Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI DALAM KONSELING KELOMPOK UNTUK

MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SEMAKA

Oleh
Fijar Kusuma Putra

Artikel Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH


Nama Mahasiswa : Fijar Kusuma Putra
No. Pokok Mahasiswa : 18020024
Program studi : Bimbingan dan Konseling

Judul Penelitian : EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI DALAM


KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI
KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1
SEMAKA

Pringsewu, Agustus 2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Sofwan Adiputra, M.Pd. Kons. Edy Irawan, M.Pd.


NIDN. 0213108601 NIDN. 0212128001

MENGETAHUI

Ketua LPPM Ketua Program Bimbingan dan Konseling

Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd. Astoni Nurdin, M.Pd.


NIP. 195307031985011001 NIDN. 0211068704

1
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI DALAM KONSELING KELOMPOK UNTUK


MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SEMAKA

Fijar Kusuma Putra 1) Sofwan Adiputra 2), Edy Irawan 3)


1),2),3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Email :1) fijarkusumaputra2207@gmail.com


Email :2) sofwanadiputra@gmail.com
Email :3) edyirawan@umpri.ac.id

ABSTRACT
The saturation of junior high school students can be said to almost every student experienced. This os due
to the effects of various factors both in and outside school. The purpose of this study was to determine the
effectiveness of relaxation techniques in group counseling to reduce student boredom at SMAN 1 Semaka.
The type of research used is quantitative with an experimental design with a quasi-experimental design
type. Data collection techniques using a questionnaire. With purposive sampling technique, a sample of
30 people was obtained which was divided into control and experimental groups. Data analysis in this
study was t-test. The results showed that the relaxation technique in group counseling was effective in
reducing student boredom at the State Senior High School 1 Semaka, as evidenced by the significance
value of p (0.005) <∝ (0.05), so that the proposed hypothesis was accepted.

Keywords: Relaxation Techniques, Group Counseling, Study Saturation.


.
ABSTRAK

Kejenuhan belajar siswa dapat dikatakan hampir setiap siswa mengalaminya. Hal ini disebabkan
adanya pengaruh-pengaruh dari berbagai macam faktor baik di sekolah maupun luar sekolah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik relaksasi dalam konseling kelompok untuk
mengurangi kejenuhan belajar siswa di SMAN 1 Semaka. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain eksperimental dengan jenis Quasi experimental design. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner. Dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel yang
berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data pada penelitian
ini adalah uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi dalam konseling kelompok efektif
untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semaka, dibuktikan dengan
nilai signifikansi p (0,005) <∝ (0,05), sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

Kata Kunci: Teknik Relaksasi, Konseling Kelompok, Kejenuhan Belajar.

1. PENDAHULUAN
Proses belajar mewajibkan siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir dan
meningkatkan pengetahuan sebagai upaya penguasaan materi pembelajaran, semua kewajiban itu
ditempuh selama enam hari dalam seminggu dan di beberapa daerah menerapkan lima hari
selama seminggu. Tuntutan dan banyaknya aktivitas siswa sedangkan kemampuan yang dimiliki
siswa satu dengan yang lainnya berbeda kerap kali membuat siswa mengalami stres yang tinggi.
Stres yang berkepanjangan pada siswa dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar.
Kejenuhan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya proses

2
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

pembelajaran. Proses pembelajaran tidak optimal dikarenakan pada saat guru memberikan
pelajaran tidak mampu dimengerti dan dipahami secara maksimal ke otak siswa.
Suwarjo & Diana Septi Purnama (2014:12), mengartikan kejenuhan (burnout) sebagai
suatu keadaan keletihan (exhaustion) fisik, emosional, dan mental. Ciri-ciri individu yang
mengalami kejenuhan yakni, perasaan tidak berdaya dan putus harapan, keringnya perasaan,
konsep diri yang negatif dan sikap negatif. Gejala ini sering identik dengan distress, discontent,
dan perasaan gagal untuk mencapai tujuan ideal.
Zuni Eka K. & Elisabeth Christiana (2014: 2), menyatakan bahwa banyaknya aktivitas dan
kegiatan di sekolah, serta tuntutan-tuntutan yang ada yang harus dialami oleh siswa dapat
menyebabkan siswa mengalami gejala- gejala seperti siswa mengalami kelelahan pada seluruh
bagian indera, dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, timbul
rasabosan, kurang motivasi, kurang perhatian, tidak ada minat, serta tidak mendatangkan hasil.
Dari gejala-gejala tersebut tampak bahwa siswa mengalami kejenuhan belajar.
Fenomena kejenuhan belajar pada siswa merupakan fenomena yang banyak terjadi di dunia
pendidikan. Terdapat beberapa studi yang mengkaji secara mendalam tentang kejenuhan belajar
pada siswa di SMA. Penelitian dilakukan oleh Suwarjo & Diana Septi Purnama (2014) pada
siswa SMA kelas XI di Kota Yogyakarta menemukan bahwa secara keseluruhan ada 93,08%
siswa SMA di Kota Yogyakarta mengalami kejenuhan (burnout) belajar dan 6,02% siswa tidak
mengalami kejenuhan (burnout) belajar. 34% siswa mengalami kelelahan emosi, 29% siswa
mengalami kelelahan fisik, 17% siswa mengalami kelelahan kognitif, 20% siswa kehilangan
motivasi. Dan di SMA N 6 Yogyakarta sebanyak 60,45% siswanya mengalami kejenuhan
belajar. Adapun strategi coping yang dilakukan oleh siswa SMA di Kota Yogyakarta dalam
mengatasi kejenuhan belajar yang dialaminya yaitu 53% siswa lebih cenderung melakukan
strategi coping negatif dan 47% siswa melakukan strategi coping positif untuk mengatasi
kejenuhan belajar yang dialaminya. Dari hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa banyak
siswa yang teridentifikasi mengalami kejenuhan (burnout) belajar.
Muhibbin Syah (2008: 181-182) menyebutkan bahwa penyebab kejenuhan belajar dapat
terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena
bosan (boring) dan keletihan (fatigue).Kejenuhan belajar yang terjadi pada siswa harus
mendapatkan penanganan, baik penanganan dari siswa sendiri, keluarga, lingkungan rumah

3
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

maupun lingkungan sekolah. Pada lingkungan sekolah guru bimbingan dan konseling memiliki
peran yang penting dalam upaya mengatasi kejenuhan belajar siswa.
Pendekatan dalam bimbingan konseling benar-benar diperlukan untuk mencapai tujuan
konseling yang terarah dan tidak asal-asalan. Tidak semua pendekatan dapat dilakukan untuk
menangani masalah klien. Konselor harus mempertimbangkan pula standar kelayakan
pendekatan yang berlaku di Indonesia. Ada berbagai macam pendekatan yang dapat membantu
konselordalam proses konseling, antara lain psikoanalisis, behavioral, eksistensial humanistik,
client center, gestalt, analisis transaksional, dan pendekatan rasional emotif (IPt. Edi Sutarjo,
Dewi Arum WMP. & Ni. Kt. Suarni, 2014).
Dalam psikologi dan pendidikan, teori belajar digunakan untuk menggambarkan
bagaimana orang belajar. Oleh karena itu, mereka membantu psikolog dan pendidik untuk
memahami proses pembelajaran yang kompleks. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar
yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme. Teori kognitif adalah teori belajar
psikologi yang mencoba menjelaskan perilaku manusia dengan memahami proses berpikir
(Fritscher, 2007). Menurut Jonassen (2007), konstruktivisme adalah teori bahwa orang
membangun pemahaman dan pengetahuan mereka sendiri tentang dunia melalui mengalami hal-
hal dan merefleksikan pengalaman tersebut. Meskipun ketiga teori pembelajaran tersebut sangat
berpengaruh dalam praktik pendidikan, dapat dikatakan bahwa teori behaviorisme memiliki
pengaruh yang paling menonjol dibandingkan dengan dua teori pembelajaran lainnya. Ini karena
sebagian besar konsep utama yang menjadi dasar dua teori lainnya memiliki beberapa hubungan
dengan konsep behavioristik.
Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendeketan behavorial. Pada kajian ini,
penulis adalah menggunakan pendekatan behavorial. Menurut Miltenberger (2001) secara umum
“behavorial” adalah apa yang orang katakan dan lakukan. Teori behaviorisme berkonsentrasi
pada studi tentang perilaku terbuka yang dapat diamati dan diukur (Good dan Brophy, 1990). Ini
memandang pikiran sebagai "kotak hitam" dalam arti bahwa respons terhadap suatu stimulus
dapat diamati secara kuantitatif, sama sekali mengabaikan kemungkinan proses berpikir yang
terjadi dalam pikiran. Teori ini mendalilkan bahwa belajar tidak ada hubungannya dengan
pikiran (McDonald dkk, 2005). Faktanya, belajar terjadi dengan perolehan perilaku baru. Ini
diperkenalkan oleh B.F. Skinner salah satu psikolog behavioris yang mengatakan bahwa hasil

4
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

belajar yang terukur hanya mungkin jika kita mengubah perilaku pelajar. (Dewald, 1999). Bagi
behavioris, belajar berasal dari pengamatan budaya (Plotkin, 2003) dan berasal dari lingkungan.
Dalam psikologi dan pendidikan, teori belajar digunakan untuk menggambarkan
bagaimana orang belajar. Oleh karena itu, mereka membantu psikolog dan pendidik untuk
memahami proses pembelajaran yang kompleks. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar
yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme. Teori kognitif adalah teori belajar
psikologi yang mencoba menjelaskan perilaku manusia dengan memahami proses berpikir
(Fritscher, 2007). Menurut Jonassen (2007), konstruktivisme adalah teori bahwa orang
membangun pemahaman dan pengetahuan mereka sendiri tentang dunia melalui mengalami hal-
hal dan merefleksikan pengalaman tersebut. Meskipun ketiga teori pembelajaran tersebut sangat
berpengaruh dalam praktik pendidikan, dapat dikatakan bahwa teori behaviorisme memiliki
pengaruh yang paling menonjol dibandingkan dengan dua teori pembelajaran lainnya. Ini karena
sebagian besar konsep utama yang menjadi dasar dua teori lainnya memiliki beberapa hubungan
dengan konsep behavioristik.
Selain itu studi telah menunjukkan bahwa metode penguatan behavioris sangat efektif
dalam menciptakan perilaku positif di hampir semua lingkungan belajar. Metode seperti itu
secara positif mempengaruhi performa di antara peserta didik (Dawning dkk, 2005). Menurut
behaviorisme (Schwieso, 1999), psikologi adalah ilmu dan ilmu perilaku. Ini tidak ada
hubungannya dengan ilmu pikiran. Dengan kata lain, behaviorisme menyatakan bahwa pikiran
tidak membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan (Leahey, 2000), melainkan psikologi
lingkungan tempat seseorang hidup. Bagaimanapun, rangsangan utama perilaku datang dari
lingkungan eksternal daripada internal. Ini adalah interaksi situasional (eksternal atau
lingkungan) yang memiliki efek pada individu tertentu (peserta didik) bukan pada pikiran. Oleh
karena itu penelitian ini menggunakan pendeketan behavorial. Pendekatan behavioral sebagai
salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling, memiliki
berbagai teknik salah satunya yaitu teknik relaksasi.
Relaksasi merupakan salah satu teknik dalam terapi perilaku yang dapat digunakan
individu untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri individu dengan membentuk
kepribadian yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat
ketidakberdayaan individu dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah individu
mengontrol diri, menyelamatkan jiwa, dan memberikan kesehatan bagi tubuh individu (Zuni Eka

5
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

K. & Elisabeth Christiana, 2014: 3). Keletihan sebagai penyebab umum terjadinya kejenuhan
belajar menurut Burn yang dikutip oleh Beech, 1982 (Nursalim 2013) menyatakan bahwa
kelelahan, aktivitas mental, dan/ atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan
menggunakan keterampilan relaksasi.
Teknik relaksasi bukanlah hal baru dalam studi penelitian di studi sosial. Penelitian
mengenai teknik relaksasi sudah banyak dilakukan hasilnya pun cukup menjanjikan. Penelitian
yang dilakukan oleh Zuni Eka K. & Elisabeth Cristiana, 2014 menunjukan hasil kejenuhan
belajar pada siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas dapat diturunkan dengan menerapkan
kombinasi antara teknik relaksasi dan selfintruction. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilaksanakan oleh IPt. Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP & Ni. Kt. Suarni pada tahun 2014, yang
berhipotesa bahwa burnout yang dialami siswa dapat dikondisikan atau dapat diminimalisasi
dengan tingkah laku yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi serta dapat pula membantu
meringankan kondisi tegang atau jenuh yang dialami oleh siswa. Hasil penelitian
menunjukanbahwa konseling behavioral teknik relaksasi dan brain gym efektif untuk
menurunkan kejenuhan belajar pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama. Meskipun
sudah banyak studi mengenai teknik relaksasi namun belum ada yang membahas kajian tentang
efektitas teknik relaksasi pada siswa Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengisi kekosongan tersebut dengan melakukan penelitian tentang efektivitas teknik
relaksasi dalam konseling kelompok untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa di SMA Negeri
1 Semaka.
Peneliti juga telah melakukan wawancara dengan siswa, beberapa siswa mengatakan
mereka bosan dengan metode belajar mengajar guru yang selalu sama tidak ada hal yang
membuat mereka tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Mereka juga akan lebih tertarik dengan
Guru yang tidak selalu memberikan Pekerjaan Rumah kepada mereka. Siswa juga akan senang
ketika didalam proses pembelajaran terdapat pergantian Guru sementara seperti terdapat kakak-
kakak yang melakukan penelitian. Mereka juga akan meminta imbalan jika terdapat kakak-kakak
yang sedang melakukan penelitian.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bimbingan dan Konseling di SMA Negeri
1 Semaka. Guru Bimbingan dan Konseling tersebut mengatakan bahwa sebenarnya siswa-siswi
disini adalah siswa yang cerdas dan rajin tetapi terkadang mereka kurang fokus saat proses
belajar mengajar dilaksanakan. Guru Bimbingan dan Konseling tersebut juga mengatakan bahwa

6
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

siswa di SMA Negeri 1 Semaka ini sangat aktif mengikut program-program yang telah diadakan
oleh sekolah. Mereka juga mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolahan tersebut. Banyak
siswa yang mengalami gejala seperti kelelahan emosi, kelelahan fisik, kelelahan kognitif, serta
hilangnya motivasi. Untuk mengatasi kejenuhan belajar peneliti menggunakan teknik relaksasi.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui efektivitas teknik relaksasi dalam hal
ini untuk mengurangi kejenuhan belajar pada siswa kelas XI IPA 1 di SMA N 1 Semaka sebagai
salah satu sekolah di Kabupaten Tanggamus yang siswanya mengalami kejenuhan belajar.

2. METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, penelitian ini
menggunakan desain quasi experimental design. Quasi experimental design bukan
penelitian eksperimen sebenarnya karena dalam pelaksanaan penelitian, peneliti tidak
sepenuhnya dapat mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Bentuk desain yang digunakan adalah non equivalent control group design.

b. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1
Semaka yang berjumlah 45 siswa.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Teknik purposive sampling adalah pemilihan kelas subjek didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan tertentu seperti tingkah laku siswa disekolah dan dalam proses pembelajaran
serta disesuaikan dengan tujuan. Sampel pada penelitian adalah siswa yang mengalami
tingkat kejenuhan belajar tinggi dibandingkan siswa lain yaitu berjumlah 30 orang siswa
yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

c. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
(Kuesioner), merupakan data pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud
agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respons sesuai permintaan

7
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

pengguna. Cara penyebaran angket atau kuesioner yang berisi daftar pernyataan terperinci
tentang variable-variable peneliti yang dikembangkan sendiri oleh peneliti untuk
mengungkap fenomena kejenuhan belajar yang terjadi pada siswa, yakni menggunakan skala
kejenuhan belajar melalui pernyataan-pernyataan dengan alternatif atau respon subjek
berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”.

d. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Pengujian
hipotesis menggunakan uji-t dengan melakukan pengujian prasyarat (normalitas dan
homogenitas).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pretest
Sebelum memulai intervensi (perlakuan), peneliti sebelumnya melakukan pretest
terhadap siswa untuk mengetahui tingkat kejenuhan siswa dengan memberikan
kuesioner. Hasil penyebaran kuesioner terhadap 30 siswa diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Tingkat Kejenuhan Belajar Pada Hasil Pretest

Eksperimen Kontrol
No Skor Kategori
n % n %
1 0 - 13 Sangat rendah 0 0% 0 0%
2 14 - 27 Rendah 0 0% 0 0%
3 28 - 41 Sedang 0 0% 1
4 42 - 55 Tinggi 11 73,3% 13
5 56 - 69 Sangat Tinggi 4 26,7% 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen, siswa dengan


kejenuhan belajar tinggi sebanyak 11 siswa (73,3%), dan siswa dengan kejenuhan
belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa (26,7%), dan tidak terdapat siswa dengan
kejenuhan belajar yang sedang, rendah dan sangat rendah. Sedangkan pada kelompok
kontrol, siswa dengan kejenuhan belajar sedang sebanyak 1 siswa (6,7%), siswa dengan
kejenuhan belajar tinggi sebanyak 13 siswa (86,6%), dan siswa dengan tingkat
kejenuhan sangat tinggi sebanyak 1 siswa (6,7%), dan tidak terdapat siswa dengan

8
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

kejenuhan belajar yang rendah dan sangat rendah. Selanjutnya peneliti melakukan
layanan bimbingan kelompok teknik relaksasi terhadap kelompok eksperimen.
2. Hasil Post-Test
Setelah dilakukan layanan konseling kelompok dengan teknik relaksasi terhadap
15 siswa pada kelas eksperimen, selanjutnya peneliti mengambil test akhir (post-test)
untuk mengetahui tingkat kejenuhan siswa pada siswa. Adapun hasil posttest sebagai
berikut:

Tabel 4.2
Tingkat Kejenuhan Belajar Pada Hasil Post-test

Eksperimen Kontrol
No Skor Kategori
n % n %
1 0 - 13 Sangat rendah 1 6,7% 0 0%
2 14 - 27 Rendah 7 46,7% 3 20%
3 28 - 41 Sedang 7 46,7% 7 46,7%
4 42 - 55 Tinggi 0 0% 5 33,3%
5 56 - 69 Sangat Tinggi 0 0% 0 0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen, siswa dengan


kejenuhan belajar sangat rendah sebanyak 1 siswa (6,7%), siswa dengan kejenuhan
belajar rendah sebanyak 7 siswa (46,7%), siswa dengan kejenuhan belajar sedang
sebanyak 7 siswa (46,7%) dan tidak terdapat siswa dengan kejenuhan belajar yang
tinggi dan sangat sangat tinggi. Sedangkan pada kelompok kontrol, siswa dengan
kejenuhan belajar rendah sebanyak 3 siswa (20%), siswa dengan kejenuhan belajar
sedang sebanyak 7 siswa (46,7%), dan siswa dengan tingkat kejenuhan tinggi sebanyak
5 siswa (33,3%), dan tidak terdapat siswa dengan kejenuhan belajar yang sangat rendah
dan sangat tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan
teknik relaksasi dapat menurunkan kejenuhan belajar pada siswa.

3. Uji Hipotesis
Teknik analisa data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes-t. Test-t
merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan dua buah mean sampel dari dua variabel yang
dikomparatifkan. Untuk memutuskan apakah teknik relaksasi dalam konseling

9
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

kelompok efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Semaka, maka akan mendapat p-value yang akan dibandingkan dengan tingkat
kesalahan yang digunakan yaitu 5% atau 0,05 apabila p-value < 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Sedangkan apabila p-value > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Uji
t dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji t

Intervensi N Sig α
Kontrol 15 0,005 0,05
Eksperimen 15
Sumber: Hasil olahan program SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh nilai signifikansi


sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi p (0,005) <∝ (0,05), dapat diartikan bahwa
hipotesis yang diajukan diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi
dalam konseling kelompok efektif untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Semaka.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa teknik relaksasi dalam konseling kelompok efektif untuk mengurangi
kejenuhan belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semaka, dibuktikan dengan nilai
signifikansi p (0,005) <∝ (0,05), sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Fritscher, L. (2007) Cognitive Theory. [Internet]. Available at:


http://phobias.about.com/od/glossary/g/cognitivethedef.htm. [Accessed 3 Maret 2022].

Good, T.L. and Brophy, J.E. (1990). Educational psychology: A realistic approach. (4th ed.).
New York: Longman.

Henry Plotkin. (2003). We-intentionality: An essential element in understanding human culture.


Perspectives in Biology and Medicine. Chicago.Vol. 46, Iss. 2; pg. 283.

Good, T. L., & Brophy, J. E. (1990). Educational psychology: A realistic approach (4th ed).

10
Efektivitas Teknik Relaksasi Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Semaka

IPt. Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP., Ni. Kt. Suarni. (2014). “Efektifitas teori Behavioral Teknik
Relaksasi dan Brain Gym untuk Menurukan Burnout Belajar pada Siswa Kelas VIII
SMP Laboratorium UNDIKSHA Sigaraja Tahun Pelajaran 2013/ 2014”. E-journal
Undiksa. Volume: 2 No 1. Diakses dari
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/3740/2995.Pada 20
Februari 2022 pukul 22.30 WIB.

Jason K McDonald, Stephen C Yanchar, Russell T Osguthorpe. (2005). Learning from


Programmed Instruction: Examining Implications for Modern Instructional Technology.

John Dawning, Tedd Keating, Karl Bennett. (2005). Effective Reinforcement Techniques in
Elementary Physical Education: The Key to Behavior Management. Physical Educator,
Indianapolis, vol.62, Iss.3, pg. 114.

Jonassen, D. H. (2007) Theoretical Considerations: Constructivism. [Internet]. Available


at:http://www.quasar.ualberta.ca/techcur/theory/constructivism.htm. [Accessed 3 Maret
2022].

Josh Schwieso.1 (999). How To Think Straight About Psychology, 5th Edition. Educational
Psychology. Dorchester-on-Thames: Vol.19. Iss.4, pg.502.

Miltenberger, R.G (2001). Behavioral Modification: Principles and procedures. 2nd ed.
Belmont, California: Wadsword/Thomson Learning

Mochamad Nursalim. (2013). Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta: Indeks.

Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rita Eka Izzaty,
dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNYPress.

Nancy H. Dewald. (1999). Web-based Library Instruction: What Is Good Pedagogy? Information
Technology and Libraries, Chicago, Vol. 18, Iss.1, pg, 26.

Suwarjo & Diana Septi Purnama. (2014). Model Bimbingan Pengembangan Kompetensi Pribadi
Sosial Bagi Siswa SMA yang Mengalami Kejenuhan Belajar (Burnout). Laporan
Penelitian. FIP UNY.

Thomas H Leahey. (2000). Control: A History of Behavioral Psychology. The Journal of


American History. Vol.87, Iss.2. pg.686.

Zuni Eka K. & Elisabeth Christiana. (2014). Penerapan Kombinasi antara Teknik Relaksasi dan
Self-Intruction untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 22 Surabaya. Jurnal BK UNESA, 05(01), 1-10.

11

Anda mungkin juga menyukai