Anda di halaman 1dari 130

KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT

Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat


Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen

TESIS

Oleh:
Khotimah
NIM: 1620011037

Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Master of Arts (M.A.)
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies
Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam

YOGYAKARTA
TAHUN 2020

i
ABSTRAK
Judul:
KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT: Kajian Tentang
Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di
Kebumen.
Penelitian ini merupakan hasil fenomena terhadap Ketertarikan Pemuda
Dalam Bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Di Kebumen. Dari fenomena
pemuda disini penulis akan mencari alasan Ketertarikan Pemuda Dalam
Bertarekat dan dampak yang ditimbulkannya setelah bertarekat. Hal ini penting
diketahui karena salama ini tarekat terkesan hanya diperuntukan atau diikuti untuk
mereka yang sudah berusia tua dengan alasan usia tua merupakan usia rawan
dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan rutinitas
kesibukan kerja yang mulai berkurang.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif yang hasilnya
berupa kata-kata bukan angka dengan cara penulis terjun ke lapangan dalam
pengambilan data melalui observasi untuk melihat fenomena anak muda
bertarekat di lokasi penelitian, melalukan wawancara dengan para informan yang
sudah penulis siapkan sebelumnya (terstruktur) maupun secara mengalir (tidak
tersruktur) dan melakukan dokumentasi sebagai bukti penelitian ini dilakukan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ketertarikan pemuda bertarekat
bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur dunia, ketertarikan mereka bertarekat
kebanyakan karena untuk ruhaniah. Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan
rohani sehingga manusia bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan
melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam kepentingan
materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang perlu dicukupi
melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan ketenteraman dan
kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek sosial kemasyarakatan, etos kerja
dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan meningkatnya semangat spiritual
keagamaan.
Kata Kunci: Ketertarikan pemuda, Tarekat, Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : KHOTIMAH

NIM : 1620011037

Jenjang : Magister

Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies

Konsentrasi : Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah Tesis ini adalah benar-benar

hasil penelitian/pengkajian mendalam terhadap suatu pokok masalah yang

dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan Dosen Pembimbing dan

berdasarkan Metodologi Karya Ilmiah.

Yogyakarta, 10 Desember 2020

Saya yang menyatakan

Khotimah, S.Pd.I
1620011037

iii
NASKAH BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : KHOTIMAH

NIM : 1620011037

Jenjang : Magister

Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies

Konsentrasi : Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam

Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan merupakan karya

tulis saya sendiri dan benar-benar bebas dari plagiasi ataupun bentuk kecurangan

karya tulis ilmiah lainnya. Jika dalam perjalanan waktu terbukti Tesis karya saya

tidak sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala resiko,

termasuk pencabutan gelar kesarjaan yang saya sandang.

Yogyakarta, 10 Desember 2020

Saya yang menyatakan

Khotimah, S.Pd.I
1620011037

iv
NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth
Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
Setelah melakukan bimbingan, arahan dan perbaikan terhadap kelayakan
penulisan tesis yang berjudul:

KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT


Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah di Kebumen

Yang ditulis oleh:

Nama : KHOTIMAH
NIM : 1620011037
Jenjang : Magister
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar
Master of Arts (M.A.)

ُ‫َو َعلَ ْي ُك ْم ال َّسالَ ُم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


Yogyakarta, 10 Desember 2020

Pembimbing

Sunarwoto, M.A., Ph.D.

v
Tesis ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak Kasdan dan Ibu Munaniah. Untaian kata mutiara yang indah tak akan
pernah bisa mengungkapkan betapa berharganya kalian dalam hidupku.
Betapa sabar dan susah payahnya kalian mendidikku dan membesarku tak
pernah sedikitpun kalian perlihatkan padaku. Doamu ijabah Tuhan,
kesedihanmu murka Tuhan. Izinkan saya membalas setetes keringat yang
kalian keluarkan dari tubuh keriputmu, meskipun tak sepenuhnya dapat
membalas semua perjuangan dan kebaikanmu. Semoga dengan ini, sedikit
dapat membuat kalian tersenyum bapak ibuku. Di relung hati yang paling
dalam, namamu akan selalu ku sebut pada setiap doaku. Sungkem takdim
dari anak perempuanmu dan sehat selalu.
2. Bapak dan Ibu mertua. Do’a restu, cinta kasih dan dukungan yang kalian
berikan. Saya ucapkan terima kasih, sehingga saya bisa menyelesaikan studi
ini.
3. Suami tercinta (Imam Sibaweh). Jika surga anak di telapak kaki Ibu, maka
surga seorang istri terletak pada ketakdimanku padamu. Persembahan
istimewa dariku untukmu, ayah anak-anakku. Semoga tesis ini dapat
membuatmu bangga dan menjadikanku lebih baik buatmu dan anak-anak
kita. Tetap bersama dalam suka dan duka, keuarga sakinah, mawadah
warohmah ilal jannah. Amiin.
4. Anak-anaku (Muhammad Kamel Abdurrahman, Muhammad Mozza
Habiburrahman, Emira Syahrizad dan Elida Syahrizad). Dalam hati ini,
selalu ada rasa bangga pada kalian yang tumbuh dan besar menjadi
kebanggaan keluarga. Syukurku pada Tuhan, betapa bahagianya kami
memiliki anak-anak seperti kalian. Tak ada harta yang lebih berharga
melebihi hadirnya kalian dalam keluarga. Wahai anak-anakuku permata
hatiku, tumbuhlah menjadi anak yang sholeh sholehah bermanfaat untuk
agama bangsa dan kelurga.
5. Seluruh Civitas Akademika YAKPI Darussa’adah

vi
KATA PENGANTAR

‫ ا ش هد ان ال اله االّ هللا‬, ‫ ال حو ل وال ق ّوة االّ با هلل‬, ‫ على نعمة هللا‬, ‫ و ش كر هلل‬, ‫الحمد هلل‬
‫ الله ّم صل على‬, ‫ و اشهد انّ س ّيد نا مح ّم دا عب ده و رس وله ال ن بي بع ده‬, ‫وحده ال شريك له‬
‫ و على اّله و ص حبه و من‬, ‫س ّيد نا مح ّمد صل هللا عليه و سلّم ص احب الش فاعة و المعج زة‬
. ‫ اما بعده‬, ‫تبع الرشده‬

Tak ada kata selain ucapan syukur mendalam dari bibirku bi qulina
“alhamdulillahirobbil’alamiin”. atas rahmat, taufik dan hidayah-Nyu sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “KETERTARIKAN
PEMUDA DALAM BERTAREKAT: Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah Di Kebumen”. Sholawat dan salam
dengan rasa mahabbah dan tiada bosan-bosannya senantiasa tercurahkan kepada
Permata alam semesta Sayyidina Wamaulana Muhammad SAW wa ‘ala
aalihi wasohbihi ajma’in. Semoga kita semua tergolong pada umatnya yang
akan mendapatkan syafa’at kelah di Yaumil Qiyamah. amiin
Penulisan tesis dengan judul: KETERTARIKAN PEMUDA DALAM
BERTAREKAT: Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen ini, tidak lepas dari kontribusi dan
bantuan dari banyak pihak. Wabil Khusus penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena tanpa rida dari-Nya penulisan tesis ini tidak akan terselesaikan. Kepada
pihak-pihak yang terlibat dan berkontribusi pada penulisan tesis ini yang sudah
merelakan waktu dan kesibukannya, penulis hanya bisa mendoakan semoga jasa
kalian dibalas oleh Allah SWT yang berlipat ganda. Untuk semua keluarga
besarku Bapak Kasdan dan Ibu Munaniah, kakak dan adik yang selalu ada waktu,
penulis ucapkan banyak terima kasih.
Selanjutnya, terkhusus penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Sunarwoto, M.A.,Ph.D. selaku pembimbing tesis. Bagi
penulis jika ditanya apa momen tersulit sebagai mahasiswa, mungkin masa Tesis
adalah jawabannya. Masa itu, kira-kira enam bulan lalu akan jadi waktu penuh
air mata untukku. Sebagai mahasiswa jelas aku jauh dari kata unggul dan pintar.

vii
Aku harus berjuang sekuat tenaga menyelesaikan segalanya. Namun satu yang ku
syukuri, bahwa diantara perjuangan berat, tetap ada Bapak Sunarwoto,
M.A.,Ph.D. yang di sana tetap membimbingku dengan sabar dan selalu
memotivasiku.
Terima kasih kepada seluruh civitas akademik UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Direktur pascasarjana Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D.
Ketua dan Sekertaris Prodi Interdisciplinary Islamic Studies, Dr. Nina Mariani
Noor, S.S., M.A., dan Najib Kailani, S.Fil., M.A., Ph.D.. Terima Kasih kepada
Ibu dan bapak dosen pascasarjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat.
Kepada Pimpinan Tarekat Ad-Duzuqiah Muhammadiyah Wilayah
Kabupaten Kebumen (K.H. Adib Amrullah, Lc) dan para jamaah muda Tarekat
Ad-Duzuqiah Muhammadiyah yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti
dan memberikan banyak informasi pada saat penelitian. Semoga amal dan
perbuatannya kalian semua mendapat rida dan balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT . Amin Yaa Robbal ‘Alamin
Terlepas dari banyaknya pihak yang sudah membantu dalam penulisan
tesis ini, akan tetapi kesalahan yang ada sepenuhnya menjadi tanggungjawab
penulis. Terakhir yang ingin penulis sampaikan adalah semoga tesis dan karya
ilmiah dari penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat untuk peneliti secara
pribadi dan para pembaca yang bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amiiiin.

Yogyakarta, Desember 2020

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ......................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 10
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ............................................. 10
D. Kajian Pustaka .......................................................................... 11
E. Kerangka Teoretis .................................................................... 16
F. Metode Penelitian ..................................................................... 19
G. Sistematika pembahasan .......................................................... 30
BAB II : PENYEBARAN TAREKAT AD-DUSUQIYAH DI KEBUMEN 32
A. Pendahuluan ............................................................................. 32
B. Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah .................................. 32
C. Biografi Pendiri Tarekat Dasuqiyah ........................................ 36
D. Sejarah Timbul dan Perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah .... 38
E. Kesimpulan .............................................................................. 47
BAB III: TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH
DI KEBUMEN ............................................................................ 50
A. Pendahuluan ............................................................................. 50
B. Ajaran-Ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah ..................................... 50
C. Amalan-Amalan Tarekat Ad-Dusuqiyah ................................. 56
D. Kesimpulan .............................................................................. 73

ix
BAB IV : KETERTARIKAN PEMUDA BERTAREKAT DAN DAMPAK
YANG DITIMBULKANNYA .................................................................... 74
A. Pendahuluan ............................................................................. 74
B. Ketertarikan Pemuda Bertarekat .............................................. 74
C. Pengaruh Tarekat bagi Jamaah dalam Ekonomi, Sosial dan
Kegamaan ................................................................................. 86
D. Kesimpulan .............................................................................. 100
BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 101
Kesimpulan ..................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 103
INFORMAN ................................................................................................. 105
PEDOMAN OBSERVASI .......................................................................... 106
PEDOMAN HASIL WAWANCARA ........................................................ 107
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA ................................................. 109

x
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Foto Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ........................ 28


Gamnbar 1.2 Model Analisis Data Interaktif Miles Dan Huberman............. 30
Gambar 2.1 Foto Bersama K.H Adib Amrullah Lc....................................... 42
Gambar 2.2 Foto Hasan Ibnu Hadi dalam Sesi Wawancara ......................... 43
Gambar 2.3 Foto Hilal Maghomi dalam Sesi Wawancara ............................ 45
Gmabar 3.1 Foto Salah Soerang Pelajar Muda ............................................. 60
Gambar 3.2 Foto Seorang Ahbab sedang Mengamalkan Wirid .................... 64
Gambar 3.3 Suasana Pengjian Rutin ............................................................. 70
Gambar 3.4 Para Jamaah Tarekat Anak Muda sedang Berkumpul................ 71
Gambar 4.1 Penyampaian Kalam-Kalam Guru Mursyid............................... 78
Gambar 4.2 Foto Ahbab dalam Pengajian Rutin............................................ 81
Gambar 4.3 Foto Muhammad Rosidin dalam Sesi Wawancara .................... 83
Gambar 4.4 Foto Ahbab Membawa Bambu dalam Pembangunan Di Desa. . 93
Gambar 4.5 Foto Ahbab Berpartisipasi Menebang Bambu........................... 93
Gambar 4.6 Menghadiri Undangan di Masyarakat Sekitar ........................... 95

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama sempurna (kamil) yang menekankan

keseimbangan antara kebutuhan rohani dan jasmani, memanifestasikan bagi

para penganutnya dalam kesatuan syari’at (hukum Allah) dan Tassawuf

(Thariqah atau jalan spiritual).1 Islam sebagai agama dan pedoman hidup

bagi para penganutnya harus dipahami dan dihayati secara kaffah dalam arti

secara lahiriah dan batiniah yang diibaratkan seperti dua sisi uang logam

saling berdampingan, saling menyempurnakan dan keduanya tidak bisa

dipisahkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Islam benar-benar agama

yang tidak hanya menekankan pada aspek tertentu saja tetapi mencakup

semua aspek dalam kesempurnaan agama.

Dalam kontek memahami agama secara kaffah, kita ketahui bahwa

Islam merupakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bin

Abdillah sebagai utusan Allah SWT melalui malaikat Jibril sebagai amanah

yang harus disampaikan kepada masyarakat Arab dan sekitar yang

mengandung seperangkat produk hukum bersumber dari Al-Qur’an, sunah,

amaliyah para sahabat, dan ijtihad para ulama untuk menjadi pedoman umat

manusia agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang

menjadi tujuan dari semua umat manusia.2

1
Abudin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT Raja Gavindo Persada, 1990), 10.
2
KH. Masrur Ahmad MZ, Islam Hijau Merangkul Budaya, Menyambut Kearifan Lokal,
(alQodir press: Cet. Pertama. 2014), 3.

1
Ada tiga hal ajaran pokok yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW untuk umat manusia yang beriman dalam mencapai keselamatan dan

kebahagiaan dunia akhirat yakni syariat, akidah, dan ikhsan yang ketiganya

tentu tidak bisa dipisahkan dan ada keterkaitan satu sama lain. Pertama,

syariat merupakan hukum/peraturan Allah dalam menjalankan kewajiban

sebagai hamba-Nya yang dibuktikan dengan dengan membaca dua kalimat

syahadat sebagai bentuk kesaksian pada Tuhan dan utusan-Nya, mendirikan

shalat sebagai bentuk penghambaan untuk-Nya, mengerjakan puasa di bulan

ramadhan sebagai bentuk ketaqwaan pada-Nya, dan membayar zakat bagi

yang telah memenuhi ketentuan sebagai bentuk kecintaan oleh-Nya, serta

menunaikan ibadah haji bagi yang mampu sebagai bentuk kepatuhan dari-

Nya. Kedua, akidah sebagai bentuk kepercayaan pada-Nya yaitu mengimani

terhadap keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan alam semesta, malaikat-

malaikatnya, kitab-kitab-Nya sebagai ajaran dan pedoman, para rasul sebagai

panutan, hari akhir setelah kematian, dan percaya kepada takdir Allah SWT

yang baik dan buruk dari-Nya serta hal yang tidak tampak (ghaib). Ketiga,

ikhsan sebagai instrospeksi untuknya bahwa Allah selalu ada mengawasimu

dan percayalah jikapun tak bisa melihat-Nya, Dia selalu melihat gerak dan

perbuatanmu dan berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama

manusia. Dari ajaran ketiga tersebut ikhsan merupakan implementasi dari

tarekat (jalan menuju Allah SWT).3

Secara umum tarekat dapat dipahami sebagai jalan atau proses untuk

membersihkan diri dan hati dari penyakit-penyakit hati seperti sombong,


3
Ibid.

2
riya, iri, dengki, hasud, dan hubbud dunya (cinta dunia) dan perilaku tercela

lainnya yang harus ditinggalkan oleh orang-orang yang sudah mengikuti

tarekat (baiat) atau Salik.4 Selain itu, tarekat merupakan jalan untuk menuju

Allah SWT melewati Guru Mursyid dengan mengajarkan amalan-amalan

berbentuk wirid dan dzikir sebagai bentuk kecintaan kepadanya dan

ajarannya. Bentuk kecintaan untuknya setiap salik harus mempercayai dan

menyakini bahwa seorang Guru Mursyid memiliki sanad keilmuan yang

sambung menyambung (muttasil/persambungan) dari guru (mursyid) ke guru

lainnya dan puncaknya sampai kepada Nabi Muhammad SAW5 sebagai

puncak dari semua ajaran Tarekat di dunia ini.6

Di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam

sebagai negara yang plural dan majemuk menyakini bahwa tarekat sebagai

jalan menuju sang khaliq melalui ajaran dan amaliyahnya yang mudah

diterima, dipahami dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat mampu

mengantarkan Salik pada kebahagiaan yang hakiki sehingga perkembangan

tarekat di Indonesia saat ini semakin pesat dengan pengikut yang tidak

sedikit jumlahnya. Perkembangan tarekat di Indonesia sekarang ini sudah

tersebar dari Sabang sampai Merauke yang terkumpul dalam JATMAN

4
Salik merupakan Istilah bagi mereka yang sedang menempuh jalan untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT melalui amalan-amalan dan dzikir-dzikir dari seorang Guru Mursyid.
Istilah Salik ini identik bagi mereka yang sudah berbaiat atau bertarekat.
5
Tarekat-tarekat yang diakui dan shoheh secara silsilah keilmuan merujuk pada Sahabat
Abu Bakar Asyidiq dan Sahabat Ali bin Abi Thalib yang berporos pada Nabi Muhammad SAW.
Perbedaan dzikir dari Sahabat Abu Bakar As- Shidiq ialah lafadz “La Ilaha Illa Allah”
sedangankan dzikir Sahabat Ali bin Abi Thalib adalah lafadz “Allah”.
6
M. Amin Syukur, Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003), 44.

3
(Jam'iyyah Ahl al-Ṭariqah al-Mu’tabarah al-Nahḍiyyah)7 sebagai lembaga

kegamaan resmi yang menaungi dan membawahi tarekat-tarekat yang diakui

di Indonesia.

Dalam sejarah perkembangannya, M. Amin Syukur melalui bukunya

yang berjudul Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern

mengatakan bahwa perkembangan tarekat dibagi menjadi tiga periode.

Pertama, pada abad III Hijriyah atau X Masehi yaitu Khanqah (pusat

pertemuan) adalah seorang murid harus mengikuti aturan–aturan yang ketat,

taat kepada guru (mursyid), serta hidup bersama untuk mengajarkan suatu

ilmu kerohanian (ilmu batin). Kedua, Abad V Hijriyah atau XII Masehi

yaitu Thariqah yang sudah berbentuk ajaran, peraturan, dan metode tasawuf.

Ketiga, Abad VII Hijriyah atau XV Masehi, thariqoh yaitu penggabungan

antara ajaran dan peraturan sehingga pada masa ini muncul organisasi

tassawuf seperti thariqah Qadiriyah, thariqah Naqsyabandiyah, dan thariqah

Syaziliyah dan lain sebagainya yang telah mempunyai cabang di berbagai

tempat sampai ke Indonesia yang kemudian tarekat tersebut menjadi

organisasi tassawuf keagamaan.8

Bagi para pengikut tarekat, organisasi tassawuf keagamaan ini

merupakan perkumpulan kooperatif, dimana ritual berjamaah ini dapat

berfungsi sebagai tempat untuk memperkuat hubungan atau jaringan lain

7
Merupakan sebuah organisasi dan perkumpulan keagamaan para pengamal tarekat
muktabarah NU dengan Habib Lutfi bin Yahya sebagai Ketua Umum atau Rais Am yang
bertujuan untuk mengusahakan berlakunya syariat Islam dengan berhaluan Ahlussunnah wal
Jamaah yang berpegang kepada salah satu mazhab empat yaitu Imam Hambali, Imam Hanafi,
Imam Syafi’i dan Imam Maliki.
8
M. Amin Syukur, Tassawuf Kontekstual, 46-47.

4
diantara para anggotanya yang didasari oleh rasa kecintaan mendalam kepada

Sang Guru Mursyid dan kepada sesama jamaah (pengikut) tarekat. Ajaran

semua tarekat selalu menyakinkan pada pengikutnya bahwa ajaran dan

amalannya tidak pernah berubah dan berlanjut terus sampai pada Guru

sekarang yang puncaknya bersambung pada Nabi Muhammad SAW yang

mereka percayai sepanjang abad, diturunkan tanpa perubahan dari sang guru

kepada murid-muridnya.9 Namun tidak dapat dipungkiri bahwa adanya

perubahan dan penyesuaian terhadap keadaan-keadaan setempat misalnya

seperti sekarang ini akibat Virus Corona dengan kebijakan pemerintah untuk

physical distancing dan social distancing10 maka kegiatan majlis taklim

perkumpulan jamaah tarekat pun dilarang untuk sementara waktu.

