Anda di halaman 1dari 95

PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MA AZKIYA AL – ISLAMI


(Penelitian Terhadap Siswa Di MA Azkiya Al - Islami)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
STIT At-Taqwa Ciparay Bandung

Oleh:
Siti Napisah
19122251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA
CIPARAY BANDUNG
2023
MOTTO

“PENGETAHUAN YANG BAIK ADALAH YANG MEMBERIKAN

MANFAAT, BUKAN HANYA DIINGAT”.

ِ ِ َ َ‫وِإ َذا سَأل‬


ٌ ‫ك عبَادى َعنِّى فَِإ نِّى قَ ِر‬
‫يب‬ َ َ

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku,

maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat……”

(Qs. Al Baqarah [2] : 186)

PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala

ketulusan serta kerendahan hati, ku persembahkan tanda bukti

tanggung jawabku dan cintaku serta kasih sayangku kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan kasih

sayang disepanjang hidupku dan memberikan do’a disetiap langkahku serta

meberikan arahan disetiap jalanku demi tercapainya cita-citaku. Tidak lupa pula

untuk Alm.Kakek dan Nenek yang selalu memberi semangat dan selalu

mendukung cucunya untuk terus maju hingga tercapainya cita-cita


LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MA AZKIYA AL – ISLAMI
(Penelitian Terhadap Siswa Di MA Azkiya Al - Islami)

Oleh:
Siti Napisah

19122251

MENYETUJUI :

Pembimbing I Pembimbing II

Imas Masruroh Imtihanah, S.Pd.I, M.M …………………………….


NIDN: 2122048501

MENGETAHUI,
Ketua Prodi PAI,

Imas Masruroh Imtihanah, S.Pd.I, M.M


NIDN: 2122048501
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul: PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MA AZKIYA AL-ISLAMI
dinyatakan Sah dan telah disidangkan dalam sidang Munaqosah Program Studi
Pendidikan Agama Islam STIT At-Taqwa Ciparay Bandung Pada
Tanggal…………………… Bulan…..…………… Tahun……………….…. Oleh

MENYETUJUI :

Penguji I, Penguji II,

……………………………. ………………………

Ketua Majelis, Sekretaris Majelis,

……………………….. ……………………………

MENGETAHUI,
Ketua STIT At – Taqwa Ciparay Bandung,

Dr. H. Neni Nurlaela, Lc, M.Ag


NIDN : 2024127602

PEDOMAN TRANSLITERASI
Padanan Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
‫ا‬ Tidak dilambangkan
‫ب‬ B Be
‫ت‬ T Te
‫ث‬ Ts te dan es
‫ج‬ J Je
‫ح‬ H h dengan garis bawah
‫خ‬ Kh ka dan ha
‫د‬ D De
‫ذ‬ Dz de dan zet
‫ر‬ R Er
‫ز‬ Z Zet
‫س‬ S Es
‫ش‬ Sy es dan ye
‫ص‬ S es dengan garis bawah
‫ض‬ ḏ de dengan garis bawah
‫ط‬ ṯ te dengan garis bawah
‫ظ‬ Z zet dengan garis bawah
‫ع‬ ‘ koma terbalik di atas hadap kanan
‫غ‬ Gh ge dan ha
‫ف‬ F Ef
‫ق‬ Q Ki
‫ك‬ K Ka
‫ل‬ L El
‫م‬ M Em
‫ن‬ N En
‫و‬ W We
‫ه‬ H Wa
‫ء‬ ‘ Apostrof
‫ي‬ Y Ye

ABSTRAK
Siti Napisah: Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Di MA Azkiya Al-Islami

Penelitian ini difokuskan pada fenomena yang terjadi di MA Azkiya Al-


Islami Berdasarkan studi pendahuluan, diperoleh informasi bahwa peserta didik
khususnya didapatkan sebagian peserta didik bermasalah dalam hal Motivasi
Belajar. Berangkat dari permasalah tersebut maka penulis tertarik meneliti
Bagaimana Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kondisi ekonomi orang tua adalah kondisi ekonomi keluarga yang ditinjau
dari status atau kedudukan perekonomian keluarga baik dari segi penghasilan
mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan keluarga dari individu
yang bersangkutan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Realita Kondisi
Ekonomi Orang Tua Siswa di MA Azkiya Al-Islami (2) Realita Motivasi Belajar
Siswa di MA Azkiya Al-Islami, dan (3) Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al-Islami. Hipotesis yang
diajukan adalah “Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Di MA Azkiya Al-Islami”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara penyebaran
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh di MA Azkiya Al-Islami. Dengan menggunakan
Teknik sampling nonprobalitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Realitas Kondisi Ekonomi Orang
Tua Siswa di MA Azkiya Al-Islami kategori Tinggi, (2) Realitas Motivasi Belajar
Siswa Kelas di Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami termasuk ke dalam kategori
Baik, (3) Dalam penelitian ini ditemukan 28,5 % Motivasi Belajar Siswa
dipengaruhi oleh Kondisi Ekonomi Orang Tua dan sisanya 71,5% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat, hidayah serta karuniannya yang diberikan kepada penulis dan sampai
saat ini masih diberikan kesempatan, kekuatan, kesehatan, sehingga dalam
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu keislaman,
sehingga dapat menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Alhamdulillah dengan ketekunan selama ini skripsi dengan judul “Pengaruh
Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA
Azkiya Al-Islami”, dapat terselesaikan dan merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi penulis. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang terkadang dalam proses penulisan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dorongan dan bimbingannya kepada penulis. diantaranya:
1. Kepada Allah Swt yang selalu memberi kemudahan kepada penulis.
2. Kepada Bapak/Ibu sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk pengembangan
pemikiran penulis dan senantiasa memberikan arahan dan nasehat demi
terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
3. Kepada para Dosen STIT At – Taqwa Ciparay dan Jajarannya yang telah
mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis
dengan penuh kesungguhan serta penuh kesabaran.
4. Para pimpinan beserta staff perpustakaan yang telah berkenan memimjamkan
buku-buku dan literatur lainnya yang di butuhkan penulis, yaitu Perpustakaan
Kampus STIT At-Taqwa Ciparay Bandung.

i
5. Kepala Sekolah, Guru dan Siswa-siswi Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami
yang tidak bosan bosannya dimintai keterangan terkait dengan judul skripsi
yang diambil oleh peneliti, serta sudah berseedia membantu dan mendukung
dalam penelitian.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian
skripsi ini, yang tidak bisa disebut satu persatu.
Akhirnya skripsi ini di persembahkan kepada almamater dan seluruh Civitas
akademika STIT At-Taqwa Ciparay, semoga menjadi setitik sumbangan bagi
perkembangan ilmu yang amat luas.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis demi
kesempurnaan penulisan berikutnya. Dan akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Ciparay, Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
D. Kegunaan Penelitian................................................................................7
E. Kerangka Pemikiran................................................................................8
F. Hipotesis................................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................12
A. Penelitian Terdahulu.............................................................................12
B. Kondisi Ekonomi Orang Tua................................................................15
1. Pengertian Kondisi Ekonomi.............................................................15
2. Pengertian Orang Tua........................................................................16
3. Fungsi Orang Tua..............................................................................19
4. Pengertian Kondisi Ekonomi Orang Tua..........................................20
5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Ekonomi Orang Tua22
C. Motivasi Belajar....................................................................................24
1. Pengertian Motivasi Belajar..............................................................24
2. Jenis – Jenis Motivasi........................................................................29
3. Fungsi Motivasi Belajar....................................................................33
4. Teori Motivasi Belajar.......................................................................35
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar.............................................37
6. Indikator Motivasi Belajar.................................................................40

iv
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................43
A. Pendekatan dan Metode Penelitian.......................................................43
1. Pendekatan Penelitian........................................................................43
2. Metode Penelitian..............................................................................43
B. Populasi dan Sampel.............................................................................44
1. Populasi.............................................................................................44
2. Sampel...............................................................................................44
C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................45
D. Instrumen Penelitian..............................................................................48
1. Rancangan Kisi-Kisi Angket.............................................................48
E. Prosedur Penelitian................................................................................50
F. Teknik Pengujian Data...........................................................................51
1. Uji Validitas.......................................................................................51
2. Uji Reliabilitas...................................................................................51
3. Uji Asumsi........................................................................................52
G. Teknik Analisis Data.............................................................................53
1. Analisis Kolerasi...............................................................................53
2. Analisis Regresi.................................................................................53
3. Uji Hipotesis......................................................................................54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................55
A. Hasil Penelitian.....................................................................................55
B. Temuan Penelitian.................................................................................59
C. Pengujian Instrumen Penelitian.............................................................63
BAB V PENUTUP.................................................................................................73
A. Simpulan...............................................................................................73
B. Saran......................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi Kisi Instrumen Kondisi Ekonomi Orang Tua ……………………


49
Tabel 3. 2 Kisi Kisi Instrumen Motivasi Belajar
Siswa…………………………..49

Tabel 4. 1 Daftar Guru, Wali Kelas Dan Staff TU Di Madrasah Aliyah Azkiya Al
Islami Tahun Pelajaran 2021/2022........................................................................57
Tabel 4. 2 Daftar Wali Kelas Di MA Azkiya Al-Islami........................................58
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami Tahun Pelajaran
2021/2022...............................................................................................................58
Tabel 4. 4 Sarana Dan Prasarana Di MA Azkiya Al-Islami..................................58
Tabel 4. 5 Data Variabel Y (Y)………………………………………………… 58
Tabel 4. 6 Analisa Deskripsi Keseluruhan Motivasi Belajar Siswa......................62
Tabel 4. 7 Hasil Analisa Uji Validitas Di Spss 25.0..............................................63
Tabel 4. 8 Hasil Spss Uji Reliabilitas....................................................................64
Tabel 4. 9 Hasil Output Annova Table / Uji Linearitas.........................................67
Tabel 4. 10 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai R............................................69
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Korelasi.......................................................................69
Tabel 4. 12 Hasil Output ( Model Summary ).......................................................70
Tabel 4. 13 Hasil Output ( Coefficients )...............................................................70

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran________________________________10

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Histogram_____________________________65


Gambar 4. 3 Hasil Uji Normalitas Probability Plot________________________66

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan modal sosial yang strategi

dan realistis dalam pembangunan. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan

pembangunan tidak hanya dilihat dari segi ekonomi dan banyaknya material

yang dimiliki, melainkan lebih ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM). Oleh karena itu, Indonesia memberikan perhatian yang serius

terhadap pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai jenjang perguruan

tinggi, baik sekolah negeri maupun swasta, formal maupun informal. Semua

itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusianya, sehingga mampu mengikuti pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dapat duduk sejajar dengan bangsa lain yang

sudah maju (Santi, 2009).

