Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKAS

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KONSENTRASI


BELAJAR SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 2
PONTIANAK

YENNY APRIYANI
NIM I31111011

SKRIPSI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Pontianak

Yenny Apriyani*, Parjo**, Ramadhaniyati**

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura
ABSTRAK
Latar belakang: Tugas utama anak usia sekolah adalah belajar. Keberhasilan dalam belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yaitu konsentrasi. Konsentrasi merupakan keadaan yang
diaktifkan oleh sensasi di dalam tubuh, untuk mengaktifkannya diperlukan suatu keadaan rileks dan
suasana yang tenang. Melalui terapi Murottal keadaan rileks dapat diciptakan karena terapi Murottal
dapat mengaktifkan hormon endorfin alami yang dapat menimbulkan perasaan rileks dan ini
dipercaya dapat mempengaruhi konsentrasi belajar
Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Konsentrasi
Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Pontianak.
Metode: Ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian kuasi
eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
Army Alpha Test yang berjumlah 12 soal dengan jumlah responden sebanyak 37 responden.
Hasil: Analisa bivariat yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan menunjukkan hasil bahwa ha gagal
ditolak yang berarti ada pengaruh terapi Murottal terhadap konsentrasi belajar sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi dengan nilai p= 0,000.
Kesimpulan: Ada pengaruh terapi Murottal terhadap konsentrasi belajar anak sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi serta terapi Murottal efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada anak
usia sekolah.

Kata kunci: Anak usia sekolah, konsentrasi belajar, terapi Murottal

The Murottal Therapy Effect on the Concentration of Learning at 5th Grade Elementary
Students in SD Muhammadiyah 2 Pontianak

ABSTRACT
Background: The main task of school-age children was learning. Success in learning was influenced
by many factors, one of it was concentration. Concentration was a state that was activated by
sensation in the body, to activate it needed a state of relaxed and quiet atmosphere. Through the
Murottal therapy, relaxed state can be created because Murottal therapy can actived natural
endorphins which can created to feeling relaxed and is believed to affected the concentration of
learning.
Objective: This study aimed to determine the effect of Murottal Therapy on the Concentration of
Learning at 5th grade students in SD Muhammadiyah 2 Pontianak.
Method: It was a quantitative studied using a quasi-experimental research which designed by one
group pretest-posttest design. The research instrument used was the Army Alpha Test with 12
questions and 37 respondents.
Result: Bivariate analysis used was the Wilcoxon test and show resulted that ha failed to be rejected,
which means there was a Murottal therapy effect on the concentrations of learning before and after
intervention with p = 0.000.
Conclusion: There was Murottal therapy effect on children's learning concentrations before and after
the intervention and Murottal therapy effective in increasing concentrations of learning in school-age
children.

