Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan Kewirausahaan Kepala

Raudhatul Athfal

A. Mengidentifikasi Karakteristik dan Potensi Kewirausahaan di Raudhatul


Athfal
Raudhatul Athfal (RA) sebagai bagian dari layanan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) untuk usia 4 sampai dengan 6 tahun yang berciri khas agama Islam.
RA merupakan jenjang pendidikan fundamental yang penting dalam menanamkan
nilai-nilai agama Islam pada anak sejak usia kanak-kanak.
Mengembangkan pendidikan anak usia dini di RA berprinsip seperti:
1. Membentuk sikap spiritual dan sosial anak
2. Mempertimbangkan fitrah, tahapan tumbuh kembang anak, potensi, bakat,
minat dan karakteristik anak
3. Holistik-Integratif
4. Proses belajar dilaksanakan melalui bermain
5. Mempertimbangkan hak anak yang berkebutuhan khusus
6. Melayani perkembangan anak secara berkesinambungan
7. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Memperhatikan sosial budaya
Dari hal-hal tersebut di atas, KMA No. 792 tahun 2018 menegaskan bahwa
pendidikan di RA memiliki karakteristik tersendiri, yaitu berlandaskan nilai-nilai
Islami, memperhatikan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak secara fitrah,
mempertimbangkan nilai-nilai dasar hidup berbangsa dan bernegara Indonesia,
membangung akidah dan akhlak karimah, serta memunculkan kekhasan lembaga
sebagai ciri khas RA.
Kepala RA merupakan suatu jabatan yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proses pembelajaran di RA. Pada dasarnya, menurut Permendiknas
nomor 28 Tahun 2010 bahwa kepala sekolah adalah Guru yang diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. Semula tugas tambahannya sebagai Edukator,
Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM).
Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 beban
kerja Kepala Sekolah (termasuk di dalamnya kepala RA) sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, serta
supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan. Guna menindaklanjuti PP nomor
19 tahun 2017, Mendikbud mengeluarkan peraturan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Syarat (bakal calon) kepala sekolah, disebutkan:
1. Pendidikan minimal S1/DIV dan memiliki sertifikat pendidik.
2. Memiliki pangkat piñata, golongan IIIC dengan masa kerja minimal 6 tahun.
3. Prestasi kerja 2 tahun terakhir minimal baik.
4. Pernah mendapat tugas manajerial minimal 2 tahun
5. Sehat jasmani dan rohani serta bebas NAPZA.
6. Tidak sedang mengalami hukuman disiplin atau menjadi tersangka.
7. Berusia setinggi-tingginya 56 tahun.
Berkaitan dengan salah satu tugas pokok dan fungsi kepala RA sebagai
pengembang kewirausahaan, perlu dipahami makna kewirausahaan pada dunia
pendidikan anak usia dini. Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri
yang melekat pada individu yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan dan
mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif yang dimiliki ke dalam kegiatan yang
bernilai.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari dan memanfaatkan peluang menuju
sukses. Dalam melayani pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, banyak
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kepala dalam meningkatkan mutu dan
kualitas RA yang akan berdampak pada kualitas output, yaitu anak-anak yang
cerdas, sholih dan berakhlakul karimah.
Sebagai seorang pemimpin wirausaha yang sukses, seorang kepala RA
harus memiliki tiga kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sifat
kewirausahaan. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam otak
dan dapat dipanggil jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan menerapkan
pengetahuan. Sedangkan Sifat adalah sekumpulan kualitas karakter yang
membentuk kepribadian.
Jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan memiliki lima ciri yakni:
1) penuh percaya diri, dengan indikator penuh keyakinan, optimis, disiplin,
berkomitmen dan bertanggung jawab;
2) memiliki inisiatif, dengan indikator penuh energi, cekatan dalam bertindak dan
aktif;
3) memiliki motif berprestasi dengan indikator berorientasi pada hasil dan
berwawasan ke depan;
4) memiliki jiwa kepemimpinan dengan indikator berani tampil beda, dapat
dipercaya dan tangguh dalam bertindak; dan
5) berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan.
Jiwa kewirausahaan kepala RA tersebut diharapkan menghasilkan tindakan
yang membangun dan mewarnai jiwa wirausaha di lembaga RA sesuai standar
kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai Permendiknas No. 13 tahun 2007
sebagai berikut:
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan RA
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan RA sebagai organisasi pembelajar
yang efektif
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin di RA
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi di RA
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan di RA sebagai
sumber belajar bagi anak-anak RA
Kepala RA yang memiliki jiwa wirausaha harus mampu melihat dan
memanfaatkan peluang, mengumpulkan potensi dan kemampuan lembaga yang
dipimpinnya serta masyarakat yang ada di sekitarnya. Potensi-potensi tersebut
kemudiaan dianalisis dengan cermat, sehingga dapat dipilih jenis usaha
produksi/jasa yang paling tepat yang dipercaya efektif dan berkembang ke depan,
serta menentukan tindakan yang tepat untuk mengimplementasikannya.
Kemampuan kepala RA dalam mentransfer jiwa wirausaha kepada
pendidik, melalui perangkat pembelajaran yang mampu mengakomodir
penumbuhan jiwa wirausaha tersebut diharapkan pada akhirnya mampu
diwariskan kepada anak-anak RA dalam pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna. Rencana Pembelajaran yang terdiri dari Program Tahunan, Program
Semester, Jejaring tema-subtema-subsubtema, hingga Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM) maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) dapat diimplementasikan bersanding dengan kegiatan bermain
pada intra kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler. Hal ini diharapkan
mewujudkan anak yang mandiri, mampu menolong dirinya sendiri maupun orang
lain, jujur, teguh pendirian, berani karena benar, dan seterusnya. Untuk itu, kepala
RA dapat menganalisis potensi kewirausahaan dan kemitraan yang dilakukan
berdasarkan karakteristik masing masing satuan Pendidikan.
Potensi kewirausahaan dapat diketahui melalui penilaian diri
menggunakan SWOT Analysis. Analisis SWOT digunakan sebagai alat/tool untuk
menganalisis kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity)
maupun ancaman (Threats) lembaga RA. 
Berikut marilah kita coba melakukan penilaian diri dengan menggunakan
tabel analisis SWOT, dan cobalah untuk menganalisa hasil dari Analisa tersebut!

Setelah melakukan analisis SWOT tersebut, akhirnya diketahui beberapa


peluang yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan peta kompetensi kepala RA.
Dunia kewirausahaan adalah dunia nyata, bukan mimpi atau sekedar janji.
Bagaimana kepala RA menghasilkan lulusan RA yang cerdas, mandiri, kreatif dan
berakhlakul karimah. Oleh karena itu, kewirausahaan mengandung makna
prestatif, artinya kemampuan dan kemauan meraih yang lebih baik dari
sebelumnya.
Berikut pemetaan kompetensi kepala RA yang dapat diidentifikasi:
Kompetensi
Penjelasan Fakta
Kepala RA
Bakat (aptitude) Kemampuan alami dalam melakukan
tugas
Sikap  (attitude) Cara pandang terhadap sesuatu
Berbicara dan Menimbulkan bahagia dan energi
Berpikir Positif positif dalam diri
Karakter pribadi 1. Keberanian (courage): Kesediaan
untuk mengambil risiko terlepas
dari kemungkinan kerugian.
2. Kreativitas (creativity):
Menemukan cara-cara baru dalam
melakukan sesuatu; berpikir di luar
kotak.
3. Keingintahuan (curiousity):
Keinginan untuk belajar dan
mengajukan pertanyaan.
4. Tekad (determination): Menolak
untuk berhenti meskipun ada
hambatan.
5. Disiplin (discipline): Kemampuan
untuk tetap fokus dan mengikuti
jadwal untuk memenuhi tenggat
waktu.
6. Empati (empathy): Peka terhadap
pikiran dan perasaan orang lain.
7. Antusiasme (enthusiasm): Menjadi
bergairah tentang sesuatu;
kemampuan untuk melihat masalah
sebagai peluang.
8. Fleksibilitas (flexibility):
Kemampuan beradaptasi dengan
situasi baru; kesediaan untuk
berubah.
9. Kejujuran (honesty): Komitmen
untuk jujur dan tulus dengan orang
lain.
10. Kesabaran (patience): Mengakui
bahwa sebagian besar tujuan tidak
tercapai dalam semalam.
11. Tanggung jawab (responsibility):
Bertanggung jawab atas keputusan
dan tindakan Saudara; tidak
melewati tanggung jawab
Keterampilan 1. Keterampilan Bisnis: Memahami
(skills) cara membuat dan mengelola
bisnis.
2. Keterampilan Komunikasi:
Kemampuan untuk mendengarkan
dengan baik, menulis dengan baik,
dan berbicara dengan baik.
3. Keterampilan Komputer:
Kemampuan untuk menggunakan
alat teknologi secara efektif.
4. Keterampilan Pengambilan
Keputusan dan Pemecahan
Masalah: Mengetahui cara
menerapkan logika, informasi, dan
pengalaman masa lalu untuk
keputusan dan masalah baru.
5. Keterampilan Matematika:
Menggunakan matematika untuk
membuat anggaran, menyimpan
catatan yang akurat, dan
menganalisis laporan keuangan.
6. Keterampilan Organisasi:
Kemampuan menjaga tugas dan
informasi agar tetap teratur;
kemampuan merencanakan dengan
baik dan mengatur waktu Saudara
7. Keterampilan Orang:
Kemampuan untuk membujuk dan
memotivasi orang; mengetahui
bagaimana menjadi pemimpin dan
bekerja dalam tim.
8. Keterampilan finansial:
kemampuan untuk memperoleh,
memanfaatkan, mengantisipasi
resiko dalam hal keuangan dan
neraca pemasukan dan pengeluaran
secara efektif dan efisien
Kesadaran Memanfaatkan lingkungan
komunitas masyarakat dan atau pemangku
(Networking) kepentingan lainnya dalam membantu
memperbaiki situasi RA
Pendidikan Meningkatkan pengetahuan,
(Education) wawasan, baik formal maupun non-
formal dalam memberi wacana
peluang dan solusi dalam
permasalahan pendidikan di lembaga
RA
Hubungan Menjalin silaturrahmi, membangun
(Relationship) kepercayaan, bertukar pengalaman,
memiliki mentor yang membimbing,
memberi nasihat atau memberi
masukan dalam mencapai tujuan
lembaga RA
Visi – Misi Menetapkan (kembali) “gambaran”
(Goals) yang diinginkan di masa depan bagi
lembaga RA

