Anda di halaman 1dari 15

Tes Self-Directed Search (SDS)

1. Konsep Dasar
Teori tentang SDS merupakan hasil pengembangan oleh John Holland terhadap
pengalaman-pengalaman yang didapatkannya pada bidang klasifikasi pekerjaan dan pilihan
karir. Setelah melakukan wawancara dengan berbagai jenis narasumber, Dr. Holland
menyadari bahwa sebagian besar orang memiliki sifat atau karakter tertentu yang signifikan.
Wawancara ini kemudian mengantarkan Dr. Holland dalam pembuatan rumusan pertamanya,
yaitu enam kategori dasar dalam topologi manusia dan lingkungannya.
Selama lebih dari 25 tahun selanjutnya, topologi ini disempurnakan beberapa kali dan
menjadi dasar dari banyak penelitian yang mendokumetasikan kemampuan prediksi dari teori
ini. SDS dibuat untuk menolong orang menentukan karir dan pendidikannya yang sesuai
dengan ketertarikan dan kemampuannya.
Pada tahun 1995, Dr. Holland mendapatkan penghargaan bergengsi dari American
Psychological Association untuk kontribusi besarnya terhadap dunia pengetahuan tentang
teori karirnya yang memberikan sebuah alat intelektual untuk mengetahui tujuan kita,
karakter, dan sejarah pekerjaan kita.
Enam kategori dasar yang berada pada teori Dr. Holland adalah Realistic, yaitu sesorang
yang memiliki kemampuan mekanik tetapi tidak memiliki kemampuan sosial; Investigative,
yaitu seseorang yang memiliki kemampuan matematika dan ilmiah tetapi tidak memiliki
kemampuan untuk memimpin; Artistic, yaitu seseorang yang memiliki jiwa seni tetapi kurang
dalam kemampuan administrasi; Social, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan sosial
tetapi tidak memiliki kemampuan mekanik maupun ilmiah; Enterprising, yaitu seseorang
yang memiliki jiwa pemimpin tetapi kurang dalam kemampuan ilmiah; dan Conventional,
yaitu seseorang yang memiliki kemampuan administrasi dan matematika, tetapi kurang
mempunyai kemampuan artistik. Teori ini disebut Vocational Personality yang juga biasa
disingkat menjadi RIASEC.
Berdasarkan teori tersebut, John L. Holland mengembangkan tes SDS dengan dasar
pemikiran bahwa adanya hubungan antara kepribadian dan minat, menurut enam tipe
kepribadian pada bidang kejuruan. Enam tipe kepribadian tersebut ternyata juga berhubungan
dengan enam model lingkungan. Setiap lingkungan akan dicari oleh orang yang memiliki ciri
keterampilan, kemampuan, sikap, nilai, dan kepribadian yang berkaitan. Holland meyakini
bahwa perilaku seseorang pada lingkungan tertentu ditentukan oleh interaksi antara
kepribadian dan jenis lingkungan.
Konsep penting lain dari Holland adalah adanya diferensiasi atau perbedaan. Individu
yang memiliki satu atau dua skor tinggi memiliki tingkat diferensiasi lebih tinggi daripada
individu yang memiliki beberapa skor yang sama tingginya. Artinya, individu yang demikian,
memiliki gambaran yang jelas dan stabil mengenai bakat atau minatnya.
SDS adalah inventori karir administrasi diri (self-administrated), skor diri (self-scored),
dan interpretasi diri (self-interpreted) yang berarti menjadi sebuah instrumen yang dapat diatur
sendiri, dinilai, dan diinterpretasi sendiri. SDS dirancang untuk mengubah aktivitas,
pekerjaan, kompetensi, dan penilaian diri ke dalam kode tiga huruf Holland. Dalam SDS
terdapat beberapa bagian yang disusun dalam 6 lembar kerja, yaitu:
a. Bagian Aktivitas (Activities Section), terdiri dari 11 item tentang aktivitas per enam
skala RIASEC sehingga berjumlah 66 item. Terdapat pada lembar 1 dan 2.
b. Bagian Kompetensi (Competencies Section), terdiri dari 11 item penilaian kemampuan
diri per skala RIASEC sehingga berjumlah 66 item. Terdapat pada lembar 3 dan 4.
c. Bagian Pekerjaan (Occupations Section), terdiri dari 14 item pekerjaan dari setiap skala
RIASEC sehingga berjumlah 84 item. Terdapat pada lembar 5.
d. Bagian Penilaian Diri (Self-Estimate Section), berupa skala rating terhadap kemampuan
diri subjektif dengan rentang 1-7 yang memuat 12 item kemampuan. Terdapat pada
lembar 6.
SDS berbentuk kuesioner dengan skala dikotomi (menyediakan dua pilihan jawaban
“suka”-“tidak suka” atau “ya”-“tidak”), terkecuali bagian terakhir (Estimasi Diri) yang
berbentuk skala rating. Waktu pengerjaannya ialah 30-45 menit dan diperuntukkan untuk
remaja hingga usia dewasa (15-75 tahun). Tes SDS bertujuan untuk mengukur kemampuan
dan minat subjek. Dan sebagai hasilnya, testee akan memperoleh profil diri, dengan satu atau
dua arah minat.
2. Validitas dan Reliabilitas
Penelitian tentang validitas dan reliabilitas tes SDS yang dilakukan pada siswa SMA 1
Cileunyi yang berlokasi di kabupaten perbatasan Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang
diperoleh hasil pengujian validitas sebagai berikut:
Tabel 1
Nomor Item Jumlah Kesimpulan

Kegiatan:
Realistic (R) 11
Investigative (I) 11
Artistic (A) 11
Social (S) 11
Enterprising (E) 11
Conventional (C) 10
Kompetensi:
Realistic (R) 11
Investigative (I) 11
Artistic (A) 10
Social (S) 11
Enterprising (E) 11
Conventional (C) 11
Pekerjaan: Valid
Realistic (R) 13
Investigative (I) 14
Artistic (A) 14
Social (S) 14
Enterprising (E) 14
Conventional (C) 14
Estimasi Diri:
Realistic (R) 2
Investigative (I) 2
Artistic (A) 2
Social (S) 2
Enterprising (E) 2
Conventional (C) 2
Kegiatan:
Realistic (R) -
Investigative (I) -
Artistic (A) -
Social (S) -
Enterprising (E) -
Conventional (C) 1
Kompetensi:
Realistic (R) -
Investigative (I) -
Artistic (A) 1
Social (S) -
Enterprising (E) -
Conventional (C) -
Pekerjaan: Tidak Valid
Realistic (R) 1
Investigative (I) -
Artistic (A) -
Social (S) -
Enterprising (E) -
Conventional (C) -
Estimasi Diri:
Realistic (R) -
Investigative (I) -
Artistic (A) -
Social (S) -
Enterprising (E) -
Conventional (C) -

Item SDS yang tidak valid untuk selanjutnya dibuang atau tidak akan digunakan.
Dikarenakan terdapat satu item yang tidak valid pada setiap aspek (kegiatan, kompetensi dan
pekerjaan) maka satu item dari setiap tipe dibuang agar jumlah item yang digunakan sama
rata.
Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Aspek r.

Kegiatan:
Realistic (R)
0,821
Investigative (I)
0,782
Artistic (A)
0,777
Social (S)
0,618
Enterprising (E)
0,765
Conventional (C)
0,713
Kompetensi:
Realistic (R)
Investigative (I) 0,707
Artistic (A) 0,678
Social (S) 0,721
Enterprising (E) 0,669
Conventional (C) 0,721
Pekerjaan: 0,670
Realistic (R)
Investigative (I)
0,752
Artistic (A)
0,870
Social (S)
0,872
Enterprising (E)
0,845
Conventional (C)
0,863
Estimasi Diri:
0,916
Realistic (R)
Investigative (I)
Artistic (A) 0,63
Social (S) 0,81
Enterprising (E) 0,79
Conventional (C) 0,38
0,60
0,78

Nilai reliabilitas 0,00 - 0,199 memiliki derajat keterandalan sangat rendah; 0,20 – 0,399
memiliki derajat keterandalan rendah; 0,40 – 0,599 memiliki derajat keterandalan cukup; 0,60
– 0,799 memiliki derajat keterandalan tinggi; dan 0,80 – 1,00 memiliki derajat keterandalan
sangat tinggi. Reliabilitas SDS pada umumnya berada pada rentang tinggi sampai sangat
tinggi. Tingkat reliabilitas ini menandakan bahwa SDS dapat digunakan dengan baik dan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
3. Cara Penggunaan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan lembar soal dan jawaban.
b. Mempersiapkan ruangan yang tenang dengan tempat duduk yang sesuai dengan
jumlah testi.
2. Pelaksanaan
a. Mengatur tempat duduk testi.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat diadakannya tes.
c. Membagi lembar jawaban, kemudian testi disuruh mengisi identitas sebagaimana yang
tercantum dalam lembar jawaban.
d. Membagi lembar soal dengan mengatakan tidak boleh membuka tes ini sebelum
diperintahkan.
e. Menjelaskan cara mengerjakan tes. Contoh instruksi pengerjaan tes SDS:
“Di bawah ini ada 12 pernyataan. Tugas anda adalah membaca kalimat-kalimat
tersebut, apakah kalimat itu sesuai dengan diri anda atau tidak. Jika sesuai dengan diri
anda, beri tanda checklist (√) di kolom YA. Jika tidak sesuai dengan diri anda, beri
tanda checklist (√) di kolom TIDAK. Pada tes ini, tidak ada jawaban benar atau salah,
yang penting adalah sesuai dengan diri anda.”
f. Mengawasi testi yang sedang mengerjakan tes.
g. Mengingatkan batas waktu yang tersisa (misalnya tinggal 5 menit), bagi testi yang
sudah selesai periksa kembali jawabannya sebelum diserahkan kepada tester.
h. Memerintahkan testi berhenti setelah sampai batas waktu yang ditentukan (30-45
menit).
i. Mengumpulkan lembar soal dan jawaban.
j. Mengucapkan terima kasih kepada testi atas kesungguhannya dalam mengerjakan tes
yang diberikan.
k. Mempersilahkan testi meninggalkan ruangan testing.
4. Skoring dan Interpretasi
Periksa pekerjaan testi dengan memberi nilai 1 untuk item dengan respon “YA” dan
nilai 0 untuk item dengan respon “TIDAK”.
1) Hitung skor setiap kelompok pernyataan R, I, A, S, E, C dari bagian Aktivitas.
2) Hitung skor setiap kelompok pernyataan R, I, A, S, E, C dari bagian Kompetensi.
3) Hitung skor setiap kelompok pernyataan R, I, A, S, E, C dari bagian Pekerjaan.
4) Rekap jumlah skor R, I, A, S, E, C (Aktivitas, Kompetensi dan Pekerjaan) pada lembar
Pedoman Penyekoran di bagian terakhir lembar SDS.
5) Rekap nilai Estimasi Diri pada Lembar Penyekoran.
6) Jumlahkan skor R, I, A, S, E, C secara keseluruhan (mencakup skor Aktivitas,
Kompetensi, Pekerjaan dan Estimasi Diri).
7) Setelah diperoleh masing-masing skor untuk setiap tipe (RIASEC), masukkan tiga kode
tipe dengan jumlah paling tinggi secara berurutan dari yang tertinggi ke dalam kotak
tiga kode yang telah disediakan.
Kode paling pertama (memiliki jumlah skor paling tinggi) menggambarkan tipe minat karir
yang paling dominan pada peserta didik. Adapun deskripsi atau penafsiran terhadap kode (tipe)
pertama tersebut dapat dilihat pada deskripsi berikut:
R (Realistic)
Individu yang cenderung asertif dan kompetitif. Lebih menyukai pekerjaan yang
melibatkan objek, mesin dan peralatan. Memiliki minat dalam aktivitas yang menuntut
kemampuan koordinasi motorik dan kekuatan. Lebih memilih menyelesaikan masalah melalui
tindakan daripada melalui obrolan atau memikirkannya. Sering digambarkan sebagai “pelaku”.
Menikmati aktivitas yang melibatkan keterampilan tangan. Cenderung kompeten dalam
kemampuan manual, mekanik, elektrik dan agrikultural. Memiliki kemampuan atletik. Lebih
menyukai aktivitas di luar ruangan. Cenderung memiliki gaya hidup aktif.
I (Investigative)
Individu yang menyukai aktivitas penelitian. Sering digambarkan sebagai “pemikir”.
Cenderung kompeten dalam bidang matematika, sains, dan penelitian. Suka mempelajari hal-
hal yang berhubungan dengan sains dan penelitian. Menyukai aktivitas pengamatan dan analisa
situasi yang menentukan mengapa dan bagaimana kinerja suatu hal. Cenderung menikmati
hidup untuk belajar, menguji, meneliti, menganalisis, menyelidiki, mengevaluasi, dan
menyelesaikan suatu masalah.
A (Artistic)
Individu yang menyukai seni. Sering digambarkan sebagai “kreator”. Menyukai kebebasan
dan hal-hal tak terstruktur yang dapat membiarkannya menciptakan atau menikmati produk
seni. Cenderung kompeten dalam bahasa, seni, musik, drama, dan menulis. Merupakan individu
yang mandiri dan membutuhkan kebebasan dalam mengekspresikan dirinya dengan
menggunakan imajinasi dan kreativitasnya.
S (Social)
Individu yang menikmati aktivitas sosial. Sering bekerja sama dengan orang lain dalam hal
membantu, memberi informasi, melatih, mengembangkan, dan merawat mereka. Sering
digambarkan sebagai “penolong”. Suka membantu menyelesaikan permasalahan orang lain.
Cenderung bersifat humanis dalam berinteraksi dengan orang lain. Sangat menikmati saat-saat
bersama orang lain.
E (Enterprising)
Individu yang menyukai peran sebagai pemimpin dimana ia dapat mengarahkan dan
membujuk orang lain. Sering digambarkan sebagai “pembujuk”. Pekerja keras dalam meraih
kekuasaan, status, dan penghargaan finansial, cenderung berorientasi tujuan dan menginginkan
posisi yang tinggi dalam sebuah organisasi. Terkadang suka melatih jiwa wirausahanya. Suka
bekerja sama dengan orang lain dalam hal mempengaruhi, membujuk, memimpin, dan
mengatur untuk mencapai tujuan organisasional dan ekonomi.
C (Conventional)
Individu yang lebih menyukai aktivitas konvensional. Sering digambarkan sebagai
“organisator”. Menikmati pekerjaan yang terstruktur dan tugas-tugas yang jelas. Menyukai
pekerjaan atau aktivitas kantor dimana ia dapat menggunakan kemampuan numerikal dan
organisasionalnya. Teliti dan selalu mengikuti prosedur secara akurat. Senang mengikuti
instruksi. Berorientasi pada hal-hal detail. Dikarenakan memiliki kemampuan numerikal dan
klerikal, maka sering efisien dalam mengerjakan pekerjaan yang melibatkan pengolahan data
dengan jumlah yang banyak.
Adapun tujuan pengambilan tiga kode dari SDS adalah untuk mempermudah peserta didik
mencocokkan atau mempertimbangkan pilihan karirnya dengan pilihan pekerjaan yang terdapat
dalam daftar klasifikasi pekerjaan yang sudah dikelompokkan berdasarkan tiga kode pertama
Holland

REFERENSI:
Daruma, A. R. 2003. Penggunaan Tes Psikologis. Makassar: Penerbit FIP UNM.
Dewi, E. M. P. 2016. Pengenalan Alat Tes Psikologi. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Mustika, R. 2012. Perbedaan Rasa Tanggung Jawab pada Siswa Kelas XI Berdasarkan
Minat dan Jurusannya, (online). Skripsi tidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia.
(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317773-S-pdf-Rizki%20Mustika.pdf, diakses pada
2 Juni 2017).
Nurhayati. 2014. Pengembangan Program Bimbingan Karir Berbasis Teori Karir Holland,
(online). (http://repository.upi.edu/13967/9/S_PPB_0900758_Chapter3.pdf, diakses 3
Juni 2017).
Rachmanto, D. T & Zakaria, T. M. 2013. Aplikasi Web untuk Pencarian Minat Bakat, dan
Kompetensi dengan “Metode Self-Directed Search” untuk Alumni, (online). Vol. 9, No.
2, (http://jutisi.maranatha.edu/index.php/jui/article/download/48/46, diakses pada 2 Juni
2017).
Widiawati, D. Modul Psikodiagnostik, (online).
(http://modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/pbaelmercubuanaacid/Modul%20Backlink/
Modul%20Genap%202010-2011/Fakultas%20Psikologi/Diah%20Widiawati%20-
Psikodiagnostik%20V/ModulPsikodiagnostik5GP1011TM13.pdf, diakses pada 2 Juni
2017).
Saks Sentence Completion Test (SSCT)
1. Konsep Dasar
SSCT (Saks Sentence Completion Test) adalah suatu teknik proyeksi yang digunakan
untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam
hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. Tes ini dibuat oleh
Joseph M. Sacks, Sidney Levy dan beberapa psikolog lainnya dari New York Veterans
Administration Mental Hygiene Service. Tes ini berbentuk kalimat-kalimat tidak sempurna
yang harus dilengkapi oleh testee sehingga menjadi kalimat yang utuh (teknik proyektif:
Completion task).
Kalimat-kalimat tidak sempurna (incomplete sentences) dapat merangsang seseorang
untuk memproyeksikan keadaan atau isi psikisnya sesuai dengan rangsang yang terdapat atau
berkaitan dengan isi kalimat tersebut (aufferderungs character). Tes ini biasanya digunakan
untuk orang dewasa dan bertujuan untuk mengetahui individu adjustment & struktur
kepribadian. Isi kalimat-kalimat tersebut berkaitan dengan area-area masalah kepribadian
yang meliputi sikap individu terhadap 4 area individual adjustment; penyesuaian dalam
bidang:
a. Keluarga (serangkaian sikap terhadap ibu, ayah dan unit keluarga)
b. Seks (sikap terhadap wanita dan hubungan antar lawan jenis atau heteroseksual)
c. Hubungan antara manusia (sikap terhadap teman & kenalan, atasan atau bawahan, dan
sejawat di sekolah, kantor atau di tempat kuliah)
d. Konsep diri (ketakutan, perasaan bersalah, sikap seseorang terhadap kemampuannya,
terhadap masa lalu, masa depan, cita-cita/tujuan hidup).

Asesmen kepribadian melalui proyeksi sikap individu terhadap masalah tersebut akan
diperoleh:

a. Gambaran sikap individu terhadap hal-hal yang penting yang berkaitan dengan adjustment
dirinya (hubungan masing-masing daerah sikap).
b. Gambaran keadaan psikis dalm dirinya atau kepribadiannya (kemampuan berfikir terhadap
realita, keadaan emosi, cara menyelesaikan konflik, dll)
c. Gambaran konflik atau masalah-masalah yang dialami menyangkut penyesuaian diri
(individual Adjustment).
d. Dalam kaca mata klinis dapat menampakkan suatu gangguan sehingga tes ini bermanfaat
untuk terapi.
e. SSCT dapat digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara eksploratif lebih dalam,
karena jika waktunya cukup kita bisa menanyakan per item
f. Konstruksi tes ini terdiri dari 60 item
1) Bentuk-bentuk Tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)
Berikut bentuk-bentuk tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) adalah sebagai
berikut:

Nomor :
Nama :
Tgl. Lahir :
Pendidikan:
Tgl. Pemeriksanaan :

MELENGKAPKAN KALIMAT
INTRUKSI :
Bacalah kalimat-kalimat yang belum sempurna di bawah ini dan tulislah setelah tanda ":"
belakang pikiran pertama yang timbul pada saudara.
Bekerjalah secepat mungkin

1. Saya rasa, bahwa ayahku jarang :


2. Bila keadaan saya tidak memungkinkan, saya :
3. Saya selalu mempunyai keinginan untuk :
4. Andaikata saya ditugaskan untuk :
5. Bagi saya hari depan :
6. Atasan saya :
7. Saya insyaf, bahwa hal tersebut janggal, tetapi saya takut akan :
8. Seorang teman sejati, saya rasa :
9. Waktu saya masih anak-anak :
10. Seorang wanita yang sempurna saya gambarkan sebagai :
11. Bila saya melihat seorang perempuan bersama seorang laki-laki :
12. Dibandingkan dengan kebanyakan keluarga, keluargaku :
13. Ditempat kerja, saya paling cocok dengan :
14. Ibuku :
15. Saya bersedia menjalankan apapun untuk melupakan waktu di mana saya :
16. Sekiranya ayahku hanya :
17. Saya yakin, bahwa saya mempunyai kemampuan untuk :
18. Saya akan senang kalau :
19. Bila ada orang bekerja untuk saya :
20. Saya menantikan dengan penuh harapan :
21. Di sekolah, guru-guru saya :
22. Kebanyakan teman-teman tidak mengetahui, bahwa saya takut akan :
23. Saya tidak senang terhadap orang yang. :
24. Dahulu saya :
25. Saya kira kebanyakan gadis :
26. Mengenal kehidupan perkawinan perasaan saya adalah :
27. Keluargaku memperlakukan saya sebagai :
28. Teman sekerja saya adalah :
29. Ibuku dan saya :
30. Kesalahan saya yang terbesar adalah :
31. Saya ingin ayahku :
32. Kelemahan saya yang terbesar adalah :
33. Dalam hidup ini hasrat keinginan saya yang terpendam adalah :
34. Orang-orang yang bekerja untuk saya :
35. Pada suatu hari saya akan :
36. Bila saya melihat pemimpin (atasan langsung) saya datang :
37. Saya ingin sekali menghilangkan ketakutan saya akan :
38. Orang-orang yang sangat saya sukai :
39. Andaikata saya muda kembali :
40. Saya percaya kebanyakan wanita :
41. Umpamanya saya mempunyai hubungan seksual :
42. Kebanyakan keluarga yang saya kenal :
43. Saya senang bekerja dengan orang yang :
44. Saya kira, kebanyakan ibu :
45. Pada waktu saya lebih muda saya merasa berdosa mengenai :
46. Saya rasa, bahwa ayahku :
47. Bila saya mengalami nasib malang :
48. Pada waktu memberi perintah kepada orang lain saya :
49. Yang sangat saya inginkan dari hidup :
50. Bila usiaku lebih tua :
51. Mereka saya anggap sebagai atasan saya :
52. Rasa ketakutan saya kadang-kadang memaksa saya untuk :
53. Bila saya tidak ada, teman-teman saya :
54. Kenangan yang paling jelas mengenai masa kanak-kanak saya :
55. Tentang soal wanita saya sama sekali tidak menyukai :
56. Kehidupan seksui saya :
57. Waktu saya masih seorang anak, keluargaku :
58. Orang-orang yang bekerja dengan saya biasanya :
59. Saya suka kepada ibuku, tetapi :
60. Hal yang terburuk yang pernah saya lakukan :
3. Cara Penggunaan
a. Petunjuk Penggunaan
1) Tes ini diberikan untuk anak yang berusia 12 tahun ke atas.
2) Dilaksanakan secara tertulis (item-itemnya melengkapi kalimat yang belum lengkap)
3) Dapat digunakan secara individual atau kelompok; bila dilaksanakan secara kelompok
perlu dijaga agar anak yang satu dengan yang lain tidak salinng kerjasama
4) Waktu yang digunakan secara kasat tidak dibatasi. Tetapi perlu dilaksanaan dalam
waktu yang singkat dengan maksud agar betul-betul testi menuliskan apa yang
pertama-tama muncul dalam pikirannya sebagai gambaran sikapnya yang asli
5) Hasil dinilai dengan melaksanakan rating sheet, yang telah disediakan.
b. Langkah-langkah Persiapan
1) Persiapan
a) Mempersiapkan buku/lembaran tes
b) Mempersiapkan ruangan yang tenang dan tempat duduk yang sesuai dengan jumlah
peserta tes
2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tujuan dan manfaat diadakan tes SSCT
b) Membagikan lembaran tes
c) Menjelaskan petunjuk cara mengerjakan tes
d) Mempersilahkan anak mengerjakan tes
e) Mengawasi anak yang sementara mengerjakan tes
f) Mengumpulkan hasil tes anak yang sudah selesai
g) Menghitung kembali lembaran tes yang telah terkumpul apakah sesuai dengan
jumlah peserta tes
h) Mengucapkan terima kasih pada siswa atas kesungguhannya mengerjakan tes yang
diberikan
i) Mempersilahkan anak meninggalkan ruangan testing.

4. Cara Skoring dan Intepretasi


Skoring dan juga interpretasi dari SSCT cenderung subjektif, yaitu berdasarkan
pemahaman dari tester ataupun interpreter. Yang pasti, dalam melakukan skoring, tester,
ataupun psikolog/psikiater. Interpereter/assessor, harus mengelompokkan terlebih dahulu
masing-masing pernyataan ke dalam 15 kategori yagn sudah ada, setelah itu memberikan
rating atau penilaian, kepada masing-masing kategori dan juga pernyataan, dengan
menuliskan :

1. Rating 0, apabila tidak terdapat masaah atau gangguan terhadap kategori


2. Rating 1, apabila terdapat masalah pada kategori, namun tidak membutuhkan intervensi
psikologis secara spesifik
3. Rating 2, apabila terdapat masalah, dan gangguan pada kategori, dan membutuhkan
psikoterapi / intervensi, dan penanganan secara psikologis
Setelah melakukan rating, maka dilakukan interpretasi berdasarkan hasil rating, berupa
komponen atau kategori apa saja yang bermasalah dan membutuhkan intervensi atau
psikoterapi, bagaimana cara klien dan peserta menyelesaikan masalah, serta kondisi
kepribadian dari klien ataupun peserta secara umum. SSCT sendiri merupakan test proyeksi
yang cukup sederhana, simple, dan mudah untuk diinterpretasikan. SSCT mampu secara
gamblang memperlihatkan komponen dan kategori yagn bermasalah pada individu, dan sangat
membantu intervensi psikologis dan penanganan selanjutnya apabila terlihat kemunculan
suatu masalah. Itulah beberapa uraian mengenai Test SSCT (Sack’s Sentence Completion
Test), yang dapat kita ketahui.

REFERENSI:
Daruma A. Razak, (2003). Penggunaan Tes Psikologis,Makassar: Penerbit FIP- UNM
(Online)http://kelaspsikologi.blogspot.co.id/2015/06/bentuk-tes-ssct.html. Diakses: 12 Mei
2017

(Online)http://www.psikoma.com/sekilas-mengenai-alat-test-ssct-sacks-sentence-completion-
test/. Diakses: 12 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai