Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM

UPAYA MEREDUKSI PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA

Oleh:

Yossi Hadiansyah1), Febriani Putri Utami2), Dr. Sumarto, M. Pd3)


1)
MAS AL Muhajirin Tugumulyo
2)
MAN 01 Kepahiang
3)
IAIN Curup
Email: febrianip023@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas layanan konseling kelompok dalam upaya
mereduksi prokrastinasi akademik pada siswa. Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian
library research dengan analisis data kualitatif, yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada
literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah maupun tulisan-tulisan lainnya. Analisis data
menggunakan analisis isi atau content analysis adalah suatu teknik penelitian untuk memuat inferensi
(kesimpulan) dari data yang diolah dan dianalisis sebagai jawaban terhadap masalah yang telah
dikemukakan. Kerugian yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi adalah tugas tidak terselesaikan,
atau terselesaikan namun hasilnya tidak maksimal karena sudah deadline, sehingga menimbulkan
kecemasan sepanjang waktu pengerjaan tugas, yang berakibat jumlah kesalahan cenderung tinggi
karena individu mengerjakan dalam waktu yang sempit. Selain itu, siswa yang melakukan
prokrastinasi akan sulit berkonsentrasi karena ada perasaan cemas. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa layanan konseling kelompok berperan efektif dalam upaya mereduksi prokrastinasi akademik
pada siswa.

Kata Kunci: Konseling Kelompok, Prokrastinasi Akademik

THE EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES IN


EFFORT TO REDUCE ACADEMIC PROCRASTINATION IN
STUDENTS
ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of counseling services groups in an effort to reduce
academic procrastination in students. The type of this research is to use the library research with
qualitative data analysis, the research focus of the discussion in the literature whether in the form of
books, journals, papers and other writings. Data analysis using content analysis or content analysis is
a research technique for loading inference (conclusion) of the data that is processed and analyzed as
an answer to the problem that has been stated. Losses resulting from the behavior of procrastination is
a task not resolved, or resolved but the result is not optimal because it is already the deadline, causing
anxiety along the processing time of the task, which resulted in the number of errors tend to be high
because of the individual work in the short time period. In addition, students who do procrastination
will be difficult to concentrate because there is a feeling of anxiety. The results of this study indicate
that counselling services group has played an effective role in the effort to reduce academic
procrastination in students.

Keywords: Group Counseling, Academic Procrastination


Pendahuluan
Pendidikan merupakan aktifitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
Salah satu kegiatan yang tak bisa dipisahkan dari pendidikan adalah belajar dan proses
belajar merupakan suatu kegiatan yang utama dalam pendidikan. Pendidikan merupakan
salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarena kan
melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas seperti yang
disebutkan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dan berakhlak mulia. Tercapainya bangsa yang bermartabat,
beriman dan bertakwa diperlukan kondisi mental yang tangguh, yang mampu mengontrol
diri agar terhindar dari perilaku yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pendidikan baik itu formal maupun non formal. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang
sangat penting bagi setiap individu dan perkembangan siswa.

Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarkan pendidikan untuk


peserta didik sesuai tingkat dan jenis sekolah, dengan pendidikan siswa memperoleh ilmu
pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju kearah pendidikan yang lebih
tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat. Pada dasarnya sekolah mempunyai tugas
menyelenggarkan pendidikan melalui proses pembelajaran untuk mengembangkan nilai
kemanusiaan dan potensi diri peserta didik sehingga diharapkan mereka bisa berkembang
sesuai dengan potensi masingmasing. Secara formal penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia dilaksanakan dari pendidikan TK, pendidikan dasar, menengah dan perguruan
tinggi. Setiap tingkat dan jenis sekolah tersebut memiliki prioritas dan karakteristik
masing-masing sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikan. Khususnya tingkat menengah
ada SMP dan SMA yang memberikan pelayanan pendidikan untuk siswa.

Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah
tertentu. Siswa SMP maupun SMA dalam masa tahap perkembangannya dan digolongkan
sebagai masa remaja. [ CITATION Hur11 \l 1057 ], awal masa remaja berlangsung kira-kira
dari 13-17 tahun. Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke dewasa, dimana tugas
perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola
perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan perempuan yang diharapkan
mampu menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang
matangnya terlambat. Oleh karena itu dalam menjalankan tugas perkembangannya peran
serta dari orang tua sangat dibutuhkan terutama dalam belajar atau bidang akademik.

Keberhasilan seorang siswa dalam meraih kesuksesan ditentukan oleh kualitas


dan kesungguhan dalam menjalani pendidikan. Tugas merupakan sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dari aktivitas sehari–hari seorang siswa. Anak sekolah yang berada pada
masa remaja dihadapkan pada berbagai tekanan, persoalan dan tuntutan dari lingkungan.
Kecenderungan siswa tidak mampu berprestasi disebabkan perilaku menunda
mengerjakan tugas. Prokrastinasi akademik adalah bentuk khusus dari penundaan yang
terjadi dalam setting akademik. Ini melibatkan kebutuhan untuk melaksanakan tugas
akademis atau melakukan sebuah kegiatan akademik, seperti menulis makalah, belajar
untuk ujian, menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan sekolah, atau melakukan
tugas membaca mingguan, tapi karena suatu alasan, gagal melakukannya dalam jangka
waktu yang diharapkan. Prokrastinasi akademik merupakan kegagalan penyelesaian tugas
akademik tanpa adanya ekspektasi terselesaikan dalam jangka waktu tertentu, tidak ada
tujuan serta adanya ketidakoptimalan dalam mengerjakan. Hal ini dapat memunculkan
potensi maladaptif terutama bagi pelaku. Maka prokrastinasi akademik merupakan
penundaan kegiatan akademik dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna
sehingga pekerjaan penting tidak selesai tepat pada waktunya dan membuang waktu
secara sia-sia [ CITATION Sap17 \l 1057 ].

Prokrastinasi akademik muncul akibat kesalahan berfikir yang dialami siswa.


Mereka menganggap menunda mengerjakan tugas adalah hal sepele. Namun, jika ditelaah
lebih lanjut prokrastinasi akademik menimbulkan berbagai dampak yang serius, misalnya
merasa cemas, panik, tertekan, hingga putus asa. Ketika hal itu terus menerus terjadi, dan
tidak diatasi dengan baik maka dapat menimbulkan masalah baru. Padahal dalam konteks
pembelajaran siswa diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan tugasnya secara
optimal sebagai pelajar sesuai dengan tuntutan yang dihadapi. Namun, ternyata
permasalahan di lapangan, siswa sering menyepelekan tugas akademik yang diberikan
oleh guru sehingga mereka tidak bisa mengumpulkannya sesuai dengan jangka waktu
pengumpulan yang diberikan oleh guru, yang mana permasalahan tersebut perlu sekali
penanganan dari guru bimbingan dan konseling.

Dengan mempunyai perilaku menunda yang terus menerus akan terjadi dampak
yang sangat merugikan pada proses belajar. Kerugian orang yang memiliki perilaku
prokrastinasi adalah tugas yang tidak terselesaikan, atau terselesaikan namun hasilnya
tidak akan maksimal, karena dikejar oleh deadline, dan akan menimbulkan kecemasan
yang sangat tinggi, ketakutan yang mengancam, sulit berkonsentrasi dalam belajar serta
motivasi yang rendah dan kepercayaan diri yang kurang. Maka prokrastinasi akademik
merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dan jika dibiarkan terus-
menerus terjadi maka hal ini dapat berdampak pada menurunnya prestasi dan bahkan
dapat menjadi faktor penyebab kegagalan siswa dalam belajar dan meraih masa
depannya. Adanya persoalan prokrastinasi akademik yang dilakukan mayoritas siswa
maka perlu dilakukan penanganan. Konselor sekolah memiliki peranan penting untuk
mengantarkan siswanya menuju tumbuh kembang yang optimal sehingga dapat mencapai
kesuksesan dengan memberikan layanan-layanan BK yang ada.

Hasil penelitian [ CITATION Kur18 \l 1057 ] tentang Keefektifan Bimbingan


Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Untuk Mengatasi Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa menunjukkan bahwa dengan melihat perbandingan rata-rata skor postest lebih
rendah daripada pretest yaitu 71,35 < 112,75 maka terdapat penurunan tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa. Oleh karena Hipotesis Alternatif (Ha) diterima maka
kesimpulannya yaitu Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Efektif Untuk
Mengatasi Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa BK Universitas PGRI Yogyakarta.

Mengacu pada uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul efektifitas layanan konseling kelompok dalam upaya mereduksi
prokrastinasi akademik pada siswa.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library reseach) dengan
analisis data kualitatif, yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literatur-
literatur baik berupa buku, jurnal, makalah maupun tulisan-tulisan lainnya. [ CITATION
Sek16 \l 1057 ]. Adapun jenis penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-
macam materi yang terdapat dalam pustakaan, mislnya berupa buku-buku, catatan-
catatan, makalah-makalah, dan lain-lain. Artinya permasalahan dan pengumpulan data
berasal dari kajian kepustakaan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian
kepustakaan adalah sebuah penelitian yang mengkaji dan memaparkan suatu
permasalahan menurut teori-teori para ahli.

Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu buku-buku, jurnal dan
artikel-artikel secara langsung dan segera dapat diperoleh dari sumber data oleh penyidik
untuk bertujuan yang khusus. Atau dengan kata lain data ini meliputi bahan yang
berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang menjadi objek penelitian ini.

Dalam analisis data ini, penulis menggunakan metode analisis deskriftif, yang
artinya mencatat dan menerangkan data tentang objek yang dipelajari sebagaimana
adanya pada saat itu, berdasarkan konsep-konsep yang jelas bahasa istilah dan
pengertiannya, atau istilah lainnya pengembaran data.

Dalam menganalisis data digunakan analisis isi atau content analysis. Yang
dimaksud dengan analisis isi adalah penelitian suatu masalah atau karang untuk
mengetahui latar belakang dan persoalannya sehingga dapat memuat inferensi
(kesimpulan) dari data yang diolah dan dianalisis sebagai jawaban terhadap masalah
yang telah dikemukakan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Saat para pendidik sudah memenuhi kewajiban mereka dalam membantu peserta
didik, tak serta merta semua yang telah mereka lakukan berjalan dengan lancar. Dalam
proses belajar mengajar cukup banyak rintangan yang dilalui pendidik bahkan peserta
didik, untuk mencapai hasil yang optimal dalam pendidikan. Banyak kenyataan yang
tidak sesuai dengan harapan, salah satu contohnya adalah perilaku prokrastinasi akademik
yaitu perilaku suka menunda tugas akademik yang telah diberikan. Milgram dalam
[CITATION Dam14 \l 1057 ] menyebutkan prokrastinasi akademik terjadi karena pelaku
berharap dalam menunda mengerjakan tugas maka tugas dapat dilengkapi secara
maksimal. Namun, penundaan tersebut justru membuat tugas menjadi tidak terselesaikan,
hal tersebut mengarah pada penundaan tugas yang tidak berguna. Masalah menunda
mengerjakan tugas yang dianggap sepele sebenarnya dapat berdampak serius, karena
berawal dari masalah kecil yang diremehkan akhirnya menimbulkan berbagai
permasalahan yang serius, misalnya membolos, ketidak mampuan memenuhi standar
yang ditetapkan sekolah, gangguan semacam panik, stress, putus asa, bahkan sampai
drop out dari sekolah. Dari pernyataan di atas dapat diasumsikan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara prokrastinasi akademik dan prestasi belajar. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi yang dilakukan siswa dapat menghambat
prestasi siswa dalam mencapai hasil yang maksimal dalam belajar. Oleh karena itu,
diperlukan peran guru BK/Konselor untuk membantu siswa mengurangi prokrastinasi
akademik sehingga dengan berkurangnya prokrastinasi maka hasil belajar akan lebih
baik.

Sesuai profil prokrastinasi akademik yang dipaparkan diatas, maka penanganan


terhadap perilaku prokrastinasi sangat diperlukan, mengingat dampaknya yang begitu
negatif bagi perkembangan serta masa depan siswa. Banyak hal yang bisa dilakukan guru
BK/Konselor dalam proses konseling untuk mengurangi prokrastinasi akademik siswa.
Mengingat begitu seringnya terjadi prokrastinasi, diharapkan Guru BK/Konselor untuk
mengarahkan siswa agar mengurangi bahkan menghilangkan perilaku prokrastinasi
akademik melalui berbagai pelayanan konseling yang diberikan kepada siswa.

Banyak layanan yang efektif dan bisa diberikan kepada siswa untuk
meningkatkan keterampilan belajar dan hasil belajar siswa salah satunya adalah layanan
konseling kelompok. Layanan konseling kelompok adalah suatu proses pertalian pribadi
antar seorang atau beberapa konselor dengan sekelompok konseli untuk mengatasi
persoalan atau hal-hal yang menjadi kepedulian masing-masing konseli melalui
pengembangan pemahaman, sikap, keyakinan, dan perilaku konseli yang tepat dengan
cara memanfaatkan suasana kelompok. Suatu proses antara konseli dan kenselor dengan
berbentuk kelompok untuk mengatasi hal-hal persoalan atau permasalahan dan
menjadikan konseli bisa mengembangkan pemahaman, sikap, keyakinan, dan perilaku
konseli yang tepat dengan cara memanfaatkan suasana kelompok. Dalam prosesnya,
konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan dalam
membangun relasi dan komunikasi, pengembangan harga diri, serta keterampilan-
keterampilan dalam mengatasi masalah. Takut terhadap tugas yang dikerjakan artinya
menunda tugas karena tidak peraya diri terhadap hasil tugas yang dikerjakan sendiri.
Maka dari itu, layanan konseling kelompok dengan memakai teknik yang tepat akan
dipandang efektif dan efisien dalam mereduksi prokrastinasi akademik bagi siswa.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat [ CITATION Toh11 \l 1057 ] yang


menyatakan bahwa layanan konseling kelompok merupakan upaya pemberian bantuan
kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan
kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Pernyataan di atas didukung oleh
pandangan [ CITATION Ami10 \l 1057 ] yang menyatakan bahwa bantuan dalam layanan
konseling yang memungkinkan konseli memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
penuntasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Melalui dinamika
kelompok itu pemecahan masalah dapat lebih efektif dan efisien jika dalam melakukan
proses konseling kelompok anggota kelompok memiliki pemahaman dan
pengaktualisasian teknik-teknik konseling. Inti utama dari layanan konseling kelompok
adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori
belajar. Dengan menggunakan layanan konseling kelompok ini telah memberikan
penerapan yang sistematis tentang prinsip-prinsip belajar dan pengubahan tingkah laku ke
arah cara-cara yang lebih adaptif dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Selain itu
juga, dengan menggunakan layanan konseling kelompok dapat menolong individu untuk
dapat memahami bahwa orang-orang lain ternyata mempunyai kebutuhan dan masalah
yang sama berhubungan dengan motivasi dalam belajar, melalui konseling kelompok ini
dimungkinkan akan dapat membantu masalah siswa berkaitan dengan mengurangi
perilaku prokrastinasi akademik siswa karena di dalam konseling kelompok memfasilitasi
siswa untuk bertukar pendapat, lebih mudah untuk menangkap persoalan yang
dihadapinya dan cara mengatasinya.

Kesimpulan dan Saran


Dari hasil penelitian dapat kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik yang
dilakukan siswa dapat berakibat buruk bagi prestasi yang ingin dicapai. Peran seorang
konselor sangat penting untuk mengurangi prokrastinasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
seorang konselor yang profesional dan kompeten untuk memberikan layanan bimbingan
dan konseling yang efektif kepada siswa yang mengalami masalah tersebut. Oleh karena
itu layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan yang efektif digunakan
dalam upaya mereduksi prokrastinasi akademik pada siswa.

Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberi saran sebagai berikut:


Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang bagaimana cara mereduksi
prokrastinasi akademik siswa sehingga siswa mampu mampu mengoptimalkan dirinya
dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. M. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.

Damri, d. (2014). Hubungan Self-Efficacy Dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa


dalam Menyelesaikan Tugas Perkuliahan. Jurnal Bimbingan dan Konseling.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, D. E., & Suminar, Y. A. (2018). Kefektifan Bimbingan Kelompok dengan


Teknik Sosiodrama Untuk Mengatasi Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.
Jurnal Konseling Andi Matappa, 85-95.

Pascasarjana, S. (2016). Pedoman penulisan tesis. Surakarta: UMS, Cet-3.

Saputra, R. (2017). Konseling Kelompok Teknik Self Instruction dan Cognotive


Restructuring untuk mengurangi Prokratinasi Akademik. Jurnal Bimbingan dan
Konseling.

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai