Anda di halaman 1dari 6

No Masalah yang di Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis Identifikasi

. indentifikasi Masalah
1 Rendahnya Kajian Literatur - Pembawaan siswa
motivasi belajar sejak lahir.
siswa 1. Menurut Uno (2014: 23) - Guru kurang
motivasi belajar sebagai suatu terampil dalam
dorongan baik internal maupun dalam menerapkan
eksternal yang berasal dari model-model
siswa yang sedang pembelajaran
melaksanakan pembelajaran - Kemampuan
demi merubah tingkah lakunya. mendesain
2. Menurut Dimyati dan pembelajaran yang
Mudjiono, (2006), indikator menarik masih
dari motivasi yang rendah oleh guru
mempengaruhi belajar berupa :
(1) cita-cita, (2) kemampuan
siswa, (3) kondisi siswa, (4)
kondisi
lingkungan siswa, (5) unsur-
unsur dinamis dalam belajar
dan
pembelajaran, dan (6) upaya
guru dalam membelajarkan
siswa

Hasil Wawncara : Bersama guru


senior
Bpk Endik Aryo Widodo, SE
1. Berdasarkan hasil wawancara
dengan teman sejawat, rendahnya
motivasi belajar siswa masih
dipengaruhi oleh situasi pandemi
covid yang terjadi, dimana siswa
masih terbiasa melakukan
aktifitas belajar seadanya.
2. Faktor tempat tinggal dimana
siswa berjalan berkilo-kilo meter
ke sekolah mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
3. Faktor bullying dari teman
membuat siswa merasa rendah
diri sehingga motivasi belajar
rendah
2. Rendahnya Kajian Literatur - Keterbatasan
minat membaca sarana dan
siswa Menurut Witanto J (2018) hal yang prasana yang
mempengaruhi minat baca adalah : menunjang literasi
digital disekolah
1. Terbatasanya sarana dan - Siswa masih
prasarana membaca seperti kesulitan
buku-buku yang bervariasi di menumukan
perpustakaan sumber bacaan
2. Berkembangnya teknologi dan disekolah
informasi menggeser minat
masyarakat terhadap aktiviytas
membaca buku.

Menurut Fransiska Ayuka Putri


Pradana, (2020), faktor-faktor yang
mempengaruhi kurangya minat
membaca siswa adalah :

1. Sekolah tidak / kurang


memanfaatkan sudut baca
dikelas
2. Guru tidak mewajibkan peserta
didik untuk membaca minimal
15 menit setiap kali tatap muka
dikelas

Hasil Wawncara : Bersama guru


senior Bpk Endik Aryo Widodo, SE

1. Bahan bacaan yang menarik


tidak tersedia di sekolah
2. Literasi digital tidak
mendukung situasi dan kondisi
sekolah

3. Rendahnya Kajian Literatur : - Penyampaian


kemampuan konsep
menghitung 1. Hamzah, 2014: 51 Matematika pembelajaran
siswa dapat melayani ilmu-ilmu lain berhitung yang
karena rumus, aksioma dan disampaikan guru
model pembuktian yang dimiliki tidak menarik minat
dapat membantu ilmu-ilmu siswa
tersebut. - Materi hitungan
2. Yuli, dkk. (2018) kemampuan pada mata pelajaran
dasar matematis siswa rendah PPKn kurang
karena pembelajaran yang
diberikan masih berbasis teacher
center
3.

Hasil Wawncara : Bersama guru


senior
Bpk Endik Aryo Widodo, SE

1. Siswa kurang menyukai


pembelajaran berhitung.
2. Pembelajaran dasar berhitung
siswa sejak SD sudah sangat
rendah
4 Guru kurang Kajian Literatur : - Guru belum
terampil dalam pernah melakukan
melakukan 1. Asesmen/ penilaian diagnostik asesmen
asesmen menurut Supriyadi (2003:12-13), diagnostik
diagnostik digunakan - Guru tidak
terhadap siswa untuk mendeteksi kelemahan memahami fungsi
yang dimiliki siswa. Kelemahan asesmen
ini dapat berupa materi diagnostik
yang dapat dikuasai oleh siswa
maupun kelemahan fisik dan
psikologis dari siswa.
Dengan terdeteksi adanya
kelemahan yang ada, dengan
sendirinya guru dengan
segera dapat memberikan bantuan
kepada siswa yang bersangkutan.
2. Menurut Niko & Brookhart
sebagaimana dikutip oleh
Suwarto (2013:191),
ada enam pendekatan penaksiran
diagnostik terkait dengan masalah
pembelajaran,
yaitu: (a) pendekatan profil
kekuatan dan kelemahan
kemampuan pada suatu bidang;
(b) pendekatan mengidentifikasi
kekurangan pengetahuan
prasyarat; (c) pendekatan
mengidentifikasi target-target
pembelajaran yang tidak dikuasai;
(d) pendekatan
pengidentifikasian kesalahan
siswa; (e) pendekatan
mengidentifikasi struktur
pengetahuan siswa;
Hasil Wawncara : Bersama guru
senior
Bpk Endik Aryo Widodo, SE

