TINJAUAN PUSTAKA
A. Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
individu lain yang menjadi objek atau sasaran, b). Agresivitas dengan
perilaku melukai individu secara verbal maupun non verbal. Baron dan
langsung. Masih menurut Baron dan Byrne (2003), agresi muncul dari
yaitu:
a. Agresivitas behavioristik, yaitu perilaku negatif atau menyakiti
cedera.
langsung.
2. Bentuk-bentuk Agresivitas
dan lain-lain.
atau kelompok yang menjadi sasaran dan tidak terjadi kontak fisik
orang lain.
aktif tidak langsung, agresi pasif langsung, agresi fisik pasif tidak
langsung.
Berikut ini terdapat tabel tentang jenis-jenis prilaku agresi
Tabel 1.
Jenis-jenis perilaku agresi
Agresivitas
Agresi langsung Agresi tidak langsung
Aktif Pasif Aktif Pasif
Fisik Menusuk Demonstrasi diam Memasang ranjau Menolak melakukan tugas
Memukul Mogok Menyewa pembunuh Masa bodoh
Menembak Santet
Bentuk agresivitas lain juga dijelaskan oleh Averiil (dalam Noor dan
Durke (Taganing, 2008) sebagai acuan dalam penelitian ini. Dari teori
agresi fisik aktif langsung, agresi fisik aktif tidak langsung, agresi fisik
pasif langsung, agresi fisik pasif tidak langsung, agresi verbal aktif
langsung, agresi verbal aktif tidak langsung, agresi verbal aktif tidak
agresivitas itu dapat datang dari luar diri sendiri (yaitu kondisi
a. Kondisi lingkungan:
terbatas.
sebayanya.
teman sebayanya.
dengan pria.
Menurut Sarwono (dalam Supano, 2012) pengaruh
dalam tubuh sehingga orang yang bersangkutan lebih siap dan lebih
hati (psikis). Selain itu, udara yang sangat panas juga lebih cepat
pola asuh otoriter orang tua dan kompetensi interpersonal. Hal ini
keterbatasan penulis.
tersebut biasanya adalah orang tua anak itu sendiri. Oleh sebab itu,
dkk, 1999).
lain sebagainya.
2000).
pendewasaan.
pola asuh adalah untuk mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri
(attachment) dan kasih sayang antara anak dengan orang tuanya atau
menurut Cole (dalam Argiati, 2008), pola asuh yang kurang tepat
patuh, takut pada situasi baru dan mempunyai harga diri rendah. Pada
pola asuh otoriter ini, kemandirian dan perkembangan diri anak tidak
dan mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Penerapan pola asuh
yang tidak tepat memiliki efek yang sangat besar, salah satunya
keinginan mereka.
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang tinggi tuntutan serta
inisiatif.
orang tua tanpa disertai penjelasan dan kesempatan pada anak untuk
satu arah, yaitu bersumber hanya dari orang tua. Sebagai contoh,
asuh orang tua di rumah. Persepsi anak mengenai pola asuh otoriter
lingkungan sekitar. Persepsi pola asuh otoriter anak kepada orang tua
(Anggaraningtyas, 2012).
yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi.
mengartikan pola asuh orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter.
Pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang menggunakan komunikasi
yaitu pola asuh otoriter. Berikut ini ciri-ciri gaya pengasuhan otoriter
orang tua dalam kehidupan sehari-hari, orang tua sangat kaku dan
otonominya.
miliki.
Pada saat anak atau remaja melanggar peraturan, orang tua tidak
muncul dari rasa takut anak untuk tidak menyenangkan orang tua
keinginan, apa yang dirasakan, apa yang dia suka atau tidak suka.
pola asuh yang diberikan oleh orang tua, dalam hal ini pola asuh yang
diterapkan adalah pola asuh otoriter. Dari beberapa ciri orang tua
(2003) sebagai acuan dalam penelitian ini. Ciri pola asuh otoriter
pada anak, tidak boleh bertanya terhadap tuntutan orang tua, orang tua
C. Kompetensi Interpersonal
dalamnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa individu yang dapat
2002).
menjenguk orang sakit dan lain sebagainya (Baron & Byrne, 2003).
untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk terlibat dalam situasi-
tepat.
mengenalnya.
support)
salah satu hal yang penting dalam proses memulai dan membina
dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut
satu dengan yang lain. Konflik akan selalu adala dalam setiap
3) Memahami kekuatan
aspek, yaitu :
a) Keterbukaan
yang dimiliki.
b) Empati
c) Kepositifan
d) Kesamaan
Dalam kenyataan, tidak ada orang yang sama dengan orang lain
dalam segala hal. Namun dalam komunikasi akan lebih efektif bila
terjadi konflik.
e) Dukungan
ini.
remaja
sosial. Dalam interaksi anak dengan orang tua tersebut anak belajar
hubungan yang baik dalam keluarga adalah bahwa anak tidak segan-
segan menceritakan isi hatinya kepada orang tua atau anggota keluarga
lainnya bahkan tentang cita-cita masa depannya kepada orang tua
(Gerungan, 2002).
tua, dalam hal ini anak akan memodel perilaku yang ditunjukkan oleh
bagaimana perasaan dan apa yang dilakukan oleh orang tua, hal ini
bercermin pada pola asuh orang tua yaitu suatu kecenderungan cara
yang dipilih orang tua dalam mengasuh anak. Masih dari hasil
penelitian Taganing (2008) orang tua yang terlalu keras serta tidak
yang dewasa dengan kepribadian yang matang, dan tak jarang mereka
(Mahmud, 2003).
ayah atau ibu bagi anak-anaknya, maka orang tua bertanggung jawab
atas kehidupan anaknya seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari,
praktis, seperti harapan orang tua, komunikasi verbal antara orang tua
dan anak, bantuan, perhatian, kedekatan orang tua serta kontrol yang
akan membuat anak marah dan kesal kepada orang tuanya tetapi anak
antara anggota keluarga sangat ditentukan oleh sikap orang tua dalam
tua. Hal ini bercermin pada pola asuh orang tua, yakni suatu
Dalam hal ini anak juga dapat meniru bagaimana orang tua
keluarganya. Apabila orang tua memberi contoh yang baik, maka anak
Hal ini pada dasarnya karena anak meniru pola asuh yang diterapkan
oleh orang tua. Orang tua yang cenderung menuntut tanpa memberi
dalam bentuk agresivitas baik secara verbal maupun non verbal. Apa
yang dilakukan oleh orang tua kepada anak pada akhirnya dipersepsi
yang mempersepsikan pola asuh orang tua dengan pola asuh yang
bahwa anak yang dibesarkan dengan persepsi pola asuh otoriter ini
kepribadian.
lainnya. Jadi sudah sangat jelas bahwa perilaku agresi juga dihasilkan
oleh pola asuh orang tua, apabila orang tua menanamkan pola asuh
remaja
tinggal.
pengembangan.
penelitian Josef (2005) yang dilakukan kepada bidan desa. Dalam hal
harus dapat dipahami dengan benar, oleh karena itu diharapkan para
orang yang memiliki kemampuan lebih dari pada orang lain. karena
yang berupa saran, masukan, kritik yang sampai padanya secara reaktif
tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, remaja juga menjadi
salah satu pelaku agresivitas yang saat ini banyak diberitakan di media
Di dalam keluarga anak mendapat perlakuan atau pola asuh dari orang
tua, jenis pola asuh tersebut dapat mempengaruhi sikap anak dalam
asuh otoriter.
hanya dari orang tua. Sebagai contoh, seorang orang tuaotoriter dapat
menamakan persepsi pola asuh yang kurang baik tentang pola asuh
yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi.
hubungan antara anggota keluarga, antara orang tua dan anak atau
praktis, seperti harapan orang tua, komunikasi verbal antara orang tua
dan anak, bantuan, perhatian, kedekatan orang tua serta kontrol yang
orang yang memiliki kemampuan yang lebih dari pada orang lain,
verbal atau non verbal. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian
dalam hal ini pola asuh atau perlakuan orang tua sangat erat kaitannya
bahwa segala hal dalam keluarga berpusat pada orang tua dan anak
dalam keluarga, antara orang tua dan anak atau dengan sesama
saudara. Kekakuan tersebut berdampak pula pada komunikasi yang
G. Landasan Teori
dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini, pola asuh dalam keluarga
jenis pola asuh yang sering diterapkan dalam keluarga dan menjadi
salah satu variabel penelitian ini adalah persepsi pola asuh otoriter.
mengartikan pola asuh yang orang tua yang menerapkan pola asuh
tuntutan orang tua, orang tua banyak menghukum bila anak melanggar
kita dan tidak sedikit pelakunya adalah remaja. Karena salah satu
agresivitas:
(XI)
1. Orangtua menuntut
kepatuhan yg tinggi
3. Orangtua tidak
AGRESIVITAS
¹ 1
(Y)
2. Kemampuan bersifat
asertif
3. Kemampuan bersifat
terbuka
4. Kemampuan memberikan
dukungan emosional
5. Kemampuan mengatasi
konflik
Keterangan 1 : Ada korelasi positif antara persepsi pola asuh otoriter dan agresivitas
Keterangan 2 : Ada korelasi negatif antara kompetensi interpersonal dengan
agresivitas
Keterangan 3 : Ada korelasi antara persepsi pola asuh otoriter, kompetensi
interpersonal dengan agresivitas
H. Hipotesis