Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM

TES POTENSI MINAT DAN BAKAT (IST-RMIB)


MATA KULIAH ASESMEN PSIKOLOGIS
ANAK DAN REMAJA

Dosen Pengampu:
Ir. Magdalena Hanoum, S.Psi, M.Psi

Disusun Oleh:
Fairdana Viani 41183507180004

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyaya
ng, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah meli
mpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penyusun dap
at menyelesaikan laporan praktikum tes Potensi Minat dan Bakat (IST-RMIB) dal
am Mata Kuliah Asesmen Psikologis Anak dan Remaja.
Terima kasih kepada dosen pengampu Mata kuliah Asesmen Psikologis Anak
dan Remaja yakni ibu Ir. Magdalena Hanoum, S.Psi, M.Psi, dan terimakasih juga
kepada teman-teman semester 5 yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan l
aporan ini. Penyusun juga berterima kasih kepada kakak-kakak asisten dosen yang
sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penyusun dalam pembuat
an laporan ini dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kulia
h Assesmen Psikologis Anak dan Remaja yang dibuat dengan maksimal dan mend
apatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan lap
oran.
Penyusun menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih banyak k
ekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu den
gan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki laporan ini. Semoga laporan praktikum tes Potensi
Minat dan Bakat (IST-RMIB) yang telah penyusun susun ini dapat memberikan m
anfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bekasi, 03 Januari 2021


Penyusun

Fairdana Viani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
A. IDENTITAS.................................................................................................1
I. Identitas Testee.......................................................................................1
II. Nilai IQ..................................................................................................1
III. Tujuan Tes............................................................................................1
IV. Pelaksanaan Tes...................................................................................1
V. Tes yang Digunakan..............................................................................1
B. LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI (IST)..........................................2
1. Hasil Observasi......................................................................................2
2. Tabel Hasil Skoring IST.........................................................................4
3. IQ Total dan Interpretasi (IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial, dan Cor
ak Berpikir)................................................................................................5
a. IQ Total...........................................................................................5
b. Interpretasi Subtes...........................................................................8
c. IQ Verbal.......................................................................................17
d. IQ Numerik...................................................................................18
e. IQ Spasial......................................................................................19
f. Corak Berpikir...............................................................................21
g. Grafik dan Profil Hasil Tes IST (Grafik M/W).............................23
C. LAPORAN HASIL TES MINAT BAKAT (RMIB)..................................25
1. Hasil Observasi....................................................................................25
2. Teori Rothwell Miller Interest Blank (RMIB).....................................27
3. Tabel Hasil Skoring RMIB..................................................................31
4. Kesimpulan..........................................................................................31
5. Analisa Kesesuaian Potensi dan Minat Bakat......................................32
a. Analisa Hasil Intelligenz Struktur Test (IST)................................32
b. Analisa Hasil Rothwell Miller Interest Blank Test (RMIB)..........36
c. Kesesuaian Potensi pada Hasil Tes IST dan Tes RMIB...............39
6. Saran dan Pengembangan....................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................48
A. IDENTITAS

I. Identitas Testee

Nama : RSP
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 11 Januari 1997
Waktu Pelaksanaan Tes : 23 Desember 2020
Umur Kronologis : 23 tahun 11 bulan 12 hari
Pendidikan Terakhir : Mahasiswi semester 7, jurusan Psikologi

II. Nilai IQ

90

III. Tujuan Tes

Untuk mengetahui potensi dan minat bakat yang dimiliki individu

IV. Pelaksanaan Tes

Tes dilaksanakan pada 23 Desember 2020 di Universitas Islam 45 Be


kasi, Ruang B 102 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Psikologi, Bekasi Timu
r.

V. Tes yang Digunakan

IST dan RMIB

Bekasi, 03 Januari 2021


Tester

Fairdana Viani

1
B. LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI (IST)

1. Hasil Observasi

No. Aspek Observasi


Ciri fisik: Testee merupakan seorang perempuan b
erusia 23 tahun dengan tinggi sekitar 158-160 cm,
dan memiliki berat badan sekitar 68-72 kg. Testee
berkulit sawo matang, bermata sipit dengan pipi g
embul, dan berambut hitam ikal.
Ciri non-fisik: Testee saat ini merupakan mahasis
1. Ciri-ciri
wi Psikologi semester 7. Pada saat tes berlangsun
g, Testee mengenakan sepatu putih, cardigan mer
ah dengan blouse hitam di dalamnya, dan celana j
eans hitam. Testee menggunakan masker dan ikat
rambut berbentuk pita berwarna ungu. Testee juga
menyematkan pensil di telinganya.
Testee memiliki motivasi yang cukup rendah dala
m perkuliahan, terlihat dari perilaku Testee yang s
elalu mengeluh mengenai perkuliahaan kepada te
mannya. Testee juga sering kali terlambat dan terti
dur beberapa saat sebelum perkuliahaan. Testee se
ring melukis di sela-sela jam kuliah maupun ketik
2. Motivasi a perkuliahan berlangsung dan jarang memperhati
kan penjelasan yang disampaikan oleh dosen mau
pun teman sekelasnya. Disamping itu, Testee juga
berjualan sehingga waktunya tersita dan hal ini me
ngakibatkan motivasinya untuk berkuliah semakin
rendah. Testee juga sering kelihatan tidak fokus d
alam membahas tugas mata kuliah.
3. Kognitif Testee termasuk mahasiswi yang memiliki daya in
gat cukup tinggi. Akan tetapi Testee seringkali me

2
ngalami kesulitan saat memahami pelajaran. Hal i
ni dibuktikan dengan adanya sikap Testee yang ter
lihat susah memahami materi yang dijelaskan oleh
dosen maupun temannya sehingga harus bertanya
berulang kali. Namun, Testee sempat mendapatka
n IP tinggi di semester 3 yakni 3,75 yang mana ha
sil tersebut tergolong cukup tinggi, dan Testee jug
a cukup mampu menjelaskan ulang materi yang di
pahaminya secara terstruktur.
Testee memiliki afeksi yang baik terhadap teman-t
eman dan lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat d
ari sikap dan perilaku Testee sehari-hari di mana
Testee tidak akan membiarkan temannya menghad
api kesulitannya sendirian. Testee juga mudah me
4. Afeksi nggali dan menerka perasaan orang lain terutama
apabila ada seseorang yang bersedih, maka Testee
akan menghibur orang tersebut sampai keadaanny
a membaik. Testee juga tidak sungkan memberika
n apa yang ia miliki apabila ada temannya yang m
embutuhkannya.
Testee merupakan seseorang yang mudah bergaul.
Hal tersebut terlihat dari jumlah teman Testee yan
g banyak baik di dalam maupun di luar kampus, d
an kecepatan Testee dalam beradaptasi dengan lin
gkungan sekitar. Testee memiliki komunikasi yan
5. Interaksi Sosial
g baik dan bukan merupakan seseorang yang mem
ilih-milih teman. Testee aktif melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan interaksi antar manusia. Ak
an tetapi Testee mudah terbawa oleh hal-hal negat
if dari temannya.

3
2. Tabel Hasil Skoring IST

Skor Kasar (R Skor Skala (S


Subtes Deskripsi Kategori
W) W)
Melengkapi k
SE 12 103 Cukup
alimat
Mencari kata
WA 9 95 Sedang
yang berbeda
Analogi verba
AN 6 91 Rendah
l
Persamaan kat
GE 13=9 94 Rendah
a
Mengingat kat
ME 11 101 Cukup
a
Hitungan sede
RA 2 79 Rendah sekali
rhana
ZR Deret angka 9 99 Sedang
Menyusun be
FA 8 99 Sedang
ntuk
Persoalan bent
WU 11 103 Cukup
uk
Jumlah 77 93 Rendah
IQ Total = 90 Rendah

3. IQ Total dan Interpretasi (IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial, dan


Corak Berpikir)

a. IQ Total

Alat tes psikologi digunakan untuk mengungkap aspek psikologi


s seseorang, oleh karena itu prosedur dan alat-alat yang digunakan da
lam pemeriksaan psikologis sangat tergantung pada aspek psikologis

4
dan perilaku yang hendak diperiksa. Berdasarkan aspek psikologis ya
ng diukur alat-alat psikologis dapat dibedakan menjadi beberapa mac
am antara lain yaitu tes kecerdasan, tes bakat, tes kepribadian dan tes
minat. Salah satu alat tes tersebut di atas adalah tes Inteligensi. Menu
rut Spearman, inteligensi berarti penggunaan kekuatan mental secara
nyata, dan mengandung pengertian bahwa inteligensi merupakan kek
uatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu (Azwar, 1996)
Tes inteligensi sangat besar manfaatnya dalam dunia pendidikan.
Inteligensi sendiri diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir secar
a abstrak, kemampuan untuk belajar, kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Cakupan inteligensi ini adalah yang paling lengkap, kare
na menambahkan aspek penyesuaian terhadap lingkungan (Aiken, 19
97). Tes inteligensi juga berguna untuk mendiagnosa faktor-faktor pe
nyebab kegagalan di sekolah. Orang tua dan guru mungkin mendapat
kan anak yang mengalami kesukaran belajar dan prestasi akademikn
ya rendah. Anak yang demikian, perlu dites inteligensinya untuk me
mastikan kapasitas kemampuannya. Kesukaran belajar dan prestasi a
kademik yang rendah dapat disebabkan oleh inteligensi atau faktor la
in misalnya motivasi, keterbatasn fisik, kondisi psikis, lingkungan ya
ng kurang mendukung, maupun dukungan dari orang tuanya (Sadli, 1
986).
Tes inteligensi dalam aplikasinya yang luas, ternyata dapat digu
nakan untuk seleksi masuk sekolah maupun seleksi masuk kerja. Kap
asitas intelektual selalu menjadi salah satu pertimbangan seseorang d
iterima atau tidak. Biasanya juga diikuti oleh prestasi akademik yang
diperolehnya. Kapasitas intelektual diyakini dapat berpengaruh terha
dap kemampuan berpikir logis, kemampuan menganalisa, dan kema
mpuan memecahkan masalah dalam pekerjaan. Walaupun demikian,
faktor inteligensi saja kiranya tidak cukup bila tidka didukung oleh f
aktor-faktor non intelegentif seperti bakat, minat, motivasi, cara kerja,

5
dan kepribadian. Salah satu alat tes yang banyak digunakan untuk m
engukur IQ ialah Intelligenz Struktur Test (IST).
Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan alat tes inteligensi yan
g dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman p
ada tahun 1953 dan telah diadaptasi di Indonesia. Intelligenz Struktur
Test (IST) berdasarkan pada teori inteligensi yang menyatakan bahw
a inteligensi merupakan suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan secara bermakna (Wiratna, 1993). Intellige
nz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain Satzerganzung (S
E) yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi k
ata-kata, Analogien (AN) yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten (G
E) yaitu sifat yang dimiliki bersama, Rechhenaufgaben (RA) yaitu ke
mampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu deret angka, Figurena
uswahl (FA) yaitu memilih bentuk, Wurfelaufgaben (WU) yaitu latih
an balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu latihan simbol. Penyajian te
s IST ini membutuhkan waktu lebih kurang 90 menit, dapat dilakuka
n secara individual maupun klasikal.
Menurut Amthauer (1973) IST merupakan instrumen yang dapat
dipercaya untuk menentukan inteligensi seseorang. Melalui tes ini da
pat diketahui tidak saja taraf inteligensi atau intelligenz-Niveau seseo
rang, melainkan juga gambaran tentang struktur inteligensinya. Instr
umen ini dibuat terutama untuk pemeriksaan klasikal, meskipun bisa
juga digunakan untuk pemeriksaan individual. IST sesuai sebagai me
tode eksak untuk studi eksperimental tentang struktur inteligensinya t
entang inteligensi dan bakat (begabung), maupun untuk semua pemer
iksaan diagnostik psikologik.
IST terdiri dari 176 soal yang terbagi menjadi 9 subtes. Proses sk
oring dalam IST adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan
nilai 0 untuk jawaban salah pada masing-masing subtes kecuali pada
subtes GE menggunakan panduan nilai tersendiri yaitu skor 2, 1 dan
0. Dengan menghitung skor yang diperoleh pada masing-masing subt

6
es akan diperoleh Skor Kasar pada setiap sub tes IST. Dengan menju
mlahkan skor kasar dari 9 sub tes akan diperoleh Skor Total. Norma t
es IST diperlukan untuk mengubah skor kasar maupun skor total ke d
alam weighted score yang akan menghasilkan nilai inteligensi seseor
ang dalam bentuk angka, dan apabila nilai inteligensi ini dibandingka
n dengan norma kelompok akan diketahui kategori inteligensi seseor
ang tersebut yaitu:
a. Very superior yaitu subjek yang memperoleh weighted scor
e sebesar 119 keatas.
b. Tinggi yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebes
ar antara 105 sampai dengan 118.
c. Cukup yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebes
ar antara 100 sampai dengan 104.
d. Sedang yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebes
ar antara 95 sampai dengan 99.
e. Rendah yaitu subjek yang memperoleh weighted score sebes
ar antara 81 sampai dengan 94.
f. Rendah sekali yaitu subjek yang memperoleh weighted scor
e sebesar 80 kebawah.
Setelah melakukan tes IST dan dilakukan skoring dari masing-m
asing subtes, diketahui subjek mendapatkan IQ total 90 (sembilan pu
luh) yang dikategorikan sebagai Rendah. Pada kategori Rendah Seka
li, Testee memiliki Rechhenaufgaben (RA) sebesar 79 (tujuh puluh s
embilan). Pada kategori Rendah, Testee mendapatkan Analogien (A
N) sebesar 91 (sembilan puluh satu) dan Gemeinsamkeiten (GE) sebe
sar 94 (sembilan puluh empat). Pada kategori Sedang, Testee menda
patkan skor Wortauswahl (WA) sebesar 95 (sembilan puluh lina), Za
hlenreihen (ZR) sebesar 99 (sembilan puluh sembilan), dan Figurena
uswahl (FA) sebesar 99 (sembilan puluh sembilan). Dan pada katego
ri Cukup, Testee memiliki skor Satzerganzung (SE) sebesar 103 (ser

7
atus tiga), Merkaufgaben (ME) sebesar 101 (seratus satu), dan Wurfe
laufgaben (WU) sebesar 101 (seratus satu).
IQ Total sebesar 90 dikategorikan sebagai Rendah karena weight
ed score yang diperoleh sebesar antara 81 sampai dengan 94. Hasil p
erjumlahan RW (Skala Kasar) yang didapat dari Testee yaitu 77 (tuju
h puluh tujuh), dengan nilai SW (Skor Skala) sebanyak 93 (sembilan
puluh tiga yang didapat melalu RW yang sudah dinormakan. Dari ha
sil kategori intelegensi yang diperoleh pada masing-masing subtes, m
aka dapat diperinci kembali yakni pada subtes RA Testee berada dala
m kategori Rendah Sekali. Pada subtes AN dan GE Testee berada dal
am kategori Rendah. Pada subtes WA, ZR, dan FA, Testee berada da
lam kategori Sedang. Dan pada subtes SE, ME, dan WU, Testee bera
da dalam kategori Cukup, di mana subtes tersebut merupakan subtes
dengan perolehan skor paling tinggi di antara yang lainnya.

b. Interpretasi Subtes

1. Subtes SE
Subtes Satzerganzung (SE) mengungkap kemampuan penga
mbilan keputusan, mengukur keinginan berprestasi, kemampuan
memahami realitas, pembentukan pendapat/penilaian, common s
ense, berpikir kongkrit praktis dan kemandirian dalam berpikir.
Pada subtes SE, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 12, yang artinya Testee menjawab 12 soal dengan benar da
ri 20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai R
W yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai stan
dardized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 1
03 (seratus tiga) dan termasuk ke dalam kategori Cukup, sesuai
dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti bah
wa Testee memiliki kemampuan yang cukup dalam pengambilan
keputusan, keinginan untuk berprestasi, memahami realitas, men

8
gutarakan pendapat/penilaian, common sense, berpikir kongkrit
dan kemandirian dalam berpikir.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat mudah dan cepat
dalam pengambilan keputusan dan mengutarakan pendapat. Test
ee cenderung berrpikir secara praktis. Akan tetapi, Testee sering
kali mengutamakan emosinya daripada pemikiran logisnya. Mak
a dari itu Testee diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
nya dengan cara banyak berlatih untuk berpikir logis dan lebih te
rbuka untuk melihat realita berdasarkan berbagai sudut pandang,
agar lebih baik dan bijak dalam mengambil keputusan.

2. Subtes WA
Subtes Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan menan
gkap inti kandungan makna/pengertian dari sesuatu yang disamp
aikan melalui bahasa, berpikir induktif dengan menggunakan ba
hasa, kemampuan empati atau menyelami perasaan.
Pada subtes WA, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seb
anyak 9, yang artinya Testee menjawab 9 soal dengan benar dari
20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai standar
dized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 95 (s
embilan puluh lima) dan termasuk ke dalam kategori Sedang, ses
uai dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti
bahwa Testee memiliki kemampuan yang sedang atau rata-rata d
alam menangkap pengertian dari sesuatu yang disampaikan mela
lui bahasa, berpikir induktif dengan menggunakan bahasa, bere
mpati dan menyelami perasaan seseorang.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat mudah dan cepat
dalam menangkap maksud atau perkataan temannya terutama ket
ika temannya sedang mengalami kebuntuan dalam berpikir. Test
ee juga merupakan orang yang mudah berempati namun, pada be

9
berapa kondisi terutama ketika perasaan pribadinya lebih domin
an, Testee sulit untuk menyimak perkataan orang lain. Meskipun
begitu, Testee diharapkan dapat mengembangkan kemampuanny
a dengan cara banyak berlatih untuk berkata tidak apabila ia tida
k sedang di kondisi yang memungkinkan untuk mendengarkan o
rang lain, fokus untuk mendengarkan pendapat dari orang lain, d
an ikut andil dalam acara berkaitan dengan ilmu sosial guna men
ingkatkan kecakapan Testee dala berempati.

3. Subtes AN
Subtes Analogien (AN) mengungkap kemampuan fleksibilit
as dalam berpikir, kemampuan mengkombinasikan atau menghu
bung-hubungkan, kelincahan dan kemampuan untuk berubah da
n berganti dalam berpikir, resistensi atau kemampuan untuk mel
awan solusi masalah yang tidak pasti (kira-kira).
Pada subtes AN, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 6, yang artinya Testee menjawab 6 soal dengan benar dari
20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai standar
dized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 91 (s
embilan puluh satu) dan termasuk ke dalam kategori Rendah, ses
uai dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti
bahwa Testee memiliki kemampuan yang rendah dalam berpikir
Fleksibel, mengkombinasikan atau menghubung-hubungkan suat
u masalah, mengganti pola berpikir, dan dalam melawan solusi
masalah yang tidak pasti.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat kurang mampu
memecahkan masalahnya dengan logis. Teste cenderung menyel
esaikan masalahnya berdasarkan emosi dan seringkali meminta
bantuan kepada temannya atas masalah yang ia alami. Testee jug
a sering membagikan postingan berupa masalah pribadinya yang

10
sebenarnya masalah tersebut apabila diposting akan memperkeru
h masalah yang sedang Testee alami. Maka dari itu Testee dihara
pkan dapat meningkatkan kemampuannya dengan cara banyak b
ersosialisasi guna mendapat sudut pandang orang lain atas penal
aran suatu masalah, dan juga bisa dilakukan dengan cara banyak
berlatih mengerjakan soal-soal yang membutuhkan pemikiran in
duktif.

4. Subtes GE
Subtes Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan mene
mukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek dalam upa
ya menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari du
a objek tersebut, kemampuan memahami esensi pengertian suatu
kata untuk kemudian dapat menemukan kesamaan esensial dari
beberapa kata.
Pada subtes GE, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 13, yang artinya Testee menjawab 13 soal dengan benar da
ri 16 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Jawaban
Testee dinormakan sebelum dikonversikan ke dalam standardize
d score (SW) dengan jumlah 9. Nilai RW yang sudah dibanding
kan dengan norma disebut sebagai standardized score (SW), di
mana Testee mendapat skor sebanyak 94 (sembilan puluh empa
t) dan termasuk ke dalam kategori Rendah, sesuai dengan norma
tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti bahwa Testee mem
iliki kemampuan yang rendah dalam menemukan ciri-ciri khas y
ang terkandung pada dua objek dalam upaya menyusun suatu pe
ngertian yang mencakup kekhasan dari dua objek tersebut, dan
memahami esensi pengertian suatu kata untuk kemudian dapat m
enemukan kesamaan esensial dari beberapa kata.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat kesulitan dalam
berpikir dan memahami hal-hal yang menyangkut kesamaan kat

11
a. Testee juga seringkali terlihat lambat dalam mengungkapkan
objek dan kata-kata yang mengandung persamaan dalam kesehar
iannya. Maka dari itu Testee diharapkan dapat meningkatkan ke
mampuannya dengan cara banyak membaca literatur dan inform
asi terutama membaca topik-topik yang mengandung banyak kes
amaan kata sehingga Testee dapat lebih mudah memahami esens
i dari sebuah kata.

5. Subtes ME
Subtes Merkaufgaben (ME) mengungkap kemampuan mem
perhatikan atau mencamkan, kemampuan menyimpan atau meng
ingat dalam waktu lama, dengan kata lain subtes ini mengukur d
aya ingat seseorang.
Pada subtes ME, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 11, yang artinya Testee menjawab 11 soal dengan benar da
ri 20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai R
W yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai stan
dardized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 1
03 (seratus tiga) dan termasuk ke dalam kategori Cukup, sesuai
dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti bah
wa Testee memiliki kemampuan yang cukup dalam memperhati
kan atau mencamkan, dan menyimpan atau mengingat dalam wa
ktu lama.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat mudah dalam me
ngingat sebuah kejadian terutama yang menurut Testee memberi
kan lebih banyak kesan. Testee juga sering dijadikan tempat cur
hat teman-temannya karena kemampuan bagus Testee dalam me
ngingat detail masalah yang menyangkut teman-temannya. Mesk
ipun begitu, Testee diharapkan dapat mengembangkan kemampu
annya dengan cara banyak membaca dan berlatih mengerjakan s
oal atau games edukatif yang tujuannya untuk melatih daya ingat.

12
6. Subtes RA
Subtes Rechhenaufgaben (RA) mengukur kemampuan mem
ecahkan masalah praktis dengan berhitung, kemampuan berpikir
logislugas, matematis, bernalar, berpikir runtut dalam mengambi
l keputusan.
Pada subtes RA, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 2, yang artinya Testee menjawab 2 soal dengan benar dari
20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai standar
dized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 79 (t
ujuh puluh sembilan) dan termasuk ke dalam kategori Rendah S
ekali, sesuai dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal in
i berarti bahwa Testee memiliki kemampuan yang rendah sekali
dalam memecahkan masalah praktis yang menyangkut dengan k
emampuan dasar berhitung, berpikir logislugas, matematis, dan
bernalar, dan berpikir runtut dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan kesehariannya, Testee sering mengalami kesuli
tan jika dihadapkan dengan permasalahan menyangkut angka-an
gka. Testee juga sulit berpikir logis ketika ia ingin mengambil se
buah kesimpulan dalam memecahkan masalah. Maka dari itu Te
stee diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dengan car
a banyak berlatih soal-soal yang berkaitan dengan angka, atau ga
mes edukatif yang berkaitan dengan pemecahan masalah mengg
unakan hitungan sehingga Testee akan terbiasa menghadapi mas
alah dan fakta secara logis.

7. Subtes ZR
Subtes Zahlenreihen (ZR) mengukur kemampuan berhitung
yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi faktual
berbentuk angka sehingga ditemukan suatu kesimpulan, dan ada

13
nya kemampuan mengikuti komponen ritmis/irama dalam berpik
ir.
Pada subtes ZR, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 9, yang artinya Testee menjawab 9 soal dengan benar dari
20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai RW
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai standar
dized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 99 (s
embilan puluh sembilan) dan termasuk ke dalam kategori Sedan
g, sesuai dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini be
rarti bahwa Testee memiliki kemampuan yang sedang dalam ber
hitung yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi f
aktual berbentuk angka, dan dalam mengikuti atau membentuk ri
tmis/irama dalam berpikir.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat kurang mampu
mengambil sebuah kesimpulan jika itu berkaitan dengan pengola
han angka. Maka dari itu Testee diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya dengan cara banyak berlatih soal-soal yang berk
aitan dengan angka, atau games edukatif yang berkaitan dengan
pemecahan masalah menggunakan hitungan sehingga Testee aka
n terbiasa dan mampu mengambil sebuah kesimpulan secara fakt
ual.

8. Subtes FA
Subtes Figurenauswahl (FA) mengungkap kemampuan me
mbayangkan, dengan menggabung-gabungkan potongan suatu o
bjek visual secara konstruktif sehingan menghasilkan suatu bent
uk tertentu, dan adanya kemampuan membayangkan secara men
yeluruh (gestalt).
Pada subtes FA, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seba
nyak 8, yang artinya Testee menjawab 8 soal dengan benar dari
20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai RW

14
yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai standar
dized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 99 (s
embilan puluh sembilan) dan termasuk ke dalam kategori Sedan
g, sesuai dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini be
rarti bahwa Testee memiliki kemampuan yang sedang dalam me
mbayangkan dengan menggabung-gabungkan potongan suatu ob
jek visual secara konstruktif guna menghasilkan suatu bentuk ter
tentu, dan dalam membayangkan secara menyeluruh.
Berdasarkan kesehariannya, Testee sebenarnya terlihat mud
ah dalam mendeskripsikan suatu hal yang sifatnya abstrak dan s
ulit dijelaskan oleh teori. Testee juga senang menggambar obje
k-objek sulit dan hasilnya bagus. Maka dari itu Testee diharapka
n dapat mengembangkan kemampuannya dengan cara banyak be
rlatih soal-soal atau permainan yang tujuannya untuk mengasah
kreativitas terutama berkaitan dengan ritme berpikir yang abstra
k.

9. Subtes WU
Subtes Wurfelaufgaben (WU) mengukur kemampuan analisi
s yang disertai kemampuan membayangkan perubahan keadaan r
uang secara antisipasif. Dalam kemampuan ini terdapat peran kr
eativitas, kemampuan menyusun atau mengkonstruksi perubahan
imajinasi dan fleksibilitas berpikir.
Pada subtes WU, Testee mendapatkan Raw Score (RW) seb
anyak 11, yang artinya Testee menjawab 11 soal dengan benar d
ari 20 soal yang ada berdasarkan dengan kunci jawaban. Nilai R
W yang sudah dibandingkan dengan norma disebut sebagai stan
dardized score (SW), di mana Testee mendapat skor sebanyak 1
03 (seratus tiga) dan termasuk ke dalam kategori Cukup, sesuai
dengan norma tes yang berlaku pada tes IST. Hal ini berarti bah
wa Testee memiliki kemampuan yang cukup dalam membayang

15
kan perubahan keadaan ruang secara antisipasif dan menyusun at
au mengkonstruksi perubahan, imajinasi dan fleksibilitas berpiki
r.
Berdasarkan kesehariannya, Testee terlihat mudah dan cepat
dalam mendeskripsikan hal abstrak terutama yang berkaitan den
gan bentuk dan ruang. Testee juga sering mengungkapkan hal-ha
l imajinatif dalam kesehariannya. Meskipun begitu, Testee dihar
apkan dapat mengembangkan kemampuannya dengan cara bany
ak berlatih dan melakukan hal-hal yang dapat mengasah kreativit
as dalam berpikir sehingga Testee akan lebih Fleksibel dalam m
engkonstruksi pemikirannya.

c. IQ Verbal

SW ( SE)+ SW (WA)+ SW ( AN )+ SW (¿)


¿
4
103+ 95+91+94
¿
4
383
¿
4
=95,75
=96
Verbal IQ=96
Kategori: Sedang
Analisa
IQ Verbal yaitu kemampuan seseorang dalam memahami dan m
enggunakan kemampuan verbal atau bahasa. Kemampuan verbal ada
lah kemampuan menjelaskan pemikiran atau kemampuan mengaitka
n berbagai informasi yang diperoleh dan membuat hipotesis (Levy da
n Ransdell, 1996 dalam Irawan 2016). Dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan verbal adalah kemampuan menganalisa bahasa yang dil
akukan oleh seseorang untuk menterjemahkannya ke dalam bentuk la

16
in sehingga menjadi lebih mudah untuk dimengerti, yang artinya ke
mampuan verbal menyangkut kemampuan individu dalam mengeluar
kan pikiran-pikiran melalui perkataan. Subtes yang mengukur kema
mpuan verbal ini ialah subtes SE, WA, AN dan GE.
Berdasarkan hasil skoring yang diperoleh Testee setelah pelaksa
naan tes IST, Testee mendapatkan IQ Verbal sebesar 95,75 (sembila
n puluh lima koma tujuh puluh lima) yang dibulatkan menjadi 96 (se
mbilan puluh enam) dan dikategorikan sebagai Sedang. Hasil tersebu
t didapat dari hasil rata-rata penjumlahan nilai Standardized Score (S
W) pada subtes SE, WA, AN, dan GE. Disimpulkan bahwa Testee m
emiliki IQ verbal yang Sedang dalam kemampuan analog verbal dan
menganalisa bahasa untuk diterjemahkan ke dalam pengertian yang
mudah dipahami. Meskipun begitu Testee dapat meningkatkan kema
mpuan tersebut dengan cara berlatih mengungkapkan pendapat di de
pan umum dan membaca banyak literasi untuk melatih serta menamb
ah kosa kata. Terlebih lagi sifat Testee yang mudah bergaul dan bers
osialisai terlihat melalui observasi sehingga dapat disimpulkan bahw
a Testee memiliki potensi verbal yang dapat dikembangkan.

d. IQ Numerik

SW ( RA)+ SW (ZR)
¿
2
79+ 99
¿
2
178
¿
2
= 89
Numeric IQ=89
Kategori: Rendah
Analisa
Kemampuan numerik adalah kemampuan untuk melakukan perh
itungan dengan cepat dan tepat. Ann (Olatoye dan Aderogba, 2011:4

17
32) menyatakan bahwa kemampuan numerik adalah keahlian seseora
ng memanipulasi dan menggunakan angka untuk menyelesaikan per
masalahan. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Barret dan William
(2000:67) kemampuan numerik adalah kemampuan berfikir dengan b
ilangan-bilangan (angka). Sementara itu, menurut Dandy (Indrawati,
2013) bahwa kemampuan numerik adalah kemampuan dalam hal hit
ungan angka-angka untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat
memahami ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentu
k angka serta seberapa mudah seseorang dapat berfikir dan menyeles
aikan masalah dengan angka-angka. Robbins (2006:53) pun
menyatakan bahwa kemampuan numerik merupakan salah satu dari
lima dimensi yang menyusun kemampuan intelektual. Hal ini men
egaskan bahwa kemampuan numerik ialah kemampuan individ
u yang berkaitan dengan angka dan perhitungan dengan me
nggunakan fungsi-fungsi dasar berhitung, guna menyelami
potensi individu dalam berpikir logis dan cermat. Kemam
puan numerik juga dapat digunakan sebagai tolak ukur in
dividu dalam mengerjakan aktivitas secara teliti, tepat
dan akurat.
Berdasarkan hasil skoring yang diperoleh Testee setelah pelaksa
naan tes IST, Testee mendapatkan IQ Numerik sebesar 89 (delapan p
uluh sembilan) dan dikategorikan sebagai Rendah. Hasil tersebut did
apat dari hasil rata-rata penjumlahan nilai Standardized Score (SW)
pada subtes RA dan ZR. Disimpulkan bahwa Testee memiliki IQ Nu
merik yang Rendah, di mana berarti bahwa kemampuan penalaran be
rkaitan dengan angka dan perhitungan yang merupakan aktifitas dari
bagian dasar matematika yang Testee miliki rendah. Meskipun begit
u Testee dapat meningkatkan kemampuan tersebut dengan cara berlat
ih soal-soal yang berkaitan dengan angka sehingga Testee menjadi le
bih terbiasa dalam memecahkan soal yang berhubungan dengan pena
laran. Terlebih lagi Testee merupakan seorang yang senang berjualan,

18
yang artinya Testee memiliki pemahaman mengenai perbendaharaan
Hal tersebut terlihat melalui observasi sehingga dapat disimpulkan b
ahwa Testee memiliki potensi numerik yang dapat dikembangkan.

e. IQ Spasial

SW (FA)+ SW (WU )
¿
2
99+103
¿
2
202
¿
2
= 101
Spatial IQ=101
Kategori: Cukup
Analisa
Armstrong (dalam Harmony dan Roseli, 2012:12) menyatakan b
ahwa kecerdasan Visual-Spasial merupakan kemampuan menangkap
ruang secara tepat. Kecerdasan spasial menurut Musfiroh (2004:67) a
dalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir dalam gamba
r, serta kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan ke
mbali berbagai macam aspek dunia Visual-Spasial. Anggapan ini ber
arti bahwa kecerdasan Visual-Spasial menjadikan seseorang mampu
untuk memvisualisasikan gambar, mengenal bentuk dan benda, mela
kukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan kemudian mewu
judkannya dalam visual yang nyata, mengungkapkan data dalam bent
uk grafik, dan memiliki kepekaan terhadap keseimbangan, warna, ga
ris, bentuk, dan ruang atau yang disebut sebagai tiga dimensi. Individ
u perlu memecahkan persoalan terkait dengan tiga dimensi secara ak
urat, maka dari itu diperlukan kemampuan berkaitan dengan visualis
asi ruang yang abstrak, yang dapat diukur melalui kemampuan spasia
l.

19
Begitupun menurut Hariwijaya (2005:14) kemampuan Visual-Sp
asial adalah kemampuan seseorang untuk menangkap ruang dengan s
egala implikasinya. Sejalan dengan hal tersebut, Carter (2010:28) me
nyatakan bahwa kecerdasan Visual-Spasial adalah kemampuan perse
psi dan kognitif yang menjadikan seseorang mampu untuk melihat h
ubungan ruang. Sedangkan menurut Febriana (2015:14) menyatakan
bahwa kecerdasan Visual-Spasial adalah kemampuan yang berhubun
gan dengan kemampuan mempresentasi, mentransformasi, dan mem
anggil kembali informasi simbolis.
Berdasarkan hasil skoring yang diperoleh Testee setelah pelaksa
naan tes IST, Testee mendapatkan IQ Spasial sebesar 101 (seratus sat
u) dan dikategorikan sebagai Cukup. Hasil tersebut didapat dari hasil
rata-rata penjumlahan nilai Standardized Score (SW) pada subtes FA
dan WU. Disimpulkan bahwa Testee memiliki IQ Spasial yang Cuku
p, di mana berarti bahwa kemampuan abstrak berkaitan dengan ruan
g, arah, dimensi, dan bentuk yang Testee miliki cukup baik dan akur
at. Meskipun begitu Testee dapat terus mengembangkan kemampuan
tersebut dengan cara melakukan banyak aktivitas yang menuntut krea
tivitasnya untuk berperan seperti bermain puzzle, melukis, membuat
prakarya, dan lain sebagainya. Terlebih lagi Testee merupakan seora
ng yang senang menggambar dan berkreasi memasak serta membuat
prakarya, yang berarti kreativitas Testee tergolong bagus. Hal terseb
ut terlihat melalui observasi sehingga dapat disimpulkan bahwa Test
ee memiliki potensi spasial yang dapat dikembangkan dengan maksi
mal.

f. Corak Berpikir

GE+RA><AN+ZR
= 94+79 >/< = 91+99
=173 >/< =190
=173 < 190 / Flexible (Non-eksak)

20
Selisih: 17 (MUTLAK)

Analisa
Corak berpikir merupakan hasil perkembangan (pengalaman) in
dividu yang akan semakin tajam ke salah satu kutub seiring bertamba
hnya usia. Corak berpikir merupakan strategi kognitif yang aktif dan
sistematik untuk memeriksa, menilai dan memahami peristiwa atau k
ejadian, memecahkan masalah, dan membuat keputusan berdasarkan
alasan dan bukti yang valid (Levy (1997 dalam Ian Randolp Sharp, 2
003). Corak berpikir memiliki dua dimensi yakni Festigung-Fleksibil
itat, di mana keduanya merupakan dua kutub atau cara berpikir yang
ekstim. Kutub Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sed
angkan kutub Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang non-eksa
k. Cara menentukan apakah individu memiliki kecenderungan Festig
ung atau Fleksibilitat adalah dengan membandingkan nilai GE+RA d
engan nilai AN+ZR. Jika nilai GE+RA lebih besar maka subjek mem
iliki kecenderungan Festigung. Sebaliknya, jika nilai AN+ZR lebih b
esar maka subjek memiliki kecenderungan Fleksibilitat. Tingkat kec
enderungan bergantung pada selisih akhir yang diperoleh. Apabila se
lisih <9, maka dikatakan kecenderungan. Dan apabila >9, maka dapa
t dikatakan sebagai mutlak.
Berdasarkan hasil skoring yang diperoleh Testee setelah pelaksa
naan tes IST, Testee memperoleh hasil perhitungan GE+RA = 94+79
= 173 >/< AN+ZR = 91+99 = 190. Ditinjau melalui teori yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Testee memiliki corak berpikir
Fleksibel dengan selisih skor -17 di mana hal tersebut berarti Mutlak
karena skor selisih lebih dari 9. Testee berpikir mutlak non-eksak, di
mana non-eksak sendiri merupakan ilmu tidak pasti, melibatkan krea
tivitas dan cara berpikir abstrak, dan bisa saja berubah jawabannya se
iring dengan waktu. Hal ini dibuktikan dari menonjolnya kemampua
n Testee dalam ilmu non-eksak yakni segala hal yang berkaitan deng

21
an seni maupun kreativitas, dan kelemahannya dalam pengungkapan
fakta. Testee lihai dalam membuat prakarya dan membuat lukisan. T
estee juga memiliki imajinasi tinggi, dilihat dari cara Testee bercerita
mengenai imajinasinya menjadi kekasih tokoh anime dan idolanya. T
estee juga pandai menguraikan bentuk, ruang dan waktu. Di lain kese
mpatan, Testee juga menari. Tubuhnya luwes dan lincah mengikuti
melodi musik. Testee juga bukan merupakan seseorang yang cenderu
ng berpikir berlandaskan logika.

22
g. Grafik dan Profil Hasil Tes IST (Grafik M/W)

Verbal Numerik Spasial IQ TOT


Kategori Nilai
SE WA AN GE ME RA ZR WA WU AL
Very Su
119↑
perior
118
117
Tinggi 109
106
105
104
103 ● ●
Cukup 102
101 ●
100
99 ● ●
Sedang 98
95 ●
94 ●
93
92
91 ●
Rendah
90 ●
89
82
81
80
Rendah
79 ●
Sekali
78

23
24
Profil M-W di atas menggambarkan cara berpikir seseorang, apa
kah verbal-teoritis atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil M
atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama yakni SE, WA, AN, da
n GE yang tampak pada grafik. Jika grafik menunjukan bentuk M pa
da empat subtes pertama maka profilnya adalah M (verbal-teoritis), ji
ka yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W (pr
aktis-konkrit).
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa Testee memiliki profil
W. Profil W menunjukan struktur kemampuan praktis (Iza, 2014), ya
ng mana berarti bahwa Testee memiliki cara berpikir praktis, yang be
rfokus pada bagaimana ia menyelesaikan sebuah masalah yang ada d
i depan mata dengan peralatan atau situasi yang ada secara nyata. Tes
tee memiliki kecenderungan kemampuan pemecahan masalah tanpa
mengungkapkannya secara verbal, akan tetapi langsung dengan prakt
ik. Hal ini terlihat dari keseharian Testee yang lebih banyak mengerj
akan aktivitas berkaitan dengan praktik dibandingkan memikirkan te
orinya terlebih dahulu. Testee juga terlihat lebih menyukai segala hal
berbau praktik seperti melukis, menari, dan memasak dibandingkan
dengan hal-hal menyangkut kecapakan verbal seperti mengungkapka
n pendapat di depan umum.

25
C. LAPORAN HASIL TES MINAT BAKAT (RMIB)

1. Hasil Observasi

No. Aspek Observasi


Ciri fisik: Testee merupakan seorang perempuan b
erusia 23 tahun dengan tinggi sekitar 158-160 cm,
dan memiliki berat badan sekitar 68-72 kg. Testee
berkulit sawo matang, bermata sipit dengan pipi g
embul, dan berambut hitam ikal.
Ciri non-fisik: Testee saat ini merupakan mahasis
1. Ciri-ciri
wi Psikologi semester 7. Pada saat tes berlangsun
g, Testee mengenakan sepatu putih, cardigan mer
ah dengan blouse hitam di dalamnya, dan celana j
eans hitam. Testee menggunakan masker dan ikat
rambut berbentuk pita berwarna ungu. Testee juga
menyematkan pensil di telinganya.
Testee memiliki motivasi yang cukup rendah dala
m perkuliahan, terlihat dari perilaku Testee yang s
elalu mengeluh mengenai perkuliahaan kepada te
mannya. Testee juga sering kali terlambat dan terti
dur beberapa saat sebelum perkuliahaan. Testee se
ring melukis di sela-sela jam kuliah maupun ketik
2. Motivasi a perkuliahan berlangsung dan jarang memperhati
kan penjelasan yang disampaikan oleh dosen mau
pun teman sekelasnya. Disamping itu, Testee juga
berjualan sehingga waktunya tersita dan hal ini me
ngakibatkan motivasinya untuk berkuliah semakin
rendah. Testee juga sering kelihatan tidak fokus d
alam membahas tugas mata kuliah.
3. Kognitif Testee termasuk mahasiswi yang memiliki daya in
gat cukup tinggi. Akan tetapi Testee seringkali me

26
ngalami kesulitan saat memahami pelajaran. Hal i
ni dibuktikan dengan adanya sikap Testee yang ter
lihat susah memahami materi yang dijelaskan oleh
dosen maupun temannya sehingga harus bertanya
berulang kali. Namun, Testee sempat mendapatka
n IP tinggi di semester 3 yakni 3,75 yang mana ha
sil tersebut tergolong cukup tinggi, dan Testee jug
a cukup mampu menjelaskan ulang materi yang di
pahaminya secara terstruktur.
Testee memiliki afeksi yang baik terhadap teman-t
eman dan lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat d
ari sikap dan perilaku Testee sehari-hari di mana
Testee tidak akan membiarkan temannya menghad
api kesulitannya sendirian. Testee juga mudah me
4. Afeksi nggali dan menerka perasaan orang lain terutama
apabila ada seseorang yang bersedih, maka Testee
akan menghibur orang tersebut sampai keadaanny
a membaik. Testee juga tidak sungkan memberika
n apa yang ia miliki apabila ada temannya yang m
embutuhkannya.
Testee merupakan seseorang yang mudah bergaul.
Hal tersebut terlihat dari jumlah teman Testee yan
g banyak dan kecepatan Testee dalam beradaptasi
5. Interaksi Sosial dengan lingkungan sekitar. Testee memiliki komu
nikasi yang baik dan bukan merupakan seseorang
yang memilih-milih teman. Akan tetapi Testee mu
dah terbawa oleh hal-hal negatif dari temannya.

27
2. Teori Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)

Tes psikologi adalah prosedur sistematis untuk memperoleh sampel


perilaku, yang relefan dengan fungsi kognitif atau afektif, serta untuk me
nilai dan mengevaluasi sampel tersebut sesuai dengan standar (Susana, 2
004). Tes Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) merupakan salah satu te
s psikologi untuk menentukan minat dalam berbagai macam pekerjaan ya
ng tersusun dalam beberapa kelompok (Indrawati, 2003). Dengan menget
ahui minat, dapat membantu seseorang untuk lebih memahami potensi ka
rir yang dimilikinya. Sehingga orang tersebut dapat memilih pekerjaan ya
ng cocok untuk dijalaninya di masa yang akan datang. Menurut sejarahny
a, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat i
tu tes hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada.
kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kateg
ori oleh Kenneth Miller.
Pada akhirnya, pembaruan test ini memberikan nama Rothwell Miller
Interest Blank. Tes RMIB merupakan bentuk test battery, di mana peserta
atau klien mengerjakan test dalam batas waktu tertentu. Tes ini mengung
kap reaksi seseorang terhadap berbagai situasi yang secara keseluruhan a
kan mencerminkan minatnya. Ungkapan minat yang disampaikan RMIB
bisanya lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya, dibanding apa
yang diungkapkan secara langsung. RMIB tidak hanya banyak digunakan
untuk melihat minat yang dimiiki seseorang, ia juga menggambarkan kec
enderungan seberapa besar komitmen dan kemungkinan ia menunjukkan
keterlibatan serta kemauan berkontribusi pada berbagai aktivitas yang di
maksud. Sebagai salah satu tes inventori yang secara khusus terfokus pad
a penilaian minat individu, alat tes ini berusaha untuk mengidentifikasi pr
eference atau kecenderungan yang dimiliki seseorang (Guniatirin, 2020).
Adapun 12 kategori tersebut menurut Indrawati (2003) ialah:
a. Out (Outdoor) yakni pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan dilua
r atau di lapangan terbuka. Outdoor merupakan jenis pekerjaan y
ang berhubungan dengan aktivitas di luar ruangan, atau aktivitas

28
lapangan ataupun aktivitas yang memungkinkan untuk melakuka
n kegiatan di luar ruangan, yang membutuhkan mobilitas dan ber
gerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
b. Me (Mechanical) yakni pekerjaan yang berhubungan dengan me
sin, alat-alat dan daya mekanik. Ini merupakan jenis pekerjaan y
ang menggunakan mesin, peralatan mesin, alat gerak mekanik.
Menyukai kegiatan yang mempelajari prinsip mekanik dan peng
operasiannya dan juga memanipulasi, memanfaatkan dan memo
difikasi, memperbaiki ataupun memfungsikan berbagai peralatan
Tes ini juga berusaha untuk bisa melihat seberapa besar keingin
an dan kemauan individu untuk terlibat dan mengembangkan ko
ntribusinya untuk menggunakan alat guna mengasilkan produk t
ertentu.
c. Comp (Computational) yakni pekerjaan yang berhubungan deng
an angka-angka. Tes ini berupaya untuk mendeteksi rasa suka at
au tidak suka seseorang berhubungan dengan angka, operasi hitu
ngan, analisa berhubungan dengan angka, melakukan manipulasi
forecasting yang berhubungan dengan angka. Individu cenderun
g menikmati bekerja dengan angka.
d. Sci (Scientific) yakni pekerjaan yang dapat disebut sebagai keakt
ifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan i
lmu pengetahuan pada umumnya. Ini juga merupakan pekerjaan
yang berhubungan dengan penelitian, eksperiman dan berbagai h
al yang berhubungan dengan ilmu eksak dan non-eksak. Individ
u menunjukkan kemauan, kontribusi, komitmen untuk mengemb
angkan dan bekerja dengan angka. Ia tidak segan berkreasi dan
memaknakan data numerik.
e. Pers (Personal Contact) yakni pekerjaan yang berhubungan den
gan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pad
a dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak de
ngan orang lain. Pers juga merupakan sebuah minat di bidang hu

29
bungan interpersonal, melakukan pendektan personal, menjalin d
iskusi, dan juga hubungan dengan relasi personal. Minat di bidan
g ini melibatkan dorongan untuk menjalin hubungan dan melaku
kan pendekatan pada orang.
f. Aesth (Aesthetic) yakni pekerjaan yang berhubungan dengan ha
l-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu. Minat ini meng
utamakan keindahan baik sebagai penikmat seni atau orang yang
memproduksi seni atau berhubungan dengan kreasi seni, meman
ipulasi, menggunakan alat maupun melakukan aktivitas yang ber
sifat memproduksi musik, seni ataupun menjadi ahli atau penik
mat seni yang menghayati aspek estetika.
g. Lit (Literary) yakni pekerjaan yang berhubungan dengan buku-b
uku, kegiatan membaca dan mengarang. Tes ini merupakan upay
a untuk mengidentifikasi minat dan pekerjaan yang berkaitan de
ngan membaca buku, membaca, mengarang, aktivitas yang berh
ubungan dengan kata, kalimat, dan segala bentuk kegiatan literas
i, seperti menulis, mengarang, dan sebagainya baik sebagai peni
kmat yang cerdas, dan menunjukkan kemauan untuk bisa terlibat.
h. Mus (Musical) yakni minat memainkan alat-alat musik atau untu
k mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu ya
ng berhubungan musik. Tes ini mengidentifikasi aktivitas yang b
erhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan musik, bai
k dalam bentuk menyeleksi musik, hingga melakukan aktivitas s
eperti memainkan alat musik, menciptakan lagu, bahkan instrum
entalia. Bisa juga digunakan untuk identifikasi seberapa besar ko
mitmen dan kesungguhannya dalam menunjukkan kontribusi dal
am menjalankan aktivitas berhubungan dengan musik.
i. S.S. (Social Service) yakni minat terhadap kesejahteraan pendud
uk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau me
nasehati tentang permasalahan dan kesulitan mereka, keinginan
untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau k

30
uat tentang pelayanan. Tes ini juga menyangkut minat yang berh
ubungan dengan aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan sosi
al, pelayanan masyarakat, berbagai bentuk layanan pada pendud
uk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau me
mberikan jalan keluar mengenai masalah sosial. Minat ini menu
njukkan kepedulian dan kontribusi dan kemauan untuk memperh
atikan, memikirkan membantu dan juga mendukung kehidupan s
esama manusia yang lebih baik.
j. Cler (Clerical) yakni minat terhadap tugas-tugas rutin yang men
untut ketepatan dan ketelitian. Ini berhubungan dengan minat un
tuk pekerjaan yang berhubungan dengan tugas yang membutuhk
an kecekatan dan ketrampilan tangan, memanipulasi dan mereka
yasa objek dengan mengandalkan kecermatan, konsistensi, dan k
erapihan pada objek yang membutuhkan perhatian pada unsur de
til.
k. Prac (Practical) yakni minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Ini menyangkut rasa suka atau tidak suka akan pekerjaan yang si
fatnya praktis, membutuhkan keahlian, dan keterampilan untuk
membuat suatu objek tertentu. Pekerjaannya berhubungan denga
n kemampuan memproduksi, memanipulasi ataupun memodifika
si objek atau benda.
l. Med (Medical) yakni minat terhadap pengobatan, mengurangi ak
ibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, ser
ta terhadap hal-hal biologis pada umumnya. Tes ini mengidentifi
kasi pekerjaan yang berkaitan dengan perawatan secara medis at
aupun yang berhubungan dengan kesehatan. Menunjukkan perha
tian, keterlibatan, kontribusi dan waktu untuk melakukan kegiata
n yang berhubungan dengan kesehatan.

31
3. Tabel Hasil Skoring RMIB

A B C D E F G H Total Rank
Out X5 3 5 5 3 4 8 5 38 3
Mech 6 X9 6 6 6 5 4 6 48
Comp 10 6 X7 8 5 11 6 7 60
Scie 11 10 10 X7 10 6 5 8 67
Pers 12 11 9 10 X11 7 9 11 80
Aest 1 1 1 1 1 X1 1 1 8 1
Musi 8 2 11 11 9 8 X11 10 70
Lite 2 12 12 12 2 9 12 X12 73
Soci 9 5 8 2 8 12 2 9 55
Cler 7 4 2 3 7 2 10 2 37 2
Prac 3 7 3 4 4 10 3 3 37 2
Medi 4 8 4 9 12 3 7 4 51

4. Kesimpulan

Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hal i
ni menujukan bahwa minat dapat menjadi motivasi yang mendorong seor
ang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat mempunyai peranan ya
ng sangat penting dalam perkembangan belajar seseorang. Indvidu yang
menaruh minat pada suatu bidang tertentu, maka akan berusaha lebih ker
as dalam menekunin bidang tersebut dibandingkan dengan yang tidak me
naruh minat. Maka, berdasarkan hasil tes RMIB yang telah dilaksanakan,
Testee diketahui memiliki peringkat minat sebagaimana berikut:
1. Aesthetic; yakni pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal ya
ng bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
2. Clerical; yakni minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut
ketepatan dan ketelitian.