1. Guru belum memahami apa


itu asesmen diagnostik
2. Guru belum memiliki metode
lain selain asesmen dianostik
untuk mendiagnosa informasi
siswa secara menyeluruh

5 Rendahnya relasi Kajian Literatur : 1. Guru tidak pernah


yang harmonis 1. Savas (2012:3108) bahwa dengan melibatkan orang
antara guru, siswa, adanya tua siswa dalam
dan orang tua kerjasama antara orang tua dan penyusunan
guru dapat dengan efektif kurikulum
memecahkan masalah-masalah disekolah
yang berhubungan dengan peserta 2. Pemahaman orang
didik. tua selalu
2. Epstein dan Sheldon (dalam Grant menganggap
dan Ray, 2013: 6) bahwa pendidikan anak
kolaborasi antara sekolah, keluarga adalah tugas dan
dan masyarakat adalah konsep tanggung jawab
multidimensi. Multidimensi berarti guru disekolah.
kerja sama ynang terjadi dalam
dimensi atau istilah yang berbeda,
khususnya dengan melibatkan
orang tua dalam berbagai kegiatan
atau program sekolah. Ini
diperlukan untuk meningkatkan
kurikulum sekolah dan iklim,
mengembangkan keterampilan dan
kepemimpinan orang tua dan
mendukung
guru dalam menerapkan proses
pembelajaran di sekolah

Hasil Wawancara :

1. Orang tua jarang berdiskusi


dengan anak terkait
pembelajaran disekolah
2. Guru kurang bersosialisasi
dengan orang tua siswa tentang
pola belajar anak dirumah
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
6 Rendahnya Kajian Literatur : 1. Kemampuan guru
pemahan guru yang rendah
dalam menerapkan Setiawati & Dkk ( 2019:39) dalam mendesain
pembelajaran menyatakan bahwa soal yang termasuk pembelajaran
HOTS Higher Order Thinking Skills memiliki HOTS
ciri-ciri : 2. Guru belum
a. Memindahkan satu konsep ke mengidentifikasi
konsep ciri-ciri soal
lainnya; HOTS
b. Mengolah dan
mengimplementasikan
suatu data;
c. Menggali berbagai sumber yang
berbeda-
beda;
d. Memakai data (informasi) untuk
menyelesaikan problem;
e. Memeriksa gagasan dan data secara
mendalam.
Hasil Wawancara :
1. Pemahaman guru terhadap
pembelajaran HOTS masih sangat
rendah bagi guru-guru yang berada
di sekolah yang terpencil
2. Siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan smateri ataupun soal-
soal HOTS

7 Kemampuan Kajian Literatur : 1. Guru belum


memaanfaatkan menguasai
teknologi bagi 1. Becta (2003) menyimpulkan studi penggunaaan
guru-guru mereka dengan pernyataan: banyak teknologi
disekolah masih guru yang tidak menganggap diri secara baik
rendah mereka terampil dalam 2. Lokasi
menggunakan sekolah yang
TIK merasa cemas menggunakannya tidak
di terjangkau
depan anak-anak yang mungkin perkembangan
lebih teknologi
tahu daripada mereka. 3. Tidak adanya
2. Pelgrum (2001) bahwa tidak ada pelatihan
cukup kesempatan pelatihan bagi khusus bagi
guru guru-guru
dalam penggunaan TIK di
lingkungan
kelas. Demikian pula,
3. Beggs (2000)
menemukan bahwa salah satu dari
tiga
hambatan teratas untuk
penggunaan
TIK guru dalam mengajar adalah
kurangnya pelatihan.

Hasil Wawancara :
Guru-guru yang berada pada daerah
terpencil sangat sulit memanfaatkan
teknologi karena keterbatasan sarana
dan
prasarana yang berkaitan dengan
teknologi

Anda mungkin juga menyukai