SKRIPSI
Disusun oleh :
Nadia Fauzia
NIM. 13220110
Dosen Pembimbing:
Muhsin Kalida, S. Ag., M.A
NIP. 19700403 200312 1 001
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ِ صيلَِا بِب ي
ِا ِ َ ال الْعِْل َم إِاَّلبِ ِستاة ٭ َسأُنْبِْي
َ َٲَ ِخ ْي لَ ْن تَن
َ َ َ ْ ك َع ْن تَ ْف
ُِستَاذ َوطُْو ُل ََََا
ْ ص ْحبَةُ أ ٌ ََ ِاجت
ُ اد َوبُْلغَةٌ ٭ َو ْ ص َو
ِ
ٌ ذَ َكاءٌ َوحْر
Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara. Aku
akan menyebutkan perinciannya: (yaitu) KECERDASAN, SEMANGAT,
SUNGGUH-SUNGGUH, MODAL, BIMBINGAN GURU dan WAKTU YANG
LAMA*
*
Naim Zarzur, Diwan Al Imam Asy Syafi’i, (Beirut: Dar Al Kutub Al Ilmiyyah, 1984), hlm.
99.
vii
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penulisan skripsi atau tugas akhir ini. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi dan Rasul yang telah membimbing umatnya ke arah
kebenaran yang diridhoi Allah SWT, keluarga dan sahabat serta pengikutnya yang
Tak lupa penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena telah
Selama proses penyusunan skripsi ini tentunya banyak pihak yang senantiasa
membantu baik dalam bentuk informasi, saran, kritik dan dukungan, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik walapun belum bisa dikatakan
1. Bapak Prof. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak A. Said Hasan Basri, S. Psi., M.Si. selaku ketua jurusan Program
4. Dosen Pembimbing skripsi Bapak Muhsin Kalida S.Ag., MA. Yang telah
saran yang membangun dan memberi motivasi yang positif selama penulis
10. Guru Bimbingan dan Konseling kepada Bapak Nikmatulloh, S.HI sebagai
koordinator BK, Ibu Rizki Nur Indriyani, S.Pd, Ibu Izah Masfuah, S.Kom,
11. Suami tercinta, Mas Abdullah Ridlo, terima kasih telah memberikan
12. Om Lumaur Ridlo yang setia menjadi pembimbing skripsi kedua dan
13. Bulik, Om, Mas, Mbak dan Adik seluruh Bani Chasbullah yang tidak
bosan memberi semangat dan dorongan penuh dalam proses thalabul ilmi
di Perantauan.
14. Ibu Luthfiah Baidlowi dan Bapak Jirjis Ali yang saya ta’dzimi yang
15. Sahabat saya, Zakka, Riska, Vivi, Lidya, Iip, Yeni, Mbak Izza, Dhesy dan
(Almh) Achi sebagai motivator saya dalam hal apapun dan kapanpun.
16. Teman tidur, teman gosip, teman sepiring kamar 2 lantai 3 Komplek
Gedung Putih Krapyak, mbak Tika, Dek Lala, Mbak Ani, Emira, Mbak
Isty, Mbak Dewi yang setia jadi teman nglembur tugas dan skripsi ini.
Mbak Ify, Mbak Wida, Mbak Ulfa, Mbak Isna, Gus Anis, Mas Irwan,
Bang Otong, Kang Mad, Kang Marko, Redo, Ema, Diyah dan semuanya
18. Fatimah, Akil, Kholis, Galang, Surti, Sifa, Trias, Fitri (KKN 004) yang
ini darat bennonluat O.lgl pCJlulis se:Hllri d~ln seluruh jJelnbaca yang
budimzm.
Y pgyakart:J: 27 \;1aret ~O I7
;'\ly~
~Zl;)
~IM: 13220110
xi
ABSTRAK
DAFTAR ISI
MOTTO ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... xi
A. Penegasan Judul...................................................................... 1
B. Latar Belakang........................................................................ 4
Cilacap .................................................................................... 47
Cilacap .................................................................................... 51
Cilacap ................................................................................... 65
A. Kesimpulan ............................................................................. 84
B. Saran ....................................................................................... 84
LAMPIRAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Motivasi Belajar Siswa dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus di SMP Ya
1. Konseling Individu
secara tatap muka oleh konselor kepada klien dalam rangka mengatasi
1 Prayitno, Bimbingan dan Konseling di SMP, (Padang: Penebar Aksara, 2001), hlm. 1.
2
tahap atau fase. kata meningkatkan berarti suatu usaha untuk maju,
belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan
pengalaman.5 Siswa ialah pelajar atau orang yang menuntut ilmu di sekolah
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), hlm. 950.
