Anda di halaman 1dari 3

SIKAP DAN KUALIFIKASI PRAKTISI HUMAS

Iqbal Wahyudi 19170074. Email: iqbalwahyudi15@gmail.com

A. Landasan Atau Sikap Humas

1. Keahlian (skill); seorang praktisi humas harus mampu berkomunikasi dengan baik,
memiliki kemampuan memimpin, kemampuan membina relasi, kreatif, memiliki
kemampuan menghadapi situasi krisi, seorang public relation juga harus memiliki
kemampuan dalam analisis pemberitaan agar tidak menjadi masalah suatu saat nanti.
2. Pelayanan social; seorang praktisi humas harus melayani customer dengan adil, dalam
artian sesuai dengan kebutuhannya. Public relation juga harus melayani dengan baik
dengan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
3. Penyesuaian diri dengan kepentingan masyarakat; merujuk pada nomor 2, praktisi
humas harus melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
4. Kejujuran, kebenaran, ketelitian, dan cita rasa yang tinggi; dengan adanya sikap jujur
maka akan timbul yang namanya kepercayaan.
5. Tidak menempatkan diri dalam suatu konflik yang terjadi, dalam arti tidak bersikap
memihak kepada kepentingan sepihak dan tertentu;
6. Menjaga nama baik dan kepercayaan masyarakat;

7. Menjaga integritas saluran komunikasi umum dan media massa;

8. Tidak boleh memutarbalikkan fakta dan pendapat atau mengeluarkan informasi yang
dapat menyesatkan masyarakat.
9. Tidak boleh mengadu domba kelompok masyarakat tertentu dengan pihak yang lainnya
sehingga menimbulkan perpecahan dan keresahan dalam masyarakat
10. Tidak boleh mempergunakan metode untuk melecehkan atau menghina kelompok,
etnis, dan suku serta agama tertentu;
11. Tidak boleh meminta bayaran dan komisi tertentu dalam memberikan pelayanan
kemasyarakatan serta kegiatan sosialnya;
12. Tidak boleh membiarkan pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan yang telah
disepakati bersama oleh para anggota mana pun;
13. Harus saling kerja sama dengan para anggota lainnya secara bersama menaati ketentuan
atau komitmen bersama.
B. Kualifikasi Profesi Humas

1. mampu mengekspresikan pendiriannya dan mengetahui kapan harus mendengar;


seorang praktisi humas harus mampu memahami situasi agar dapat menempatkan diri
pada saat yang tepat, seperti halnya kapan harus bicara dan kapan harus mendengarkan.
2. menjadi pengamat yang baik, mampu mempelajari keadaan, situasi, dan kondisi
tertentu, serta memiliki daya ingatan yang baik, sistematis, dan kritis. Dengan
melakukan hal tersebut, praktisi humas akan bisa melakukan komunikasi dengan
maksimal.
3. penilaian baik untuk menghargai martabat manusia dan mengakui hak-hak setiap
pribadi; seperti pepatah mengatakan “don’t judge a book by its cover”, kita tidak bisa
hanya menilai dari tampilan luar seorang individu, bisa saja tampilan tersebut menipu.
4. mempunyai keberanian, integritas pribadi yang tinggi, dan mampu berpikir secara
konseptual dan sistematis;
5. kedisiplinan kerja serta melaksanakan tugas secara terperinci, kinerja, semangat, dan
etos kerja tinggi;
6. kemampuan intelektualitas yang dinamis, kualitas pertimbangan pemikiran yang baik,
dan memiliki jiwa kepemimpinan;
7. kaya akan gagasan yang baru, kreatif, dan inovatif;

8. mampu berpikir rasional, efektif, dan efisien dalam keadaan darurat (kritis) dan dapat
mengambil keputusan yang cepat, profesional, sekaligus proporsional;
9. mampu menginterpretasikan berbagai informasi secara sistematis, menemukan dan
mengidentifikasi fakta yang ada, serta solusi pemecahan masalah dengan tepat;
10. sebagai seorang profesional harus mampu memahami ilmu psikologi, filsafat,
kebudayaan, sosial, politik, hukum, dan ekonomi dalam menghadapi atau
mengantisipasi suatu kejadian yang sedang berkembang di masa mendatang;
11. dapat mengorganisasi dirinya sendiri dan pihak lainnya;
12. tidak senantiasa setuju atau mendukung pimpinan dan harus memiliki keberanian untuk
mengajukan keberatan atas keinginan pimpinan bila hasilnya tidak mendukung;
13. memiliki penyusunan prioritas utama strategi perencanaan dan program kerja,
memperbaiki dan saling melengkapi prioritas lainnya yang dianggap perlu sebagai
pendukungnya;
14. menyadari bahwa dirinya adalah seorang guru dan bukan seorang pelopor di bidangnya
(recognize a PR person is teacher, and it is not a crusader). Seorang praktisi humas itu
harus ahli di bidangnya namun bukan berarti harus menjadi pelopor.

Anda mungkin juga menyukai