Anda di halaman 1dari 16

Analisis Motivasi Belajar Rendah Siswa Selama Masa Pandemi dan

Penanganannya ( Studi Kasus di SMA Negeri 8 Makassar)


Analysis Of Student Low Learning Motivation During The Pandemic And Handling
(Case Study at SMA Negeri 8 Makassar)

Rusniyanti1, Abdullah Pandang2, Suciani Latif3


Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
Staf Pengajar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
Staf Pengajar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
*Penulis Koresponden: rusniyanti427@gmail.com

Abstrak
Rusniyanti, 2021. Analisis Motivasi Belajar Rendah Siswa Selama Masa Pandemi dan Penanganannya (Studi Kasus di SMA Negeri 8 Makassar).
Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Bapak Dr. H.
Abdullah Pandang, M.Pd dan Ibu Suciani Latif, S.Pd., M.Pd).
Penelitian ini membahas tentang motivasi belajar rendah siswa selama masa pandemi di SMA Negeri 8 Makassar. Kajian utama dari penelitian
ini adalah: (1) Gambaran motivasi belajar rendah pada peserta didik berinisial BN di SMA Negeri 8 Makassar. (2) Faktor yang menyebabkan
peserta didik berinisial BN mengalami motivasi belajar rendah di SMA Negeri 8 Makassar. (3) Upaya penanganan motivasi belajar rendah
pada peserta didik berinisial BN di SMA Negeri 8 Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus klinis. Pengambilan data instrumen melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan teknik
trianggulasi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Gambaran motivasi belajar rendah yang dirasakan selama masa pandemi peserta didik
berinisial BN di SMA Negeri 8 Makassar meliputi kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran, mudah bosan dengan kegiatan
pembelajaran, selalu menunda untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, mudah menyerah untuk memecahkan soal-soal pelajaran, tidak fokus
memperhatikan guru dan menganggap pembelajaran tidak terlalu penting untuk mengikuti pembelajaran.. (2) Faktor yang menyebabkan
motivasi belajar rendah selama masa pandemi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (3) Upaya yang dapat dilakukan terhadap subjek yang
mengalami motivasi belajar rendah adalah dengan pemberian konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik Self talk untuk
meeningkatkan motivasi belajar rendah peserta didik berinisial BN selama masa pandemi di SMA Negeri 8 Makassar.

Kata Kunci: Motivasi Belajar Rendah, Masa Pandemi, Konseling REBT, Teknik self talk

Abstract

Rusniyanti, 2021. Analysis Of Student Low Learning Motivation During The Pandemic And Handling (Case Study At SMA Negeri 8
Makassar). Essay. Department of Educational Psychology and Guidance, Faculty of Education. Makassar State University (supervised by Mr.
Dr. H. Abdullah Pandang, M.Pd and Mrs. Suciani Latif, S.Pd., M.Pd).
This study discusses the low learning motivation of students during the pandemic at SMA Negeri8 Makassar. The main studies of this research
are: (1) description of the low learning motivation in students with the initials BN at SMA Negeri 8 Makassar. (2) The factors that cause students
with the initials BN to experience low learning motivation at SMA Negeri 8 Makassar. (3) Efforts to handle low learning motivation for students
with the initials BN at SMA Negeri 8 Makassar. This research is a qualitative approach with the type of clinical case study research. Data
collection is throught interviews and documentation. Data analysis used descriptive with triangulation technique. The results obtained are: (1) a
description of the low learning motivation felt during the pandemic period of students with the initials BN at SMA Negeri 8 Makassar including
: lack of enthusiasm in participating in learning, easily bored with learning activities, always delaying doing assigments, easily giving up to
solve lesson problems, do not focus on paying attention to teacher and consider learning not too important to follow the lesson. (2) Factors that
cause low learning motivation during the pandemic are internal factors and external factors . (3) Efforts that can be made to subjects who
experience low learning motivation are by providing Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) counseling with the Self talk techniques to
increase low learning motivatin of students with the initials BN during the pandemic at SMA Neegeri 8 Makassar.

Keywords : Low Learning Motivation, Pandemic Period, REBT Counseling, Self talk technique

1
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

1. PENDAHULUAN Makassar. Hasil yang didapatkan berdasarkan catatan


guru BK dan wawancara awal bersama 3 peserta

Selama masa pandemi Kegiatan Belajar dan didik dan guru BK adalah peserta didik yang dipilih

Mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap muka untuk menjadi subjek penelitian yaitu peserta didik

tetapi dinamakan Via daring yang mengharuskan berinisial BN yang terindetifikasi memiliki gejala

peserta didik belajar dari rumah. Selama belajar dari motivasi belajar rendah yang cukup parah dan perlu

rumah banyak peserta didik mengalami bosan dan penanganan segera dari guru bimbingan dan

kurang semangat untuk melakukan pembelajaran konseling, sedangkan 2 peserta didik lainnya juga

daring. Fenomena di masa pandemi ini salah satunya teridentifikasi memiliki gejala motivasi belajar rendah

adalah masalah motivasi belajar rendah. akan tetapi tidak separah peserta didik BN.

Sari & Rusmin (dalam Permata, 2021) dalam Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

hasil penelitiannya mengatakan bahwa jika dalam disimpulkan bahwa BN selama belajar dari rumah

pembelajaran tatap muka guru mampu menciptakan merasa mudah bosan dengan kegiatan pembelajaran,

suasana kelas kondusif untuk menjaga motivasi selalu menunda untuk mengerjakan tugas-tugas

belajar siswa agar pembelajaran dapat tercapai karena sekolah, mudah menyerah untuk memecahkan soal-

suasana kelas memiliki pengaruh yang signifikan soal pelajaran, tidak fokus memperhatikan guru dan

dengan motivasi belajar. Namun kondisi menganggap pembelajaran tidak terlalu penting

pembelajaran daring menyebabkan motivasi belajar untuk mengikuti pembelajaran. Sesuai dengan

siswa dapat menurun mempengaruhi hasil belajar (Handu, 2011) gejala siswa yang memiliki motivasi

siswa bahkan masalah motivasi belajar di masa belajar rendah, antara lain : Cenderung cepat bosan

pandemi ini ada sebagian siswa kurang termotivasi, dengan kegiatan belajar, kurang semangat dalam

hal tersebut dapat dilihat dari tidak memperhatikan belajar, perhatiannya tidak fokus pada pembelajaran

guru ketika menjelaskan melalui virtual serta tidak dan hal-hal yang membuat diri merasa kesulitan

ada niat mengerjakan tugas yang diberikan dan siswa dalam memecahkan soal, menunda mengerjakan

kurang begitu semangat menghadapi pembelajaran. tugas sekolah.

Menurut Winata (dalam Susilawati, 2011) Menurut Hamalik (2017 : 23) Faktor yang

Motivasi belajar rendah adalah tidak adanya menyebabkan rendahnya motivasi belajar yaitu :

dorongan dalam diri siswa dalam melakukan sikap dari guru yang tidak bervariasi saat

kegiatan belajar dan tidak adanya arahan untuk memberikan pembelajaran, pengaruh dari orang lain

belajar membuat tidak ada semangat dalam diri siswa yang menganggu konsentrasi siswa, rendahnya

sehingga tujuan yang dikehendaki tidak dapat kemampuan untuk belajar yang mengalami

tercapai. kelambatan memahami pelajaran, suasana yang

Pembelajaran daring juga terjadi pada salah kurang efektif saat belajar, dan masih lemahnya

satu sekolah yang ada di kota Makassar tepatnya di tingkat kesadaran diri siswa. Motivasi belajar jika

SMA Negeri 8 Makassar. Menurut guru BK di sekolah menurun akan memberikan pengaruh besar dalam

sebelum masa pandemi ini banyak peserta didik perubahan diri siswa.

semangat untuk belajar dan rajin mengerjakan tugas Menurut Pasulu, Muhammad Hasby &

yang diberikan guru sedangkan untuk di masa Rosmalah (2021) dalam hasil penelitiannya

pandemi ini ada beberapa peserta didik menjadi mengatakan pengaruh smartphone memang sangat

kurang semangat belajar dan kesulitan menangkap besar dalam kehidupan pada masa pandemi covid-19

materi dalam mengikuti pelajaran yang menyebabkan ini. Situasi yang mengharuskan siswa untuk

proses pembelajaran daring menjadi tidak efektif. mempunyai smartphone sendiri ataupun smartphone

Peneliti melakukan wawancara awal bersama orang tua yang membuat siswa menjadi kecanduan

guru BK dan 3 peserta didik di SMA Negeri 8 smartphone dapat dengan mudah mempengaruhi

2
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

motivasi belajar siswa dan membuat siswa sulit untuk guru yang menjelaskan pelajaran. Kurang aktif dalam
fokus pada pembelajaran. proses pembelajaran karena menganggap ada teman
Motivasi belajar rendah tersebut memberikan yang akan menolong dan merasa kurang semangat
dampak terhadap peserta didik yaitu membuat proses serta mudah bosan mengikuti pembelajaran.
belajar menjadi terganggu sehingga hasil prestasi Peneliti memilih ketiga faktor tersebut karena
belajar menjadi menurun, merasa kecewa terhadap dari gejala-gejala yang dialami peserta didik BN
diri sendiri, mengecewakan orang tua, kehadiran tersebut disebabkan pemikiran yang keliru karena
menurun. peserta didik BN mengembangkan cara berpikir
Fenomena yang terjadi dilapangan pada irasional. Maka dari itu peneliti memilih solusi atau
subjek BN, maka yang didapatkan bahwa peserta intervensi untuk masalah motivasi belajar rendah BN
didik BN mengalami motivasi belajar rendah. Faktor dengan menggunakan Konseling Rational Emotive
penyebab motivasi belajar rendah yang terjadi pada Behavior Therapy (REBT) yaitu membantu peserta
BN disebabkan oleh pengaruh handphone yang didik mengubah pemikiran irasional menjadi
berlebihan, proses pembelajaran monoton yang rasional. Dalam Konseling REBT peneliti memilih
menganggap bahwa pembelajaran tidak penting, teknik Self Talk agar dapat membantu peserta didik
rendahnya kemampuan dalam memahami pelajaran untuk lebih memiliki pemikiran yang rasional dengan
karena menganggap dirinya tidak mampu untuk membantu memfokuskan pada hal-hal yang positif
menyelesaikan pembelajaran pelajaran yang dengan dapat mengembangkan motivasi melalui
berhubungan dengan perhitungan dan biologi itu dirinya sendiri dengan mengucapkan kata-kata
susah, malas mengikuti pembelajaran karena tidak maupun dengan pikiran.
adanya keinginan yang kuat dalam diri untuk belajar, Dari masalah yang diatas, peneliti
kurang aktif dalam proses pembelajaran karena mengajukan penanganan mengenai kasus motivasi
menganggap ada teman yang akan menolong dan belajar rendah di SMA Negeri 8 Makassar dengan
lingkungan yang kurang kondusif menyebabkan menggunakan salah satu teknik dari Konseling
konsentrasi untuk belajar menjadi terganggu. Dari Rational Emotive Belief Therapy (REBT) melalui teknik
beberapa faktor diatas, maka muncul berbagai gejala Self Talk. Maka dari itu, peneliti tertarik pada
motivasi belajar rendah pada BN yaitu kurang permasalahan motivasi belajar rendah dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran, selalu merencanakan penelitian yang berfokus pada
menunda untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, bagaimana gambaran masalah motivasi belajar
mudah menyerah untuk memecahkan soal-soal rendah di SMA Negeri 8 Makassar.
pelajaran, tidak fokus memperhatikan guru dan 2. TINJAUAN PUSTAKA
menganggap pelajaran tidak penting. 2.1 Motivasi Belajar Rendah
Beberapa faktor penyebab dan gejala motivasi Menurut Kartono (2017), motivasi belajar
belajar rendah di atas yang dialami oleh peserta didik adalah dorongan yang ada pada diri seseorang
BN, peneliti memfokuskan untuk memilih tiga faktor berhubungan dengan prestasi, yaitu dorongan untuk
penyebab motivasi belajar rendah pada BN untuk menguasai, memanipulasi serta mengatur
diberikan penanganan, yaitu Kurangnya kemampuan lingkungan sosial maupun fisik, mengatasi
dalam memahami pelajaran karena menganggap rintangan-rintangan dan memelihara kusalitas kerja
bahwa dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan yang tinggi dan bersaing melalui usaha-usaha untuk
pembelajaran yang berhubungan dengan perhitungan melebihi perbuatan di masa lalu.
dan biologi itu susah sehingga BN mudah menyerah Menurut Ayu (2016) Motivasi belajar
dan selalu menunda mengerjakan tugas-tugas merupakan dorongan dari diri seseorang untuk
sekolah. Pembelajaran yang monoton karena mencapai tujuan ataupun hasil yang
menganggap bahwa proses pembelajaran tidak dikehendakinya, dapat dilihat dari sikap peserta
penting sehingga BN tidak fokus memperhatikan didik itu sendiri dengan adanya hasrat atau

3
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

keinginan yang tinggi untuk mempelajari sesuatu. 1) Cepat merasa bosan dalam menyelesaikan tugas
Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi sekolah.
belajar akan melemahkan kegiatan belajar yang akan 2) Mudah menyerah dan selalu mengatakan “saya
berpengaruh pada mutu hasil belajar menjadi tidak bisa”.
rendah. 3) Tidak memperhatikan guru saat menjelaskan
Sedangkan, menurut Dalyono (Fatmawati, pelajaran.
2021) Motivasi belajar dikatakan sebagai 4) Tidak memperdulikan nasehat guru.
keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang 5) Mudah patah semangat.
memberikan arah kegiatan belajar. Dalam proses 6) Menunda mengerjakan tugas sekolah.
belajar motivasi sangat diperlukan, jika individu Menurut Suhaimin (Mukhoiyaroh dan
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak Musfiratul Muzayyinah, 2014 : 292) ciri-ciri siswa
akan melakukan aktivitas belajar. yang mempunyai motivasi belajar rendah yaitu
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, siswa apabila memiliki ciri-ciri seperti ini : Jarang
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah mengerjakan tugas, Kurang ada dorongan dalam diri
usaha atau upaya dalam diri untuk menggerakkan sendiri, Kurang semangat belajar, Tidak senang
atau membangkitkan kekuatan mental seseorang memecahkan soal-soal dan tidak mempunyai tujuan
untuk melakukan kegiatan belajar agar dapat dalam belajar.
mencapai tujuan dikehendaki yang dapat dilihat dari Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas,
sikap, pengetahuan, keterampilan yang tinggi. dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang
Motivasi sangat dibutuhkan oleh seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi yaitu siswa
tetapi, jika motivasi melemah maka proses dari yang memiliki motivasi belajar yang tinggi adalah
aktivitas belajar juga akan menjadi menurun atau tekun dalam belajar, memiliki minat yang tinggi
rendah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dalam melakukan sesuatu, serta menyukai hal-hal
peserta didik. yang mempunyai rintangan. Sedangkan ciri-ciri
2.2 Ciri-Ciri Motivasi Belajar Rendah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat
Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan dilihat dari kurangnya semangat dalam belajar,
motivasi yang kuat sehingga proses belajar dapat cenderung mudah bosan, tidak memperhatikan guru
berjalan dengan efekif. Motivasi yang ada pada diri saat menjelaskan pelajaran, menunda mengerjakan
setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. tugas dan tidak senang memecahkan soal.
Menurut Sardiman (2018) ciri-ciri motivasi belajar 2.3 Fungsi Motivasi Belajar
tinggi yang ada pada diri siswa yaitu : Fungsi motivasi dalam belajar merupakan hal
1) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat yang terpenting dalam belajar. Hasil belajar akan
bekerja secara terus menerus dalam waktu yang maksimal jika ada motivasi, semakin tepat motivasi
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. yang diberikan maka berhasil pula pada proses
2) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas belajar yang dilakukan. Jadi, motivasi akan
putus asa dalam menghadapi kesulitan. Siswa menentukan seberapa besar usaha dan hasil belajar.
bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam Sehubungan dengan hal tersebut terdapat tiga fungsi
belajar dan melaksanakan kegiatan belajar. motivasi menurut Asih (Fatikha Salsabila, 2020)
3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam menyatakan bahwa fungsi dari motivasi belajar
masalah, berani menghadapi masalah dan peserta didik adalah sebagai berikut :
mencari jalan keluar dari masalah yang sedang 1) Sebagai penggerak dalam melepaskan energi.
dihadapi. Jadi dalam hal ini, motivasi dapat dikatakan
Sedangkan, Menurut Santrock (2007) Adapun sebagai penggerak dari semua kegiatan yang
ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dilakukan.
di antaranya :

4
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

2) Mengarahkan ke tujuan yang ingin dicapai. Belajar memerlukan kesiapan psikologis


Dengan begitu motivasi untuk diri sendiri dapat ketenangan dengan baik, jika hal-hal diatas tidak ada
menjadi arahan kegiatan seseorang untuk pada diri anak maka belajar akan menjadi sulit.
mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Apabila dirinci faktor psikologis meliputi :
3) Menyeleksi tindakan, yaitu membuang tindakan intelegensi, bakat, minat, faktor kesehatan mental dan
yang tidak lagi bermanfaat sesuai dengan tujuan sebagainya.
yang akan dicapai dan menentukan tindakan lain b. Faktor ekstern yang meliputi :
yang sesuai atau serasi dengan tujuan yang akan 1) Faktor keluarga
dicapai. 2) Faktor sekolah
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, Fauziyatun (2014) mengatakan ada delapan
dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar
dapat sebagai pendorong usaha seseorang untuk yaitu : Kepercayaan diri, Kesehatan fisik dan mental,
belajar. Bakat, Kurangnya kemampuan konsentrasi, Kondisi
2.4 Faktor- Faktor Penyebab Motivasi Belajar keluarga, Teman sebaya, Lingkungan masyarakat dan
Rendah Lingkungan sekolah.
Menurut Kompri (2015) ada beberapa faktor Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas,
yang mempengaruhi motivasi belajar yang tinggi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab
yaitu: rendahnya motivasi belajar, yaitu : kurangnya
1) Cita-cita dan aspirasi siswa, yakni cita-cita akan kemampuan konsentrasi, metode pembelajaran guru
memperkuat motivasi belajar siswa baik dan yang monoton, kondisi fisik yang kurang sehat
mengarahkan perilaku belajar. seperti pusing, lingkugan yang kurang kondusif dan
2) Kemampuan siswa, yakni siswa yang rasa malas belajar yang tinggi.
mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya 2. 5 Dampak Motivasi Belajar yang Rendah
lebih termotivasi dalam belajar. Rimbarizki (2017), motivasi belajar yang
3) Kondisi siswa, yakni meliputi kondisi jasmani rendah dapat menimbulkan dampak negatif bagi
dan rohani dapat mempengaruhi motivasi siswa. Motivasi belajar yang rendah dapat
belajar. menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar
Sedangkan, menurut Ahmad (Bekti, 2017) sehingga akan merendahkan prestasi belajar siswa.
Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa di Amelia (2020:9) Motivasi belajar yang rendah
klasifikasikan menjadi dua yaitu : dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan belajar
a. Faktor Intern siswa. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan
1) Faktor fisik prestasi belajar dan melemahnya kegiatan belajar.
(a) Sakit : seorang yang sakit akan mengalami Adapun peserta didik yang kurang memiliki motivasi
kelemahan fisiknya sehingga saraf sensorik dan belajar memberikan dampak langsung pada diri,
motorik lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima misalnya: Tidak antusias dalam belajar, lebih senang
melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. berada di luar kelas atau membolos, cepat merasa
(b) Kurang Sehat : anak yang kurang sehat dapat bosan, mengantuk dan pasif.
mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas,
mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, dapat disimpulkan bahwa dampak motivasi belajar
kurang semangat pikiran terganggu. Hal-hal ini yang yang rendah dapat membuat perilaku siswa semakin
tidak dapat merespn pelajaran dengan baik, saraf otak memburuk sehingga dapat berdampak juga pada
tidak mampu bekerja secara optimal memproses, proses belajar seorang siswa..
mengelola dan mengorganisasi bahan pelajaran 2.6 Pengertian Rational Emotive Behavior Therapy
melalui inderanya. (REBT)
2) Faktor psikologis

5
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Ketika Ellis mengubah namanya menjadi logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan
REBT, ia menyadari bahwa emosi, perilaku dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berfikir
pikiran tidak dapat dipisahkan satu sama lain yang tepat.
Seligman & Reichenberg (Erford, 2017). Rasional 4) Perasaan dan berpikir negatif serta penolakan
Emotif Behavior Therapy (REBT) adalah pemecahan diri harus dilawan dengan cara berfikir yang
masalah yang fokus pada aspek berpikir, menilai, rasional dan logis yang dapat diterima oleh akal
memutuskan tanpa lebih banyak berurusan dengan sehat serta menggunakan kata-kata yang
perasaan Menurut Corey (Erlina, 2016 : 303). rasional.
Menurut Ellis (Hartati, 2017) Rasional Emotif Berdasaran pendapat ahli di atas, dapat
Behavior Therapy (REBT) adalah sistem psikoterapi disimpulkan bahwa hakikat Manusia Konseling
yang mengajari individu bagaimana sistem Rasional Emotif Behavior Therapy (REBT terdiri dari
keyakinannya menentukan yang dirasakan dan lima.
dilakukannya pada berbagai peristiwa kehidupan. 2.8 Langkah-langkah Konseling Rasional Emotif
Sedangkan, (Hartati & Rahman, 2017 : 13) Rasional Behavior Therapy (REBT)
Emotif Behavior Therapy (REBT) memberikan Sari, dkk. (2020) adapun langkah-langkah
penekanan terhadap hubungan antara pikiran, emosi dalam Konseling Rasional Emotif Behavior Therapy
dan tingkah laku yang ketiganya saling (REBT) sebagai berikut :
mempengaruhi satu sama lain. 1) Activating Event (A), adalah peristiwa yang
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, memicu berupa fakta, perilaku, atau sikap orang
dapat disimpulkan bahwa Rasional Emotif Behavior lain. Pada dasarnya segenap peristiwa yang
Therapy (REBT) adalah sebuah proses pemberian dialami individu berdasarkan pikiran, perasaan,
bantuan yang dapat memfokuskan perubahan pada atau perilaku.
aspek pikiran dari irasional menjadi rasional. 2) Belief (B) adalah keyakinan yang mendasari
2.7 Hakikat Manusia Konseling Rasional Emotif pandangan seseorang mengenai peristiwa yang
Behavior Therapy (REBT) dialaimi..
Pada hakikatnya bahwa setiap manusia 3) Consequence (C) adalah konsekuensi atau sanksi
memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku yang dari perilaku emosi yang ditentukan oleh
ketiganya berlangsung secara bersamaan. Menurut kepercayaan seseorang tentang peristiwa
Ellis (Putra, 2020) ada beberapa asumsi tentang haikat tersebut..
manusia dalam Rasional Emotif Behavior Therapy 4) Dispute (D) adalah mendebat keyakinan pikiran
(REBT) adalah sebagai berikut : negatif konseli yang menyebabkan gangguan
1) Pada dasarnya individu itu unik. Memiliki emosi dan perilaku.
kecendrungan untuk berpikir rasional dan 5) Effect (E) adalah pandangan rasional efektif dan
irasional, ketika berpikir dan berperilaku rasional baru yang diikuti perubahan emosional dan
maka dia efektif, bahagia dan kompeten. Ketika perilaku lebih positif. Banyak perubahan yang
berpikir dan berperilaku irasional maka keadaan dialami dalam pikiran konseli yang membuat
tidak akan efektif. hidup lebih sehat.
2) Berpikir irasional diawali dengan belajar secara Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat
tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan disimpulkan bahwa Langkah-langkah Konseling
budaya tempat dimana seseorang dibesarkan. Rasional Emotif Behavior Therapy (REBT) yaitu
Dalam proses pertumbuhannya mereka akan Antecedent Event (A), Belief (B), Consequence (C), Effect
terus berfikir dan merasakan dengan pasti (E),
tentang dirinya dan yang lain. 2.10 Pengertian Teknik Self Talk
3) Berpikir secara irasional akan tercermin dari Menurut Yusuf, dkk., (2019) Self talk diartikan
kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak sebagai suatu terapi yang dilakukan seseorang

