Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal

Judul Teacher strategies for teaching slow learners in low-grade


primary schools

Jurnal Journal Of Teaching And Learning In Elementary Education

Penulis Ovi Shinta Asri, Ermawati Zulikhatin Nuroh

Volume Vol 6 No 2, August 2023, pp. 129 - 142

Corresponding Ermawati Zulikhatin Nuroh


Author

ISSN 2615-4528 (print) 2622-3023 (online)

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi guru


dalam mengajar siswa lamban mengajar dengan nilai rendah.
Strategi pembelajaran diperlukan untuk membantu anak lamban
belajar mengejar ketertinggalannya

Tinjauan Literatur Siswa yang lamban belajar adalah kondisi dimana seorang
siswa mempunyai kemampuan kognitif di bawah rata-rata,
mereka bukan merupakan penyandang disabilitas namun
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan belajar di
kelas reguler (Ridha, 2021). Anak lamban belajar adalah anak
yang kecerdasan dan kemampuan berpikirnya di bawah
rata-rata anak seusianya (Ruhela, 2014). Guru dan orang tua
seringkali tidak menyadari adanya anak lamban belajar. Hal ini
dikarenakan anak lamban belajar tidak mempunyai kekurangan
atau masalah fisik, namun kemampuan kognitifnya terbatas
sehingga berdampak pada kemampuan berpikirnya. Kelemahan
tersebut merupakan faktor yang menghambat kegiatan
pembelajaran. Siswa yang lamban belajar umumnya memiliki IQ
70-90 menurut tes IQ (Ridha, 2021). Sesuai dengan pernyataan
Eastmead dalam (Ridha, 2021). Kondisi siswa yang memiliki IQ
di bawah 70 dianggap sebagai penyandang disabilitas
intelektual.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia, anak lamban belajar adalah anak yang rata-rata
bersekolah kurang dari enam tahun sehingga mempunyai risiko
tinggi untuk putus sekolah. Secara umum, anak lamban belajar
mendapat nilai buruk di semua mata pelajaran karena mereka
kesulitan memahami pelajaran.

Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang tepat apabila diterapkan dalam


kegiatan belajar mengajar akan menunjang keberhasilan tujuan
pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, strategi
yang diterapkan guru harus memperhatikan kondisi dan
karakteristik siswa. Dalam satu kelompok belajar terdapat
berbagai siswa dengan karakteristik belajar yang bervariasi.
Salah satunya adalah siswa yang lambat belajar. Slow learner
adalah siswa yang memerlukan waktu lama dalam memahami
materi atau memerlukan pengulangan materi agar dapat
memahami materi. Guru harus menciptakan strategi yang tepat
untuk membantu permasalahan anak lamban belajar. Strategi
tersebut dapat diterapkan dalam layanan kurikulum sebagai
berikut (Minsih, 2020):

Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.


Penelitian kualitatif deskriptif menyajikan latar belakang, objek,
dan peristiwa secara keseluruhan kemudian menganalisis dan
mengumpulkan data, penelitian lebih terfokus dan mereduksi
topik (Handayani & Muhsinatin, 2021; Putra dkk., 2022;
Winanda dkk., 2020).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi


kasus. Studi kasus merupakan kajian mendalam terhadap suatu
unit sosial tertentu dan temuannya dapat memberikan gambaran
yang lebih luas dan mendalam (Supriyani dkk., 2022). Penelitian
ini dilakukan di SD Negeri jemirahan dengan 2 orang partisipan,
termasuk dua orang guru kelas satu. Guru 1 adalah perempuan
dengan pengalaman mengajar 12 tahun dan guru 2 adalah
perempuan dengan pengalaman mengajar 8 tahun. Kedua
peserta mempunyai riwayat pendidikan Sarjana Pendidikan
Guru SD.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi


lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini diawali
dengan observasi langsung terhadap guru di kelas yang
siswanya lamban belajar di kelas bawah, kemudian dilanjutkan
dengan wawancara kepada guru kelas untuk mengetahui
strategi selama proses pembelajaran dan di lingkungan sekolah.
Dilanjutkan dengan dokumentasi sebagai bahan untuk
melengkapi pengumpulan data meliputi silabus, RPP, Raport
Siswa Lambat Belajar, Hasil Ulangan, Ujian Tengah Semester,
Ujian Akhir Semester Siswa Lambat Belajar, Foto Proses Belajar
Siswa Lambat Belajar.

Hasil dan Diskusi Berdasarkan penelitian dapat dilakukan pengumpulan data


dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi diperoleh hasil
yang menunjukkan strategi guru dalam mengajar siswa slow
learning di sekolah dasar kelas rendah tepatnya di SD Negeri
Jemirahan pada kelas I. Dari hasil wawancara dengan informan
guru kelas I terdapat 1 siswa yang berkategori slow learner.
Ciri-ciri anak lamban belajar adalah nilai yang dicapai rendah
sehingga prestasi belajar juga rendah, dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan sering terlambat dalam
mengumpulkannya, dalam memahami dan menangkap materi
memerlukan waktu yang lama (Ambarsari, 2022).

Hal ini sejalan dengan hasil observasi dan wawancara bahwa


siswa lamban belajar lambat dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan, memiliki hasil belajar yang rendah, dan sulit
memahami materi yang dijelaskan. Akibat dari keterlambatan
belajar, siswa yang lamban belajar tidak dapat mengikuti
pembelajaran seperti anak normal pada ranah kognitif tetapi
mempunyai ciri fisik yang sama dengan anak normal lainnya
(Rahmawati, 2021). Oleh karena itu, guru kelas 1 menerapkan
strategi yang berguna untuk membantu anak lamban belajar
tersebut memahami materi dan yang terpenting mampu
membaca. Strategi yang dilakukan guru dalam memberikan
pengajaran kepada anak lamban belajar adalah berupa
modifikasi alokasi waktu, modifikasi pemberian materi, dan
proses pembelajaran.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait strategi


guru dalam mengajar siswa slow learning di kelas bawah
sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa guru menerapkan
berbagai strategi untuk membantu siswa slow learning pada
saat pembelajaran, yaitu (1) guru menerapkan tambahan jam
bagi siswa lamban belajar dengan memberikan materi dasar
seperti menulis dan membaca pada jam sekolah atau jam
istirahat, (2) guru memberikan jam tambahan bagi siswa lamban
belajar untuk mengerjakan tugas, hal ini diberikan agar siswa
lamban belajar mempunyai banyak waktu untuk dapat untuk
memahami materi, (3) guru memodifikasi soal-soal yang
diberikan kepada siswa lamban belajar, modifikasi tersebut
berupa pengurangan jumlah soal atau pemilihan bilangan kecil
pada mata pelajaran matematika, (4) guru memberikan bantuan
individu khusus bagi siswa lamban belajar dengan mendatangi
bangku untuk mengendalikan kesulitan dan memberikan
penjelasan dengan menggunakan bahasa ibu agar siswa
lamban belajar mudah memahaminya, (5) guru menerapkan
penempatan tempat duduk siswa lamban belajar pada bangku
depan yang dekat dengan bangku guru, hal ini dilakukan agar
agar guru dapat lebih mengendalikan siswa yang lamban belajar
pada saat pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai