)
Efisien bentuk setengah kuat adalah keadaan dimana harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk
informasi yang berada di laporan-laporan keuangan emiten.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Jika harga tidak hanya mencerminkan informasi di waktu lalu dan
informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang diperoleh dari analisis
fundamental tentang perusahaan dan perekonomian dan informasi-informasi lain
yang tidak atau belum dipublikasikan dalam keadaan semacam ini harga sekuritas
akan menjadi sangat wajar, dan tidak ada investor yang mampu memperoleh
perkiraan yang lebih baik mengenai harga saham secara konsisten

4. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukanya. Menurut Ang (1997), setiap investasi baik jangka panjang
maupun jangka pendek mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan yang
disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Komponen return terdiri dari dua
jenis yaitu current income (pendapatan berjalan) dan capital gain (keuntungan selisih
harga).

5. Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang didapat investor tidak sesuai dengan
pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang diharapkan dengan return
yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari
return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika
return yang didapatkan lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung.
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu, misalnya hari
libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang tidak menentu, kejadian-
kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran perdana saham, dan lain-lain. Studi
peristiwa menganalisa return tidak normal dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar
pengumuman dari suatu peristiwa.

6. Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan indikator untuk mengetahui kegiatan
perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan di bursa pada suatu waktu tertentu. Aktivitas volume perdagangan
digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan keuangan informatif,
dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan yang normal.
Ukuran tersebut tidak memisahkan keputusan pembelian (yang bisa dikaitkan dengan
informasi positif) dengan keputusan penjualan (yang bisa dikaitkan dengan informasi
negatif) (Husnan, 1998:112).

The Main Issues Related to Financial Reporting on Capital Market


Penjelasan :

1. Alokasi modal
Modal berada di pusat pasar modal dan alokasinya harus efisien dan dapat
diandalkan. Selain alokasi modal berkontribusi pada pengembangan pasar modal, para
peneliti telah mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi dan keputusan investor.
Alokasi yang efisien mengarah pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi (Durnev A. etal.¸ 2004), tetapi pasar yang lebih disukai yang lebih maju, lebih
cair, dengan tingkat yang lebih tinggi efisiensi pasar dan biaya transaksi yang lebih kecil
(Thapa C. dan Poshakwale S., 2012). Han Kim, (1998) menunjukkan bahwa keterbukaan
pasar modal kepada investor asing bermanfaat bagi mayoritas ekonomi yang muncul
meskipun investasi di pasar negara berkembang lebih mudah berubah (Saudagaran S.M.
dan Diga J.G., 1997) dan tunduk pada premi risiko yang lebih tinggi (Hearn B. et al.,
2010). Pasar keuangan globalisasi akan memberikan akses ke peluang investasi
portofolio di seluruh dunia (Saudagaran S.M. dan Diga J.G., 1997)
2. Daftar di bursa efek
Pencatatan di bursa efek mengimplikasikan terpenuhinya persyaratan finansial
dan non finansial. Stulz R. (2009) mengamati bahwa jika perusahaan memiliki
kemungkinan untuk memilih jenisnya undang-undang sekuritas yang menjadi subjek
mereka, ketika mereka go public, opsi mereka akan berbeda, sebagian akan memilih
hukum sekuritas yang lebih kuat daripada hukum nasional mereka dan beberapa akan
melakukan sebaliknya. Peraturan SEC menyajikan beberapa pengecualian untuk emiten
asing yang telah menjadi subjek penelitian untuk banyak penulis. Gotti G. dan Mastrolia
S. (2012) menguji kualitas pelaporan keuangan PT emiten asing yang dibebaskan dari
pengarsipan laporan berdasarkan SEC Rule 12g3-2b (pembebasan persyaratan adalah
total aset kurang dari $ 10 juta, lebih dari 500 pemegang saham dan kurang dari 300
Pemegang saham AS). Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan pada
SEC lebih tinggi dari pelaporan yang dikecualikan. Pengecualian lainnya adalah studi
oleh Yongtae K. (2012) yang menganalisis modal konsekuensi pasar penghapusan oleh
SEC persyaratan rekonsiliasi GAAP AS untuk terdaftar perusahaan asing, jika laporan
keuangan sesuai dengan IFRS. Penghapusan ini karena proses konvergensi antara IFRS
dan GAAP. Hasilnya menunjukkan bahwa penghapusan tidak mempengaruhi pasar
saham dan bahwa perusahaan tidak mengubah frekuensi sukarela mereka.
3. Laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan komponen penting dari sistem pelaporan keuangan
yang diperlukan untuk berfungsinya pasar modal sesuai dengan pernyataan yang dibuat
oleh Paul Behets, Presiden dari Institut Auditor Terdaftar Belgia, dalam sebuah kongres
di Eropa Asosiasi Akuntansi pada tahun 2000 (Baker R. dan Wallagey P., 2000). Model
yang diterima saat ini pelaporan keuangan dapat digantikan oleh sistem informasi
elektronik (Elliott, 1994). Ini bisa memberikan informasi keuangan lainnya dan data
perusahaan, selain laporan keuangan yang diaudit bisa tersedia di internet. Pelaporan
keuangan yang diaudit dianggap menawarkan nilai terhadap modal pasar (Bottom E.,
1998).

Kandungan Informasi Laba


Informasi yang lengkap, relavan dan akurat serta tepat waktu sangat diperlukan bagi
investor karena hal ini sangat penting bagi calon investor dalam mempertimbangkan apakah dia
akan menginvestasikan dananya atau tidak. Kandungan informasi dalam laporan keuangan pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan ataupun gambaran baik keadaan perusahaan dimasa
lalu, saat ini ataupun prediksi yang akan datang bagi kehidupan perusahaan dan bagaimana
pasaran sahamnya. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan :

 Sebagai indikator efisiensi ana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam
tingkat kembalian ( rate of return on invested capital)
 Sebagai pengukur prestasi manajemen.
 Sebagai alat penentuan besarnya pengenaan pajak
 Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
 Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
 Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
 Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
 Sebagai dasar pembagian deviden

Anda mungkin juga menyukai