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 27 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


otak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bagi manusia, pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas

hidup, memperbesar pemenuhan diri dari kebodohan, kemiskinan, dan

keterbelakangan. Melalui pendidikan pula manusia dapat membuka tabir

1
2

kehidupan, sekaligus menempatkan dirinya sebagai subyek perubahan dari

kultural maupun struktural. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

sesungguhnya pendidikan merupakan proses belajar yang tidak terbatas

waktunya dan merupakan usaha untuk pencapaian kepuasan diri, harga diri

serta aktualisasi diri (Santi, 2009).

Pendidikan juga merupakan suatu proses belajar mengajar yang

didalamnya terdapat interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta

didik dengan peserta didik, dimana dalam interaksi tersebut diharapkan

peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya maupun pemikirannya.

Pendidikan itu sendiri dapat diperoleh melalui tiga jalur yaitu jalur pendidikan

formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Maka dari itu

pendidikan dapat didapatkan dari berbagai sumber diantaranya dengan belajar

sendiri, dari lingkungan, dari pendidik, maupun dari orang tua (Yusuf, 2019).

Sebelum anak menimba ilmu di lembaga pendidikan, yang

memberikannya pendidikan awal yaitu orang tua. Orang tua merupakan

pendidik yang paling pertama dan utama bagi seorang anak. Sejak awal

kelahiran seseorang sudah dibekali ilmu pengetahuan oleh orang tuanya.

Orang tua yang baik akan mengajarkan anaknya hal- hal yang baik. Misalnya,

memberikan anak ilmu tentang hal baik yang harus dilakukan dan hal buruk

yang tidak boleh dilakukan sehingga perhatian orang tua sangat diperlukan

bagi peserta didik. Maka dari itu keluarga, sekolah dan lingkungan sangat

berpengaruh bagi perkembangan peserta didik (Yusuf, 2019).


3

Pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih

banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua

mereka sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang ekonomi rendah

kurang mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua

mereka karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Rejeki, 2012).

Selain itu, peserta didik yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih

dilengkapi fasilitas belajarnya oleh orang tua mereka seperti buku, laptop, dan

lain-lain dibandingkan peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi

rendah. Ini merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi motivasi

belajar peserta didik (Yusuf, 2019).

Keluarga merupakan lingkup terdekat untuk membesarkan,

mendewasakan, dan di dalamnnya mendapatkan pendidikan pertama kali.

Keluarga merupakan lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan anak

yang belum sekolah. Karena itu keluarga mempunyai peran yang penting

dalam perkembangan remaja. Di mana keluarga bertanggung jawab untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan sekolah anak, yang keadaan sosial

ekonominya yang tinggi tidak akan mengalami kesulitn dalam memenuhi

kebutuhan pendidikan anak, berbeda dengan ekonomi orang tuanya yang

rendah (Lestarini, 2019).

Motivasi berasal dari kata “motif”, Maka, motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
4

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan

(Sadirman, 2012).

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan

bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau menghilangkan

perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar

tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang (Sadirman, 2012).

Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap

prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang

sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi

belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal

karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar

yang telah diraih sebelumnya. Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam

setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Hamdu & Agustina, 2011).

Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan

memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi

motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka

semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau

tujuan tertentu (Hamdu & Agustina, 2011).


5

Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004) menyebutkan bahwa

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar

sebaik mungkin. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk membangkitkan

gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik.

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Mohamad,

2011).

Mengenai motivasi belajar dan nilai nilai motivasi belajar di dalam Al

Qur’an pun sudah dijelaskan sebagaimana terkandung dalam QS. Ar – Rad

Ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:

ٍ
ٰ ‫ات ِم ْن َب ْي ِن يَ َديْ ِه َو ِم ْن َخل ِْف ِه يَ ْح َفظُونَهُ ِم ْن َْأم ِر اللَّ ِه ۗ ِإ َّن اللَّهَ اَل ُيغَِّي ُر َما بَِق ْوم َحت‬
‫َّى‬ ٌ َ‫لَهُ ُم َع ِّقب‬
‫وءا فَاَل َم َر َّد لَهُ ۚ َو َما ل َُه ْم ِم ْن ُدونِِه ِم ْن َوال‬ ٍ ِ
ً ‫اد اللَّهُ ب َق ْوم ُس‬ َ ‫ُيغَِّي ُروا َما بَِأْن ُف ِس ِه ْم ۗ َوِإذَا ََأر‬
Artinya:
“Baginya (Manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka taka da yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain dia” (Islam, 2022).
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang

dan semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi kuat akan

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Yusuf, 2019).


6

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di MA Azkiya Al –

Islam Ciparay, terkait dengan kondisi ekonomi orang tua peserta didik dapat

dilihat ketika peserta didik ke sekolah. Ada peserta didik yang berangkat ke

sekolah dengan menggunakan mobil, ada yang mengunakan motor, ada yang

menggunakan angkutan umum, serta ada yang diantar oleh orang tua atau

berboncengan dengan teman.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa kondisi ekonomi orang tua peserta

didik di MA Azkiya Al – Islam Ciparay berbeda-beda. Sedangkan mengenai

motivasi belajar peserta didik, ada beberapa peserta didik yang keluar kelas

dan pergi ke kantin pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada pula

beberapa peserta didik yang sibuk dengan kegiatannya sendiri ataupun

berbicara dengan teman sebangku ketika guru sedang menjelaskan.

Dari fenomena tersebut, penting untuk diteliti lebih jauh mengenai

Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di

Ma Azkiya Al – Islami. Menjadi perhatian yang cukup menarik bahwa

ditemukan beberapa siswa mencerminkan motivasi belajar yang kurang, di

lingkungan sekolah yang merupakan lembaga pendidikan.

Sehubungan dengan hasil pra penelitian di atas, maka timbulah sebuah

permasalahan yang penulis temui dan sangat menarik untuk di teliti dan

dibahas. Oleh sebab itu mengingat pentingnya permasalahan ini, maka penulis

perlu menelitinya lebih lanjut dalam suatu penelitian yang berjudul

“PENGARUH KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MA AZKIYA AL – ISLAMI”.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa di MA Azkiya Al-Islami?

2. Bagaimana Tingkat Motivasi Belajar Siswa di MA Azkiya Al-Islami?

3. Bagaimana Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Di MA Azkiya Al-Islami?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian nya adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa di MA Azkiya Al-

Islami

2. Untuk Mengetahui Tingkat Motivasi Belajar Siswa di MA Azkiya Al-

Islami

3. Untuk Mengetahu Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al-Islami

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat yang bersifat teoritis

maupun praktis, manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai sumbangsih pemikiran dalam pengembangan Ilmu

Pengetahuan khususnya di bidang pendidikan di STIT At – Taqwa

Ciparay Bandung.
8

b. Untuk peneliti sebagai tugas akhir syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam.

c. Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada

penelitian sejenis untuk masa mendatang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh

penulis selama dibangku perkuliahan dan menambah ilmu

pengetahuan serta pengalaman mengenai kajian ini guna

mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja, melalui pengolahan

data dalam penelitian ini.

b. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan

menjadi bahan masukan yang dapat digunakan dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar siswa.

E. Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui pengertian kondisi ekonomi, terlebih dahulu akan

dikemukakan pengertian kondisi dan pengertian ekonomi. Kondisi adalah

kategori filosofis yang mengungkapkan hubungan objek dengan kejadian.

sekitar. Dalam hubungan ini, objek merupakan sesuatu yang dibatasi. Kondisi

merupakan lingkungan dan suasana. Dalam lingkungan dan suasana ini,

fenomena-fenomena atau proses muncul, hadir dan berkembang. Kondisi


9

adalah situasi atau keadaan yang ada pada diri individu baik itu di luar

maupun di dalam dirinya (Bikers, 2018).

Sedangkan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti

rumah tangga (house-hold) dan nomos yang berarti aturan, akidah atau

pengelolaan. Jadi, dalam arti sempit atau sederhana ekonomi dapat diartikan

sebagai kaidah- kaidah, aturan-aturan atau pengelolaan suatu rumah tangga

delia (Deliarnov, 2010).

Ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan

orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya. Ekonomi dapat

diartikan berbagai hal yang menyangkut kebutuhan manusia, kebutuhan

manusia yang tidak terbatas berkaitan erat dengan kondisi ekonomi di sebuah

keluarga (Rejeki, 2012).

Kondisi ekonomi orang tua adalah kondisi ekonomi keluarga yang ditinjau

dari status atau kedudukan perekonomian keluarga baik dari segi penghasilan

mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan keluarga dari

individu yang bersangkutan. Kondisi ekonomi ini dapat diukur dengan

mengetahui tingkat pendidikan, pekerjaan/profesi, pendapatan, pengeluaran

dan fasilitas yang dimiliki oleh orang tua (Soekanto, 2002).

Adapun Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang

terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut (Oemar Hamalik,

2011), motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.


10

Sedangkan menurut Sardiman dalam kegiatan belajar motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2012).

Hamzah B. Uno (2011: 23) menyebutkan indikator motivasi belajar yang

berbeda, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan atau cita-cita masa depan.

d.
Kondisi Ekonomi Motivasi Belajar Siswa
Orang Tua (Variabel Y)
(Variabel X)

Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran


11

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian ini telah dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan. Jadi Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai Jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric

(Sugiyono, 2017). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis Kerja (Ha) : Ada Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al – Islami

b. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak Ada Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al – Islami

Berdasarkan hipotesis di atas, bila tidak terdapat hubungan dan kontribusi

yang positif dan signifikan, maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Begitu pula

sebaliknya bila terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan,

maka Ha diterima dan Ho ditolak.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung penelitian ini, peneliti berusaha semaksimal mungkin

melakukan penelitian pustaka, berupa karya terdahulu yang ada relevansinya

dengan topik yang diteliti. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian penulis antara lain sebagai berikut :

1. “Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Di Sma Negeri 4 Sidenreng

Rappang“ (Skripsi Yusliani Yusuf, 2019).

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kondisi ekonomi orang

tua terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik di

SMA Negeri 4 Sidenreng Rappang. Jenis penelitian ini adalah field

research dengan desain kuantitatif asosiatif. Adapun teknik pengumpulan

data yaitu angket dan dokumentasi dengan teknik analisis deskriptif dan

inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi ekonomi orang tua

peserta didik di SMA Negeri 4 Sidenreng Rappang termasuk kategori

kurang baik dengan angka presentasi yaitu 59.3%. (2) Motivasi belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik termasuk kategori cukup dengan

12
13

angka presentasi yaitu 63.4%. (3) Terdapat hubungan yang signifikan

antara kondisi ekonomi orang tua tehadap motivasi belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik di SMA Negeri 4 Sidenreng Rappang

berdasarkan perbandingan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 0.827 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.213 pada taraf

signifikan 5%. (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi

ekonomi orang tua tehadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam

peserta didik di SMA Negeri 4 Sidenreng Rappang berdasarkan nilai R

Square atau r2 (koefisien determinasi) = 0.8272. = 0.684 x 100% = 68.4%.

Hal ini berarti bahwa kondisi ekonomi orang tua memberi kontribusi

positif terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik di

SMA Negeri 4 Sidenreng Rappang sebesar 68.4 %, sedangkan 31.6%

motivasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik di SMA Negeri 4

Sidenreng Rappang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh

peneliti.

2. “Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya

Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa “ (Skripsi Sri Rezeki, 2012).

Berdasarkan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara kondisi ekonomi keluarga, motivasi

belajar, dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa. Hubungan penelitian

yang akan diteliti oleh penulis dengan yang diteliti oleh Sri Rejeki

memiliki persamaan pada variabel bebas yakni pengaruh kondisi ekonomi

keluarga dan bedanya yaitu variabel bebas yang di teliti oleh Sri Rejeki

selain kondisi ekonomi keluarga juga meneliti motivasi belajar dan gaya
14

belajar sedangkan yang dibahas calon peneliti hanya berfokus pada kondisi

ekonomi orang tua. Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada variabel

terikat yaitu hasil belajar sedangkan yang dibahas calon peneliti yaitu

motivasi belajar.

3. “Pengaruh Strategi Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Al-Wasilah Lemo Di Desa

Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar” (Skripsi

Muflihah 2017).

Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi mengajar

guru pendidikan agama Islam mempunyai mengaruh yang sangat

signifikan terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs Al-

Wasilah Lemo. Hal ini berdasarkan pada uji signifikansi dan interpretasi

korelasi produk moment dengan menunjukkan perolehan nilai thitung >

ttabel yaitu thitung = 331,503 > ttabel = 1,980.46 Hubungan penelitian

yang diteliti oleh penulis dengan yang diteliti oleh Muflihah yakni

memiliki persamaan pada variabel terikat yakni motivasi belajar peserta

didik, sedangkan perbedaannya terletak pada veriabel bebas yakni strategi

mengajar guru pendidikan agama Islam, sedangkan yang dibahas calon

peneliti yaitu kondisi ekonomi orang tua

Dari Ketiga Penelitian terdahulu diatas sangat berbeda dengan

penelitian ini baik dalam hal latar belakang, waktu dan tempat

pelaksanaan. Namun, ada juga beberapa tiitk persamaan dengan demikian

judul yang diangkat oleh peneliti yaitu dalam rangka melengkapi judul
15

judul yang telah ada dengan melakukan penelitian di MA Azkiya Al

Islami

B. Kondisi Ekonomi Orang Tua

1. Pengertian Kondisi Ekonomi

Untuk mengetahui pengertian kondisi ekonomi, terlebih dahulu akan

dikemukakan pengertian kondisi dan pengertian ekonomi. Kondisi adalah

kategori filosofis yang mengungkapkan hubungan objek dengan kejadian.

sekitar. Dalam hubungan ini, objek merupakan sesuatu yang dibatasi.

Kondisi merupakan lingkungan dan suasana. Dalam lingkungan dan

suasana ini, fenomena-fenomena atau proses muncul, hadir dan

berkembang. Kondisi adalah situasi atau keadaan yang ada pada diri

individu baik itu di luar maupun di dalam dirinya (Bikers, 2018)

Sedangkan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang

berarti rumah tangga (house-hold) dan nomos yang berarti aturan, akidah

atau pengelolaan. Jadi, dalam arti sempit atau sederhana ekonomi dapat

diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan atau pengelolaan suatu

rumah tangga (Deliarnov, 2010, p. 2).

Ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan

orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya. Ekonomi dapat

diartikan berbagai hal yang menyangkut kebutuhan manusia, kebutuhan

manusia yang tidak terbatas berkaitan erat dengan kondisi ekonomi di

sebuah keluarga (Rejeki, 2018, p. 2).


16

Beberapa pendapat para ahli mengenai definisi ekonomi, yaitu:

a. Paul A. Samuelson mendefinisikan ekonomi sebagai kajian masyarakat

menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi hal-hal

berharga dan mendistribusikannya kepada masyarakat luas.

b. Alfred Marshall dalam bukunya Principles of Economics seperti

dikutip oleh Mubyarti mendefinisikan ekonomi sebagai suatu studi

tentang manusia dalam kehidupannya sehari-hari yang mempelajari

tindakan individu atau kelompok yang berkaitan erat dengan

pencapaian dan pemenuhan alat kebutuhan materi bagi

kesejahteraannya.

c. Menurut Dominic Salvatore dan Eugene A. Diulio ekonomi adalah

ilmu sosial yang mempelajari individu-individu dan organisasi yang

terlibat dalam produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa

(Firmansyah, 2014, p. 3).

Jadi, berdasarkan beberapa pengertian kondisi dan pengertian ekonomi

di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi adalah keadaan atau

kedudukan seseorang yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan dan jabatan dalam organisasi. Atau dapat

juga dikatakan bahwa kondisi ekonomi adalah suatu kedudukan secara

rasional yang menetapkan seseorang berada pada posisi tertentu dalam

masyarakat.
17

2. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah pendidik dalam keluarga. Orang tua merupakan

pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Dari merekalah anak

mula-mula menerima pendidikan. Oleh karena itu, bentuk pertama dari

pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

Pada hakikatnya orang tua dan anak itu bersatu. Mereka satu dalam

jiwa, terpisah dalam raga. Raga mereka boleh terpisah, tetapi jiwa mereka

tetap bersatu sebagai” Dwi Tunggal” yang kokoh bersatu. Rasa cinta dan

kasih sayang yang diberikan Allah kepada orang tua secara psikologis

mampu membuat orang tua bersabar dalam memelihara, mengasuh,

mendidik anak serta memperhatikan segala kemaslahatannya. Barangkali

itulah sebabnya Al-Qur’an melukiskan arti anak bagi orang tua dengan

ungkapan-ungkapan seperti “perhiasan dunia” (al-Kahfi:46) dan

“penyenang hati”(alFurqan:74).

Pentingnya pendidikan dalam keluarga karena Allah

SWT.memerintahkan agar orang tua memelihara dirinya dan keluarganya

agar selamat dari api neraka. Perintah yang antisipatif ini tertuang dalam

salah satu firman-Nya Q.S At – Tahrim : 6 yang berbunyi :

ِ ‫ود َها النَّاس وال‬


ُ‫ْح َج َارة‬ َ ُ ُ ُ‫آمنُوا قُوا َأْن ُف َس ُك ْم َو َْأهلِي ُك ْم نَ ًارا َوق‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬
‫صو َن اللَّهَ َما ََأم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُو َن َما ُيْؤ َم ُرو َن‬ ِ ٌ ‫َعلَيها ماَل ِئ َكةٌ ِغاَل‬
ُ ‫ظ ش َدا ٌد اَل َي ْع‬ َ َْ

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
18

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu


mengerjakan apa yang diperintahkan” (KEMENAG, 2022).

Tampaknya pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam

menunjang keberhasilan pendidikan selanjutnya. Karenanya tugas dan

tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak tidak ringan. Lebih-lebih

dalam konteks pendidikan Islam ke depan. Sekurang – kurangnya beban

tanggung jawab pendidikan Islam yang dibebankan kepada orang tua

adalah sebagai berikut :

a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dan tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

b. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

c. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.

Orang tua yang baik adalah ayah-ibu yang pandai menjadi sahabat

sekaligus sebagai teladan bagi anaknya sendiri. Karena sikap bersahabat

dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwanya.

Sebagai sahabat, tentu saja orang tua harus menyediakan waktu untuk

anak. Dalam keluarga, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik

anak. Mendidik anak berarti mempersiapkan anak untuk menghadapi

kehidupan di masa yang akan datang.


19

Dalam hal pendidikan anak ini, sarab dari Faramarz patut untuk

diperhatikan. Dia mengatakan bahwa orang tua yang mempersiapkan

anakanak untuk kehidupan yang akan datang harus mengajarkan kepada

mereka bagaimana mengembangkan sikap yang menarik sebagai cara

hidup. Memberikan nasihat kepada anak mesti dilakukan jika dalam sikap

dan perilakunya terdapat gejala yang kurang baik bagi perkembangannya.

Pemberian nasihat perlu waktu yang tepat dan dengan sikap yang

bijaksana, jauh dari kekerasan dan kebencian.

3. Fungsi Orang Tua

Orang tua mempunyai fungsi yang penting. Diantara fungsi-fungsi

tersebut antara lain:

a. Fungsi Religius

Artinya orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama.

Orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga harus terlebih dahulu

menciptakan suasana yang religius dalam keluarga itu agar dapat

dihayati oleh seluruh anggotanya.

b. Fungsi Edukatif Keluarga

Ini merupakan salah satu hal yang harus dipikul oleh orang tua.

Sebagai salah satu unsur pendidikan, keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama bagi anak.

c. Fungsi Protektif
20

Yaitu memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan

dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-

perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi

perbuatan anak dalam hal tertentu, serta mengajak kerja sama dan

saling membantu.

d. Fungsi Sosialisasi

Suatu fungsi dan peran orang tua dalam mendidik anaknya tidak

hanya mencakup pengembangan pribadi tetapi meliputi pula

mempersiapkan menjadi anggota masyarakat yang baik. Melaksanakan

fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai

penghubung anak dengan kehidupan sosial.

e. Fungsi Ekonomis

Yaitu meliputi pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya.

Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi pula harapan orang tua

akan masa depan anaknya dan harapan anak itu sendiri. Maka dari itu

orang tua harus berusaha untuk meningkatkan ekonomi keluarganya

agar apa yang diharapkan untuk masa depan anaknya bisa terwujud

(Arfiani, 2013, pp. 9–10).

4. Pengertian Kondisi Ekonomi Orang Tua

Kondisi adalah pernyataan, keadaan atau sesuatu pernyataan yang

dapat dilihat atau dirasakan dan diukur oleh indera manusia. Kondisi yang
21

dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu keadaan ekonomi orang tua,

sedangkan ekonomi menurut Poerwadarminto menjelaskan bahwa

ekonomi adalah urusan keuangan rumah tangga Berdasarkan pemaparan

diatas maka kondisi ekonomi adalah suatu keadaan ekonomi keluarga yang

bisa dirasakan atau diukur oleh indera manusia. Kondisi ekonomi setiap

orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya

tinggi, sedang, dan rendah.

Kondisi sosial ekonomi menurut Abdulsyani menjelaskan bahwa

kondisi sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam

kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan

yang dimiliki.

Bintarto dalam Oktama mengemukakan tentang pengertian kondisi

sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu

masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup,

dengan lima parameter yang dapat di gunakan untuk mengukur kondisi

sosial ekonomi masyarakat yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan dan tingkat pendapatan

Kondisi ekonomi orang tua adalah kondisi ekonomi keluarga yang

ditinjau dari status atau kedudukan perekonomian keluarga baik dari segi

penghasilan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan

keluarga dari individu yang bersangkutan. Kondisi ekonomi ini dapat

diukur dengan mengetahui tingkat pendidikan, pekerjaan/profesi,


22

pendapatan, pengeluaran dan fasilitas yang dimiliki oleh orang tua

(Soekanto, 2002, p. 38).

Kondisi ekonomi orang tua adalah suatu keadaan ekonomi orang tua

yang menyangkut perekonomian keluarga dalam masyarakat serta

usahanya menciptakan barang dan jasa demi terpenuhinya kebutuhan baik

kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani.

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Ekonomi Orang Tua

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan formal yang

berhasil dicapai oleh orang tua peserta didik, pendidikan yang

dimaksud adalah pendidikan tinggi atau pendidikan terakhir orang tua

b. Pekerjaan Atau Profesi

Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri

sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau

tidak.

c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan atau penghasilan orang tua yang dimaksud adalah

pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh orang tua peserta didik

yang dinyatakan dalam satuan rupiah baik dari pekerjaan pokok

maupun pekerjaan sampingan setiap bulan.

d. Pengeluaran

Pengeluaran adalah pembayaran atau uang yang dikeluarkan orang tua

untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan hidup.


23

e. Fasilitas Keluarga

Fasilitas keluarga merupakan kekayaan yang berupa harta benda yang

dimiliki oleh orang tua peserta didik. Harta yang dimaksud berupa

kendaraan dan alat elektronik, dan harta benda lainnya (Soekanto,

2002, pp. 38–40).

f. Tingkatan Kesejahteraan Keluarga

Tingkatan kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi lima

tahapan, yaitu:

1) Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat

memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi: makan

dua kali atau lebih sehari, memiliki pakaian yang berbeda untuk

aktivitas, dan bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

2) Keluarga Sejahtera I adalah keluarga yang karena alasan ekonomi

tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang

meliputi: paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging

atau ikan atau telur, setahun terakhir seluruh anggota keluarga

memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru.

3) Keluarga Sejahtera II adalah keluarga yang karena alasan ekonomi

tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang

meliputi: memiliki tabungan keluarga, makan bersama sambil

berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, rekreasi bersama


24

(6 bulan sekali), memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV dan

majalah, serta menggunakan sarana transportasi.

4) Keluarga Sejahtera III adalah keluarga yang sudah dapat

memenuhi beberapa indikator yang meliputi: memiliki tabungan

keluarga, makan bersama sambil berkomunikasi, mengikuti

kegiatan masyarakat, rekreasi bersama (6 bulan sekali),

memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV dan majalah, serta

menggunakan sarana transportasi. Tetapi belum dapat memenuhi

beberapa indikator yang meliputi: aktif memberikan sumbangan

material secara teratur dan aktif sebagai pengurus organisasi

kemasyarakatan.

5) Keluarga Sejahtera III Plus adalah keluarga yang sudah dapat

memenuhi seluruh indikator KS I, KS II, dan KS III (BKKBN,

2021, pp. 21–23).

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hasibuan “Motivasi sebagai dorongan atau daya penggerak

agar seseorang manusia bekerja keras dengan memberikan semua

kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi”.

Motivasi belajar merupakan sesuatu yang berada dari dalam diri individu

yang dapat ditunjukan melalui tingkah laku seseorang tersebut. Motivasi

berperan penting untuk mencapai suatu tujuan, yang harus dimiliki oleh

setiap individu karena suatu keinginan jika tidak didorong oleh motivasi
25

yang tinggi maka tidak akan berjalan dengan baik. Adanya motivasi

tersebut akan menjadikan seseorang lebih gigih dan lebih semangat lagi

dalam mencapai tujuan yang akan dicapainya.

Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya mengemukakan bahwa proses

pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat

penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan

oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya

motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan

segala kemampuannya (Sanjaya, 2010).

Dalam proses pembelajaran tradisional yang menggunakan pendekatan

ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru. Guru

seakan-akan memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya.

Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara

optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal.

Pandangan moderen tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi

sebagai salah satu aspek penting dalam membangkitkan motivasi belajar

siswa (Sanjaya, 2010).

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk merubah tingkah laku

ke arah yang lebih baik untuk mencapai tujuannya. Motivasi belajar dapat

timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan

dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan faktor

ektrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan

kegiatan belajar yang menarik (Nasrah dan Muafia, 2020).


26

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan

bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari

luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. (Emda, 2018).

Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar, bahwa

kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya

dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan juga oleh faktor-faktor

non intelektual lain yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil

belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk

memotivasi dirinya (Suharni & Purwanti, 2018).

Mengutip pendapat Daniel Goleman Kecerdasan Intelektual (IQ)

hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah

sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan

emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi

diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur

suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Suharni &

Purwanti, 2018).

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya

motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya

motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat

mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau
27

kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal (Suharni &

Purwanti, 2018).

Di dalam Al-Qur’an juga menunjukkan didalamnya sebagaimana

didalamnya terdapat nilai-nilai motivasi belajar yang ada pada surat Ar

Rad ayat 11 sebagimana berikut :

‫ات ِم ْن َب ْي ِن يَ َديْ ِه َو ِم ْن َخل ِْف ِه يَ ْح َفظُونَهُ ِم ْن َْأم ِر اللَّ ِه ۗ ِإ َّن اللَّهَ اَل‬
ٌ َ‫لَهُ ُم َع ِّقب‬
ٍ ِ ٍ
َ ‫َّى ُيغَِّي ُروا َما بَِأْن ُف ِس ِه ْم ۗ َوِإذَا ََأر‬
ً ‫اد اللَّهُ ب َق ْوم ُس‬
ُ‫وءا فَاَل َم َر َّد لَه‬ ٰ ‫ُيغَِّي ُر َما بَِق ْوم َحت‬

‫ۚ َو َما ل َُه ْم ِم ْن ُدونِِه ِم ْن َو ٍال‬


Artinya :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia“ (Islam, 2022).

Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan yang tumpang tindih,

contohnya adalah orang ingin makan bukan karena lapar tetapi karena ada

kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi

atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa kebutuhan tesebut tidak akan

muncul lagi untuk selamanya, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara

waktu saja.

Adapun Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang

terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut (Oemar

Hamalik motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang


28

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan (Hamalik, 2006).

Sedangkan menurut sadirman dalam kegiatan belajar motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman A.M, 2011).

Menurut Sudarwan mengemukakan bahwa motivasi diartikan sebagai

kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme

psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Motivasi merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

manusia. Al-Qur’an pun telah menjelaskan beberapa ayat mengenai

motivasi, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Insyirah dan surat Al-

Baqarah berikut :

‫فَِإ َّن َم َع ٱلْعُ ْس ِر يُ ْس ًرا ِإ َّن َم َع ٱلْعُ ْس ِر يُ ْس ًرا‬

Artinya :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiraah:
5-6) (Islam, 2022).

‫ف اللَّهُ َن ْف ًسا ِإاَّل ُو ْس َع َها‬


ُ ِّ‫ۚ اَل يُ َكل‬

Artinya :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya...” (QS. Al-Baqaraah: 286) (Islam, 2022).
29

Kata belajar menurut Arthur J. Gates dikutip oleh Purwa Atmaja

Prawira adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan

(learning is the modification of behavior through experience and training)

(Prawira, 2012).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi dapat diartikan

sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan.Kemauan baik yang

bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun

dari luar individu (motivasi ekstrinsik) (Suharni & Purwanti, 2018).

2. Jenis – Jenis Motivasi

Pendapat mengenai klarifikasi motivasi itu bermacam-macam.

Beberapa pendapat para ahli psikologi diantaranya adalah sebagai berikut.

Menutut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

Physiological Drive dan Social Motives. Physiological Drive ialah

dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan

sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan Social Motives ialah

dorongan-dorongan yang berhubungan dengan ornag lain, seperti estetis,

dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall, memasukkan

kebutuhan berkelompok, kebutuhan terhadap penghormatan, kebutuhan


30

akan sesuatu yang dicintai ke dalam social motives (Abdul Rahman

Shaleh, 2009). Menurut Sadirman mengatakan bahwa terdapat dua jenis

motivasi belajar yaitu:

a. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena ada perangsang dari luar (Sadirman, 2012).

Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luat. Contohnya

seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan

akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi

kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya tidak secara

langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu

(Rusdiansyah, 2019).

Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi orang kenapa adanya

perangsangan dari luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena

akan ujian (Abdul Rahman Shaleh, 2009). Hal-hal yang dapat

menimbulkan motivasi ekstrinsik, yang penting adalah:

1) Ganjaran-ganjaran, yang merupakan alat motivasi, yaitu alat yang

bisamenimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat menjadi

pendorong bagi anakuntuk belajar lebih baik

2) Hukuman-hukuman, biarpun merupakan alat pendidikan yang

tidak menyenangkan. Alat pendidikan yang bersifat negatif,

namun dapat juga dijadikan motivasi, alat pendorong untuk


31

mempergiat belajarnya murid. Murid yang pernah mendapatkan

hukuman, oleh karena kelalaian tidak mengerjakan tugas, maka ia

akan berusaha untuk tidak memperoleh hukuman lagi. Hal ini

berarti, bahwa ia didorong untuk selalu belajar

3) Persaingan atau kompetisi. Pesaingan sebenarnya adalah

berdasarkan kepada dorongan untuk kedudukan dan penghargaan.

Kebutuhan akan kedudukan dan penghargaan adalah merupakan

kebutuhan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan. Oleh karena itu, kompetisi dapat menjadi tenaga

pendorong yang sangat besar. Kompetisi dapat terjadi dengan

sendirinya, tetapi dapat pula diadakan secara sengaja oleh guru

(Rusdiansyah, 2019).

b. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau

berfunsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya

seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau

mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya

(Rusdiansyah, 2019).

Menurut Abdul Rahman Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang

berasal dari seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar, misalnya:

Orang yang gemar membaca, tidak perlu ada yang mendorong, ia akan
32

mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca (Abdul Rahman Shaleh,

2009).

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya dorongan dari luar, karena dalam

diri setiap individu, sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu

(Rusdiansyah, 2019).

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan

sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid

mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada pelajaran

yang diujikan itu (Rusdiansyah, 2019). Hal-hal yang dapat

menimbulkan motivasi instrinsik yang penting adalah :

1) Adanya kebutuhan. Disebabkan oleh adanya kebutuhan, maka hal

ini menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.

Misalnya saja, anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku

komik. Keinginan untuk mengetahui isi ceritacerita ini, dapat

menjadi pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.

Karena, apabila ia telah dapat membaca, maka dapat berarti bahwa

kebutuhannya ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku komik itu

telah bisa dipenuhi

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri. Dengan anak

mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri, dengan mengetahui

apakah ia ada kemajuan atau sebaliknya, ada kemunduran, maka


33

hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat

lagi

3) Adanya aspirasi atau cita-cita. Cita-cita yang menjadi tujuan dari

hidupnya,merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak,

pendorong bagi belajarnya. Disamping itu, cita-cita dari seorang

anak sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya. Anak yang

mempunyai tingkat kemampuan yang baik,umumnya mempunyai

cita-cita yang lebih realistis, jika dibandingkan dengan anak yang

mempunyai tingkat kemampuan yang kurang atau rendah

(Rusdiansyah, 2019).