3
Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 148.
4
Peter Salim, Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press,1991), hlm.1190.
5
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Teras, 2012) hlm. 241.
6
Ibid., hlm. 172.
3
berantakan), keluarga atau rumah tangga tanpa hadirnya salah seorang dari
kedua orang tua (ayah atau ibu), disebabkan oleh meninggal, perceraian,
perimbangan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Dalam keluarga
broken home hal ini tidak dapat secara memuaskan. Anak mengalami
tangga yang tidak harmonis yang tidak didukung oleh kenyamanan suatu
keluarga.
Sekolah ini berada di Jalan Raya Kesugihan No. 135 Cilacap Jawa Tengah.
7
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, ( Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 50.
8
J. P. Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono, (Jakarta: Rajawali Press,
2014), hlm. 71.
9
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 249.
10
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 126.
4
Cilacap)” adalah proses pemberian bantuan secara tatap muka oleh konselor
memperhebat dorongan dalam diri siswa untuk belajar dari kondisi rumah
tangga orang tuanya yang tidak harmonis dan tidak didukung oleh
B. Latar Belakang
berilmu hingga beberapa derajat, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
Al-Mujadilah : 11.
11
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2005),
hlm. 910.
5
lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.12 Siswa yang
orang lain, baik terhadap teman, maupun kepada orang yang tidak dikenal.13
transisi.14 Keadaan sosial selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini menuntut
sosialnya merupakan salah satu faktor kondisi mental yang sangat penting.15
pertentangan dan krisis, penyesuaian diri, impian dan khayalan, pacaran dan
percintaan.16
12
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Edisi Keenam, (Jakarta: Erlangga, 2013)
hlm. 285.
13
Ibid., hlm. 287.
14
Soejono Soekanto, Remaja dan Masalah-masalahnya,(Jakarta: Gunung Mulia, 1987),
hlm. 14.
15
Ibid., hlm. 15.
16
Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja (Jakarta:
Gunung Mulia, 1991), hlm. 205.
6
membantu penyesuaian sosial siswa. Hal ini menjadi tanggung jawab seluruh
lebih banyak, sekolah ini berada di bawah yayasan pondok pesantren. Namun,
ketika siswa berada di sekolah mereka merasa jenuh dan lelah yang akhirnya
mencari kesenangan di luar sekolah maupun pondok. Di samping itu juga jauh
dari orang tua, kurangnya kesadaran diri siswa, dan keadaan keluarga yang
tidak harmonis. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam mendidik
anaknya agar dapat menjadi manusia berguna bagi diri sendiri maupun orang
lain.
Cilacap, terutama pada siswa yang memiliki latar belakang keluarga broken
home. Menurut penuturan guru BK, nilai ujian kompetensi beserta hasil rapor
siswa, menunjukkan bahwa adanya suatu hasil belajar yang kurang maksimal,
terutama dari siswa yang keluarganya mengalami broken home. Karakter yang
dominan dari siswa yang latar belakang keluarganya mengalami broken home
memiliki sikap pendiam, tidak bicara jika tidak ditanya, dan yang dekat dengan
mereka hanya sebagian dari siswa kelas saja. Dari segi finansial mereka
minat untuk belajar, karena keluarganya yang sudah bercerai dan sibuk bekerja.
Mereka tidak bisa menerima kenyataan yang dihadapinya dan merasa kurang
perhatian dari kedua orang tuanya sehingga merasa kesepian jika berada di
menyebabkan lupa akan waktu belajar dan enggan untuk belajar karena tidak
yang mengalami broken home juga sangat pemalu dan enggan untuk terbuka
17
Hibana S Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press, 2003),
hlm. 50.
18
Wawancara dengan Ibu Rizki Nur Indriyani, Guru BK, 1 November 2016.