Selanjutnya, kepala RA harus mampu mengidentifikasi potensi lembaga


RA, yaitu kemampuan dalam mengembangkan diri lebih baik dengan menerapkan
jiwa kewirausahaan. Untuk itu, kepala RA juga harus memahami kultur lembaga
RA, di mana terdapat pola nilai, norma, sikap, kebiasaan yang terbentuk selama
perjalanan berdirinya lembaga. Lingkup potensi RA diperoleh dari
1) Pendidik dan tenaga kependidikan
2) Anak usia dini RA
3) Orang tua/wali dan masyarakat
4) Sarana dan prasarana
5) Pembiayaan 
6) Termasuk Pemanfaatan teknologi dan informasi untuk kemajuan lembaga.
Studi Kasus:
RA Bina Anak Bangsa mempunyai jumlah guru cukup, kualifikasi S1
linier 2 orang, D1: 3 orang dan SMA 3 orang. Terdapat beberapa guru berusia
antara 45-50 Tahun yang kinerjanya rendah dan kurang kreatif. Hasil lulusan tiga
tahun terakhir tidak banyak yang melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Favorit.
Jumlah rombel 4 kelas, dengan jumlah siswa 75 anak. Sebenarnya banyak anak
yang berpotensi, namun tiga tahun terakhir lomba tingkat kabupaten tidak pernah
juara baik lomba bidang akademik maupun bidang nonakademik. Orang tua siswa
status sosial ekonomi menengah ke atas tetapi jarang terlibat dalam kegiatan di
sekolah.
Berdasarkan data tersebut di atas:
1. Lakukan identifikasi potensi sekolah
2. Dari hasil identifikasi yang telah Saudara lakukan, dengan jiwa
kewirausahaan Saudara, rencana pengembangan apa saja yang dapat
dilakukan pada setiap komponen
Potensi Komponen Langkah-langkah
No Hasil Identifikasi
Sekolah pengembangan
Kualifikasi
1 Pendidik Usia
Kinerja
Peserta Jumlah
2
didik Potensi
Orang Status sosial
3
tua/wali ekonomi
partisipasi

 Latihan:
Setelah Saudara melakukan identifikasi potensi RA berdasarkan studi
kasus, selanjutnya buatlah suatu rancangan pengembangan kegiatan di RA
Saudara berdasarkan kondisi di sekolah menggunakan format SWOT
analysis yang disediakan. Lakukan analisis kondisi RA dan tentukan jenis
kegiatan yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil analisis tersebut.
Selanjutnya, tentukan indikator keberhasilan, sasaran, target dan waktu
pencapaian target serta sumber daya yang akan dilibatkan dalam tabel
berikut.
 