Keywords: School-age children, the concentrations of learning, therapy Murottal

*Nursing Student Tanjungpura University


**Nursing Lecturer Tanjungpura University
PENDAHULUAN guru dan beberapa siswa di SD tersebut
Anak usia sekolah atau dapat didapatkan bahwa masih banyak siswa di
disebut masa pertengahan dimulai saat SD tersebut yang sulit untuk
anak memasuki sekolah dasar pada usia 6 berkonsentrasi dengan baik terutama pada
tahun sampai pubertas yang terjadi pada kelas-kelas atas khususnya kelas IV, V,
usia 12 tahun menandakan akhir dari masa dan VI. Hal ini dikarenakan materi yang
anak usia sekolah (Potter & Perry, 2010). diajarkan mengalami peningkatan dalam
Menurut teori perkembangan kognitif tingkat kesukaran serta mata pelajaran
Piaget anak usia sekolah sudah memasuki pada kelas tersebut yang akan menjadi
tahap berpikir konkret dimana pada usia materi pada ujian nasional. Peneliti juga
ini anak sudah dapat berpikir secara logis mendapatkan data dari rekap nilai raport
dan masuk akal tentang suatu hal. Anak untuk siswa kelas IV, V, dan VI, dari
juga sudah dapat mengklasifikasikan, rekap nilai tersebut didapatkan bahwa 56%
mengurutkan, menyusun serta mengatur dari 162 siswa kelas IV, 73% dari 154
strategi dalam menyelesaikan masalah siswa kelas V, dan 59% dari 155 siswa
(Wong et al., 2008). Anak usia sekolah kelas VI mengalami penurunan hasil nilai
dapat berkonsentrasi pada lebih dari satu raport dari hasil semester 1 dan 2 pada
aspek situasi serta mereka dapat kelas sebelumnya. Persentase penurunan
memahami suatu objek dari sudut pandang nilai raport tertinggi adalah pada kelas V
yang berbeda (Potter & Perry, 2010). yaitu 73% khususnya pada kelas V B
Selain di lingkungan sekolah, di yang sebagian besar siswanya mengalami
rumah pun anak harus bergelut dengan penurunan hasil nilai raport yaitu 30 dari
berbagai tujuan dan agenda pembelajaran. 37 siswa.
Dengan memaksakan otak untuk bekerja Berdasarkan observasi yang
sangat keras, akan terjadi peneliti lakukan, SD Muhammadiyah 2
ketidakseimbangan antara otak kanan dan Pontianak terletak di daerah Kota yang
otak kiri, sehingga menyebabkan kelelahan penuh dengan keramaian, SD tersebut
pada otak yang berakibat pada penurunan dekat dengan jalan utama dan penuh
konsentrasi belajar anak di sekolah dengan lalu lintas kendaraan sehingga
(Nuryana & Purwanto, 2010). menimbulkan kebisingan yang dapat
Konsentrasi sangatlah penting membuat suasana menjadi tidak tenang.
karena berkaitan dengan usaha seseorang Menurut Nugroho (2007) lingkungan juga
untuk memfokuskan perhatian pada suatu merupakan salah satu faktor yang dapat
objek sehingga dapat memahami dan mempengaruhi konsentrasi belajar.
mengerti objek yang diperhatikan. Proses Lingkungan yang dapat mempengaruhi
pembelajaran membutuhkan konsentrasi, konsentrasi belajar adalah lingkungan yang
oleh karena itu setiap anak dalam tenang dan tanpa kebisingan.
mengikuti pembelajaran di sekolah Konsentrasi merupakan keadaan
diharapkan dapat berkonsentrasi dengan pikiran yang diaktifkan oleh sensasi di
baik. Kemampuan anak dalam dalam tubuh. Untuk mengaktifkan sensasi
berkonsentrasi akan mempengaruhi di dalam tubuh perlu keadaan yang rileks
kecepatan dalam menangkap materi yang dan suasana yang tenang, karena dalam
diberikan oleh guru pada proses keadaan tegang seseorang tidak akan dapat
pembelajaran (Mulyadiprana & menggunakan otaknya dengan maksimal
Simanjuntak, 2009). karena pikiran menjadi kosong. Suasana
Berdasarkan studi pendahuluan menyenangkan berarti seseorang dalam
yang peneliti lakukan di SD keadaan yang rileks dan tidak ada
Muhammadiyah 2 Pontianak dengan ketegangan yang mengancam dirinya
metode observasi dan wawancara dengan (Nuryana & Purwanto, 2010). Oleh karena
Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, itu diperlukan suatu metode yang
menyenangkan yang membuat anak rileks eksperimental dengan rancangan one
dalam belajar dan dapat memusatkan group pretest posttest design.
konsentrasinya pada pembelajaran yang Populasi pada penelitian ini adalah
sedang berlangsung. siswa kelas V SD Muhammadiyah 2
Salah satu metode yang dapat Pontianak yang berjumlah 4 kelas dengan
digunakan untuk membuat anak rileks jumlah siswa sebanyak 154 siswa. Sampel
dalam belajar adalah dengan terapi musik. dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V B
Penelitian tentang pengaruh terapi musik SD Muhammadiyah 2 Pontianak yang
terhadap manusia telah banyak diteliti dan diambil dengan menggunakan teknik
sejauh ini musik yang lazim digunakan sampling. Teknik sampling yang
untuk terapi adalah musik klasik. Namun digunakan yaitu purposive sampling.
ada jenis musik lain yaitu Murottal Al- Variabel independen dalam
Qur’an yang juga berpangaruh positif bagi penelitian ini yaitu terapi Murottal
tubuh manusia (Aulia dkk, 2010). Menurut sedangkan variabel dependennya yaitu
Heru dalam Siswatinah (2011) Murottal konsentrasi belajar. Alat ukur yang
merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang digunakan yaitu Army Alpha Test yang
dilagukan oleh seorang Qori’ (pembaca berjumlah 12 soal dan telah diuji validitas
Al-Qur’an). Lantunan Murottal Al-Qur’an dan reliabilitasnya.
mengandung unsur suara manusia yang
merupakan instrumen penyembuhan yang HASIL PENELITIAN
menakjubkan karena dapat menurunkan Penelitian ini dilakukan di SD
hormon-hormon stress, mengaktifkan Muhammadiyah 2 Pontianak pada tanggal
hormon endofrin alami serta dapat 3 – 6 Desember 2015.
meningkatkan perasaan rileks. Hal tersebut Tabel. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan
juga didukung oleh Sa’dulloh (2008) yang Jenis Kelamin
mengatakan bahwa Al-Qur’an memiliki Jenis Kelamin Frek Persen (%)
Laki-laki 19 51,4 %
banyak manfaat baik bagi pembaca
Perempuan 18 48,6 %
maupun pendengar salah satunya terhadap Total 37 100 %
perkembangan kognitif yaitu dapat Berdasarkan hasil analisis pada
mempertajam ingatan dan pemikiran yang tabel. 1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
cemerlang. responden terbanyak adalah berjenis
Berdasarkan fenomena yang telah kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 anak
dipaparkan di atas, maka perlunya (51,4%) sedangkan jumlah responden
dilakukan penelitian untuk melihat perempuan berjumlah 18 anak (48,6 %).
pengaruh terapi Murottal terhadap Tabel. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
konsentrasi belajar anak usia sekolah yang Usia
dilakukan dengan sesi dan durasi yang Usia Frek Persen (%)
singkat. 9 5 13,5 %
10 31 83,8 %
11 1 2,7 %
TUJUAN Total 37 100 %
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Berdasarkan analisis dari tabel. 2
pengaruh terapi Murottal terhadap
rentang usia responden dalam penelitian
konsentrasi belajar siswa kelas V SD
ini adalah antara 9 sampai 11 tahun. Usia
Muhammadiyah 2 Pontianak.
responden terbanyak yaitu usia 10 tahun
dengan jumlah 31 anak (83,8%) dan usia
responden yang paling sedikit yaitu 11
METODE tahun sebanyak 1 anak (2,7%).
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, dengan
menggunakan desain penelitian kuasi
Tabel 3. Hasil Skor Army Alpha Test pada Berdasarkan tabel. 6 di atas,
Pretest dan Posttest didapatkan bahwa distribusi data tidak
Mean Median Min Mak SD normal sehingga uji T berpasangan tidak
Pretest 7,16 7,00 4 11 1,756
dapat digunakan. Uji yang digunakan
Posttest 10,27 10,00 8 12 1,122
dalam penelitian ini adalah uji alternatif
Berdasarkan hasil analisis pada
dari uji T berpasangan yaitu uji Wilcoxon.
tabel. 3 didapatkan bahwa skor rata-rata
Hasil dari uji Wilcoxon dapat dilihat pada
pada saat pretest yaitu 7,16 dengan skor
tabel. 7 di bawah ini.
median 7,00 dan standar deviasi 1,756.
Tabel. 7 Hasil Uji Wilcoxon Konsentrasi
Skor terendah pada saat pretest yaitu 4 dan Belajar Sebelum dan Sesudah Terapi Murottal
skor tertinggi yaitu 11. Sedangkan skor Variabel n Median p
rata-rata pada saat posttest yaitu 10,27 (min-mak)
dengan skor median 10,00 dan standar Konsentrasi 37 7(4-11) 0,000
deviasi 1,122. Untuk skor terendah pada Belajar
saat posttest yaitu 8 dan skor tertinggi Sebelum
Konsentrasi 37 10(8-12)
yaitu 12. Belajar
Tabel. 4 Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sesudah
pada Pretest Berdasarkan tabel. 7 di atas,
Tingkat Konsentrasi Frek Persen (%)
Belajar
didapatkan bawah responden pada saat
Konsentrasi Rendah 14 37,8 % sebelum dan sesudah terapi Murottal
Konsentrasi Tinggi 23 62,2 % berjumlah 37 responden dengan skor
Total 37 100 % median sebelum diberikan terapi Murottal
Berdasarkan hasil analisis dari yaitu 7 dengan skor terendah 4 dan
tabel. 4 di atas didapatkan data bahwa tertinggi 11. Sedangkan skor median
sebanyak 14 anak (37,8%) memiliki sesudah dilakukan terapi Murottal yaitu 10
tingkat konsentrasi rendah sebelum dengan skor terendah 8 dan skor tertinggi
diberikan terapi Murottal dan 23 anak 12 serta didapatkan nilai signifikan atau
(62,2 %) memiliki tingkat konsentrasi nilai p = 0,000. Berdasarkan data diatas
tinggi sebelum diberikan terapi Murottal. dapat disimpulkan bahwa nilai p (0,000) <
Tabel. 5 Tingkat Konsentrasi Belajar Anak 0,05 yang artinya Ha gagal ditolak dan ada
pada Posttest pengaruh terapi Murottal terhadap
Tingkat Konsentrasi Frek Persen (%) konsentrasi belajar siswa kelas V di SD
Belajar
Konsentrasi Rendah 9 24,3 %
Muhammadiyah 2 Pontianak yang
Konsentrasi Tinggi 28 75,7 % diberikan intervensi.
Total 37 100 %
Berdasarkan hasil analisis dari PEMBAHASAN
tabel. 5 di atas didapatkan data bahwa 1. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V
sebanyak 9 anak (24,3 %) memiliki tingkat SD Muhammadiyah 2 Pontianak
konsentrasi rendah sesudah diberikan Sebelum Dilakukan Terapi Murottal
terapi Murottal dan 28 anak (75,5 %) Didapatkan sebanyak 23 responden
memiliki tingkat konsentrasi tinggi sudah memiliki konsentrasi yang tinggi
sesudah diberikan terapi Murottal. dan 14 responden memiliki konsentrasi
Tabel. 6 Hasil Uji Normalitas Konsentrasi rendah. Dapat disimpulkan bahwa lebih
Belajar Sebelum dan Sesudah Terapi Murottal dari 50% responden dalam penelitian
Shapiro-Wilk ini sudah memiliki konsentrasi yang
P tinggi. Hasil dari penelitian ini juga
Skor konsentrasi sebelum 0,089
terapi Murottal
selaras dengan hasil penelitian yang
Skor konsentrasi sesudah 0,008 dilakukan oleh Nuryana dan Purwanto
terapi Murottal (2010) yang dilakukan dengan
intervensi yang berbeda didapatkan data
yaitu hasil pada saat pretest didapatkan alami, meningkatkan perasaan rileks,
85% dari responden termasuk ke dalam dan mengalihkan perhatian dari rasa
kategori konsentrasi tinggi dan cukup takut, cemas serta tegang. Hormon
tinggi dan meningkat setelah diberikan edorfin sendiri merupakan hormon
intervensi. kebahagian yang diproduksi oleh tubuh
Hal ini sesuai dengan teori kita. Hormon ini bereaksi seperti morfin
perkembangan Piaget yang mengatakan yaitu dapat membuat kita merasa
bahwa anak usia sekolah sudah masuk tenang, nyaman dan rileks. Hormon ini
pada tahap operasional konkret yaitu akan muncul saat kita merasa senang,
anak sudah mampu menggunakan bahagia dan mampu mengontrol emosi
proses berpikirnya terhadap suatu serta mampu berlapang dada
peristiwa dan dapat menilainya dari (Haruyama, 2011). Untuk
sudut pandang orang lain (Wong et al., memunculkan hormon endorfin tidaklah
2008). Tugas utama seorang anak sulit salah satunya dengan
dalam fase ini adalah belajar. mendengarkan lantunan ayat suci Al-
Keberhasilan dalam belajar sangat Qur’an.
dipengaruhi oleh banyak faktor salah Relaksasi merupakan salah satu
satunya adalah konsentrasi (Nuryana & cara untuk meningkatkan konsentrasi
Purwanto, 2010). Proses pembelajaran belajar (Surya, 2010). Nuryana dan
membutuhkan konsentrasi, oleh karena Purwanto (2010) juga mengungkapkan
itu setiap anak dalam mengikuti bahwa konsentrasi merupakan keadaan
pembelajaran di sekolah diharapkan pikiran yang diaktifkan oleh sensasi di
dapat berkonsentrasi dengan baik. dalam tubuh, untuk mengaktifkan
Kemampuan anak dalam berkonsentrasi sensasi tersebut diperlukan keadaan
akan mempengaruhi kecepatan dalam yang rileks dan suasana yang tenang
menangkap materi yang diberikan oleh agar seseorang dapat menggunakan
guru pada proses pembelajaran otaknya dengan maksimal dan dapat
(Mulyadiprana & Simanjuntak, 2009). meningkatkan konsentrasinya. Terapi
Murottal terbukti dapat membuat
2. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V sesorang menjadi rileks dan dapat
SD Muhammadiyah 2 Pontianak memaksimalkan kerja otaknya untuk
Sesudah Dilakukan Terapi Murottal fokus dan memusatkan perhatiannya
Didapatkan bahwa sebanyak 28 pada suatu objek yang sedang
anak memiliki konsentrasi tinggi dan dipelajari. Al-Qur’an juga memiliki
hanya 9 anak yang memiliki konsentrasi banyak manfaat bagi pembaca maupun
yang rendah serta hampir seluruh anak pendengar salah satunya terhadap
mengalami peningkatan skor Army perkembangan kognitif yaitu dapat
Alpha Test setelah dilakukan terapi mempertajam ingatan dan pemikiran
Murottal. Beberapa anak juga yang cemerlang (Sa’dulloh, 2008).
mengatakan bahwa mereka merasa Sesudah dilakukan terapi Murottal
lebih tenang saat mendengarkan ternyata masih terdapat 9 responden
Murottal Al-Qur’an dan lebih rileks saat yang berada pada tingkat konsentrasi
memasuki jam pembelajaran. Hasil dari rendah, ini dapat disebabkan oleh
penelitian ini sesuai dengan teori yang lemahnya minat dan motivasi pada
diungkapkan oleh Heru dalam anak, timbul perasaan negatif seperti
Siswatinah (2011) bahwa terapi gelisah, tertekan, marah, khawatir,
Murottal yang diperdengarkan dengan takut, benci serta dendam, terdapat
tempo yang lambat serta harmonis gangguan kesehatan pada anak, bersifat
dapat menurunkan hormon-hormon pasif dalam belajar dan tidak memiliki
stres, mengaktifkan hormon endorfin
kecakapan dalam cara-cara belajar yang et al., 2008). Anak usia sekolah juga
baik (Surya, 2010). sudah dapat berkonsentrasi lebih lama
dibandingkan dengan anak yang berusia
3. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap lebih muda dan mereka dapat fokus
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V pada informasi yang dibutuhkan serta
SD Muhammadiyah 2 Pontianak dapat menyaring secara langsung
Dari penelitian ini maka terlihat informasi yang tidak relevan, ini
bahwa ada pengaruh terapi Murottal diyakini karena kematangan neurologis
terhadap konsentrasi belajar pada anak pada anak usia sekolah. Hal ini adalah
usia sekolah, yang telihat dari salah satu alasan peningkatan fungsi
peningkatan skor rata-rata sebelum dan memori pada anak usia sekolah (Papalia
sesudah dilakukan terapi Murottal serta et al, 2010). Menurut Surya (2010)
peningkatan jumlah anak yang memiliki konsentrasi belajar tidak datang dengan
konsentrasi tinggi setelah diberikan sendirinya atau dari pembawaan bakat
terapi Murottal. Berdasarkan hasil seseorang sejak lahir. Konsentrasi
pretest dengan Army Alpha Test belajar akan timbul dengan penciptaan
didapatkan bahwa lebih dari 50% anak dan perencaan yang kemudian dijadikan
sudah memiliki konsentrasi tinggi kebiasaan dalam belajar.
sebelum dilakukan terapi Murottal dan Terapi Murottal merupakan suatu
meningkat menjadi 75% anak yang metode yang cocok meningkatkan
memiliki konsentrasi tinggi setelah konsentrasi belajar pada anak. Terapi
dilakukan terapi Murottal. Hal ini juga Murottal merupakan terapi dengan
terlihat dari peningkatan rata-rata lantunan bacaan Al-Qur’an. Stimulan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi Murottal Al-Qur’an dapat dijadikan
Murottal serta sebanyak 97% anak alternatif terapi baru sebagai terapi
mengalami peningkatan skor dari relaksasi (Abdurrochman & Andhika,
pretest ke posttest. Berdasarkan hasil 2008). Relaksasi dengan musik yang
uji Wilcoxon juga didapatkan bahwa lembut merupakan salah satu cara yang
nilai p(0,000) ≤ 0,05 maka dapat dapat meningkatkan konsentrasi belajar
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang (Surya, 2010).
signifikan antara skor konsentrasi Kusrinah (2013) juga mengatakan
sebelum dan skor konsentrasi sesudah ada banyak kemuliaan dan kebaikkan
dilakukan terapi Murottal yang berarti yang terdapat dalam Al-Qur’an. Salah
bahwa Ha gagal ditolak yaitu ada satunya ketika diperdengarkan lantunan
pengaruh terapi Murottal terhadap Murottal Al-Qur’an dengan tartil yang
konsentrasi belajar siswa kelas V SD bagus dan dengan tajwid yang sesuai,
Muhammadiyah 2 Pontianak. akan menimbulkan frekuensi dan
Hasil dari penelitian ini sesuai panjang gelombang yang dapat
dengan teori perkembangan kognitif mempengaruhi otak secara positif dan
Piaget yaitu pada tahap ini anak sudah mengembalikan keseimbangan tubuh
dapat berpikir secara masuk akal serta dapat merangsang perkembangan
tentang suatu hal, anak juga sudah dapat otak dan meningkatkan intelegensi
mengklasifikasikan, mengurutkan, anak.
menyusun serta mengatur strategi Lantunan ayat suci Al-Qur’an juga
dalam menyelesaikan masalah. Anak menciptakan sekelompok frekuensi
mengalami kemajuan dari membuat yang sampai ke telinga kemudian
penilaian berdasarkan apa yang mereka bergerak ke sel-sel otak dan
lihat (pemikiran perseptual) sampai mempengaruhi medan-medan listrik
membuat penilaian berdasarkan alasan pada otak dan dapat merelaksasikan
mereka (pemikiran konseptual) (Wong otak (Al Kaheel, 2013). Frekuensi yang
didengar dari lantunan ayat suci Al- berhubungan dengan logika, rasio,
Qur’an merupakan stimulus bagi sistem kemampuan menulis dan membaca,
saraf yang kemudian dihantarkan ke serta kemampuan berpikir (Handini,
otak melalui perjalanan impuls berupa 2012).
elektron yang berpindah dari ekstrasel
yang bermuatan positif dan kelebihan KESIMPULAN
kation atom Na+ ke intrasel yang Berdasarkan hasil penelitian dan
bemuatan negatif dan banyak pembahasan pengaruh terapi Murottal
+
mengandung ion K . Impuls ini akan terhadap konsentrasi belajar siswa kelas V
sampai di otak dan akan diolah pada SD Muhammadiyah 2 Pontianak, maka
otak (Tim Pengembangan Ilmu dapat disimpulkan sebagai berikut,
Pendidikan FIP-UPI, 2007). Impuls responden dalam penelitian ini berjumlah
yang sampai ke otak tadi akan 37 responden yang semuanya masuk ke
mempengaruhi otak untuk dalam kelompok eksperimen. Dari 37
memunculkan hormon endorfin yaitu responden tersebut 19 responden berjenis
hormon kebahagian yang bereaksi kelamin laki-laki dan 18 responden
sebagaimana morfin yaitu dapat berjenis kelamin perempuan dengan
membuat merasa tenang, nyaman, dan rentang umur 9 sampai 11 tahun. Rata-rata
rileks (Haruyama, 2011). Kerja skor konsentrasi belajar sebelum dilakukan
endorfin sangat dipengaruhi oleh terapi Murottal adalah 7,16 dan mengalami
neurotransmitter yang dinamakan peningkatan menjadi 10,27 setelah
serotonin. Serotonin dapat dilakukan terapi Murottal. Berdasarkan
mempengaruhi sebagian besar fungsi analisa data yang dilakukan dapat
otak seperti nafsu makan, belajar, disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
memori, mood, serta perilaku sosial. Murottal terhadap konsentrasi belajar
Tanpa serotonin efek dari hormon sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
endorfin tidak dapat dirasakan bahkan yang dibuktikan dengan nilai p (0,000) ≤
tanpa serotonin seseorang akan sangat 0,05.
mudah depresi (Muhtadi, 2014).
Perilaku berlajar dan proses SARAN
berpikir berhubungan erat dengan Bagi SD Muhammadiyah 2
depolarisasi membran presinaptik Pontianak hasil dari penelitian ini
akibat membuka tutupnya kanal Na+ diharapkan dapat membantu sekolah dalam
dan Ca2+. Neuron presinaptik yang upaya meningkatkan konsentrasi belajar
terdepolarisasi akan menembakkan siswa dan menjadikan terapi Murottal
neurotransmitter. Neurotransmitter sebagai salah satu program sekolah yang
merupakan penghubung atau akan terus diterapkan.
penyambung aliran informasi dari Bagi Institusi Keperawatan hasil
neuron presinaptik ke neuron dari penelitian ini diharapkan dapat
possinaptik. Kemampuan dari fungsi memperkaya ilmu pengetahuan dalam
otak dalam merespon stimulus bidang keperawatan untuk melakukan
dipengaruhi oleh neurotransmitter yang asuhan keperawatan khususnya terapi
ditembakkan yaitu serotonin dan ini komplementer dan dapat dijadikan sebagai
akan mempengaruhi fungsi kognitif dan sumber pembelajaran.
memori di daerah hipocampus pada Bagi Penelitian Selanjutnya hasil
otak (Julianto & Estem, 2011). Bagian dari penelitian ini diharapkan dapat
otak yang paling berpengaruh dalam menjadi inspirasi untuk penelitian lain agar
konsentrasi belajar adalah bagian otak dapat mengembangkan penelitian terhadap
kiri karena otak kiri merupakan pusat konsentrasi belajar pada anak yang normal
Intelligence Quotient (IQ) yang dengan terapi komplementer lain seperti
hipnoterapi ataupun pada anak Mulyadiprana, A. dan Simanjuntak, F.R.
berkebutuhan khusus serta dapat (2009). Pengaruh Permainan Kolase
mengembangkan terapi Murottal ini pada Terhadap Peningkatan Konsentrasi
bidang keperawatan lainnya seperti Pada Anak Tunagrahita Ringan.
keperawatan medikal bedah dan Diperoleh dari
maternitas. http://file.upi.edu/Direktori diakses
pada tanggal 23 September 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrochman dan Andhika. (2008). Nugroho, W. (2007). Belajar Mengatasi
Murottal Al-Qur’an: Alternatif Terapi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi
Suara Baru. Prosiding Seminar Pustaka.
Nasional Sains dan Teknologi.
Nuryana, A. dan Purwanto, S. (2010).
Universitas Lampung 17-18 November
Efektifitas Brain Gym dalam
2008. Diterbitkan pada tanggal 18
Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada
November 2008.
Anak. Jurnal Ilmiah Berlaka Psikologi,
Al Kaheel. (2013). Kekuatan 12(1), 88-98.
Penyembuhan dengan Al-Qur’an
Papalia et al. (2010). Human Development
Berdasarkan Penelitian Ilmiah.
(Psikologi Perkembangan). Jakarta:
Diperoleh dari www.arrahmah.com
Kencana Prenada Media Group.
diterbitkan pada tanggal 21 Maret 2013
diakses pada tanggal 15 Oktober 2014. Potter dan Perry. (2010). Fudamental of
Nursing Buku 1, Edisi 7. Jakarta:
Aulia dkk. (2010). Aplikasi Ergonomi
Salemba Medika.
Mengenai Evaluasi Terapi Musik Bagi
Perkembangan Kognitif Anak Autis.
Sanyoto, S. (2005). Membuka Tabir Pintu
Diperoleh dari digilib.its.ac.id/ diakses
Langit Jilid 2. Jakarta: Misykat.
pada tanggal 8 Oktober 2014.
Sa’dulloh. (2008). 9 Cara Praktis
Handini, A. (2012). Psikologi Pendidikan.
Menghapal Al-Qur’an. Jakarta: Gema
Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Insani.
Haruyama, S. (2011). The Miracle of
Siswatinah. (2011). Pengaruh Terapi
Endorphin. Bandung: Qonita PT. Mizan
Murottal Terhadap Kecemasan Pasien
Pustaka.
Gagal Ginjal Kronik yang Dilakukan
Julianto, V dan Estem, M.B. (2011). The Tindakan Hemodialisa di RSUD
Effect of Reciting Holy Qur’an toward Kraton. [Skripsi] tidak diterbitkan.
Short-term Memory Ability Analysed
Surya, Hendra. (2010). Jadilah Pribadi
trought the Changing Brain Wave.
yang Unggul. Jakarta: PT. Elex
Jurnal Psikologi, 38(1), 17-29.
Komputindo.
Kusrinah. (2013). Pendidikan Pralahir: Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-
Meningkatkan Kecerdasan Anak UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi
dengan Bacaan Al-Qur’an. SAWWA, Pendidikan. Bandung: PT. Imperial
8(2), 277-290. Bhakti Utama
Muhtadi, I. (2014). Endorphin Hormon Wong et al. (2008). Buku Ajar
Bahagia. Diperoleh pada Keperawatan Pediatrik Edisi 6 Vol. 1.
www.indramuhtadi.com diterbitkan Jakarta: EGC.
pada 11 April 2014 di akses pada 12
Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai