Oleh
Fijar Kusuma Putra
Artikel
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
MENGETAHUI
1
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effectiveness of relaxation techniques in group counseling
to reduce student boredom at SMAN 1 Semaka. The type of research used is quantitative with an
experimental design with a quasi-experimental design type. Data collection techniques using a
questionnaire. With purposive sampling technique, a sample of 30 people was obtained which was
divided into control and experimental groups. Data analysis in this study was t-test. The results showed
that the relaxation technique in group counseling was effective in reducing student boredom at the State
Senior High School 1 Semaka, as evidenced by the significance value of p (0.005) < ∝ (0.05), so that the
proposed hypothesis was accepted.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik relaksasi dalam konseling
kelompok untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa di SMAN 1 Semaka. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan desain eksperimental dengan jenis Quasi experimental design.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Dengan teknik purposive sampling diperoleh
sampel yang berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data
pada penelitian ini adalah uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi dalam konseling
kelompok efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semaka ,
dibuktikan dengan nilai signifikansi p (0,005) <∝ (0,05), sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
1. PENDAHULUAN
Proses belajar mewajibkan siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir dan
meningkatkan pengetahuan sebagai upaya penguasaan materi pembelajaran, semua kewajiban itu
ditempuh selama enam hari dalam seminggu dan di beberapa daerah menerapkan lima hari
selama seminggu. Tuntutan dan banyaknya aktivitas siswa sedangkan kemampuan yang dimiliki
siswa satu dengan yang lainnya berbeda kerap kali membuat siswa mengalami stres yang tinggi.
Stres yang berkepanjangan pada siswa dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar.
Kejenuhan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tidak optimal dikarenakan pada saat guru memberikan
pelajaran tidak mampu dimengerti dan dipahami secara maksimal ke otak siswa.
2
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
Suwarjo & Diana Septi Purnama (2014:12), mengartikan kejenuhan (burnout) sebagai
suatu keadaan keletihan (exhaustion) fisik, emosional, dan mental. Ciri-ciri individu yang
mengalami kejenuhan yakni, perasaan tidak berdaya dan putus harapan, keringnya perasaan,
konsep diri yang negatif dan sikap negatif. Gejala ini sering identik dengan distress, discontent,
dan perasaan gagal untuk mencapai tujuan ideal.
Zuni Eka K. & Elisabeth Christiana (2014: 2), menyatakan bahwa banyaknya aktivitas dan
kegiatan di sekolah, serta tuntutan-tuntutan yang ada yang harus dialami oleh siswa dapat
menyebabkan siswa mengalami gejala- gejala seperti siswa mengalami kelelahan pada seluruh
bagian indera, dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, timbul
rasabosan, kurang motivasi, kurang perhatian, tidak ada minat, serta tidak mendatangkan hasil.
Dari gejala-gejala tersebut tampak bahwa siswa mengalami kejenuhan belajar.
Fenomena kejenuhan belajar pada siswa merupakan fenomena yang banyak terjadi di dunia
pendidikan. Terdapat beberapa studi yang mengkaji secara mendalam tentang kejenuhan belajar
pada siswa di SMA. Penelitian dilakukan oleh Suwarjo & Diana Septi Purnama (2014) pada
siswa SMA kelas XI di Kota Yogyakarta menemukan bahwa secara keseluruhan ada 93,08%
siswa SMA di Kota Yogyakarta mengalami kejenuhan (burnout) belajar dan 6,02% siswa tidak
mengalami kejenuhan (burnout) belajar. 34% siswa mengalami kelelahan emosi, 29% siswa
mengalami kelelahan fisik, 17% siswa mengalami kelelahan kognitif, 20% siswa kehilangan
motivasi. Dan di SMA N 6 Yogyakarta sebanyak 60,45% siswanya mengalami kejenuhan
belajar. Adapun strategi coping yang dilakukan oleh siswa SMA di Kota Yogyakarta dalam
mengatasi kejenuhan belajar yang dialaminya yaitu 53% siswa lebih cenderung melakukan
strategi coping negatif dan 47% siswa melakukan strategi coping positif untuk mengatasi
kejenuhan belajar yang dialaminya. Dari hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa banyak
siswa yang teridentifikasi mengalami kejenuhan (burnout) belajar.
Muhibbin Syah (2008: 181-182) menyebutkan bahwa penyebab kejenuhan belajar dapat
terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena
bosan (boring) dan keletihan (fatigue).Kejenuhan belajar yang terjadi pada siswa harus
mendapatkan penanganan, baik penanganan dari siswa sendiri, keluarga, lingkungan rumah
maupun lingkungan sekolah. Pada lingkungan sekolah guru bimbingan dan konseling memiliki
peran yang penting dalam upaya mengatasi kejenuhan belajar siswa.
3
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
4
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
5
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
kelelahan, aktivitas mental, dan/ atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan
menggunakan keterampilan relaksasi.
Teknik relaksasi bukanlah hal baru dalam studi penelitian di studi sosial. Penelitian
mengenai teknik relaksasi sudah banyak dilakukan hasilnya pun cukup menjanjikan. Penelitian
yang dilakukan oleh Zuni Eka K. & Elisabeth Cristiana, 2014 menunjukan hasil kejenuhan
belajar pada siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas dapat diturunkan dengan menerapkan
kombinasi antara teknik relaksasi dan selfintruction. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilaksanakan oleh IPt. Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP & Ni. Kt. Suarni pada tahun 2014, yang
berhipotesa bahwa burnout yang dialami siswa dapat dikondisikan atau dapat diminimalisasi
dengan tingkah laku yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi serta dapat pula membantu
meringankan kondisi tegang atau jenuh yang dialami oleh siswa. Hasil penelitian
menunjukanbahwa konseling behavioral teknik relaksasi dan brain gym efektif untuk
menurunkan kejenuhan belajar pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama. Meskipun
sudah banyak studi mengenai teknik relaksasi namun belum ada yang membahas kajian tentang
efektitas teknik relaksasi pada siswa Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengisi kekosongan tersebut dengan melakukan penelitian tentang efektivitas teknik
relaksasi dalam konseling kelompok untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa di SMA Negeri
1 Semaka.
Peneliti juga telah melakukan wawancara dengan siswa, beberapa siswa mengatakan
mereka bosan dengan metode belajar mengajar guru yang selalu sama tidak ada hal yang
membuat mereka tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Mereka juga akan lebih tertarik dengan
Guru yang tidak selalu memberikan Pekerjaan Rumah kepada mereka. Siswa juga akan senang
ketika didalam proses pembelajaran terdapat pergantian Guru sementara seperti terdapat kakak-
kakak yang melakukan penelitian. Mereka juga akan meminta imbalan jika terdapat kakak-kakak
yang sedang melakukan penelitian.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bimbingan dan Konseling di SMA Negeri
1 Semaka. Guru Bimbingan dan Konseling tersebut mengatakan bahwa sebenarnya siswa-siswi
disini adalah siswa yang cerdas dan rajin tetapi terkadang mereka kurang fokus saat proses
belajar mengajar dilaksanakan. Guru Bimbingan dan Konseling tersebut juga mengatakan bahwa
siswa di SMA Negeri 1 Semaka ini sangat aktif mengikut program-program yang telah diadakan
oleh sekolah. Mereka juga mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolahan tersebut. Banyak
6
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
siswa yang mengalami gejala seperti kelelahan emosi, kelelahan fisik, kelelahan kognitif, serta
hilangnya motivasi. Untuk mengatasi kejenuhan belajar peneliti menggunakan teknik relaksasi.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui efektivitas teknik relaksasi dalam hal
ini untuk mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI IPA 1 di SMA N 1 Semaka sebagai
salah satu sekolah di Kabupaten Tanggamus yang siswanya mengalami kejenuhan belajar.
2. METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, penelitian ini
menggunakan desain quasi experimental design. Quasi experimental design bukan
penelitian eksperimen sebenarnya karena dalam pelaksanaan penelitian, peneliti tidak
sepenuhnya dapat mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Bentuk desain yang digunakan adalah non equivalent control group design.
7
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
mengungkap fenomena kejenuhan belajar yang terjadi pada siswa, yakni menggunakan skala
kejenuhan belajar melalui pernyataan-pernyataan dengan alternatif atau respon subjek
berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”.
Eksperimen Kontrol
No Skor Kategori
n % n %
1 0 - 13 Sangat rendah 0 0% 0 0%
2 14 - 27 Rendah 0 0% 0 0%
3 28 - 41 Sedang 0 0% 1
4 42 - 55 Tinggi 11 73,3% 13
5 56 - 69 Sangat Tinggi 4 26,7% 1
8
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
2. Hasil Post-Test
Setelah dilakukan layanan konseling kelompok dengan teknik relaksasi terhadap
15 siswa pada kelas eksperimen, selanjutnya peneliti mengambil test akhir (post-test)
untuk mengetahui tingkat kejenuhan siswa pada siswa. Adapun hasil posttest sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Tingkat Kejenuhan Belajar Pada Hasil Post-test
Eksperimen Kontrol
No Skor Kategori
n % n %
1 0 - 13 Sangat rendah 1 6,7% 0 0%
2 14 - 27 Rendah 7 46,7% 3 20%
3 28 - 41 Sedang 7 46,7% 7 46,7%
4 42 - 55 Tinggi 0 0% 5 33,3%
5 56 - 69 Sangat Tinggi 0 0% 0 0%
3. Uji Hipotesis
Teknik analisa data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes-t. Test-t
merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan dua buah mean sampel dari dua variabel yang
dikomparatifkan. Untuk memutuskan apakah teknik relaksasi dalam konseling
kelompok efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas
9
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
Negeri 1 Semaka, maka akan mendapat p-value yang akan dibandingkan dengan tingkat
kesalahan yang digunakan yaitu 5% atau 0,05 apabila p-value < 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Sedangkan apabila p-value > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Uji
t dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji t
Intervensi N Sig α
Kontrol 15 0,005 0,05
Eksperimen 15
Sumber: Hasil olahan program SPSS
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa teknik relaksasi dalam konseling kelompok efektif untuk mengurangi
kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semaka, dibuktikan dengan nilai
signifikansi p (0,005) <∝ (0,05), sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Good, T.L. and Brophy, J.E. (1990). Educational psychology: A realistic approach. (4th ed.).
New York: Longman.
Good, T. L., & Brophy, J. E. (1990). Educational psychology: A realistic approach (4th ed).
IPt. Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP., Ni. Kt. Suarni. (2014). “Efektifitas teori Behavioral Teknik
10
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka
Relaksasi dan Brain Gym untuk Menurukan Burnout Belajar pada Siswa Kelas VIII
SMP Laboratorium UNDIKSHA Sigaraja Tahun Pelajaran 2013/ 2014”. E-journal
Undiksa. Volume: 2 No 1. Diakses dari
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/3740/2995.Pada 20
Februari 2022 pukul 22.30 WIB.
John Dawning, Tedd Keating, Karl Bennett. (2005). Effective Reinforcement Techniques in
Elementary Physical Education: The Key to Behavior Management. Physical Educator,
Indianapolis, vol.62, Iss.3, pg. 114.
Josh Schwieso.1 (999). How To Think Straight About Psychology, 5th Edition. Educational
Psychology. Dorchester-on-Thames: Vol.19. Iss.4, pg.502.
Miltenberger, R.G (2001). Behavioral Modification: Principles and procedures. 2nd ed.
Belmont, California: Wadsword/Thomson Learning
Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rita Eka Izzaty,
dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNYPress.
Nancy H. Dewald. (1999). Web-based Library Instruction: What Is Good Pedagogy? Information
Technology and Libraries, Chicago, Vol. 18, Iss.1, pg, 26.
Suwarjo & Diana Septi Purnama. (2014). Model Bimbingan Pengembangan Kompetensi Pribadi
Sosial Bagi Siswa SMA yang Mengalami Kejenuhan Belajar (Burnout). Laporan
Penelitian. FIP UNY.
Zuni Eka K. & Elisabeth Christiana. (2014). Penerapan Kombinasi antara Teknik Relaksasi dan
Self-Intruction untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 22 Surabaya. Jurnal BK UNESA, 05(01), 1-10.
11