Jenis Sumber
Kegiatan Indikator Waktu daya
N Poten Kondi Sasar Targ
yang dapat keberhasil pencapai yang
o si RA si RA an et
dikembangk an an target dilibatk
an an
B. Membangun Kemitraan di Raudhatul Athfal
Kemitraan bisa dimaknai sebagai teman, sahabat, kawan kerja. Kemitraan
adalah hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk
berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
Kemitraan dalam konteks hubungan resiprokal antara RA, keluarga dan
masyarakat, kemitraan lebih menunjukkan perilaku hubungan yang bersifat erat
antara dua pihak atau lebih di mana masing-masing pihak saling membantu untuk
mencapai tujuan bersama.
Manfaat yang dapat diperoleh dari program kemitraan RA dengan lembaga
RA atau lembaga lain, di antaranya:
a. Mendapatkan informasi terkini, misalnya tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna mengantisipasi perubahan yang terjadi akibat
perkembangan tersebut, atau tentang kebutuhan jenis-jenis dan jumlah tenaga
kerja terampil yang diperlukan saat itu dan prediksi untuk masa mendatang.
b. Memperoleh bantuan peralatan, tenaga ahli, tenaga sukarela Melalui kemitraan
antar lembaga dapat mengetahui kebutuhan sekolah akan perlatan, bahan
pembelajaran, dan tenaga ahli.
c. Mendapat kesempatan berbagi pengalaman, seperti pengelolaan sekolah,
pengembangan kurikulum, pemberdayaan masyarakat, pelatihan kompetensi,
peningkatan sumber daya manusia, efisiensi penggunaan peralatan.
d. Melaksanakan proyek bersama, misalnya dalam pelatihan, mengembangkan
prototype peraga, dan pengembangan bakat siswa. Kemitraan ini
menguntungkan kedua belah pihak.
e. Mendapatkan atau pemberian beasiswa kepada lulusan yang berprestasi atau
bagi pendidik yang memiliki performansi amat baik di tempat kerja.
f. Meningkatkan kreativitas pendidik untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas kerja.
Kemitraan sebagai kegiatan dalam meningkatan kualitas pendidikan di
sekolah mempunyai prinsip sebagai berikut:
1) Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan atau regulasi yang berlaku;
2) Partisipasi, Memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan pendapat, dan
dalam mengambil memutuskan.
3) Percaya, Saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina kerjasama.
4) Akseptasi Saling menerima dengan apa adanya dalam kesetaraan. Masing-
masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
5) Komunikatif  Masing-masing pihak harus mau dan mampu
mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat
dikoordinasikan dan disinergikan.
6) Partnership, Berdasarkan kesepakatan, tidak merendahkan satu dengan yang
lain, tetapi sama- masa bersinergi untuk meningkatkan mutu sekolah.
Kemitraan antar lembaga dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk, yaitu:
formal (resmi), informal (tidak resmi), formal dan informal, dan formal bilateral
atau multilateral.
Setiap langkah dalam program kemitraan dilakukan sesuai dengan tahapan
yang telah disepakati bersama. Kemitraan harus dilandasi niat baik dan moral serta
komitmen yang kuat. Prosedur pelaksanaan kemitraan antar lembaga secara umum
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Tahap 1 : pada tahap ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu proses analisis
kebutuhan, analisis partnership, perencanaan, dan presentasi.
Tahap 2 : tahap ini terdiri dari 3 bagian yaitu proses persetujuan,
perundingan, dan penandatanganan MoU
Tahap 3 : tahap ini terdiri dari 3 bagian yaitu proses pelaksanaan kerjasama,
pelaporan, monitoring dan evaluasi
Latihan :
Beberapa Program Kemitraan sekolah seperti:
·        menerima siswa belajar di lingkungan masyarakat,
·        meminjamkan alat praktik sekolah,
·        menyediakan sarana belajar sekolah,
·        bersedia menjadi donatur untuk pengembangan sekolah,
·        mengajukan usul untuk perbaikan pendidikan,
·        menjadi partner dalam mengembangkan sekolah,
·        kontribusi masyarakat,
·        partisipasi masyarakat dalam pembelajaran,
·        upaya pemberdayaan masyarakat,
·        dan sebagainya.
Pilihlah satu program di atas, kemudian buatlah draf naskah
kerjasama (MoU) program kemitraan sekolah yang meliputi komponen-komponen
sebagai berikut:

1.    Identitas kerja sama

2.    Program kerja sama


3.    Latar belakang kerjasama

4.    Maksud dan tujuan kerja sama

5.    Tempat dan waktu kerja sama

6.    Lingkup kerjasama

7.    Pasal-pasal perjanjian kerja


sama

8.    Tanggung jawab dan kewajiban

9.    Prosedur kerja sama

10. Prosedur penyelesaian masalah

11. Ketentuan lain

12. Tanda tangan kedua belah pihak

Anda mungkin juga menyukai