8
orang tua yang tidak peduli dengan situasi dan keadaan rumah. Kebanyakan
anak dari korban broken home kehilangan pegangan serta panutan dalam masa
transisi menuju kedewasaan. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan contoh
pada perkembangan psikis dan emosi, mereka juga butuh pengarahan, kontrol,
pendampingan dan perhatian dari orang tuanya. Orang tua adalah salah satu
Hal seperti ini berpengaruh besar pada prestasi siswa. Selain itu, juga
pada mental dan moral. Bisa juga merusak jiwa sehingga dalam sekolah atau
individu, yaitu konseling yang diberikan oleh guru BK kepada siswa secara
belajar maupun karier.19 Teknik ini digunakan oleh guru BK untuk menangani
masalah tersebut guna mengetahui apa saja faktor yang membuat beberapa
siswa broken home malas untuk belajar dan kemudian memberikan motivasi
19
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 46.
9
kebutuhan itu.20
untuk meneliti terkait konseling individu dalam motivasi belajar siswa untuk
Tengah.
C. Rumusan Masalah
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dari keluarga broken home di SMP
1. Tujuan Penelitian
Cilacap.
20
Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 25.
10
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu secara teoritis dan
praktis :
a. Secara Teoritis
manusia.
b. Secara Praktis
1) Individu
2) Sosial
E. Tinjauan Pustaka
atau mengkaji tentang konseling individu. Agar tidak terjadi kesamaan dengan
terhadap hasil penelitian yang sebelumnya. Berikut ini adalah hasil penelitian
evaluasi, tindak lanjut dan laporan yang dilaksanakan oleh guru BK dalam
sesuai dengan baik. Hal tersebut sudah berjalan sesuai dengan aturan yang
21
Oktafiana Dewi Kusuma, Layanan Konseling Individual dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa di MAN Yogyakarta III, Skripsi, (Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015).
22
Erin Imaniarni, Layanan Konseling Individu dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
di SMA N 1 Sedayu Bantul, Skripsi, (Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. 2015).
12
ada beberapa persoalan yang terjadi di sekolah seperti bolos sekolah dan
ribut di kelas tetapi siswa dapat mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
Penyebab timbulnya motivasi belajar siswa berasal dari dorongan orang tua
5. Skripsi Setya Ningsih yang berjudul Peran Orang Tua Terhadap Motivasi
23
Sudarto, Layanan Konseling Individu dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa MAN
Yogyakarta III, Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga,
2016).
24
Galih Agus Setyawan, Motivasi Belajar Siswa Pemegang Kartu Menuju Sejahtera
(KMS) di SMP N 15 Kota Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2016).
13
digunakan oleh orang tua dalam memotivasi belajar yaitu dengan metode
keluarga bagi remaja yang broken home yaitu melalui kegiatan berikut ini:
remaja binaan. Untuk menjaga kondisi emosional anak agar tidak stres
sosial budaya, cinta kasih dan lainnya. Namun dari semua fungsi Balai
semuanya.26
25
Setya Ningsih, Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak di Sekolah (Studi di
SMP Muhammadiyah 1 Berbah Sleman, Yogyakarta), Skripsi, (Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2013).
26
Sukinah, Pemenuhan Fungsi Keluarga Bagi Anak Broken Home Oleh Balai
Perlindungan Dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Beran Tridadi Sleman, Skripsi,
(Yogyakarta: Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2016)
14
belajar pada anak, dan penanganan pada anak broken home. Perbedaannya
terletak pada subjek, lokasi dan fokus penelitian. penulis menekankan pada
dalam Motivasi Belajar Siswa dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus di
F. Kerangka Teori
1. Konseling Individu
27
Hibanana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, hlm. 18.
28
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta : Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), hlm. 532.
15
yang sungguh-sungguh.30
masalahnya sendiri.
1. Metode Direktif
dalam proses konseling ini yang aktif atau paling berperan adalah
diagnosa.
31
Tohirin, Bimbingan dan Konseling..., hlm.164.
17
2. Metode Non-Direktif
3. Metode Eklektif
harus melihat siapa siswa (klien) yang akan dibantu atau dibimbing
32
Ibid., hlm. 300.
18
eklektif.
berbagai teknik secara tepat (high touch) terlebih apabila didukung oleh
1) Kontak mata
2) Kontak psikologi
5) Keruntutan
6) Pertanyaan terbuka
7) Dorongan minimal
8) Refleksi isi
9) Penyimpulan
10) Penafsiran
11) Konfrontasi
22) Penilaian
23) Pelaporan 33
sejak awal hingga akhir dirasakan sangat bermakna dan berguna. Secara
33
Ibid., hlm.167.
20
umum proses konseling individu dibagi atas tiga langkah, yaitu awal
masalah yang ada pada klien. Sering klien tidak begitu mudah
antisipasi masalah.
d) Menegosiasikan Kontrak
Hal itu berisi : (1) kontrak waktu, artinya berapa lama diinginkan
(2) kontrak tugas, artinya konselor apa tugasnya, dan klien apa
jawab klien, dan ajakan untuk kerja sama dalam proses konseling.
proses konseling. Oleh karena itu, konselor dan klien agar selalu
inti, yakni agar klien selalu jujur dan terbuka, dan menggali lebih
berdasarkan kondisi objektif yang ada pada diri dan di luar diri.
Saat ini dia sudah berpikir realistis dan dia tahu keputusan yang
suatu perubahan.
25
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
perbuatannya.35
34
Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabenta, 2007),
hlm. 50.
35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, hlm. 593.
26
untuk melakukan sesuatu disebut motif.36 Motif bukanlah hal yang dapat
diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu
dari dalam diri manusia yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan
ekstrinsik dapat bersifat positif dan juga dapat negatif. Oleh sebab itu,
dengan baik. 38
luar diri untuk melakukan suatu perubahan pada siswa yang sedang
36
Eva Latipah, Pengantar psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm.
158.
37
Sumadi Suyabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), hlm. 70.
38
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, hlm. 242.
27
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
tujuan tersebut. 39
motivasi yang dibutuhkan dan makin besar motivasi akan makin kuat
melaksanakan kegiatan. 40
39
Ibid., hlm. 250.
40
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Remaja rosdakarya, 2005), hlm. 62.
28
1) Motivasi Intrinsik
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
41
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 29.
29
2) Motivasi Ekstrinsik
dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa,
42
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, hlm. 254.
30
1) Tekun menghadapi tugas dan dapat bekerja dalam waktu yang lama
2) Ulet menghadapi kesulitan yang membuat siswa tidak cepat putus asa.
belajar.
soal tersebut.
sebagai berikut :
43
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), hlm. 83.
44
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),
hlm. 12.
45
Purwanto, “Motivasi Belajar dalam Pendidikan Islam”, Jurnal At-Tajdid, vol. 2: 2 (Juli,
2013), hlm. 229.
32
meningkatkan kualitas belajar agar lebih baik dan terarah. Dalam hal ini
46
Ibid., hlm. 230.
33
lengkap lagi yang disebabkan oleh salah satu kedua orang tua atau dua-
duanya meninggal dunia, perceraian orang tua atau salah satu orang tua
tidak hadir secara kontinyu dalam tenggang waktu yang cukup lama.49
keluarga broken home adalah kondisi dimana salah satu dari orang
tuanya (ayah atau ibu) sudah meninggal karena perceraian, atau karena
47
Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English, (New York:
Oxford University Press, 1995), hlm. 142.
48
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, hlm. 248.
49
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 125.
34
yaitu:
1) Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu
2) Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh
lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, dan atau tidak
tidak baik)
5) High tensen and low warmth, (suasana rumah tangga dan tanpa
kehangatan)
50
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga ( Family Counseling). ( Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 66.
51
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2009), hlm. 44.
35
keluarga dimana fungsi ayah dan ibu sebagai orang tua tidak berjalan
baik secara fungsional, yang pada dasarnya orang tua adalah sebagai
1) Faktor Internal
keluarga.
sebagainya.
berselingkuh.
2) Faktor Eksternal
d) Kebiasaan berjudi 52
52
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, hlm. 155.
36
1) Anak kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya.
dengan anaknya pun sangat kurang. Unit keluarga yang tidak lengkap
anak, misalnya orang tua bercerai, salah satu meninggal dunia, atau
meninggal kedua-duanya.53
G. Metode Penelitian
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.54 Metodologi adalah hal pertama dan utama yang terkait dengan
metahodos) adalah “jalan bersama menuju” dengan kata lain bertujuan untuk
mengikuti rute tertentu. Dengan hal ini metodologi berarti yang perlu
53
Elfi Muawanah, Bimbingan Konseling Islam. (Yogyakarta: Teras, 2012). hlm. 51.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 3.