6
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

berbicara kepada dirinya sendiri yang dilakukan baik Menurut Tambunan (2018) mengatakan Self
dengan cara berbicara dengan mengucapkan kata- talk akan meningkatkan motivasi diri, kebahagiaan
kata maupun dengan pikiran. Teknik Self talk dan percaya diri. Self talk dapat meningkatkan usaha
merupakan salah satu teknik konseling yang untuk tetap fokus pada tugas, meningkatkan
dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian dan semangat, memberi efek positif. Sedangkan, menurut
antusiasme positif yang diberikan seseorang kepada Corey (Erford, 2017) mengungkapkan teknik self talk
dirinya sendiri setiap hari. Ketika menggunakan self dapat digunakan untuk mengembangkan motivasi
talk, seseorang berulang-ulang menyebutkan sebuah klien, mengelola stress, membantu untuk lebih
kata suporif (memberi semangat) yang sangat memfokuskan pada hal-hal yang positif dan
membantu ketika dihadapkan pada suatu masalah memperkuat keterampilan coping mereka.
Erford (2017 : 223). Menurut iswari (2015 : 10) menjelaskan
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, mengenai manfaat self talk yaitu semakin positif kata-
dapat disimpulkan bahwa Teknik Self talk adalah kata yang diucapkan pada diri maka perasaan yang
suatu teknik yang diberikan kepada konseli melalui mengikuti kalimat tersebut juga semakin positif. Jadi,
pembicaraan dengan diri sendiri untuk menyangkal sebaiknya meminimalisir penggunaan kalimat yang
keyakinan konseli yang tidak masuk akal. negatif agar perasaan juga tidak negatif.
2.11 Hakikat Manusia Teknik Self talk Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat
Menurut (Erford, 2017) memandang manusia disimpulkan bahwa manfaat teknik Self talk adalah
itu memiliki dua piiran yaitu pikiran irasional dan dapat meningkatkan motivasi klien serta digunakan
rasional. Individu mampu menumbuhkan hal yang untuk mengganti pikiran-pikiran irasional menjadi
positif dan melawan yang negatif, individu tidak pikiran rasional.
selamanya mengiyakan pola-pola yang telah 2. 13 Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Self
terkonstruksi di awal kehidupannya akan tetapi talk
individu berhak untuk mengubah dan Menurut yusuf (2019) ada empat prosedur
mengembangkan keadaan dirinya yang dapat dilakukan dalam penerapan teknik self
Menurut Eka (2016) memandang manusia talk, yaitu :
sebagai individu yang didominasi oleh sistem a) Klien mendeteksi setelah itu mendiskusikan
berpikir dan berperasaan yang berkaitan dengan mengenai self talk negatif klien terhadap diri
sistem psikis individu. Kebanyakan individu dalam sendiri.
berpikir tidak logis yang mempengaruhi motivasi b) Konselor memeriksa dengan meninjau maksud
dalam diri seperti saya lemah, saya baru saja catatan yang telah dibuat klien. Konselor
melakukan kesalahan saya bodoh sekali kenapa saya membantu klien untuk memahami dasar pikiran
harus kalah dalam hal itu. Manusia adalah makhluk dalam penulisan catatan tersebut.
verbal dan berpikir melalui bahasa. Dengan c) Setelah klien menyadari alasan memiliki pikiran
demikian, gangguan pikiran dan emosi yang dialami negatif yang tertulis dalam catatan, konselor
individu disebabkan verbalisasi ide dan pikiran dapat membantu klien untuk mengembangkan
irasional. counters atau pernyataan-pernyataan yang
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, ditujukan kepada dirinya yang tidak sesuai
dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia dalam dengan diri klien.
pandangan self talk adalah manusia mempunyai dua d) Klien bebicara pada diri sendiri secara teratur
pemikiran yang dimana manusia perlu melawan untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan,.
pikiran negatif dan mengembangkan hal yang positif Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat
pada pikiran dan dirinya. disimpulkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan
2.12 Manfaat Teknik Self talk teknik Self talk terdapat empat langkah yang dapat
dilaksanakan oleh konselor kepada konseli.

7
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

3. METODE PENELITIAN Menurut Siswantoro (2017 : 71) Data


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak
Berdasarkan latar belakang masalah dan langsung atau lewat perantara, tetapi tetap berfokus
rumusan masalah yang telah ditentukan, pada pada sumber data primer atau dapat dikatakan
penelitian ini peneliti menggunakan penedekatan sebagai data pendukung dari data primer. Data
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan peneliti Sekunder dalam penelitian ini adalah absensi, catatan
untuk penelitian ini adalah studi kasus. Peneliti kasus yang diperoleh dari guru BK untuk melengkapi
menggunakan studi kasus ingin mengkaji atau informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya dari
menyelidiki informasi dari masalah peserta didik data primer.
untuk memberikan gambaran secara akurat. 3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.2 Kehadiran Peneliti Tenik pengumpulan data yang digunakan
Dalam penelitian ini peneliti bertindak dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang
sebagai pengumpul data dan sekaligus sebagai memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu
instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data- yang relatif lama. Teknik pengumpulan data yang
data dilapangan. Oleh sebab itu, kehadiran peneliti digunakan dalam penelitian ini, antara lain
dilapangan dalam penelitian ini sebagai tolak ukur wawancara dan dokumentasi :
keberhasilan untuk memahami kasus yang di teliti, 1. Wawancara
sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan Dalam penelitian ini peneliti melakukan
aktif dengan informan atau sumber data disini mutlak wawancara awal secara tidak langsung bersama BN
di perlukan. dan secara langsung bersama BN, sahabat, orang tua
3.3 Subjek Penelitian dan guru BK. Peneliti menggunakan wawancara
Subjek dalam penelitian ini merupakan salah semistruktur karena daftar pertanyaan telah lebih
satu peserta didik di SMA Negeri 8 Makassar yang terbuka dan bebas dalam mengungkapkan masalah
berinisial BN, berjenis kelamin perempuan dan kelas yang dialami.
XI. BN ditetapkan sebagai siswa kasus karena 2. Dokumentasi
berdasarkan studi pendahuluan BN teridentifikasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
masalah motivasi belajar rendah. dokumentasi seperti catatan anekdot peserta didik
3.4 Lokasi Penelitian kasus dan melakukan dokumentasi dengan
Lokasi yang dipilih oleh peneliti yaitu di pengambilan gambar saat proses wawancara dengan
SMA Negeri 8 Makassar terletak di Jl. Andi BN, sahabat, orang tua dan guru BK dan saat
Mangerangi 2 Lorong 3 No.24, Bongaya, Kec. pelaksaan konseling self talk sebagai bukti gambaran
Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. untuk membuktikan secara mutlak bahwa telah
3. 5 Jenis Data melakukan penelitian dengan subjek dan orang
1. Data Primer terdekat.
Menurut Wardiyanta (sugiarto, 2017 : 87) data 3.7 Teknik Analisa Data
primer merupakan informasi yang diperoleh dari Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan
sumber-sumber data utama yaitu informasi dari menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan
narasumber. Data primer dalam penelitian ini adalah dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
melakukan wawancara terhadap peserta didik kasus, penelitian. Analisa data yang digunakan penelitian
orang tua, sahabat dan guru BK. Peneliti kualitatif yang mencakup sebagai berikut :
menggunakan data berdasarkan kasus untuk 1. Data Collection (Pengumpulan Data)
mendapatkan gambaran motivasi belajar rendah yang Peneliti menggunakan alat pengumpulan
dialami peserta didik BN di SMA Negeri 8 Makassar . data seperti wawancara dan dokumnetasi untuk
2. Data Sekunder menggali informasi motivasi belajar rendah yang
dialami oleh BN. Tidak hanya BN peneliti juga

8
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

melibatkan orang terdekat yaitu sahabat, orang tua, b. Triangulasi Teknik


guru BK untuk memperoleh informasi yang lebih Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
lanjut dan akurat. alat pengumpulan data untuk menggabungkan hasil
2. Data Reduction (Reduksi Data) penelitian seperti alat pengumpulan data wawancara
Penelitian ini melakukan reduksi data dengan dan dokumentasi. Alat pengumpulan data digunakan
memfokuskan pada pokok permasalahan yang telah secara bersamaan seperti ketika melakukan
diteliti untuk menarik kesimpulan dari data yang wawancara menggunakan juga dokumentasi untuk
diperoleh. Hasil wawancara peneliti memberikan merekam dan mengambil gambar bersama BN,
pengkodean dari setiap informasi dari informan sahabat, orang tua dan guru BK. Hal ini dilakukan
untuk memperjelas pelaksanaan wawancara yang untuk menguji data yang diberikan setiap informan
diperoleh dari awal sampai akhir penelitian. agar data yang diberikan dapat terpercaya.
3. Data Display (Penyajian Data) 2. Member Check
Tahap penyajian data yaitu peneliti membuat Menurut Sugiyono (2016) mengemukakan
matriks terlebih dengan membuat kolom berisikan member check adalah proses pengecekan data yang
fokus penelitian, rincian pernyataan, sumber diperoleh peneliti dari subjek.
informasi dan teknik pengumpulan data. 3.9 Tahap-Tahap Penelitian
4. Conclusion drawing/verification (Kesimpulan) Peneliti menggunakan beberapa tahap dalam
Dalam penelitian ini pada saat peneliti penelitian diantaranya sebagai berikut :
melakukan wawancara awal, BN mengungkapkan 1. Tahap sebelum ke lapangan
bahwa dia merasa kurang semangat untuk mengikuti Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pembelajaran yang menyebabkan motivasi belajar wawancara bersama guru BK dan peserta didik untuk
menjadi menurun. mengetahui gambaran masalah yang dialami oleh
3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data peserta didik SMA Negeri 8 Makassar.
Dalam penelitian ini, kredibilitas merupakan 2. Tahap pekerjaan di lapangan
ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang Dalam penelitian ini peneliti membuat daftar
menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan wawancara untuk subjek BN, sahabat, orang tua dan
hasil penelitian (Aan, 2014). Peneliti menggunakan uji guru BK untuk memudahkan peneliti dalam mencari
kredibilitas data terhadap penelitian studi kasus yaitu dan menggali informasi terkait masalah motivasi
dengan triangulasi dan member check. belajar rendah yang dialami oleh BN. Selama
1. Triangulasi dilapangan peneliti menggunakan dokumentasi yang
Menurut Sugiyono (2016) triangulasi yaitu berbentuk rekaman, gambar dan catatan tertulis
pengecekan data yang diperoleh dari berbagai sebagai bukti bahwa peneliti mutlak melakukan
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. penelitian di SMA Negeri 8 Makassar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3. Tahap analisis data
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan
a. Triangulasi Sumber seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara
Menguji kredibiltas data dilakukan dengan dan dokumentasi terhadap subjek BN, sahabat, orang
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui tua dan guru BK. Dari hasil wawancara peneliti
beberapa sumber. Setelah peneliti melakukan melakukan analisis data dengan menggunakan
wawancara dengan beberapa orang yang memiliki metode analisis menurut Peneliti juga melakukan
kedekatan dengan keadaan subjek seperti : sahabat, triangulasi yang terbagi dari Triangulasi Sumber dan
orang tua, guru BK. Peneliti melihat tingkat Triangulasi Teknik untuk menguji kebenaran data
kredibilitasnya sehingga penarikan kesimpulan akhir dari setiap instrument pengumpulan data yang
hasil dari wawancara dapat terpercaya dan digunakan untuk mendapatkan hasil yang dapat
dipertanggung jawabkan. terpercaya.

9
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

4. Tahap penyelesaian atau penulisan laporan menyerah untuk memecahkan soal-soal pelajaran,
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tidak fokus memperhatikan guru dan menganggap
yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah pembelajaran tidak terlalu penting.
dilakukan bersama subjek BN, sahabat, orang tua, Kondisi ini biasa dialaminya ketika BN tidak
guru BK. Menyusun setiap hasil yang diperoleh dan mampu dalam menyelesaikan pembelajaran
mengkonsultasikan hasil penelitian dengan dosen perhitungan dan biologi, pembelajaran juga monoton
pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan kurang aktif dalam proses pembelajaran karena
saran-saran demi kesempurnaan hasil penelitian ini. menganggap ada teman yang menolong.
pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian. 2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Motivasi
Adapun tahap-tahap pekerjaan lapangan dalam Belajar Rendah
penelitian studi kasus adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal
identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, Hasil penelitian dari faktor internal yang
evaluasi dan tindak Lanjut berasal dari dalam diri peserta didik, faktor yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan motivasi belajar rendah terjadi pada
4.1 Hasil Penelitian peserta didik BN yaitu tidak tertarik mengikuti
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh pelajaran karena menganggap metode pembelajaran
peneliti kepada peserta didik, sahabat, orang tua dan tersebut menjadi tidak bervariasi yang membuat tidak
guru BK dengan tujuan untuk mendapatkan fokus memperhatikan dengan baik dan menganggap
informasi tentang gambaran motivasi belajar rendah pelajaran tidak penting. Kurangnya pemahaman
yang dialami oleh peserta didik selama masa dalam diri menganggap dirinya tidak mampu untuk
pandemi pada subjek BN, faktor-faktor yang mengikuti pembelajarannya dengan baik sehingga
menyebabkan timbulnya motivasi belajar rendah dan membuat mudah menyerah.
penanganan dari motivasi belajar rendah yang Adapun faktor lain yaitu kurang semangat
dialami oleh subjek BN. yang membuat tidak aktif dalam mengikuti
1. Gambaran Motivasi Belajar Rendah pada Salah pembelajaran karena menganggap ada teman yang
Satu Peserta Didik di SMA Negeri 8 Makassar dapat menolongnya untuk menjelaskan dan
a. Gambaran diri peserta didik mengerjakan tugas yang tidak dimengerti. jika batas
Konseli merupakan salah satu peserta didik waktu pengumpulan tugasnya secara singkat maka
yang terdaftar di SMA Negeri 8 Makassar yang saat akan menunda untuk mengerjakan tugas dari
ini berada di kelas XI MIPA 2. Konseli berusia 16 sekolah. Malas belajar disebabkan kurang mencatat
tahun, berjenis kelamin perempuan, berat badan 40 materi pelajaran karena dia menganggap bahwa
kg, tinggi badan 159 cm, wajah bulat, berkulit sawo materi yang dijelaskan oleh guru semuanya sudah
matang, periang, hobinya dance dan berenang. ada di dalam buku.
Konseli merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. b. Faktor Eksternal
Konseli tinggal bersama kedua orang tua dan saudara Hasil penelitian yang menyebabkan faktor
lainnya. Konseli merupakan peserta didik yang eksternal dari peserta didik BN adalah kondisi
mengikuti proses pembelajaran daring selama masa lingkungan di rumah kurang kondusif menjadi
pandemi. penyebab sulit untuk fokus terhadap pelajaran ketika
b. Kecenderungan Motivasi Belajar Rendah sedang belajar dari rumah, fasilitas belajar memadai
Berdasarkan dari hasil wawancara yang karena lengkapnya peralatan sekolah akan tetapi
didapatkan peneliti, subjek BN selama proses belajar kurangnya kemampuan membuat tempat belajar
daring merasakan gejala-gejala seperti kurang nyaman. Selain itu, masalah sarana handphone, kouta
semangat dalam mengikuti pembelajaran, mudah dan jaringan karena memiliki ruang penyimpanan
bosan dengan kegiatan pembelajaran, selalu menunda yang kecil dan terbatas untuk mengakses dan adanya
untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, mudah

10
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

dukungan dari orang terdekat seperti orang tua, konseling. Peralatan yang digunakan dalam konseling
sahabat dan guru. ini yaitu kursi, meja, alat tulis kantor, lembar kerja
3. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan peserta didik (LKPD). Peneliti mengetahui gambaran
Motivasi Belajar yang di Alami oleh Peserta masalah yang dialami konseli kurang semangat
didik Kasus dalam mengikuti pembelajaran, mudah bosan dengan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan kegiatan pembelajaran, selalu menunda untuk
diatas maka BN mengalami motivasi belajar rendah. mengerjakan tugas-tugas sekolah, mudah menyerah
Motivasi belajar rendah ini disebabkan selama masa untuk memecahkan soal-soal pelajaran, tidak fokus
pandemi semua pembelajaran diberlakukan secara memperhatikan guru dan menganggap pembelajaran
daring. Adapun gejala-gejala motivasi belajar rendah tidak terlalu penting. Dalam tahap ini juga peneliti
yang dialami oleh BN, seperti kurang semangat mengetahui faktor penyebab dari masalah yang
dalam mengikuti pembelajaran, mudah bosan dengan dialami.
kegiatan pembelajaran, selalu menunda untuk c. Prognosis
mengerjakan tugas-tugas sekolah, mudah menyerah Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 23
untuk memecahkan soal-soal pelajaran, tidak fokus September 2021. Pada pertemuan kegiatan ini
memperhatikan guru dan menganggap pembelajaran dilakukan selama 45 menit di Mushola sekolah.
tidak terlalu penting. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu
Motivasi belajar rendah yang dialami oleh BN alat tulis kantor. Peneliti memulai percakapan
jika tidak segera ditangani maka akan berdampak bersama peserta didik BN dalam mencari solusi atau
pada prestasi akademik. Oleh karena itu, peneliti alternative bantuan dari permasalahan yang dialami
membantu BN menemukan solusi dari masalah yang dan menetapkan solusi atau alternative bantuan yang
dialami dengan memberikan alternatif menggunakan akan diberikan. Dalam kegiatan ini peneliti
Konseling REBT (Rational Emotive Behavior Therapy) menetapkan solusi yang akan diberikan kepada
dengan teknik Self Talk untuk menangani motivasi konseli yaitu konseling Rational Emotive Behavior
belajar rendah yang dirasakan oleh BN. Therapy (REBT) dengan teknik Self Talk.
Penelitian ini menggunakan studi kasus d. Pelaksanaan Teknik Self Talk
untuk mendalami masalah yang dialami oleh BN Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 30
selama masa pandemi. Adapun pelaksanaan studi September 2021, pada pertemuan kegiatan ini
kasus dengan teknik Self Talk yaitu sebagai berikut. dilakukan selama 60 menit di Ruangan bimbingan
a. Proses pengisian lembar komitmen dan Tinjauan dan konseling. Peralatan yang digunakan dalam
prosedur kegiatan ini yaitu alat tulis kantor dan lembar kerja
Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 8 peserta didik (LKPD). Langkah-langkah yang
September 2021. Pada pertemuan kegiatan ini dilakukan peneliti yaitu peneliti mendeteksi dan
dilakukan selama 45 menit di ruangan Bimbingan dan mendiskusikan mengenai self talk negatif konseli yang
Konseling. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan menganggu dari dalam diri klien serta
ini yaitu kursi, meja, alat tulis kantor, lembar biodata menuliskannya, memeriksa dengan meninjau maksud
dan lembar surat komitmen. Peneliti memulai catatan yang telah dibuat konseli untuk memahami
percakapan bersama peserta didik BN untuk dasar pikiran dalam penulisan catatan tersebut.
membangun hubungan yang baik dalam kegiatan ini Membantu konseli untuk mengembangkan
dan melaksanakan langkah-langkah dalam counters atau pernyataan-pernyataan yang tidak
pertemuan. sesuai dengan diri konseli, mengerahkan konseli
b. Identifikasi Masalah dan Diagnosis untuk bebicara pada diri sendiri secara teratur untuk
Proses konseling dilaksanakan pada hari mengevaluasi apa yang telah dilakukan, serta
Kamis, 16 September 2021. Pada pertemuan ini menemukan negatif seperti apa yang sering muncul
dilakukan selama 60 menit di ruangan bimbingan dan

11
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

dalam pikiran, meninjau kembali counters tersebut kehadiran, merasa pasif atau kurang semangat dalam
setelah mempraktikkannya. belajar, tidak berani bertanya apabila menghadapi
e. Evaluasi kesulitan, kurang perhatian terhadap pelajaran dan
Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 8 tidak mengerjakan tugas dengan baik dan tepat
Oktober 2021. Pada pertemuan kegiatan ini dilakukan waktu, Sehingga berdasarkan keterangan yang
selama 60 menit di mushola sekolah. Peralatan yang diperoleh dari BN mengalami motivasi belajar pada
digunakan dalam kegiatan ini yaitu alat tulis kantor, kognitif yang berkaitan dengan kurang semangat
lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar kerja belajarnya.
evaluasi. Hasil yang didapatkan yaitu BN dapat Dalam proses pembelajaran daring banyak
membuat dan melaksanakan skedul kegiatan selama kesulitan yang dialami siswa seperti mudah bosan
dirumah dan tidak lagi merasa bosan saat belajar, dikarenakan durasi pembelajaran daring yang terlalu
semangat dalam mengikuti pembelajaran, tidak lagi lama dan kesulitan fokus pada pembelajaran, tak
selalu menunda untuk mengerjakan tugas-tugas sedikit yang mengalami keluhan fisik seperti pusing
sekolah, sudah mampu untuk memecahkan soal-soal dan lelah. Sama halnya yang dialami oleh BN selama
pelajaran, dapat fokus memperhatikan guru dan pembelajaran daring dia merasa merasa kurang
menganggap pembelajaran penting, memiliki semangat serta mudah bosan, mudah menyerah,
pemikiran yang logis, lingkungan belajar juga selalu menunda mengerjakan tugas-tugas sekolah,
menjadi kondusif, dapat membuat jadwal kegiatan pembelajaran tidak penting karena menganggap
lebih teratur belajar. bahwa dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan
f. Terminasi pembelajaran yang berhubungan dengan perhitungan
Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 15 dan menganggap ada teman yang akan menolong
Oktober 2021. Pada pertemuan kegiatan ini dilakukan sehingga dia melakukan kegiatan lain di luar belajar
selama 60 menit di ruang kelas. Peralatan yang yaitu membuka handphone dengan membuka sosial
digunakan dalam kegiatan ini yaitu kursi, meja, alat media beberapa kali Menurut Mustakim (2020).
tulis kantor. Peneliti memberikan penguatan kepada 2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Motivasi
peserta didik BN dalam bentuk motivasi dan reward Belajar Rendah
atas keberhasilan peserta didik dalam mengatasi a. Faktor Internal
masalah motivasi belajar rendah yang dialami. Dalam proses belajar ada mata pelajaran yang
4.2 Pembahasan sulit untuk dipahami oleh sebagian peserta didik
1. Gambaran Motivasi Belajar Rendah yang berkaitan dengan perhitungan seperti
Hasil menunjukkan bahwa subjek BN matematika dan fisika. Sama halnya yang dirasakan
mengalami motivasi belajar rendah. Hal ini juga oleh peserta didik BN selama proses
didapatkan berdasarkan hasil wawancara yang pembelajaran daring dia tidak mampu dalam
dilakukan oleh peneliti terhadap subjek BN, sahabat, menyelesaikan pembelajaran perhitungan dan biologi
orang tua, guru BK. Dalam penelitian ini BN sehingga BN mudah menyerah dan menunda
mengalami gejala motivasi belajar rendah yaitu mengerjakan tugas-tugas sekolah dan adanya metode
kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran yang monoton seperti memberikan
mudah bosan dengan kegiatan pembelajaran, selalu materi terus menerus dan melakukan sesi tanya jawab
menunda untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, menganggap pelajaran tidak penting.
mudah menyerah untuk memecahkan soal-soal Terlalu kakunya guru dalam mengajar
pelajaran, tidak fokus memperhatikan guru dan membuat siswa kehilangan semangat dalam belajar,
menganggap pembelajaran tidak terlalu penting. kurangnya diskusi dalam belajar daring menjadikan
Menurut Sura (2018) indikator motivasi siswa tidak mengerti dengan apa yang telah ia
belajar rendah adalah dimana siswa bosan ketika pelajari. Banyak tugas yang diberikan dan guru
mengikuti proses pembelajaran, ketika kurangnya kurang memberikan penjelasan materi kepada siswa

