Anda di halaman 1dari 7

Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ...

(Mulyani Puspitasari) 1

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK PADA


SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA DENA UPAKARA
WONOSOBO

Penulis 1 : Mulyani Puspitasari


Penulis 2 : Titin Hera Widi H, M.Pd
Instansi : Universitas Negeri Yogyakarta
Email 1 :puspitasarimulyani@gmail.com
Email 2 :titinherawidi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian: (1) mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan memasak untuk
siswa tunarungu di SLB Dena Upakara Wonosobo, (2) mengetahui hambatan guru, dan (3)
mengetahui hambatan siswa. Penelitian deskriptif, dilaksanakan di SLB Dena Upakara Wonosobo.
Responden 19 orang. Penelitian bulan Juli sampai dengan Februari 2016. Pengumpulan data
menggunakan angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dengan analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian: (1) aspek
motivasi memiliki kategori tinggi 73,7% dan kategori cukup 26,3%, Aspek materi pembelajaran
memiliki kategori baik 57,9% dan kategori cukup 42,1%, metode pembelajaran memiliki kategori baik
57,9% dan kategori cukup 42,1%, media memiliki kategori baik 73,7% dan kategori cukup 26,3%,
sarana dan prasarana memiliki kategori baik 78,9% dan kategori cukup 21,1%, materi teori memiliki
kategori baik 68,4%, kategori cukup 21,1% dan kategori kurang 10,5% dan materi praktik memiliki
kategori baik 63,2% dan kategori cukup 36,8%, (2) harus mengulang materi sampai jelas,
keterbatasan media, minimnya sarana dan prasarana, terdapat siswa yg tidak menyimak, guru selalu
membimbing siswa saat praktik, (3) ingatan kurang tajam, tingkat ketunarunguan berbeda, berdesakan
saat praktik, kesulitan dalam memasak.

Kata kunci: pelaksanaan pembelajaran, keterampilan memasak dan siswa tunarungu.

LEARNING OF COOKING SKILLS ON DEAF STUDENTS AT DENA UPAKARA


EXTRAORDINARY SCHOOL WONOSOBO

ABSTRACT
The purpose of this study: (1) investigated the implementation of learning cooking
skills for deaf students in SLB Dena Upakara Wonosobo, (2) knowing the resistance of the teacher, (3)
knowing the obstacles in the implementation of the students. This research is descriptive. The research
was conducted at the Dena Upakara Extraordinary School Wonosobo. Respondents were 19 people.
The experiment was conducted in July to February 2016. Data was collected using quesionnaires,
observation, documentation and interview. Data was analized using descriptive analysis of
quantitative use of validity and reliability. The survey result: (1) the aspect of motivation has a higher
category 73.7% and the rest was 26.3%, aspect applied learning materials has good category 57.9%
and the quite category was 42.1%, the learning method has a good category as much as 57.9% and
the rest was 42.1%, media has a well category 73.7% and 26.3%, facilities and infrastructure profided
has either category as much as 78.9% and 21.1%, theoretical materials has 68.4%, the quite category
was 21.1% and 10.5% less category, and practice materials that was 63.2% and 36.8%, (2) in the
learning process of cooking skills that should repeat the materials until its clear, the limitations of the
media, the lack of infrastructure, there were some students who were not listening, the teacher always
guide the students while practices, (3) the obstacles in the cooking skills learning process was
sharpless, hearing impairment was different, crammed current practice, difficulty in cooking.

Keywords: implementation of learning, cooking skills and deaf students.