37
1. Jenis Penelitian
kasus dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
55
Jan Jonker dkk, Metode Penelitian, ( Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 27.
56
Ibid., hlm. 27.
57
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998), hlm. 16.
38
siswa ditentukan oleh guru BK. Adapun kriteria yang digunakan dalam
a. Observasi
58
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1993), hlm. 36.
59
Ibid., hlm. 127.
39
tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.60
b. Wawancara
ini adalah guru BK dan siswa dari keluarga broken home seperti yang
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 311.
61
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 187.
62
Ibid., hlm. 116.
40
c. Dokumentasi
yang diteliti. Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang
digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang
penelitian.64
ini antara lain : buku profil sekolah yang berisi tentang sejarah singkat
sekolah dan struktur organisasi, arsip data pegawai, arsip data siswa yang
H. Analisis Data
datanya sudah jenuh. Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif
1. Reduksi Data
lapangan tertulis.
penelitian dengan menfokuskan pada hal penting serta mencari tema yang
reduksi data, penulis fokus dengan tujuan utama penelitian yang akan
dicapai.
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 246-253.
42
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most
frequent form of display data dor qualitative research data in the past has
been narrative text.” ( yang paling sering digunakan data untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif ).
3. Penarikan Kesimpulan
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
yang penting dari data yang telah diolah dengan membentuk kategori yang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
keseluruhan sudah berjalan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari terpenuhinya
transfer of learning pada diri klien, dan pengakhiran dengan evaluasi dan
B. Saran
dalam motivasi belajar siswa dari keluarga broken home khususnya di SMP
saran-saran pada pihak yang terkait dengan objek penelitian, saran tersebut
1. Bagi Jurusan BKI, adanya kajian yang lebih mendalam tentang konseling
2. Bagi guru BK, semoga bisa memberikan konseling individu yang dapat
3. Saran untuk penulis selanjutnya, agar bisa mengeksplor lagi hal-hal terkait
sekali anak korban dari perceraian orang tuanya dan memiliki banyak
eksperimen.
C. Kata Penutup
penulis walaupun jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari masih banyak
skripsi ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh
85
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Dalam hal ini, tidak lupa penulis haturkan terima kasih kepada
dan Konseling serta pihak yang terkait yang telah membantu dan
Amin.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, Setya. Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak di Sekolah (Studi
di SMP Muhammadiyah 1 Berbah Sleman, Yogyakarta).Skripsi. (Yogyakarta,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2013)
Nor, MutaqinAhmad. Konseling Individual pada siswa yang tidak Lulus UN di SMK
Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman. Skripsi. (Yogyakarta, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2010)
1. OBSERVASI
d. Kondisi ruang BK
2. DOKUMENTASI
c. Struktur Organisasi BK
e. Program kerja BK
f. Alur kerja BK
B. PEDOMAN WAWANCARA
1. Untuk Guru BK
a. Masalah apa saja yang sering guru BK tangani terkait dengan masalah
khusus?
individu?
2. Untuk siswa
C. LEMBAR WAWANCARA
10. Apakah siswa sudah dapat mengoreksi dirinya dan menghilangkan sikap
11. Apakah putusan perubahan sikap siswa sudah terlihat ketika proses
konseling?
12. Apakah siswa bisa mengambil makna dari hubungan konseling untuk
1. Verbatim I
Jabatan : Guru BK
menceritakan masalahnya.
permasalahannya tersebut.
kontrak.
pilih.
diancam.
8. Adakah perubahan pada diri Ada. Tapi untuk dua sampai tiga
seperti semula.
13. Adakah kesadaran diri dari Kesadaran itu ada mbak. Tapi ya
14. Apakah diakhir konseling Iya mbak. itu selalu saya lakukan.
mengadakan evaluasi?
dekatnya.
melakukan konseling.
2. Verbatim II
Interviewee : NR
Jabatan : Siswa
individu?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
No. Hp : 087803656560
E-mail : nadiafauzia64@gmail.com
Orang Tua
Pekerjaan : Guru
Pekerjaan :-
Riwayat Pendidikan :