Dari keterangan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa motivasi

merupakan motor penggerak seseorang dalam melakukan suatu

tindakan. Dalam proses belajar, motivasi harus ditumbuhkan dari

dalam diri seseorang maupun dari luar seseorang, jika motivasi sudah

tumbuh maka keinginan seseorang menjadi daya gerak seseorang

melakukan sesuatu, dan motivasi yang tinggi akan berdampak pada

tingginya semangat seseorang dalam belajar sehingga akan mencapai

tujuan dari motivasi itu sendiri (Rusdiansyah, 2019).

3. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Ketika siswa menemukan kesulitan dalam belajar, disitulah

tugas seorang guru agar dapat memotivasi siswa dengan memberikan

motivasi yang tepat untuk pelajaran tersebut.


34

Ketika siswa mendapatkan motivasi yang tepat maka pembelajaran

yang ia pelajari tersebut akan menghasilkan nilai yang baik. Hal ini juga

dapat meningkatkan prestasi pada siswa dan dapat menjadi bekal untuk

meraih prestasi-prestasi selanjutnya. Ketika siswa yang sudah termotivasi

akan tergugah untuk melakukan kegiatan atau pelajaran tersebut dengan

semangat.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi

belajar siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar

dalam mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi dalam proses pembelajaran

yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya yaitu:

a. Mendorong Siswa Untuk Beraktifitas

Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul

dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar kecilnya semangat

seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar kecilnya

motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai

yang baik karena siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.

b. Sebagai Pengarah

Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya

diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan (Sanjaya, 2010).

Dengan demikian Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan


35

menunjukkan hasil yang baik. Selanjutnya menurut Winarsih (2009)

ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu seseorang tersebut melakukan

kegiatan atau pekerjaanya sesuai dengan alur untuk mencapai suatu

tujuan yang ingin ia capai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni seseorang tersebut memilih dan memilah

apa yang harus dilakukan agar tercapainya tujuan (Winarsih, 2009).

Jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan

yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya. Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai

prestasi, karena seseorang melakukan usaha harus mendorong

keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk

menentukan apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang

hendak dicapainya (Emda, 2018).

4. Teori Motivasi Belajar

Secara umum, teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu teori

kandungan (content), yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan

sasaran tujuan, dan teori proses, yang banyak berkaitan dengan bagaimana
36

orang berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu

(Uno, 2011).

Salah seorang pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham

H. Maslow dikutip oleh Hamzah B, Uno. Teori motivasi ini lahir dan

berkembang di kalangan psikolog. Maslow mengemukakan bahwa

kebutuhan manusia itu terdapat suatu hierarki, maksudnya kebutuhan

manusia ada tingkatannya yaitu dari bawah ke atas (Sadirman, 2012).

Artinya jika seseorang telah mencapai kepuasan pada satu tingkat

kebutuhan tertentu, maka orang tersebut pasti ingin bergeser ke tingkat

yang lebih tinggi, Berikut adalah hierarki kebutuhan menurut Maslow :

a. Physicological Needs (Kebutuhan Fisiologis)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang harus dipuaskan

untuk dapat tetap hidup. Perwujudan paling nyata dari kebutuhan ini

ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti makanan, pakaian,

dan perumahan (Siagian, 1995).

b. Safety Needs (Kebutuhan Keamanan)

Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka kebutuhan

selanjutnya yaitu kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan harus

dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik tetapi

juga keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil

(Siagian, 1995).

d. Love Needs (Kebutuhan Cinta)


37

Kebutuhan cinta yang diperlukan pada tingkat ini tercermin

melalui hubungan-hubungan antar manusia atau hubungan sosial, yang

kemudian juga dapat dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi

bagian berbagai kelompok sosial (Uno, 2011).

e. Esteem Needs (Kebutuhan Penghargaan)

Setiap manusia pasti mempunyai harga diri dan ingin dihargai, oleh

karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan

statusnya oleh orang lain (Siagian, 1995).

f. Self Actualization Needs (Kebutuhan Aktualisasi Diri)

Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan

berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan

lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh

potensinya (Uno, 2011).

Teori Maslow ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek

kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan teori ini dilakukan

dengan cara memenuhi kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai

hasil belajar yang maksimal dan sebaik mungkin. Contohnya,

profesionalisasi guru dan kematangan dalam melaksanakan tugas guru.

Misalnya guru dapat memahami keadaan peserta didik secara

perorangan, memelihara suasana belajar yang baik, dan memberikan

rasa aman dan nyaman bagi peserta didik dalam belajar (Uno, 2011).
38

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di

sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru

diungkapkan Sardiman yaitu:

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya.Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang

baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilairaport

yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa

pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang

sejati dan bermakna. Harapannya angkaangka tersebut dikaitkan

dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.

b. Hadiah

Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada

bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika

hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut

siswa.

c. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi

sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika


39

ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai

hasil yang terbaik.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk

kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari

cara untuk dapat meningkatkan motivasi.

e. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan

ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan

membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.

f. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.

Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk

belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan,

siswa pasti akan berusaha mempertahankannya.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan

baik, maka perlu diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement

yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa.

Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan


40

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi

belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika

diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh

karena itu, guru harus memahami prinsipprinsip pemberian hukuman

tersebut.

Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi,

seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan

halhal sebagai berikut :

1) Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan

prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan

kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang

datang dari siswa.

2) Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis

dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa

terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan.

Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun

mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk

membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar. Upaya yang dapat

dilakukan oleh seorang guru menurut Dimyati (2002:95) yaitu dengan

cara:
41

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan

belajar yang di alaminya

2) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan

kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.

3) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.

4) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira

terpusat pada perilaku belajar.

5) Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia

dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.

6) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan

siswa.

6. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi seseorang merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam

pembelajaran, motivasi instrinsik sangat berpengaruh signifikan terhadap

pembelajaran terkhusus pembelajaran online (Baber, 2020).

Hamzah B. Uno (2011: 23) menyebutkan indikator motivasi belajar

yang berbeda, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan atau cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.


42

Motivasi belajar yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa.

Motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa seperti yang

dikemukakan Sugihartono dkk (2007: 78) antara lain “pertama, adanya

kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi, kedua, adanya

perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar, dan

ketiga, adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga

agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri motivasi belajar

yang tinggi timbul dapat dilihat dari ketekunan dalam dirinya dalam

mengerjakan tugas, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, tertarik

terhadap bermacam masalah dan memecahkannya, senang bekerja

mandiri, bosan terhadap tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat, dan

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

Ciri-ciri motivasi belajar dapat diukur dari tekad yang kuat dalam diri

siswa untuk belajar, berhasil, dan meraih cita-cita masa depan. Motivasi

belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang

menarik, dan lingkungan yang kondusif dalam belajar. Seorang siswa yang

senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi, melibatkan diri aktif dalam

kegiatan belajar, dan memiliki keterlibatan afektif yang tinggi dalam

belajar juga dapat dikatakan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi

(Uno, 2011).
43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014).

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu metode yang diarahkan untuk dapat meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dalam penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

membuat deskripsi menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antarfenomena yang

diselidiki.

Selain itu, tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat atau hubungan antar fenomena yang diselidiki.

44
45

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu

yang kita tentukan. Populasi menurut Joko Subagyo adalah obyek

penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.

Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil batasan

pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan unsur obyek sebagai

sumber data dengan karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i di MA Azkiya Al-Islami

Ciparay. Populasi yang diambil 50 siswa/i.

2. Sampel

Ridwan mengatakan bahwa: “sampel” adalah bagian dari populasi.

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar contoh,

apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya,

sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subjeknya besar, dapat diambil Antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau

lebih (Sugiyono, 2014).


46

Dari data populasi di atas dapat dilihat bahwa jumlah populasi hanya

sebanyak 50 siwa/I. Sehingga jumlah sampel yang didapatkan adalah 50

orang peserta didik di MA Azkiya Al-Islami Ciparay.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif dan valid, maka peneliti

menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang

dilakukan melalui proses membaca, mempelajari dan meneliti literatur

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan

secara langsung ke subjek penelitian dengan menggunakan instrumen

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data apabila

sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat diarahkan kendalanya (Arifin, 2014).

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka

mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil

perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi

yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial

dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat

(Sugiyono, 2017).
47

Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara

langsung maupun tidak langsung.

Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti, baik

untuk mengumpulkan data tentang kegiatan di MA Azkiya Al – Islami.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan

menganalisa masalah yang ada dan di butuhkan dalam penilitian ini.

Jenis wawancara digunakan dengan cara tanya jawab yang dilakukan

terarah untuk mengumpulkan data yang relevan secara langsung antara

pewawncara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai

(interviewee) (Arifin, 2014).

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang sejarah

sekolah MA Azkiya Al-Islami Ciparay, Visi dan Misi MA Azkiya Al-

Islami Ciparay, lokasi MA Azkiya Al-Islami Ciparay, Sktruktur Guru

MA Azkiya Al-Islami Ciparay, Jumlah Siswa di MA Azkiya Al-Islami

Ciparay, kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Alasan penulis

menggunakan wawancara karena ada beberapa data yang tepat

dikumpulkan hanya dengan wawancara sehingga data yang diperoleh

akan lebih lengkap dan jelas.


48

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014).

Metode dokumenter adalah alat pengumpulan datanya disebut form

pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau

dokumen yang tersedia. Seperti halnya kehadiran siswa dalam

mengikuti acara-acara pelajaran di kelas, dokumennya terlihat pada

daftar hadir siswa

d. Angket

Bahwasanya angket adalah salah satu suatu alat untuk

mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan

paham dalam hubungan kausal (Arifin, 2014).

Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan

rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang

akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada

responden (orang-orang yang menjawab atas pertanyaan yang diajukan

untuk kepentingan penelitian), terutama pada penelitian survei.

Dalam hal ini penulis membuat pertanyaan-pertanyaan tertulis

kemudian dijawab oleh responden/sampling. Dan bentuk angketnya

adalah angket tertutup, yaitu angket yang soal-soalnya menggunakan


49

teknik pilihan ganda atau sudah ada pilihan jawaban, sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki.

Teknik angket digunakan untuk mengetahui tingkatan kecerdasan

emosional dan motivasi pada diri siswa. Pada pelaksanaan penelitian

siswa diarahkan untuk mengisi angket tersebut berdasarkan keadaan

diri mereka sebenarnya.

Penyebaran angket terhadap sejumlah siswa yang dijadikan sampel

ini dimaksudkan untuk mendapatkan data di lapangan yang bersifat

kuantitatif yang mencakup indikator-indikator dari variabel penelitian.

Quisioner yang disusun oleh peneliti didasarkan pada hasil

penjabaran variabel penelitian pada tiap variabel dengan 15 item

pertanyaan yang mana pada tiap item disediakan alternatif jawaban

yang antara lain: Selalu nilainya 5 (SL), untuk jawaban Sering nilainya

4 (SR), untuk jawaban jarang nilainya 3 (JR), untuk jawaban Sangat

Jarang nilainya 2 (SJR) dan untuk jawaban Tidak Pernah nilainya 1

(TP).

D. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto instrument adalah Alat bantu yang digunakan

dalam mengumpulkan data itu. Instrument dalam penelitian ini adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.

Adapun peneliti menggunakan metode observasi, angket dan dokumentasi.


50

1. Rancangan Kisi-Kisi Angket

Kisi-kisi adalah sebuah table yang menunjukan hubungan anatara hal-

hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam

kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukan kaitan antara

variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil,

metode yang digunakan dan instrument yang disusun (Arikunto, 2010).

Adapun kisi-kisi instrument yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari kisi-kisi umum dan kisi-kisi khusus. Pengertian dari kedua kisi-

kisi instrument tersebut adalah:

a. Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan

semua variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua

kemungkinan sumber data, semua metode dan instrument yang

mungkin dapat dipakai.

b. Kisi-kisi khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambaran

rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrument.

Adapun Kisi-Kisi Instrumen Angket Di MA Azkiya Al-Islami Ciparay

adalah sebagai berikut berikut :

Tabel 3.1 Kisi Kisi Instrumen Angket

No. Item
Variabel Indikator Instruemn
Kondisi 1. Tingkat Pendidikan
Ekonomi 2. Pekerjaan Orang Tua
Orang Tua 3. Fasilitas Yang Dimiliki
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
(X) 4. Jabatan Orang Tua

(Soekanto, 2002).
1. Hasrat dan Keinginan Berhasil
51

Motivasi 2. Dorongan dan


Belajar Siswa Kebutuhan Belajar 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
(Y) 3. Harapan atau cita – cita
4. Penghargaan dalam Belajar

(Hamzah B.Uno)

E. Prosedur Penelitian

Penulis menempuh tahapan-tahapan penelitian agar dapat memperoleh

hasil yang optimal. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : Persiapan

a. Observasi ke sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. b.

b. Meminta surat permohonan izin penelitian dari Pihak Kampus

c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada MA Azkiya Al-

Islami

d. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru

e. Mengajukan instrumen penelitian

f. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dengan validitas ahli,

yaitu dengan bantuan dosen-dosen yang memiliki pengetahuan tentang

angket tersebut.

2. Tahap II : Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah member angket

tentang tes kecerdasan emosional dan motivasi belajar matematika kepada

responden, yaitu siswa-siswi MA Azkiya Al-Islami

3. Tahap III : Analisis


52

Dalam tahap ini semua data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan

teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti.

4. Tahap IV : Kesimpulan

Kesimpulan didapat setelah mengetahui hasil interpretasi data tersebut

akhirnya dapat disimpulkan apakah ada pengaruh motivasi dan hasil

belajar matematika terhadap pembentukan kepribadian siswa.

F. Teknik Pengujian Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefesien

kolerasi hitung dengan nilai r tabel, jika melihat r tabel dengan jumlah

sampel n=50 maka di dapat r tabel sebesar 0,235 (lihat tabel Spearman

rho). Untuk interprestasi terhadap koefesien,apabila diperoleh r hitung ≥ r

tabel,atau nilai probabilitas (signifikan) ≤ 0,05 dapat disimpulkan bahwa

butir angket termasuk dalam kategori valid. Sebaliknya apabila diperoleh r

hitung ≤ r tabel,atau nilai probabilitas (signifikan) ≥ 0,05 dapat

disimpulkan bahwa butir angket termasuk dalam kategori tidak valid

(Qomusuddin, 2019).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item-item yang sudah teruji

validalitas nya, sehingga item yang tidak valid tidak diikutsertakan. Lalu
53

membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan nilai indeks koefesien

reliabilitas.

Indikator pengukuran reliabilitas yang membagi tingkatan reliabilitas

dengan kritera sebagai berikut : jika alpha atau r hitung:

a. 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik

b. 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima

c. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

(Qomusuddin, 2019).

3. Uji Asumsi

Uji asumsi digunakan untuk memberikan uji awal terhadap suatu

instrument yang digunakan dalam pengumpulan data, bentuk data, dan

jenis data yang akan diproses lebih lanjut dari suatu kumpulan data awal

yang telah diperoleh, sehingga syarat untuk mendapatkan data yang tidak

biasa menjadi terpenuhi. Ada dua pengujian dalam uji asumsi yakni :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS Windows Versi 20. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-

smirnov, krterianya adalah signifikasi untuk uji dua sisi hasil

perhitungan ≥ 0,05 berarti berdistribusi normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS Windows Versi 20. Dengan menggunakan taraf signifikan 5%


54

maka suatu variabel memiliki hubungan linier dengan variabel lainnya.

Jika nilai signifikasinya ≤ 0,05.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kolerasi

Analisis kolerasi dapat di artikan untuk mengetahui derajat hubungan

antara variabel-variabel,ukuran derajat hubungan tersebut dinamakan

koefesien kolerasi, yang dilambangkan dengan nilai r xy

Tabel 3.3 Interpretasi koefisien kolerasi nilai r


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Cukup Kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1000 Sangat Kuat

2. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah bentuk hubungan fungsional antara variabel

variabel. Hubungan antar variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematis yaitu : Y = a + bX

Keterangan :

Y = Nilai yang di prediksi (terikat)

X = Nilai variabel predictor (bebas)

a = Bilangan konstan

b = Bilangan koefesien predictor


55

3. Uji Hipotesis

Peneliti mengggunakan hipotesis hubungan (Asosiatif), Hipotesis

asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang

hubungan antara dua variable atau lebih untuk mengtahui apakah Ada

Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Di Ma Azkiya Al – Islami atau tidak. Hipotesis statistiknya adalah :

H0 = p = 0

H1 = p ≠
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

a. Letak Geografis Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami terletak di Kp. Cigintung 05/12

Ds. Bumiwangi Kec. Ciparay Kab. Bandung Jawa Barat 40381.

2. Profil Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

Alamat Sekolah : Kp. Cigintung 05/12

Desa/Kelurahan : Bumiwangi

Kecamatan : Ciparay

Kota/Kabupaten : Kabupaten Bandung

Provinsi : Jawa Barat

Permanen/Semi Permanen : Permanen

3. Visi Dan Misi Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

a. Visi

Visi Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami adalah “Membentuk insan

berkualitas, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta

berguna bagi masyarakat, bangsa, agama dan menjadi motivator

56
57

pembentukan akhlaq mulia untuk membangunan masyarakat

secara luas dengan ilmu yang diperolehnya”

b. Misi

1) Menanamkan kepada para siswa Akidah Islam yang kuat sesuai

dengan tuntunan alquran dan hadits.

2) Membentuk Ahlak para siswa sebagaimana yang dicontohkan

Rosululullah Muhammad SAW.

3) Ikut berperan aktif dalam pembangunan pendidikan masyarakat

sejalan dengan program pemerintah.

c. Tujuan

Sejalan dengan tujuan pendidikan yang pada intinya meletakkan

dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan

lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh Madrasah Aliyah

Azkiya adalah sebagai berikut:

1) Mencetak alumni yang berakhlaq mulia, berbudi luhur serta

menjadi suri tauladan dan berguna bagi seluruh manusia.

2) Mencetak alumni yang kompetitif secara sehat dan siap berkiprah

dalam membangun masyarakat madani dengan ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang dimiliki.

3) Melatih dan mendidik para siswa untuk menjalankan ibadah secara

bejamaah
58

4) Melatih dan Mendidik para siswa untuk senantiasa berkomunikasi

dengan bahasa resmi sehari-hari yaitu : Bahasa Arab & Inggris

serta di tunjang dengan bahasa Jepang untuk santri akhir sebagai

wawasan tambahan dalam berbahasa.

4. Keadaan Guru Dan Karyawan

Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami memiliki tenaga pengajar dan

petugas lainnya. Untuk melihat datanya terlampir pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Daftar Guru, Dan Pegawai Adminitrasi di Madrasah


Aliyah Azkiya Al Islami

Status Pendidikan (guru) Mach


Guru / Keku
No Mapel Jml
PNS Non SLA D2 D3 S1 S2 Mis rangan
PNS mach
1 Al Qur’an 1 1
hadits
2 Fiqih 1 1
3 Aqidah Akhlak 1 1
4 SKI 1 1
5 PKn 1 1
6 Bhs. Indonesia 1 1
7 Bhs.Inggris 1 1
8 Bhs. Arab 1 1
9 Bhs.Jepang 1 1
10 Matematika 1 1
11 Fisika 1 1
12 Biologi 1 1
13 Kimia 1 1
14 Geografi 1 1
15 Ekonomi 1 1
16 Sosiologi 1 1
17 Sej. Nasional 1 1
18 Penjaskes 1 1
19 TIK 1 1
20 Seni Budaya 1 1
21 Keterampilan 1 1
22 B. Sunda 1 1
JUMLAH 22 22
59

Tabel 4.2 Daftar Pegawasi Administrasi

Jenis Jml Status Pendidikan Teakhir


Pegawai PNS Non SLA D2 D3 S1 S2 Kekurangan
PNS
Kepala TU 1 1
Bendahara 1 1
Staf TU 1 1
Perpustakaan 1 1
Satpam
Staf Umum
Penjaga

5. Keadaaan Siswa Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami

No Kelas L P Jml Rombel


1 X 10 9 19 1
2 XI 9 5 14 1
3 XII 9 6 15 1
JUMLAH 28 20 48

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Adapun sarana yang menunjang proses pembelajaran di Madrasah

Aliyah Azkiya Al Islami adalah:

Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana di Ma Azkiya Al-Islami

Kondisi
Jenis Lokal M2 Kekurangan
No Baik Rusak
1 Ruang kelas 2 112 2
2 R. Kantor TU 1 56 1
3 R. Kepala 1 56 1
4 Ruang Guru 1 56 1
5 R.Perpustakaan 1 56 1
6 R.Lab Bahasa 1 56 1
7 R.Lab IPA 1 56 1
8 Aula
9 Musholla 1 140 1
10 R.UKS
11 Halaman/Upacara 1 70 1
60

Kondisi
No Jenis Lokal Kekurangan
Baik Sedang Rusak
1 Mebel air 2 2
2 Mesin Ketik 1
3 Faximile 1
4 Sumber Air 2 / sanyo 2
5 Komputer 3 3 3
6 Kend. Roda-2 1 1
7 Kend. Roda-4
8 Peralatan Lab 1
9 Sound System 1 1
10 Sar. Olahraga
11 Sar. Kesenian 1 1
12 Peralatan UKS
13 Peralatan
Keterampilan
14 Daya Listrik 2 2

B. Temuan Penelitian

1. Hasil Penelitian Mengenai Kondisi Ekonomi Orang Tua (X)

Data yang disajikan dalam penelitian ini, diperoleh dari hasil

angket yang telah disebarkan kepada peserta didik yaitu sebanyak 50

orang. Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu Variabel Kondisi

Ekonomi Orang Tua (X). Untuk mendeskirpsikan dan menguji pengaruh

antara variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini, akan disajikan

deskripsi data yang meliputi Mean, Median, Modus, Dan Standar Deviasi.

Variabel Kondisi Ekonomi Orang Tua dikukur melalui 2 pernyataan.

Hasil analisis data penelitian menunjukan bahwa untuk variabel Kondisi

Ekonomi Orang Tua diperoleh skor tertinggi dan skor terendah. Lalu dari

skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau Mean sebesar 42,22 Median

42,50 Modus sebesar 39 dan Standar Deviasi sebesar 3,96.


61

Untuk mendapatkan gambaran Kondisi Ekonomi Orang Tua dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan angket. Dari pengolahan data yang terdapat di

Gambar di atas dapat penulis simpulkan bahwa skor terendah Kondisi Ekonomi

Orang Tua adalah 32, skor tertinggi 50, rata-rata variabel adalah 42,22 dan standar

deviasi adalah 3,96

Berdasarkan tabel descriptive statistic hasil penskoran di atas maka Tingkat

Pendidikan Orang Tua dapat dikategorisasikan menjadi empat kategori yaitu:

Tabel 4.5 Rumus Kategori Tingkat Variabel

Rumus Kategori
X > (Mi + 1.SDi) Sangat Tinggi
Mi < X < (Mi + 1. SDi) Tinggi
(Mi – 1. Sdi) < X < Mi Sedang
X < (Mi – 1.SDi) Rendah

Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) adalah

sebagai berikut:

Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)

= ½ (50 + 32)
62

= ½ (82)

= 41

SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)

= 1/6 (50-32)

= 1/6 (18)

=3

Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi), kemudian

dapat disusun kriteria sebagai berikut:

Kategori Sangat Tinggi = X > (Mi + 1.SDi)

= X > ( 41 + 3)

= X > 44

Kategori Tinggi = Mi < X < ( Mi + 1.SDi)

= 41 < X < (41 + 3)

= 41 < X < 44

Kategori Sedang = (Mi – 1.SDi) < X <Mi

= (41 – 3) < X < 41

= 38 < X < 41

Katagori Rendah = X < (Mi – 1. SDi)

= X < (41- 3) = X < 41

Berdasarkan perhitungan data di atas, kelompok subjek skala Kondisi

Ekonomi Orang Tua dikategorikan Sangat Tinggi adalah dengan X > 44.
63

2. Hasil Penelitian Mengenai Motivasi Belajar Siswa (Y)

Secara spesifik item dapat dilihat melalui gambaran data per – item

pertanyaan yang diklasifikasikan dalam lima kategori yaitu “Sangat Baik,

Baik, Cukup Baik, Kurang, Dan Kurang Sekali”, sehingga skor butir dapat

ditentukan sebagai berikut:

Selanjutnya menghitung deskripsi keseluruhan Variable Y. Diketahui

butir Instrumen Variable Y Sebanyak 15 item pertanyaan dengan 5 pilihan

skor, sehingga deskripsi dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor tertinggi : 10 x 5 = 50

Skor terendah : 1 x 10 = 10

Range : 50 – 10 = 40

Panjang kelas: 40 : 5 = 8

Tabel 4.6 Analisa Deskripsi Keseluruhan Motivasi Belajar Siswa


No Rentang skor Kategori Frekuensi Persentase
1 46 – 54 Sangat baik 18 36%
2 37 – 45 Baik 20 40%
3 28 – 36 Cukup baik 10 20%
4 19 – 27 Kurang 2 4%
5 10 – 18 Sangat kurang 0 0%
Total 50 100 %

Berdasarkan Tabel 4.25 di atas dapat dijelaskan bahwa variabel

Motivasi Belajar Siswa Tergolong Baik. Dalam predikat yang masuk

dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 18 orang (36%), kategori Baik

sebanyak 20 orang (40%), lalu Cukup Baik sebanyak 10 orang (20%) dan

sebanyak 2 (4%). Dengan Demikian Motivasi Belajar Siswa Di

Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami Cukup Baik.


64

C. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Dan Realibiltas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh

mana alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang diukur.

Mencari validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai

koefisien korelasi hitung dengan r tabel. Pengujian dilakukan dengan

bantuan Program IBM SPSS. 25.0 dengan menggunakan metode rank

spearman adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Analisa Uji Validitas Di SPSS 25.0


Uji Validitas R Hitung R Tabel Keterangan
X1 Correlation coefficient 0,311 0,240 Valid
X2 Correlation coefficient 0,516 0,240 Valid
X3 Correlation coefficient 0,445 0,240 Valid
Sperman’s rho

X4 Correlation coefficient 0,310 0,240 Valid


X5 Correlation coefficient 0,367 0,240 Valid
X6 Correlation coefficient 0,304 0,240 Valid
X7 Correlation coefficient 0,394 0,240 Valid
X8 Correlation coefficient 0,319 0,240 Valid
X9 Correlation coefficient 0,306 0,240 Valid
X10 Correlation coefficient 0,378 0,240 Valid
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Penentuan nilai t tabel. Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t.

Dengan nilai dk = n-2 = 50-2 = 48, α = 5%, uji dua pihak, sehingga

diperoleh t tabel = 0,240


65

Sehingga disimpulkan berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa

semua item pertanyaan VALID, karena r hitung > r tabel, atau nilai

Probabilitas (signifikansi) < 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa 15

(lima belas) butir angket dapat mengukur Kondisi Ekonomi Orang Tua.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat

ukut yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan

dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian dilakukan

dengan bantuan program spss. 25.0 dengan menggunakan metode

alpha. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil SPSS Uji Reliabilitas

Cronbach’s alpha N of items

0,651 10

Dalam melakukan uji reliabilitas terdapat kriteria pengukuran

reliabilitas yang dibagi atas tiga tingkatan sebagai berikut :

0,8 – 1,0 : Relibilitas Baik

0,6 – 0,799 : Relibilitas Diterima

Kurang Dari 0,6 : Relibilitas Kurang Baik

Berdasarkan Tabel 4.8 nilai cronbach's alpha di atas diketahui

sebesar 0,651, maka dapat dikatakan bahwa item pertanyaan variabel

tersebut memiliki RELIBILITAS DITERIMA. Sehingga dapat


66

disimpulkan bahwa angket tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk

mengukur Kondisi Ekonomi Orang Tua.

c. Uji Asumsi

Uji asumsi digunakan untuk memberikan uji awal terhadap suatu

instrument yang digunakan dalam pengumpulan data, bentuk data, dan

jenis data yang akan diproses dari suatu kumpulan data awal yang

telah diperoleh, sehingga syarat untuk mendapatkan data yang tidak

biasa menjadi terpenuhi. Ada dua pengujian dalam uji asumsi yakni :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah dilakukan pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak normal. Selanjutnya untuk Uji Normalitas Data menggunakan

Kurva Normal Probability Plot. Adapun hasil Uji Normalitas data

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram


67

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Probability Plot

Cara untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

a) Jika ada (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika ada (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Analisa :

Pada hasil uji histogram yang dapat dilihat pada gambar di atas,

perhatikan garis melengkung ke atas seperti membentuk gunung dan

terlihat sempurna dengan kaki yang simetris sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian BERDISTRIBUSI NORMAL


68

Lalu dilanjutkan pada uji normality probality plots yang dapat dilihat

pada gambar di atas , maka kita dapat perhatikan titik – titik dan garis

diagonal. Dapat dilihat titik – titik mengikuti garis diagonal dan tidak

melebar terlalu jauh, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data

BERDISTRIBUSI NORMAL.

2) Uji Lineritas

Secara umum uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan

atau tidak. Adapun hasil dari Uji Linearitas, sebagai berikut :

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square

(Combined) 1280,533 16 80,033 1,615 ,143

Between Linearity 500,307 1 500,307 10,095 ,004


TOTAL_Y * Groups Deviation from
780,226 15 52,015 1,050 ,446
TOTAL_X Linearity

Within Groups 1139,867 23 49,559


Total 2420,400 39
Tabel 4.9 Hasil Output Annova Table / Uji Linearitas

Suatu Uji Linearitas yang dilakukan dalam penelitian harus

berpedoman pada dasar pengambilan keputusan yang jelas. Dasar

pengambilan keputusan dalam Uji Linearitas dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu :

Membandingkan Nilai Signifikansi (Sig) Dengan 0,05


69

(1) Jika nilai deviation from linearity sig. > 0,05, maka ada hubungan yang

linear secara signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

(2) Jika nilai deviation from linearity sig. < 0,05 maka tidak ada hubungan

yang linear secara signifikan antara variabel independent dengan

variabel dependent

Membandingkan nilai f hitung dengan f tabel

(1) Jika nilai f hitung < f tabel, maka ada hubungan yang linear secara

signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent.

(2) Jika nilai f hitung > f tabel, maka tidak ada hubungan yang linear

secara signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

Seperti ketentuan di atas untuk pengambilan keputusan dalan uji

linearitas maka dapat disimpulkan hasilnya adalah :

(1) Berdasarkan Nilai Signifikansi (Sig): dari output di atas, diperoleh

nilai deviation from linearity sig. Adalah 0,446 lebih besar dari 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Linear Secara

Signifikan Antara Variabel Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap

Variabel Motivasi Belajar Siswa.

2. Teknik Analisis Data

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah analisis hubungan dua variabel atau lebih,

yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis korelasi


70

juga dapat diartikan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel – variabel, ukuran derajat hubungan tersebut dinamakan

koefesien korelasi, yang dilambangkan dengan nilai rxy. Adapun

interprestasi koefisien korelasi nilai r adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Qomusuddin, 2019)

Metode Korelasi antara lain yaitu Pearson Product Momen,

Kendall’s Tau, Dan Rank Spearman masing-masing bisa digunakan

bergantung jenis dan tipe datanya. Jika data yang digunakan data

berskala interval atau rasio maka metode yang digunakan adalah

Pearson Product Moment, sebaliknya jika data yang dimiliki data

berskala ordinal, maka metode yang digunakan adalah Kendall’s Tau

Atau Rank Spearman. Dalam praktikum ini digunakan Metode

Pearson Product Momen, karena data dalam bentuk interval. Adapaun

hasil dari analisis korelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Analisis Korelasi

Nilai _ X Nilai _ Y

Pearson correlation 1 ,330


Nilai _ X
Sig.(2-tailed) ,016
N 50 50
71

Pearson correlation ,330 1


Nilai _ Y Sig.(2-tailed) ,016
N 50 50

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui nilai r (correlation

coefesient) sebesar 0,330. Jika dilihat dari ketentuan pada Tabel (Tabel

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r berada pada interval 0,40 –

0,599) dan dibandingkan dengan hasil Analisa Korelasi pada tabel

dapat diartikan bahwa Variabel X (Kondisi Ekonomi Orang Tua)

memiliki Hubungan yang Cukup Kuat dengan Variabel Y (Motivasi

Belajar).

b. Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan suatu metode atau teknik analisis

hipotesis penelitian untuk menguji ada tidaknya Perngaruh Antara

Variabel Satu Dengan Variabel Lain, yang dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik (regresi). Adapaun hasilnya adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.12 Hasil Output ( Model Summary )

Model R R square Adjusted r Std. Error of


square the estimate

1 ,330 ,285 ,173 7,20626

Tabel 4.13 Hasil Output ( Coefficients )


Mode

Unstandarlized Standarlized
l

Coefficients Coefficients
72

Std.
B Beta
Error
t Sig
Constant
26,5 14, 1 ,
1
30 28 , 2
2 1 5
5 4
7
X
,354 ,23 ,430 2 ,
3 , 0
0 1
3 6
4

Berdasarkan Tabel 4.12 (Model Summary), diketahui nilai r square

(r2)= 0,285, artinya 28,5 % Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

Dipengaruhi Oleh Variabel X (Kondisi Ekonomi Orang Tua), dan sisanya

71,5% dipengaruhi oleh Variabel lain yang tidak diteliti.

Output kedua berdasarkan Tabel 4.13 (Coefficients), didapatkan

bentuk persamaan regresi y = a + bx maka : y = 26,530 + 0,354x.

Konstanta memiliki nilai sebesar 26,530, artinya jika Variabel Kondisi

Ekonomi Orang Tua (X) nilainya 0, maka Motivasi Belajar (Y) nilainya

26,530. Koefesien regresi Variabel X memiliki nilai sebesar 0,354,

artinya jika Variabel X mengalami kenaikan 1 satuan (% atau poin),

maka Variabel Y akan mengalami penurunan sebesar 0,354. Kesimpulan

nya adalah koefesien memiliki nilai (+) ini berarti kedua variabel

memiliki hubungan yang POSITIF.

c. Uji Hipotesis
73

Hipotesis adalah dugaan / pernyataan sementara yang diungkapkan

secara deklaratif. Dengan melakukan pengujian statistik terhadap

hipotesis kita dapat memutuskan apakah hipotesis dapat DITERIMA

(data tidak memberikan bukti untuk menolak hipotesis) atau

DITOLAK (data memberikan bukti untuk menolak hipotesis).

Berdasarkan Tabel 4.32 ( Coefficients ).

Dengan menguji hipotesis berdasarkan taraf signifikasi 5% dengan

ketentuan yang dirumuskan sebagai berikut:

H1 = Ada Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Di MA Azkiya Al – Islami

H0 = Tidak Ada Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al – Islami

Penentuan nilai t tabel. Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t.

Dengan nilai dk = n-2 = 50-2 = 48, α = 5%, uji dua pihak ), sehingga

diperoleh t tabel = 1,786

1) Ketentuan uji hipotesis:

a) Jika t tabel > t hitung, maka h0 diterima, dan h1 ditolak

b) Jika t tabel < t hitung, maka h0 ditolak, dan h1 diterima

Keputusannya adalah :

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui nilai t hitung = 2,034, maka t

hitung > t tabel, atau 2,034>1,786, pada siginifikan 0,000. Maka H0

Ditolak, H1 Diterima, artinya Ada Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang

Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya Al – Islami


74
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data mengenai Pengaruh

Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MA Azkiya

Al – Islami maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami berdasarkan

sampel yaitu 50 siswa Tergolong Baik. Dalam predikat yang masuk

dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 18 orang (36%), kategori Baik

sebanyak 20 orang (40%), lalu Cukup Baik sebanyak 10 orang (20%) dan

sebanyak 2 (4%). Dengan Demikian Motivasi Belajar Siswa Di

Madrasah Aliyah Azkiya Al Islami Cukup Baik.

2. Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Di MA Azkiya Al – Islami ternyata ada PENGARUH yang signifkan. Hal

ini ditunjukan dengan perolehan R Square (r2) sebesar 0,285, artinya

ditemukan 28,5% Motivasi Belajar Siswa dipengaruhi oleh Kondisi

Ekonomi Orang Tua dan sisanya 71,5% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti. Dari penerimaan hipotesa H1 diterima dan Ho ditolak.

75
76

B. Saran

Dari rincian kesimpulan diatas, maka perlu kiranya penulis menyampaikan

beberapa saran:

1. Bagi guru sebaiknya harus lebih bervariatif lagi dalam mengajar agar

pembelajaran tidak bosan di dukung dengan adanya teknologi

smartphone. Guru juga harus lebih ditingkatkan kembali komepetensi

mengajar ya agar pembelajaran lebih menarik, dengan cara lebih kreatif,

komunikatif, inovatif,dll

2. Untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MA Azkiya Al Islami ,

siswa diharapkan dapat memaksimalkan belajar selain belajar di sekola

siswa diharapkan dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Hal

ini dikarenakan aplikasi-aplikasi pembelajaran sangat membantu dalam

proses pembelajaran.

3. Bagi orang tua supaya bisa memantau aktivitas anak dalam belajar
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh, A. (2009). Psiologi Pengantar dalam Perspektif Islam,.

Aminullah. (2018). Profesionalisme dan kualitas pelayanan (telaah implementasi


dalam penyelenggaraan diklat pusdiklat tenaga teknis pendidikan dan
keagamaan). Andragogi Jurnal Diklat Teknis, IV(1), 87–103.

Arifin, D. Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Rosda


Karya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Kualitatif. In Jakarta: Rineka Cipta.

Bali Sastrawan, K. (2016). Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan


Mutu Pembelajaran. Jurnal Penjaminan Mutu, 2(2), 65.
https://doi.org/10.25078/jpm.v2i2.73

Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan. http://senayan.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php?p=show_detail&id=13306

Darmadi, H. (2015). Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab Menjadi


Guru Profesional. Jurnal Edukasi, 13(2), 161–174.

Dewi, T. A. (2015). Pengaruh profesionalisme guru dan motivasi kerja guru


ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(1), 24–35.
https://media.neliti.com/media/publications/162610-ID-pengaruh-
profesionalisme-guru-dan-motiva.pdf

Dewi, T. anggia. (2015). Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Motivasi Kerja


Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Sma Se-Kota Malang. PROMOSI (Jurnal
Pendidikan Ekonomi), 3(1), 24–35. https://doi.org/10.24127/ja.v3i1.148

Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.


Lantanida Journal, 5(2), 172. https://doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838

77
Firmansyah, Iman, M. (2019). Pendidikan Agama Islam: Pengertian, Tujuan,
Dasar Dan Fungsi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 79–90.

Hamalik, O. (2006). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Penelitian Pendidikan, 12(1), 90–96.

Hamid, A. (2017). Guru Professional. Guru Profesional, 17(November), 274–285.


http://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/alfalahjikk/article/view/26

Haniyyah, Z. (2021). Peran Guru PAI dalam Pembentukan Karakter Islami SIswa
di SMPN 03 Jombang. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1), 75–
86. https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/irsyaduna/article/view/259

Ihsan, H. I. dan F. (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Islam, D. R. D. K. A. (2022). Metodologi Pendidikan Agama Islam.

JDIH BPK RI. (2017). Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan.


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4777/pp-no-55-tahun-2007

Kementerian Hukum dan HAM RI. (2022). Undang Undang NKRI. Kementerian
Hukum Dan HAM RI.

Mas, S. R. (2008). Profesionalitas Guru Dalam Peningkatan Kualitas


Pembelajaran. Jurnal Inovasi, 5(2), 1–10.

Mohamad, H. B. U. & N. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.

Muchith, M. S. (2016). Guru PAI Yang Profesional. Quality, 4(2), 228.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Mustari, M. (2014). Manajemen Pendidikan.

78
Nasrah dan Muafia. (2020). Analisis Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Daring
Mahasiswa Pada Masa Pandemik Covid-19. Riset Pendidikan Dasar,
2(oktober), 207–213.

Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.

Nurutami, R., & Adman. (2016). Kompetensi Profesional Guru sebagai


Determinan terhadap Minat Belajar Siswa (Teachers’ Professional
Competence as Determinant of Student Learning Interest). Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 119–127.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000

Pramitha, D. (2016). Urgensi Perumusan Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Pada


Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tarbawi, 01(01), Halaman : 8-9.

Prawira, P. A. (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.

Qomusuddin, I. F. (2019). Statistik Pendidikan (Lengkap Dengan Aplikasi IMB


SPSS Statistic 20.0).

Rosyadi, K. (2004). Pendidikan Profetik.

Rusdiansyah, M. (2019). MOTIVASI BELAJAR YANG TERKANDUNG DALAM


AL-QUR’AN SURAH AL-MUJADALAH AYAT 11.

Sadirman, A. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar cet ke-21. In


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saiful, B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Teoritis
Psikologis. In Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan pembelajaran, Teori dan praktek


Pengembangan Kurikulum KTSP.

Sardiman A.M. (2011). Mengungkapkan Ada Beberapa Bentuk Dan Cara Untuk
Menumbuhkan Motivasi Dalam Kegiatan Belajar Di Sekolah. 4, 9–32.

79
Seftiani, S., Sesrita, A., & Suherman, I. (2020). Pengaruh Profesionalisme Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sd Negeri. SITTAH: Journal of Primary
Education, 1(2), 125–138. https://doi.org/10.30762/sittah.v1i2.2486

Siagian, S. P. (1995). Teori Motivasi dan Alikasinya.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sopian, A. (2016). Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan. Raudhah
Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88–97.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (cetakan ke-
21).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D.

Suharni, & Purwanti. (2018). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. G-


COUNS: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 3(1), 131–145.

Surya, M. (2006). Percikan Perjuangan Guru: Menuju Guru Profesional,


Sejahtera, dan Terlindungi. In Jakarta: Pustaka Bani Quraisy.

Uno, H. B. (2011). Teori Motivasi dan Cara Pengukurannya.

Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2016). Buku tugas Guru Dalam Pembelajaran:
Vol. xii+198hlm (pp. 19–19).

Warsono, W. (2017). Guru: Antara Pendidik, Profesi, Dan Aktor Sosial. The
Journal of Society & Media, 1(1), 1. https://doi.org/10.26740/jsm.v1n1.p1-10

Winarsih, V. (2009). Psikologi Pendidikan.

Zuhairini, Ghofir, A., Fadjar, M., Umar, M., Tadjab, & Kasiram, M. (2018).
Sejarah Pendidikan Islam. 257.

80
81
82

Anda mungkin juga menyukai