34
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 2

PENDAHULUAN untuk mengembangkan potensi anak


Pendidikan wajib bagi golongan tunarungu secara optimal memerlukan
normal dan yang memiliki kekurangan. layanan secara khusus (Mohammad
Pemerintah telah berusaha mewujudkan Efendi, 2006: 71-72). Lulusan SLB
kesuksesan bagi anak berkebutuhan khusus dibekali keterampilan memasak yang dapat
dengan mendirikan Sekolah Luar Biasa dikembangkan secara pribadi atau
(SLB). SLB-B merupakan sekolah khusus digunakan untuk bekerja di lingkungan
untuk penyandang tunarungu. Tuna rungu masyarakat. Oleh karena itu diadakan mata
diambil dari kata “Tuna” dan “Rungu”. pelajaran tata boga untuk siswa SLB
Tuna artinya kurang dan Rungu artinya tingkat SMP (SMPLB) di Dena Upakara
pendengaran. Orang atau anak dikatakan Wonosobo. Tujuan dengan adanya mata
tunarungu apabila ia tidak mampu pelajaran ini guru dapat membekali peserta
mendengar atau kurang mampu dalam didiknya untuk memiliki kecakapan hidup.
mendengar suara (Permanarian Somad & Pendidikan tersebut sengaja direncanakan
Tati Herawati, 1996: 26). Pembelajaran untuk membekali peserta didik dengan
adalah kegaiatan guru secara terprogram kemampuan kejuruan. Memasak
dalam desain instruksional untuk membuat merupakan keterampilan yang mengikuti
peserta didik belajar secara aktif yang perkembangan dan teknologi, sehingga
menekankan pada penyediaan sumber keterampilan ini digemari masyarakat.
belajar (Dimyati & Mudjiono, 2002: 284). Keterampilan adalah kegiatan yang
Pendidikan untuk anak berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
berkebutuhan khusus harus disesuaikan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya
dengan kemampuannya. Salah satu upaya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
pemerintah adalah dengan didirikannya menulis, mengetik, olah raga dan
SLB Dena Upakara khusus putri di sebagainya, meskipun sifatnya motorik,
Wonosobo. Penderita tunarungu memiliki namun keterampilan itu memerlukan
kekurangan dalam hal pendengaran yang koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
tidak bisa disetarakan dengan anak normal. yang tinggi. (Muhibbin Syah, 1997: 119)
Berdasarkan hal tersebut penderita Menurut hasil wawancara dengan
tunarungu akan mengalami hambatan Ibu Ika Purwaningsih selaku guru
terutama pada aspek bahasa, kecerdasan pengampu mata pelajaran keterampilan
dan penyesuaian sosial. Oleh karena itu memasak, pembelajaran belum maksimal.

35
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 3

Proses pembelajaran dilakukan dengan Subjek Penelitian


metode demonstrasi. Satu kelas terdiri dari Subjek penelitian dalam penelitian
5 hingga 6 orang siswa. Tidak semua anak ini adalah seluruh siswa tingkat SMPLB
dapat menerima materi dengan cepat. Dena Upakara yang berjumlah 19 orang.
Setiap anak memiliki karakter yang
berbeda-beda. Prosedur
Dari segi intelektual, anak Dalam penelitian ini peneliti
tunarungu memiliki kemampuan meneliti tentang pelaksanaan pembelajaran
intelektual yang normal, namun akibat keterampilan memasak yang meliputi
keterbatasan dalam berkomunikasi dan pelaksanaan pembelajaran, metode
berbahasa, anak tunarungu memiliki pembelajaran, media pembelajaran serta
hambatan-hambatan yang berpengaruh hambatan-hambatan yang dialami olehs
terhadap proses pembelajaran. (Heri guru dan siswa. Responden adalah seluruh
Purwanto, 2013: 7-8). siswa tingkat SMPLB Dena Upakara
Penelitian ini dilakukan untuk Wonosobo. Selain itu, karakteristik siswa
mengetahui pelaksanaan pembelajaran dan faktor penghambat guru dan siswa
keterampilan memasak pada siswa juga diteliti dalam penelitian ini.
tunarungu di SLB-B Dena Upakara
Wonosobo serta mengetahui hambatan Data, Instrumen dan Teknik
yang dialami oleh guru dan siswa. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh
METODE PENELITIAN melalui observasi, angket, wawancara dan
Jenis penelitian dokumentasi. Peneliti mengambil data
Penelitian ini merupakan penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran
survey dengan pendekatan deskriptif. keterampilan memasak, kurikulum yang
dipakai, juga melakukan studi pendahuluan
Waktu dan Tempat Penelitian untuk mengetahui permasalahan yang
Penelitian dilaksanakan pada bulan harus diteliti. Data pelaksanaan
Juli 2015 sampai Februari 2016 di SLB-B pembelajaran keterampilan memasak
Dena Upakara Wonosobo. dilakukan dengan membagi angket kepada
siswa. Untuk mengetahui kurikulum yang
dipergunakan diperoleh melalui
dokumentasi yang terdapat di sekolah,

36
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 4

sedangakan studi pendahuluan diperoleh Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif


melalui wawancara kepada guru
keterampilan memasak.
Peneliti membuat angket dua
kolom (Ya/Tidak) supaya mempermudah
siswa dalam memahami, kemudian hasil
dihitung dengan menggunakan SPSS13.0
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif
for Windows. Peneliti mendapatkan
beberapa sumber seperti kurikulum dan
materi yang dipakai dengan meminjam
dokumentasi dari sekolah. Sedangkan studi
pendahuluan dilakukan dengan membuat
susunan pertanyaan yang diajukan kepada
Mangacu pada hasil diatas, maka
guru keterampilan memasak.
diperoleh kategorisasi untuk tiap aspek
sebagai berikut:
Teknik Analisis Data
Tabel 3. Kategorisasi Aspek Materi
Penelitian dilakukan dengan As pe k M ate ri Pe mbe lajaran

analisis deskriptif untuk menjelaskan Frequency Percent Valid Percent


Cumulative
Percent
Valid Baik 11 57.9 57.9 57.9
secara rinci permasalahan yang terdapat Cukup 8 42.1 42.1 100.0
Total 19 100.0 100.0

pada pelaksanaan pembelajaran kegiatan Tabel 4. Kategorisasi Aspek Metode


memasak di SLB-B Dena Upakara As pe k M e tode Pe mbe lajaran

Cumulative

Wonosobo. Selain analisis deskriptif juga Valid Baik


Frequency
11
Percent
57.9
Valid Percent
57.9
Percent
57.9
Cukup 8 42.1 42.1 100.0
menggunakan analisis kualitatif dan Total 19 100.0 100.0

kuantitatif untuk mengetahui hasil Tabel 5. Kategorisasi Aspek Media


As pe k M e dia
kategorisasi dan untuk menganalisis hasil Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

statistik penelitian Valid Baik 14 73.7 73.7 73.7


Cukup 5 26.3 26.3 100.0
Total 19 100.0 100.0

Tabel 6. Kategorisasi Aspek Sarana


HASIL PENELITIAN DAN Prasarana
PEMBAHASAN As pe k Sarana dan Pras arana

Cumulative

Beikut ini merupakan tabel hasil Valid Baik


Frequency
15
Percent
78.9
Valid Percent
78.9
Percent
78.9
Cukup 4 21.1 21.1 100.0
statistik deskriptif dari enam aspek Total 19 100.0 100.0

pembelajaran keterampilan memasak, yaitu


sebagai berikut:

37
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 5

Tabel 7. Kategorisasi Aspek Materi Teori


M ate ri Te ori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 13 68.4 68.4 68.4
Cukup 4 21.1 21.1 89.5
Kurang 2 10.5 10.5 100.0
Total 19 100.0 100.0

Tabel 8. Kategorisasi Aspek Materi Praktik


M ate ri Prak tik

Frequency Percent Valid Percent


Cumulative
Percent
Gambar 4. Diagram Kategorisasi Sarana
Valid Baik
Cukup
12
7
63.2
36.8
63.2
36.8
63.2
100.0
dan Prasarana
Total 19 100.0 100.0

Berdasarkan tebel diatas, berikut ini


disajikan kategorisasi dalam bentuk
diagram, yaitu sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Kategorisasi Materi


Teori

Gambar 1. Diagram Kategori Materi


Pembelajaran

Gambar 6. Diagram Kategorisasi Materi


Praktik

Guru mengalami hambatan dalam


beberapa aspek pembelajaran, antara lain
dalam aspek materi, metode, media, sarana
Gambar 2. Diagram Kategorisasi Metode
Pembelajaran dan prasarana, materi teori dan materi
praktik. Selain guru, siswa juga mengalami
hambatan-hambatan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran keterampilan
memasak.

Pembahasan
Gambar 3. Diagram Kategorisasi Media
Kemampuan setiap siswa berbeda,
sehingga menghasilkan kategorisasi yang