32
3. Practical; yakni minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang prakti
s, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
4. Outdoor; yakni pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar ata
u di lapangan terbuka.
Berdasarkan peringkat minat di atas, pertimbangan pekerjaan yang d
ominan dan diminati oleh Testee adalah:
1. Aesthetic (F): Seniwati, guru seni, artis, penata panggung.
2. Clerical (F): Sekretaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawa
i kantor, penyusun arsip.
3. Practical (F): Ahli penata rambut, tukang bungkus coklat, tukan
g binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.
4. Outdoor (F): Ahli pertamanan, peternak, petani bunga, dan tuka
ng kebun.

5. Analisa Kesesuaian Potensi dan Minat Bakat

a. Analisa Hasil Intelligenz Struktur Test (IST)

Berdasarkan hasil test IST yang telah dilakukan, disimpulkan ba


hwa Testee memiliki IQ total 90 (sembilan puluh) yang dikategorika
n sebagai Rendah. IQ Total sebesar 90 (sembilan puluh) dikategorika
n sebagai Rendah karena weighted score yang diperoleh sebesar anta
ra 81 sampai dengan 94. Pada kategori Rendah Sekali, Testee memili
ki Rechhenaufgaben (RA) sebesar 79 (tujuh puluh sembilan). Pada k
ategori Rendah, Testee mendapatkan Analogien (AN) sebesar 91 (se
mbilan puluh satu) dan Gemeinsamkeiten (GE) sebesar 94 (sembilan
puluh empat). Pada kategori Sedang, Testee mendapatkan skor Wort
auswahl (WA) sebesar 95 (sembilan puluh lima), Zahlenreihen (ZR)
sebesar 99 (sembilan puluh sembilan), dan Figurenauswahl (FA) seb
esar 99 (sembilan puluh sembilan). Dan pada kategori Cukup, Testee
memiliki skor Satzerganzung (SE) sebesar 103 (seratus tiga), Merkau
fgaben (ME) sebesar 101 (seratus satu), dan Wurfelaufgaben (WU) s
ebesar 101 (seratus satu).

33
Kemudian hasil perjumlahan RW (Skala Kasar) yang didapat dar
i Testee yaitu 77 (tujuh puluh tujuh), dengan nilai SW (Skor Skala) s
ebanyak 93 (sembilan puluh tiga) yang didapat melalu RW yang sud
ah dinormakan. IQ tersebut didapatkan melalui perhitungan dari 9 su
btes (SE, WA, AN, GE, ME, RA, ZR, FA dan WU). 9 subtes tersebu
t diperinci dan diturunkan kembali melalui perhitungan dan rumus se
hingga menghasilkan IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial. Pada subb
ab ini juga akan dijelaskan mengenai Corak Berpikir dominan pada
Testee dan Profil M/W yang Testee dapatkan setelah mengikuti tes I
ST.
Pada hasil perhitungan IQ Verbal, diketahui Testee memiliki IQ
Verbal sebesar 96 (sembilan puluh enam), di mana nilai tersebut dika
tegorikan sebagai Sedang, yang artinya Testee cukup mampu mengg
unakan kemampuan verbalnya melalui kata-kata untuk mengungkap
kan pikiran-pikirannya di dalam berbicara, membaca, maupun menul
is, namun masih memiliki kendala di beberapa aspek tertentu. Testee
juga cukup mampu di dalam menjelaskan isi pemikirannya dalam ber
bahasa atau berkomunikasi dengan orang lain. Di waktu-waktu terten
tu pun Testee senang mencurahkan isi hati ke teman-temannya. Akan
tetapi Testee seringkali tidak fokus dan bergeming ketika berbicara d
i depan umum. Kemampuan verbal Testee dapat diasah dengan berba
gai macam cara guna meningkatkan kecakapan di dalam memecahka
n masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata seperti berlatih m
enggunakan sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi verbal sepert
i pidato, banyak bersosialisasi, serta banyak membaca dan mendenga
rkan berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan kata-kata dan
kelihaian dalam berbicara.
Selanjutnya pada hasil perhitungan IQ Numerik, diketahui Teste
e memiliki IQ Numerik sebesar 89 (delapan puluh sembilan), di man
a nilai tersebut dikategorikan sebagai Rendah, yang artinya Testee m
asih belum cukup mampu menggunakan potensi numeriknya guna m

34
emecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan angka dan
penalaran logika. Hal ini didukung oleh observasi terhadap Testee ya
ng cenderung menghindari persoalan berhubungan dengan angka, mi
salnya perhitungan dasar matematika. Pada subtest RA dan ZR misal
nya, Testee hanya mampu mengerjakan 11 soal dari total kedua subte
st berjumlah 40 butir soal. Meskipun begitu, kemampuan bagus Test
ee dalam aktivitas jual-beli yang terlihat pada kesehariannya menand
akan bahwa Testee memiliki pemahaman mumpuni di dalam bidang
akuntansi. Hal ini berarti bahwa Testee dapat mengembangkan kema
mpuan numeriknya dengan cara sering berlatih soal yang melibatkan
angka-angka seperti mengerjakan latihan soal matematika, serta bany
ak mengikuti kuis-kuis atau games numerik yang nantinya dapat mel
atih penalaran Testee agar lebih tajam sehingga kemampuan Testee d
alam berlogika menjadi lebih terlatih.
Selanjutnya pada hasil perhitungan IQ Spasial, diketahui Testee
memiliki IQ Spasial sebesar 101 (seratus satu), di mana nilai tersebut
dikategorikan sebagai Cukup, yang artinya Testee cukup mampu me
nggunakan kemampuan spasialnya dalam memecahkan masalah seha
ri-hari yang berhubungan dengan ruang, bentuk, dan hal abstrak lain
nya yang berkaitan dengan visualisasi dimensi. Hal ini didukung ole
h observasi sehari-hari terhadap Testee, di mana Testee senang meng
gambar, berkreasi memasak, membuat prakarya, serta aktivitas lainn
ya yang berhubungan dengan kreativitas. Testee juga mahir dalam m
engungkapkan hal-hal abstrak berhubungan dengan arah, posisi, war
na, dan ruang. Meskipun begitu Testee dapat terus mengembangkan
kemampuan tersebut dengan cara melakukan banyak aktivitas yang
menuntut kreativitasnya untuk berperan seperti bermain puzzle, melu
kis, membuat origami, dan lain sebagainya. Jika hal ini ditekuni mak
a nantinya Testee dapat memfokuskan dirinya untuk bekerja pada ba
gian yang membutuhkan kemampuan spasial seperti asritektur, peluk
is, pengrajin seni, desain furniture, dan lain sebagainya.

35
Pada corak berpikir, Testee mendapatkan hasil Mutlak Fleksibel,
yaitu berpikir secara non-eksak, di mana non-eksak sendiri merupaka
n ilmu tidak pasti, melibatkan kreativitas dan cara berpikir abstrak, d
an bisa saja berubah jawabannya seiring dengan waktu. Hal ini dibuk
tikan dari menonjolnya kemampuan Testee dalam ilmu non-eksak ya
kni segala hal yang berkaitan dengan seni maupun kreativitas. Dapat
dikatakan, corak berpikir ini menyangkut kemampuan khusus Testee
yang berkaitan dengan Visual-Spasial. Hal ini pun didukung oleh has
il perhitungan IQ Spasial Testee yang nilainya paling besar di antara
2 (dua) IQ lainnya (Verbal dan Numerik) sebanyak 101 yang artinya
Testee memiliki kemampuan Visual-Spasial paling tinggi dibandingk
an dengan kemampuan lainnya.
Kemampuan Testee juga digambarkan dalam bentuk profil grafi
k M/W, di mana Testee mendapatkan profil W yang menunjukkan str
uktur kemampuan praktis. Hal tersebut diartikan bahwa Testee mema
ng cenderung berpikir praktis, yang berfokus pada bagaimana ia men
yelesaikan sebuah masalah yang ada di depan mata dengan peralatan
atau situasi yang ada secara nyata. Testee memiliki kecenderungan k
emampuan pemecahan masalah tanpa mengungkapkannya secara ver
bal, akan tetapi langsung dengan praktik. Hal tersebut terlihat dari ke
seharian Testee yang lebih banyak mengerjakan aktivitas berkaitan d
engan praktik dibandingkan memikirkan teorinya terlebih dahulu bar
u mengerjakannya. Testee juga terlihat lebih menyukai segala hal ber
bau praktik seperti melukis, menari, dan memasak seperti yang sudah
dijelaskan di atas, dibandingkan dengan hal-hal menyangkut kecapak
an verbal seperti mengungkapkan pendapat di depan umum atau berp
idato, atau ilmu eksak seperti matematika.

b. Analisa Hasil Rothwell Miller Interest Blank Test (RMIB)

Dari hasil test RMIB yang sudah dilakukan oleh Testee dapat
disimpulkan bahwa Testee lebih dan paling cocok dalam pekerjaan y

36
ang berhubungan dengan Aesth (Aesthetic), yakni pekerjaan yang ber
hubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
Minat ini mengutamakan keindahan baik sebagai penikmat seni atau
orang yang memproduksi seni atau berhubungan dengan kreasi seni,
memanipulasi, menggunakan alat maupun melakukan aktivitas yang
bersifat memproduksi musik, seni ataupun menjadi ahli atau penikma
t seni yang menghayati aspek estetika. Hal ini juga dapat dibuktikan
dilihat dari hasil observasi Tester terhadap Testee dari segi motivasi,
bahwa Testee merupakan seseorang yang senang menggambar di lua
r dan di dalam jam perkuliahan. Testee pun sering membuat fanart at
au desain grafis kemudian menjualnya. Testee juga menyukai seni ta
ri dan mengaplikasikannya ke dalam kesehariannya menjadi seorang
dance cover. Hal tersebut sesuai dengan hasil tertinggi tes RMIB Tes
tee yang menjelaskan bahwa minat Testee terletak pada Aesthetic ya
ng nantinya akan membawa Testee kepada peluang pekerjaan di bida
ng Kesenian/Keindahan. Karena Testee merupakan seorang perempu
an, maka pekerjaan yang cocok adalah seniwati, guru seni, artis, atau
penata panggung. Profesi-profesi tersebut dapat diraih melalui jalur p
endidikan yang sesuai dengan jurusan yang nantinya menghasilkan p
rofesi-profesi tersebut.
Kemudian dari urutan tertinggi kedua dari tes RMIB yang dilaks
anakan, terlihat bahwa Testee memiliki 2 (dua) minat pada Cler (Cle
rical) dan Prac (Practical). Cler (Clerical) adalah minat terhadap tug
as-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian. Ini berhubung
an dengan minat untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tugas ya
ng membutuhkan kecekatan dan ketrampilan tangan, memanipulasi d
an merekayasa objek dengan mengandalkan kecermatan, konsistensi,
dan kerapihan pada objek yang membutuhkan perhatian pada unsur d
etil. Sementara Prac (Practical) adalah minat terhadap pekerjaan-pek
erjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan ketera
mpilan. Ini menyangkut rasa suka atau tidak suka akan pekerjaan yan

37
g sifatnya praktis, membutuhkan keahlian, dan keterampilan untuk m
embuat suatu objek tertentu. Pekerjaannya berhubungan dengan kem
ampuan memproduksi, memanipulasi ataupun memodifikasi objek at
au benda.
Pada minat Clerical, Testee memperlihatkan kesesuaian minatny
a pada observasi yang Testeer lakukan yakni kesukaan Testee terhad
ap menggambar, yang notabene membutuhkan ketelitian dan ketekun
an bahkan hingga detail-detail terkecil pun. Kemahiran Testee dalam
membuat prakarya juga mendukung hasil dari minat Testee pada Cle
rical, yang mana pembuatan prakarya sudah pasti membutuhkan kete
rampilan tangan, kecekatan, dan kecermatan. Sementara di bidang Pr
actical, kesesuaian hasil tes ini didukung dari keseharian Testee yang
lebih memilih untuk mengerjakan sesuatu secara praktik dibandingka
n dengan yang berhubungan dengan teori. Jika itu berhubungan deng
an teori, maka Testee akan bermalas-malasan mengerjakannya. Kege
maran Testee dalam melakukan kreasi memasak juga dapat dijadikan
tolak ukur seberapa jauh Testee memiliki minat terhadap hal-hal berb
au praktik,
Diharapkan Testee dapat mengembangkan minatnya pada bidan
g Clarical dan Practical karena berdasarkan observasi yang telah dil
akukan, Testee memiliki potensi besar yang dapat diaplikasikan pada
kedua bidang tersebut. Testee dapat melakukannya dengan cara bany
ak berlatih aktivitas yang menyangkut keterampilan dan kelihaiannya
guna mengasah potensi yang ia miliki. Testee juga dapat mengeksplo
rasi lebih jauh minatnya dengan cara mencoba hal-hal baru yang belu
m pernah Testee lakukan. Apabila hal tersebut Testee lakukan maka
Testee akan memiliki peluang bekerja yang besar di bidang Clerical
dan Pactical. Karena Testee seorang perempuan, maka pekerjaan ya
ng cocok berkaitan dengan Clerical adalah sekretaris pribadi, juru ke
tik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip. Sementara pekerj
aan yang cocok untuk Testee di bidang Practical adalah ahli penata r

38
ambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesi
n sulam, juru masak. Profesi-profesi tersebut dapat ditempuh dengan
jalur pendidikan yang sesuai dengan jurusan yang nantinya menghasi
lkan profesi-profesi tersebut. Atau dapat juga diraih dengan mengiku
ti pelatihan-pelatihan sesuai dengan profesi yang sudah ditawarkan.
Urutan tertinggi ketiga dari hasil tes RMIB Testee yakni Out (O
utdoor), di mana minat tersebut merupakan minat menyangkut pekerj
aan yang aktifitasnya dilakukan di luar atau di lapangan terbuka. Out
door merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas
di luar ruangan, atau aktivitas lapangan ataupun aktivitas yang memu
ngkinkan untuk melakukan kegiatan di luar ruangan, yang membutuh
kan mobilitas dan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya Hal in
i dibuktikan oleh kesukaan Testee dalam bidang tari, di mana Testee
sering menari di lapangan terbuka. Ditinjau melalui segi interaksi sos
ial pun Testee juga merupakan seseorang yang memiliki banyak tem
an baik di luar dan di dalam kampus, di mana hal ini secara tidak lan
gsung menunjukkan kesukaan Testee melakukan aktivitas yang mem
butuhkan pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Walaupun minat Outdoor berada di urutan ke-tiga, Testee dihara
pkan dapat mengembangkan minatnya lagi pada kegiatan di luar ruan
gan dengan mengeksplorasi kegiatan yang belum pernah dilakukan s
ebelumnya, dikarenakan adanya potensi besar Testee dalam minat O
utdoor yang nantinya memberikan peluang pada pekerjaannya. Kare
na Testee merupakan seorang perempuan, maka rekomendasi pekerja
an yang sesuai untuk Testee adalah ahli pertamanan, peternak, petani
bunga, dan tukang kebun. Profesi-profesi tersebut dapat ditempuh de
ngan jalur pendidikan yang sesuai dengan jurusan yang nantinya men
ghasilkan profesi-profesi tersebut, atau dapat juga diraih dengan men
gikuti pelatihan-pelatihan sesuai dengan profesi yang sudah ditawark
an.

39
c. Kesesuaian Potensi pada Hasil Tes IST dan Tes RMIB

Berdasarkan hasil tes IST (Intelligence Structure Test) dan RMI


B (Rothwell Miller Interest Blank) yang telah dilakukan oleh Testee
RSP, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sesuai antara
hasil IST dengan RMIB. Testee memiliki kemampuan Visual-Spasial
yang cukup baik dibandingkan dengan kemampuan verbal dan kema
mpuan numeriknya. Testee cukup mampu menggunakan kemampuan
Visual-Spasialnya melalui aktivitas sehari-harinya dan juga melalui o
utput yang dihasilkan oleh Testee selama ini. Testee juga cukup mam
pu memecahkan masalah kesehariannya menggunakan keterampilan
penjabaran ruang, dimensi, dan kreativitasnya. Hal ini juga sesuai de
ngan corak berfikir yang dimiliki oleh Testee yakni praktis-konkrit at
au Mutlak Fleksibel, yakni suatu kelebihan dalam abstraksi dan kem
ampuan menyelesaikan sebuah masalah yang ada di depan mata deng
an peralatan atau situasi yang ada secara nyata.
Selanjutnya dapat dilihat juga dari hasil tes Minat Bakat menggu
nakan tes RIMB, bahwa pada urutan pertama Testee lebih dan paling
cocok dalam pekerjaan yang berhubungan dengan Aesthetic, di mana
minat tersebut merupakan minat pada pekerjaan yang berhubungan d
engan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu. Pada mina
t seperti ini dibutuhkan kecakapan Visual-Spasial yang harus dimilik
i seseorang, yang berkaitan dengan kreativitas, kemampuan imajinasi
berkaitan dengan ruang dan bentuk, dan hal lainnya yang berhubung
an dengan seni. Dan hal ini sesuai dengan hasil kemampuan Visual-S
pasial Testee yang cukup baik, di mana Testee mendapatkan IQ spasi
al sebesar 101 (seratus satu) dan dikategorikan sebagai cukup.
Selain Aesthetic, kesesuaian potensi dan minat juga terlihat pada
bidang Practical di peringkat 2 (dua), dan Outdoor di peringkat 3 (ti
ga), di mana keduanya sama-sama membutuhkan kecakapan Visual-
Spasial, cara berpikir praktis dan konkrit, dan juga kemampuan dala
m ilmu non-eksak. Kemampuan dan pola berpikir tersebut merupaka

40
n yang paling dominan dimiliki oleh Testee. Bidang Practical menga
ndalkan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dengan
praktis, langsung dengan alat, dan membutuhkan keahlian. Hal itu se
suai dengan kemampuan yang dimiliki oleh Testee yang didasarkan
pada grafik W, di mana Testee berpikir praktis-konkrit, dan juga sesu
ai dengan keseharian Testee yang terlihat melalui observasi. Begitup
un dengan Outdoor yang seringkali membutuhkan kemampuan berpi
kir praktis dan ilmu non-eksak seperti kemampuan bersosialisasi, ber
empati, dan kemampuan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain. K
emampuan tersebut dimiliki oleh Testee, bahwasannya berdasarkan h
asil perhitungan yang telah dilakukan, diketahui Testee memiliki cor
ak berpikir Mutlak Fleksibel, di mana Testee berpikir secara non-eks
ak. Kecakapan Testee menyangkut kemampuan verbal juga masih da
lam kategori sedang, dan dapat dikembangkan melalui latihan seperti
mengungkapkan pendapat di depan umum dan membaca banyak liter
asi untuk melatih serta menambah kosa kata.
Akan tetapi pada minat di bidang Clerical yang menempati posis
i ke-2, terdapat beberapa poin yang mengungkap ketidak-sesuaian an
tara potensi dan minat pada Testee. Bidang Clerical membutuhkan k
etelitian dan ketepatan. Hal ini bersinggungan dengan kecakapan ses
eorang dalam kemampuan Numerik, di mana kemampuan tersebut m
enggambarkan seberapa jauh potensi seseorang dalam mengerjakan a
ktivitas secara tepat, teliti dan akurat yang berhubungan dengan angk
a-angka. Pekerjaan di bidang Clerical juga seringkali membutuhkan
pola pikir eksak (misalnya; akuntan, sekretaris dan pegawai kantor) s
ehingga hal ini kurang sesuai dengan hasil tes potensi IST yang dimil
iki Testee, yakni bahwasanya Testee memiliki IQ numerik sebesar 8
9 yang dikategorikan sebagai rendah, dan memiliki pola atau corak b
erpikir Mutlak Fleksibel, yang mana berarti bahwa Testee berpikir se
cara non-eksak dan memiliki pemikiran dominan ke arah ilmu tidak
pasti. Pun begitu dengan grafik profil Testee yang menunjukkan Prof

41
il W, yang berarti bahwa cara berpikir Testee merupakan konkrit, bu
kan teoritis. Meskipun begitu Testee masih dapat mengembangkan p
otensinya dalam kemampuan Numerik dengan cara banyak berlatih
menggunakan soal yang menyangkut perhitungan dasar dan angka-a
ngka sehingga kemampuan Testee dalam penalaran akurat, ketelitian
dan berpikir logis pun meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat ke
sesuaian antara hasil IST dengan RMIB yang sudah dilakukan oleh T
estee khususnya di bidang Aesthetic, Practical, dan Outdoor, dan be
berapa poin ketidak-sesuaian di bidang Clerical. Diharapkan Testee
dapat mengeksplorasi kembali lebih jauh potensi dan minat yang dim
ilikinya sebagaimana yang telah dijabarkan di atas guna mengasah ke
cakapannya di dalam berbagai macam bidang pekerjaan.

6. Saran dan Pengembangan

Berdasarkan hasil tes, diketahui bahwa Testee memiliki minat pada b


idang Aesthetic, yakni pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat seni dan menciptakan sesuatu. Minat ini mengutamakan keindaha
n baik sebagai penikmat seni atau orang yang memproduksi seni atau ber
hubungan dengan kreasi seni, memanipulasi, menggunakan alat maupun
melakukan aktivitas yang bersifat memproduksi musik, seni ataupun men
jadi ahli atau penikmat seni yang menghayati aspek estetika, di mana bid
ang ini membutuhkan kemampuan abstrak yang berkaitan dengan Visual-
Spasial. Maka dari itu peneliti menyarankan pekerjaan yang cocok untuk
Testee berupa profesi dalam bidang kesenian seperti seniwati, guru seni,
artis, penata panggung. Bidang tersebut sudah sesuai dengan potensi yan
g dimiliki oleh Testee yakni kemampuan Visual-Spasial, sekaligus sesuai
dengan corak berpikir dominan yang dimiliki oleh Testee yaitu non-eksa
k (Mutlak Fleksibel) dan praktis-konkrit, yang memang seharusnya dibut
uhkan dan dimiliki pada seseorang dengan pekerjaan di bidang tersebut.
Testee diharapkan dapat mengembangkan minat dan keampuannya mealu

42
i banyak berlatih aktivitas yang menyangkut keterampilan dan kelihaiann
ya yang berkaitan dengan seni guna mengasah potensi yang ia miliki.
Begitupun dengan bidang Practical. Bidang ini membutuhkan seseor
ang dengan kemampuan berpikir berpikir dan konkrit, dan juga kemampu
an dalam ilmu non-eksak karena pekerjaan di bidang Practical menganda
lkan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dengan praktis, l
angsung dengan alat, dan membutuhkan keahlian. Kemampuan dan pola
berpikir tersebut merupakan yang paling dominan dimiliki oleh Testee.
Maka bidang tersebut sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ole
h Testee. Tester telah merekomendasikan pekerjaan dalam bidang Practic
al seperti ahli penata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penj
ahit, petugas mesin sulam, dan juru masak. Testee hanya perlu mengemb
angkan potensi dan minatnya dalam ilmu-ilmu tersebut dengan cara mela
kukan banyak aktivitas yang menuntut kreativitas dan keaktifan seperti b
ermain puzzle, melukis, membuat origami, dan lain sebagainya
Kemudian pada pekerjaan di bidang Outdoor, beberapa pekerjaan di
bidang Outdoor membutuhkan kemampuan interaksi dan kecakapan
verbal yang mumpuni. Kemampuan interaksi Testee sudah cukup baik
dan terlihat melalui observasi, akan tetapi kemampuan verbal Testee
yang telah diuraikan pada tes IST masih tergolong sedang. Tester merasa
bahwa Testee masih dapat mengembangkan kemampuan verbalnya
melalui berbagai macam cara seperti berlatih mengungkapkan pendapat d
i depan umum, mengikuti organisasi, dan membaca banyak literasi untuk
melatih serta menambah kosa kata sehingga kemampuan Testee dalam
mengeluarkan pikiran dalam berkomunikasi meningkat. Tester juga telah
merekomendasikan pekerjaan dalam bidang-bidang tersebut seperti ahli p
ertamanan, peternak, petani bunga, dan tukang kebun, dan diharapkan
pekerjaan tersebut dapat dijadikan opsi bagi Testee untuk melanjutkan
kehidupan setelah perkuliahan sesuai dengan minatnya.
Kemudian, beberapa saran tambahan akan Tester jabarkan demi kela
ngsungan perkembangan Testee dalam meningkatkan potensinya, teruta

43
ma pada minat Testee dalam bidang Clerical dan hal tersebut berkaitan d
engan potensi serta corak berpikir pada Testee. Bidang Clerical membutu
hkan ketelitian dan ketepatan. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelu
mnya, bahwa bidang Clerical menyangkut kecakapan seseorang dalam ke
mampuan Numerik, di mana kemampuan tersebut menggambarkan seber
apa jauh potensi seseorang dalam mengerjakan aktivitas secara tepat dan
akurat yang berhubungan dengan angka-angka. Pekerjaan di bidang Cleri
cal juga seringkali membutuhkan pola pikir eksak.
Sementara itu, dari hasil tes IST yang telah Testee lakukan, Testee te
rbukti memiliki IQ numerik sebesar 89 yang dikategorikan sebagai renda
h. Dalam artian, kemampuan Testee dalam mengerjakan aktivitas be
rhitung secara cermat, penalaran tepat, dan berpikir logis
dan akurat dikategorikan rendah. Hal ini tentunya bertolak-belaka
ng dengan kriteria atau sifat yang dibutuhkan bidang pekerjaan Clerical y
akni kecekatan dan ketepatan. Selain itu tertee juga memiliki pola atau co
rak berpikir Mutlak Fleksibel, yang mana berarti bahwa Testee berpikir s
ecara non-eksak dan memiliki pemikiran dominan ke arah ilmu tidak past
i, sedangkan banyak pekerjaan di bidang Clerical yang membutuhkan pol
a berpikir eksak seperti akuntan yang berhuhbungan dengan angka, pega
wai kantoran, sekretaris, dan sebagainya. Pun begitu dengan grafik profil
Testee yang menunjukkan Profil W, yang berarti bahwa cara berpikir Tes
tee merupakan konkrit, bukan teoritis. Sehingga ditarik dari uraian di atas
bahwa Testee masih harus meningkatkan kemampuannya pada aspek-as
pek yang dibutuhkan dalam bidang Clerical tersebut.
Meskipun begitu Testee masih dapat mengembangkan potensinya dal
am kemampuan Numerik dengan cara banyak berlatih menggunakan soal
yang menyangkut perhitungan dasar dan angka-angka seperti mengerjaka
n soal matematika, mengerjakan perhitungan dasar yang sekiranya dapat t
erjadi dalam kehidupan Testee sehari-hari, bermain games yang melatih k
epekaan dan ketelitiannya dalam melihat angka-angka sehingga kemamp
uan Testee dalam penalaran akurat, ketelitian dan berpikir logis pun meni

44
ngkat. Testee juga dapat mengembangkan pola berpikirnya dengan banya
k berlatih soal yang tidak melulu menyangkut Visual-Spasial, tapi juga b
erlatih soal yang melatih penalaran, pemikiran logis, atau mengerjakan ak
tivitas yang membutuhkan ketepatan dan ketelitian guna mengasah poten
si lain yang dimiliki. Diharapkan Testee dapat menggunakan hasil tes ini
untuk pilihan hidupnya nanti karena sudah sesuai dengan potensi dan jug
a minat yang dimilikinya, dan diharapkan bagi Testee untuk mengeksplor
asi kembali lebih jauh potensi dan minat yang dimilikinya sebagaimana y
ang telah dijabarkan di atas guna mengasah kecakapannya di dalam berba
gai macam bidang pekerjaan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Gunatirin, E. Y. (2020). Tes Rothwell Miller Interest Blank.

Achdiyat, M., & Utomo, R. (2018). Kecerdasan visual-spasial, kemampuan numer


ik, dan prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIP
A, 7(3).

Adinugroho, I. (2016). Pengujian Properti Psikometrik Intelligenz Struktur Test


Subtes Kemampuan Spasial Dua Dimensi (Form Auswahl): Studi Pada Dua
Sma Swasta Di Jakarta. MANASA, 5(2), 165-180.

Astuti, T., Kamaratih, D., Hamka, H., & Alamanda, K. P. (2019). Pelatihan Stude
nt Career Planning Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas Kota Samarinda Kali
mantan Timur. Jurnal Pesut: Pengabdian Untuk Kesejahteraan Umat,1(1), 3
7-47.

Fadillah, A. (2016). Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Ma
tematika Siswa. Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1
(2), 113-122.

Fikry, M., Yurisna, D., & Permana, I. (2014). Aplikasi Pengecekan LJK untuk Te
s Psikologi RMIB dengan Operasi Intensity Slicing. Jurnal Sains dan Teknol
ogi Industri, 9(1), 17-23.

Hanifudin, M. (2018). Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Jurusan Perguruan


Tinggi Menggunakan Teori Psikologi Rothwell Miller Interest Blank (RMI
B). J-INTECH,6(01), 94-104.

Irawan, A. (2016). Peranan kemampuan numerik dan verbal dalam berpikir kritis
matematika pada tingkat sekolah menengah atas. AdMathEdu, 6(2), 57310.

Kumolohadi, R., & Niâ, M. (2012). Intelligenz Struktur Test Dan Standard Progre
ssive Matrices:(Dari Konsep Inteligensi Yang Berbeda Menghasilkan Tingka
t Inteligensi Yang Sama). Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship,
1(02), 79-85.

Mardiah, H., & Monawati, M. (2017). Hubungan Kecerdasan Spasial terhadap


Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas 5 SD Negeri 5
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
2(1).

Rosa, F. O. (2015). Analisis Kemampuan Siswa Kelas X pada Ranah Kognitif,


Afektif dan Psikomotorik. Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika,
1(2), 24-28.

46
Suryani, D., Labellapansa, A., Shiddiqie, M. L., & Hidayat, A. (2019, November).
Kajian Klasifikasi Data Mining IQ Siswa SMA Berdasarkan Hasil Intelligen
ce Structure Test Dengan Menggunakan Metode Naive Bayes. In Seminar N
asional Informatika Medis (SNIMed) (pp. 66-72).

Yulianti, W. (2016). Aptitude Testing Berbasis Case-Based Reasoning Dalam Sist


em Pakar Untuk Menentukan Minat Dan Bakat Siswa Sekolah Dasar. Rabit:
Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab,1(2), 110-126.

Princen. (2011). Karakteristik Psikometri Subtes Zahlenreihen (ZR) pada Intellige


nz struktur test (IST). Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara.

Yurisna, Detha. (2011). Rancang Bangun Aplikasi Pengecekan Lembar Jawaban


Komputer (Ljk) untuk Tes Psikologi Rothwell Miller Interest Blank (Rmib).
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau Pekan baru.

47
LAMPIRAN

1. Record Form Tes Potensi (IST)


2. Record Form Tes Minat dan Bakat (RMIB)
3. Jurnal Acuan

48

Anda mungkin juga menyukai