12
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

menjadi hal yang sulit untuk dikerjakan Menurut kondusif akan membuat siswa tidak fokus dalam
Mahmudi (2021). proses pembelajaran sehingga waktu belajar pun
BN juga merasa kurang semangat yang tidak efektif.
membuat dia tidak aktif dalam mengikuti Hasil yang ditemukan oleh peneliti
pembelajaran karena menganggap ada teman yang menunjukkan BN tidak dapat mengatur kegiatan
dapat menolongnya untuk menjelaskan dan harian, tempat atau waktu akan tetapi fasilitas belajar
mengerjakan tugas yang tidak dimengerti. jika batas BN cukup memadai karena lengkapnya peralatan
waktu pengumpulan tugasnya secara singkat maka sekolah. Menurut Nasution (Said, 2019)
dia akan menunda untuk mengerjakan tugas dari mengungkapkan bahwa yang dapat meningkatkan
sekolah. motivasi belajar adalah fasilitasi belajar yang terdiri
Menurut Mahmudi (2021) mengatakan bahwa dari alat-alat yang dapat membantu siswa dalam
selama pembelajaran daring guru memberikan tugas kegiatan belajar misalnya buku tulis, pulpen,
yang banyak kepada siswa, sehingga siswa penggaris, tinta, buku pelajaran, meja belajar. Kurang
mengeluhkan tugas tersebut dikarenakan tenggang lengkapnya buku-buku yang diperlukan
waktu pengumpulan tugas sangat singkat, tidak menyebabkan anak malas belajar serta
sesuai dengan beban tugas yang diberikan akibatnya menghalanginya untuk belajar lebih baik.
siswa merasa diam dalam mengikuti proses Dalam hal ini BN mendapatkan dukungan
pembelajaran daring sehingga siswa menunda yang sangat baik dari orang tua terkait proses
mengerjakan dan mengumpulkan tidak tepat waktu. akademiknya di sekolah seperti fasilitias belajar, tidak
Dari hasil yang didapatkan BN juga malas selalu mengekang anak, selalu memberikan nasehat
belajar disebabkan kurang mencatat materi pelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dan
karena dia menganggap bahwa materi yang prestasi akademiknya. Hal ini sejalan dengan
dijelaskan oleh guru semuanya sudah ada di dalam pendapat (Aisyatinnaba, 2016) mengungkapkan
buku paket pelajaran sehingga dia tidak ada lagi bahwa semua orang tua berupaya memberikan
keinginan untuk menmbaca atau mencari. motivasi kepada anak supaya mereka merasa
b. Faktor Eksternal diperhatikan dan dapat dukungan dari orang tua
Selama masa pandemi peserta didik diarahkan dalam proses belajar. Dengan demikian, anak lebih
untuk belajar dari rumah, sama halnya dengan bersemangat belajar dan dapat hasil belajar yang lebih
peserta didik BN dia belajar dari rumah ada beberapa baik.
kendala yang dialami seperti kondisi lingkungan di Nurrohmatulloh (2016) mengatakan bahwa
rumah kurang kondusif menjadi penyebab sulit dukungan orang tua merupakan dukungan sosial
untuk fokus terhadap pelajaran ketika sedang belajar dapat diartikan sebagai bentuk perhatian,
dari rumah. penghargaan, atau bantuan yang dirasakan.
Menurut Juliya (2021 : 281) mengatakan bahwa Dukungan orang tua sangat penting bagi individu
pelaksanaan pembelajaran daring mengharuskan dalam meningkatkan prestasi dengan menyediakan
siswa untuk belajar di rumah. Tentunya suasana tempat belajar, memberitahu dan membantu anak
belajar di rumah sangat berbeda dengan di sekolah, untuk mengatur jadwal setiap, memberikan motivasi
di mana biasanya guru dapat secara langsung untuk lebih bersemangat dalam belajar.
memantau dan mendampingi siswa selama proses Hasil yang ditemukan oleh peneliti
pembelajaran. Berbeda dengan pembelajaran dari menunjukkan bahwa BN melakukan self reward
rumah siswa diharuskan harus belajar secara fokus dengan mengajak teman jalan, menonton anime
akan tetapi tidak semua siswa mengalami terbaru dan membaca novel. Hal ini diungkapkan
lingkungan rumah yang tenang untuk belajar. oleh BN saat melakukan wawancara. Menurut
Hal ini sejalan dengan Tambunan (2020) Suryabrata (Samseno, 2017) mengatakan bahwa
mengatakan bahwa dengan suasana yang kurang reward adalah respon terhadap suatu perilaku yang

13
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

dapat meningkatkan terulangnya kembali perilaku Setelah peneliti melakukan tahapan


tersebut. self reward diberikan kepada peserta didik pelaksanaan studi kasus maka hasil yang diperoleh
dengan tujuan untuk menghargai usaha mereka adalah (1) pada tahap identifikasi masalah hasil yang
dalam menyelesaikan tugas yang telah dilakukannya diperoleh yaitu peneliti dapat mengetahui gambaran
berupa motivasi, hadiah dan pujian untuk masalah yang dialami peserta didik dan mengetahui
meningkatkan motivasi belajar. faktor yang menyebabkan masalah tersebut. (2) pada
3. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan tahap diagnosis, peneliti melakukan wawancara dan
Motivasi Belajar yang di Alami oleh Peserta hasil yang didapatkan setelah wawancara tersebut
didik Kasus yaitu peneliti dapat menetapkan bahwa masalah yang
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dialami adalah motivasi belajar rendah. (3) pada
bersama dengan BN, sahabat, orang tua dan guru BK, tahap prognosis ini, adalah peneliti memberikan dan
maka diperoleh adanya gambaran gejala motivasi menetapkan solusi atau alternative bantuan yang
belajar rendah yang dialami oleh BN, seperti kurang akan diberikan kepada peserta didik yaitu dengan
semangat dalam mengikuti pembelajaran, mudah menggunakan Konseling Rational Emotive Behavior
bosan dengan kegiatan pembelajaran, selalu menunda Therapy (REBT) dengan Teknik Self talk.
untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, mudah (4) Pada tahap treatment, hasil yang
menyerah untuk memecahkan soal-soal pelajaran, didapatkan yaitu peneliti melaksanakan alternative
tidak fokus memperhatikan guru dan menganggap bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik
pembelajaran tidak terlalu penting. untuk membantu mengatasi masalah motivasi belajar
Oleh karena itu, peneliti membantu rendah dengan menggunakan teknik Self talk untuk
memberikan solusi dalam mengatasi masalah yang mendebatkan pikiran irational belief peserta didik
dihadapi BN. Adapun alternatif yang diberikan tersebut. (5) pada tahap evaluasi dan follow up, hasil
adalah melakukan konseling Rational Emotive Behavior yang didapatkan adalah peneliti dapat mengetahui
Therapy (REBT) dengan teknik Self talk. sejauh mana keberhasilan dari treatment dan strategi
Kohar (2017). Self talk untuk membantu klien yang dilaksanakan.
mengembangkan motivasi, membantu klien untuk Hasil yang didapatkan selama sesi konseling
lebih memfokuskan pada hal-hal positif daripada yang dilakukan yaitu bahwa BN setelah melakukan
negatif, memperkuat keterampilan coping dan klien konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif yang tidak dengan teknik Self talk mengalami perubahan pada
realistis dan mengembangkan cara pandang yang dirinya seperti tidak lagi merasa bosan saat belajar,
lebih realistis Pearlman (2010). semangat dalam mengikuti pembelajaran, tidak lagi
Menurut Tobing (2016 : 25) Tahap-tahap dalam selalu menunda untuk mengerjakan tugas-tugas
proses penelitian studi kasus yaitu : (1) tahap sekolah, sudah mampu untuk memecahkan soal-soal
identifikasi masalah adalah mengenal kasus beserta pelajaran, dapat fokus memperhatikan guru dan
gejala-gejala yang dinampakkan. (2) tahap diagnosis menganggap pembelajaran penting, memiliki
adalah tahap untuk menetapkan masalah yang pemikiran yang logis.
dihadapi konseli. (3) tahap prognosis adalah tahap
untuk menetapkkan jenis bantuan solusi atau terapi
yang akan dilaksanakan untuk membantu konseli. (4) 5. KESIMPULAN
tahap treatment (terapi) adalah tahap pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
bantuan atau bimbingan yang akan diberikan kepada
di SMA Negri 8 Makassar, pada peserta didik yang
konseli. (5) tahap evaluasi dan follow up adalah tahap
mengalami motivasi belajar rendah selama masa
ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui
pandemi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
sejauh manakah keberhasilan.

14
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

1. Gambaran motivasi belajar rendah yang Indonesian of Guidance : Theory and Application.
ditunjukkan oleh BN kurang semangat dalam Vol.5No.4.hal.54.
mengikuti pembelajaran, mudah bosan dengan Amelia, Dilla. 2020. Upaya Meningkatkan Motivasi
kegiatan pembelajaran, merasa kecewa dengan Belajar Siswa pada Pelajaran Bahasa
nilai yang diberikan guru untuk dirinya, selalu Indonesia Berbasis Online di Kelas 1
menunda untuk mengerjakan tugas-tugas Madrasahibtidaiyah Nurul Ittihat Kota Jambi.
sekolah, mudah menyerah untuk memecahkan Skripsi (tidak diterbitkan). Jambi : Fakultas
soal-soal pelajaran, tidak fokus memperhatikan Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
guru dan menganggap pembelajaran tidak terlalu Negeri.
penting. Ayu, Kristin. 2016. Peningkatan Motivasi dan Prestasi
2. Faktor yang menyebabkan motivasi belajar Belajar IPA Menggunakan Media Berbasis IT
rendah BN terbagi menjadi tiga yaitu, faktor Siswa Kelas V E SDN Ungaran 1 Yogyakarta
internal dan faktor eksternal. Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi (tidak
3. Penanganan motivasi belajar rendah yang diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Keguruan
diberikan BN dengan menggunakan konseling dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan Dharma.
teknik Self Talk. Dalam konseling ini dilakukan Erford, Bradley T. 2016. 40 Teknik yang Harus Diketahui
enam kali pertemuan. Pada pertemuan pertama Setiap Konselor Edisi Kedua. Yogyakarta :
proses pengisian lembar komitmen dan Tinjauan Pustaka Belajar.
prosedur, pertemuan kedua identifikasi masalah Erlina, Nova & Devi Novita Sari. 2016. Pengaruh
dan diagnosis, pertemuan ketiga prognosis, Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy
pertemuan keempat treatmen (pelaksanaan (REBT) Terhadap Peningkatan Kecerdasan
konseling Rational Emotive Behavior Therapy Emosional Pada Peserta Didik Kelas VIII
(REBT) dengan teknik Self Talk), pertemuan SMPN 6 Bandar Lampung. Jurnal Bimbingan
kelima evaluasi, serta pertemuan keenam danKonseling.Volume.3No.2.ISSN:2089.
terminasi. Adapun yang dirasakan BN setelah Hamalik, O. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
melakukan konseling Rational Emotive Behavior Bumi Aksara.
Therapy (REBT) dengan teknik Self Talk yaitu tidak Hartati, Sri & Imas Kafia Rahman. 2017. Konsep
lagi merasa bosan saat belajar, semangat dalam Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy
mengikuti pembelajaran, tidak lagi selalu (REBT) Berbasis Islam Untuk Membangun
menunda untuk mengerjakan tugas-tugas Perilaku Etis Siswa. Jurnal Genta Mulia.
sekolah, sudah mampu untuk memecahkan soal- Volume VIII No.2.
soal pelajaran, dapat fokus memperhatikan guru Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian
dan menganggap pembelajaran penting, memiliki Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta
pemikiran yang logis, lingkungan belajar juga Selatan: Salemba Humanika.
menjadi kondusif, dapat membuat jadwal Iswari, Dita & Nurul Hartini. 2015. Pengaruh
kegiatan lebih teratur belajar. Pelatihan dan Evaluasi Self talk Terhadap
Penurunan Tingkat Body-Dissatisfaction.
Jurnal Unair Surabaya. Volume.7 No.3. hal.1-
DAFTAR PUSTAKA 22.
Aan, Komariah & Djam’an Satori. 2014. Metodologi Juliya, Mira & Yusuf Tri Herlambang. 2021. Analisis
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Alfabeta. Probelamtika Pembelajaran Daring dan
Aisyatinnaba, N & Sutoyo. A. 2016. Peran Orang Tua Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar
Dalam Memotivasi Belajar Siswa. Jurnal Siswa. Jurnal Genta Mulia.Volume.XIINo.1.

15
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Kartono, K. 2017. Pengaruh Minat dan Motivasi Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta :
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Rajawali Pers.
Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah Kependidikan. Salsabila, Fatikha. 2020. Analisis Motivasi Belajar IPA
Vol. 4 No.3. Peserta Didik pada Pembelajaran E-Learning
Kohar, Muhammad Abdul & Imam Mujahid. 2017. Class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga
Bimbingan dan Konseling Dengan Selama Pandemi Covid-19. Skripsi (tidak
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy diterbitkan). Semarang : Fakultas Tarbiyah
Untuk Penerima Manfaat. Jurnal Dakwah dan dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri
Komunikasi. Volume.2No.1.hal.118. Salatiga.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Stephen, Palmer. 2010. Konseling dan Psikoterapi.
dan Siswa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Offset. Sugiarto. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta
Latipun. 2011. Psikologi Eksperimen. Malang : UMM : Penerbit ANDI.
Press. Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung
Mahmudi, Wafiq & Reno Fernandes. 2021. Adaptasi : Alfabeta.
Siswa Terhadap Pola Pembelajaran Daring
pada Masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1
Solok. Jurnal Perspektif. Vol. 4 No.3.
Permata, Dewi Sari dan A.R. Rusmin. 2018. Pengaruh
Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Peserta
Didik Di SMAN 3 Tanjung Raja. Jurnal
PROFIT Kajian Pendidikan Ekonomi dan
Ilmu Ekonomi. Vol. 5 No. 1.
Rimbarizki, Rimbun. 2017. Penerapan Pembelajaran
Daring Kombinasi dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik Paket C Vokasi
di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pioneer Karanganyar. Jurnal UNESA. Vol.6
No.2.
Rismawati, Melinda & Eta Khairiati. 2020. Analisis
Faktor yang mempengaruhi Rendahnya
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika. Jurnal Pimat. Vol.2 No.2.

16

Anda mungkin juga menyukai