38
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 6

berbeda pada setiap aspek pembelajaran. dapat mengetahui bahan atau alat memasak
Dalam proses pembelajaran guru secara langsung, tidak hanya dlam gambar.
memperhatikan tujuan, program khusus Sebelum proses pembelajaran
bagi siswa tunarungu dan kondisi setiap dimulai, guru melakukan tahap persiapan
anak. dengan menulis resep dan menyiapkan
Guru yang mengajar keterampilan bahan makanan yang akan dipraktikkan.
memasak untuk siswa tunarungu harus Setelah siswa masuk, guru melakukan
memiliki keterampilan khusus untuk dapat presensi dan apersepsi untuk memancing
menyampaikan materi dengan baik, namun pengetahuan siswa tentang materi yang
kenyataanya masih terdapat hambatan. akan diajarkan.
Untuk meminimalisir hambatan, materi Pada kegiatan inti, guru
disajikan secara sederhana agar siswa menjelaskan secara detail materi yang akan
dapat menerima materi dengan mudah. dipraktikkan menggunakan metode yang
Metode yang dipergunakan juga dipilih oleh guru. Setelah semua siswa
disesuaikan dengan kebutuhan anak, yaitu paham, praktikum dilaksanakan di ruang
metode ceramah, demonstrasi dan kerja dapur yang tersedia. Tahap terakhir adalah
kelompok. Ceramah dilakukan untuk evaluasi, evaluasi meliputi penilaian
membiasakan siswa dapat berkomunikasi terhadap hasil kinerja siswa yang meliputi
tanpa menggunakan bahasa isyarat. persiapan, kinerja, kemampuan, kebersihan
Metode yang paling berpengaruh adalah dan hasil masakan yang disajikan.
metode demonstrasi, dengan metode Siswa tunarungu tidak seperti siswa
tersebut siswa dapat melihat, mengamati pada umumnya, mereka mengalami
dan memahami teknik memasak secara hamabatan dalam proses pembelajaran.
langsung. Wawasan siswa sangat terbatas, mereka
Media juga sangat membantu siswa mengalami kesulitan dalam mengenal alat,
tunarungu dalam belajar. Papan tulis bahan dan teknik pengolahan makanan
digunakan untuk mencatat resep yang akan dikarenakan belum pernah melihat ataupun
dipraktikkan, sehingga siswa dapat belum pernah melakukan kegiatan tersebut
mengetahui prosedur yang dilakukan. sebelumnya.
Buku resep dipergunakan untuk referensi. Tingkat ketunarunguan siswa
Peralatan dan bahan makanan asli berbeda yang berpengaruh pada saat
dipergunakan sebagai media supaya siswa menerima pelajaran. Siswa tunarungu
memiliki ingatan yang kurang bagus. Pada

39
Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan ... (Mulyani Puspitasari) 7

saat berkelompok masih terdapat siswa dalam menentukan takaran bahan makanan
yang kebingungan, tidak tahu apa yang atau bumbu yang akan digunakan.
harus dikerjakan. Dengan media
diharapkan siswa dapat mengetahui Saran
penggunaan alat dan teknik pengolahan Hendaknya pendekatan secara individu
sehinnga tidak bingung saat praktik. lebih ditekankan lagi supaya kemampuan
Secara umum sarana dan prasarana dan kemauan siswa lebih terarah dan
sudah tersedia, namun masih terbatas seharusnya siswa diberi kesempatan lebih
sehingga siswa berdesakan saat praktik. untuk bercerita atau mengungkapkan
Untuk mengatasi hambatan hambatan yang kesulitan yang dihadapi pada saat
terjadi, siswa melakaukan upaya dengan pembelajaran keterampilan memasak.
memanfaatkan metode dan media yang
disediakan dan mengamati materi dengan DAFTAR PUSTAKA
baik dan bertanya kepada guru jika Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rieneka
terdapat hal yang belum dipahami. Cipta.

Heri Purwanto. (2013). Anak


SIMPULAN DAN SARAN Berkebutuhan Khusus. Hlm. 7-8.
Simpulan
Mohammad Efendi. (2006). Pengantar
Variasi media masih terbatas. Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Sarana dan prasarana masih minim. Jakarta: Bumi Aksara.
Terdapat beberapa siswa yang tidak fokus Muhibbin Syah. (1997). Psikologi
pada pelajaran. Guru selalu melakukan Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja
pendekatan individu karena siswa Rosdakarya.
tunarungu belum dapat dilepas sepenuhnya
Permanarian Somad & Tati Herawati.
pada saat pelaksanaan praktik memasak. (1996). Ortopedagogik Anak
Siswa tunarungu mudah lupa dalam Tunarungu. Bandung: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
memahami materi. Tingkat ketunarunguan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
berbeda-beda sehingga berpengaruh Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
terhadap wicara dan daya tangkap siswa.
Dapur tidak terlalu besar sehingga siswa
berdesak-desakan saat memasak. Beberapa
siswa kesulitan dalam menggunakan
peralatan memasak, siswa juga kesulitan

40

Anda mungkin juga menyukai