Di Indonesia sendiri, ada banyak tarekat yang berkembang sampai

saat ini. Penting untuk diketahui bahwa tarekat merupakan tahap kedua dalam

agama Islam untuk ma’rifatullah11 setelah syariat dimana pada tahap ini wirid

yang hukumnya sunah dalam ranah syariat menjadi wajib dalam ranah

tarekat. Selanjutnya antara syariat dan tarekat tidak bisa dipisahkan antara

satu sama lain, dalam arti harus dilaksanakan dengan bersama dan saling

berkaitan. Jika diibaratkan seseorang yang hanya belajar syariat saja maka ia

9
Ajaran yang amaliah dan silsilah bersambung terus menerus sampai Nabi Muhammad
SAW baik secara keilmuan maupun secara silsilah nasab yang dapat dikatakan tarekat yang
Mu’tabarah atau dapat diakui keberadaanya. Keberadaan tarekat-tarekat yang diakui di Indonesia
terkumpul dalam sebuah organisasi keagamaan bernama JATMAN yaitu Jamiah Ahli Tarekah
Mu’tabarah An-Nahdiyah pimpinan Habib Lufti bin Yahya.
10
Physical distancing dan social distancing merupakan program Pemerintah dalam
menaggulangi penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang sedang melanda dunia. Physical
distancing artinya adalah pembatasan fisik antara individu dengan individu atau istilah umumnya
adalah jaga jarak sedangkan social distancing adalah menjaga jarak dari kerumunan.
11
Ma’rifatullah secara bahasa dapat berarti mengenal atau mengetahui Allah sebagai
puncak dari agama Islam.

5
berjalan dalam kegelapan dengan mata yang dapat melihat, jika ia belajar

hanya tarekat saja maka diumpamakan ia berjalan di siang hari dengan mata

yang tidak bisa melihat. Jadi antara tarekat dan syariat saling berkaitan dan

saling menyempurnakan yang keduanya sama-sama penting dan harus

ditempuh bagi seorang salik dalam mengantarkan dirinya kepada Allah SWT.

Dalam sebuah maqolah dikatakan bahwa “As-syari’atu Kassifinati”

yang artinya bahwa syariat diibaratkan sebuah kapal. Sebagai sebuah kapal

yang berlayar tentu tujuan pendaratannya adalah sebuah dermaga dan laut

sebagai jalannya. Jika sebuah kapal ingin berlayar mencapai dermaga sebagai

tujuan utamanya, tentunya kapal tersebut harus beryalar mengaruhi samudra.

Jangan sampai kapal tersebut hanya berdiam diri tidak berlayar apalagi

sampai salah jalan dengan berlayar di jalur darat tentu hal tersebut

menyesatkan. Hal itupula yang terjadi dalam tarekat yang merupakan jalan

menuju Tuhan, jika Tuhan diibaratkan sebagai dermaga dan syariat adalah

aturan atau hukum-hukumya (kapal) dimana tarekat (mu’tabarah) menjadi

sebuah jalan yang benar dalam arti tidak menyesatkan untuk mengantarkan

dan mendekatkan Salik kepada Allah SWT melalui amalan dan ajaran Guru

Mursyid (nahkoda).

Menarik untuk diteliti bahwa akhir-akhir ini perkembangan tarekat

telah menjangkau kehidupan masyarakat kelas bawah sampai masyarakat

menengah ke atas (elite) baik perkotaan maupun pedesaan dengan jamaahnya

yang terdiri dari berbagai lapisan umur. Ketertarikan mereka bertarekat tentu

tidaklah sama karena setiap orang mempunyai pengalaman spiritual yang

6
berbeda-beda. Bagi masyarakat kelas atas misalnya ada anggapan bahwa

kondisi dan gaya hidup masyarakat kota saat ini bertentangan dengan agama

serta dalam pemenuhan kebutuhan rohaniah mereka secara spiritual

keagamaan belum juga terpenuhi oleh ibadah rutin.12 Beda halnya dengan

masyarakat kelas bawah, bagi masyarakat kelas bawah ada anggapan tarekat

sebagai pelarian untuk mencari kebahagiaan di era zaman yang serba

materialistis dalam arti kebahagiaan diukur dengan materi yang dia miliki.

Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis dalam mengangkat judul

Ketertarikan Pemuda Bertarekat sebagai wacara dalam memamahi,

memperdalam dan menghayati Islam secara kaffah yaitu secara lahiriah dan

batiniah yang tentunya menjadi hal yang penting dalam menjawab anggapan-

anggapan di atas jika bertarekat sebagai pemenuhan kebutuhan rohaniah yang

secara spiritual keagamaan belum juga terpenuhi oleh ibadah rutin dan

pelarian dalam mencari kebahagiaan di era zaman yang serba materialistis

dalam arti kebahagiaan diukur dengan materi.

Sementara itu, perkembangan tarekat di Indonesia khususnya di

Kebumen selama ini terkesan hanya diperuntukan dan diikuti oleh mereka

yang sudah berusia tua dengan beberapa alasan yang mendasarinya. Salah

satu alasan mendasar yang berkembang di masyarakat adalah usia tua

merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi

kepada Tuhan dengan usia yang sudah mulai tidak produktif dalam karir dan

rutinitas kesibukan kerja yang sudah mulai berkurang. Hal ini seperti yang

terjadi dalam tarekat Syadziliyah dan Naqsabandiyyah berpusat di Pondok


12
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 183.

7
Pesantren Al-Huda Jetis dan Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu. Kedua

tarekat ini merupakan tarekat terbesar di wilayah Kabupaten Kebumen

dengan jumlah jama’ah tarekatnya yang mencapai ribuan orang. Dari hasil

wawancara penulis dengan K.H. Khafifudin Khanif13 selaku Mursyid tarekat

Naqsabandiyyah mengatakan bahwa 75% jama’ah tarekatnya berasal dari

kalangan orang tua dengan penyebarannya yang hampir tersebar disemua

wilayah Kabupaten Kebumen.14

Berbeda halnya dengan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah yang

berasal dari Mesir dan terbilang tarekat baru di wilayah Kebumen. Pertama

kali diperkenalkan oleh K.H Adib Amrullah, Lc (Masyayikh Pondok

Pesantren Darussa’adah) pada tahun 2009 setelah beliau pulang dari Mesir

setelah menamatkan pendidikannya, dan baru mulai masyhur atau terkenal di

telinga masyarakat Kebumen sekitar tahun 2015. Awal mula perintisan

tarekat ini melalui pengajian, dakwah-dahwah dan penyampaian ajarannya

melalui keterangan-keterangan ketika beliau mengajar di Pesantren. Lambat

laun ada ketertarikan dari santri dan warga sekitar dengan keterangan-

keterangan atau Kalam-Kalam Sang Guru Mursyid yang menarik dan berbeda

dengan pemahaman masyarakat selama ini. Tercatat ada peningkatan jumlah

jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah untuk setiap bulannya. Hal

ini tidak terlepas dari ajaran sang Guru Mursyid yang salah satunya

13
K.H. Khafifudin Khanif adalah pengasuh pondok Pesantren Al-Kahfi Kebumen yang
termasuk salah satu Pondok Pesantren dengan jumlah satri yang banyak dan sekaligus sebagai
sebagai Muryid Tarekat Naqsabandiyyah.
14
Wawancara dengan Al-Ustadz Afifudin Al-Hasani (Mursyid IV) pada tanggal 15 Agustus
2020.

8
mengajarkan untuk saling mencintai antar sesama Ahbab15 dalam ruang

lingkup kecil dan sesama manusia yang lainnya dalam ruang lingkup besar.

Tercatat kurang lebih 300 jama’ah tarekat Ad-Dusuqiah yang tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten Kebumen dari wilayah pegunungan, pesisir

sampai perkotaan.16

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tarekat-tarekat yang

berkembang di Kabupaten Kebumen kebanyakan jama’ahnya adalah

orangtua, maka 75% jamaa’ah tarekat Ad-Dusuqiyah adalah kaum muda

yaitu usia 18-35 tahun. Salah satu jama’ahnya bernama Dawam Akhsanal

Fi’li. Beliau berumur 21 tahun dan mulai mengikuti tarekat ini tahun 2014.

Menurutnya, alasan masuk tarekat ini adalah selain kebutuhan rohaniah,

tarekat ini berbeda dengan tarekat lainnya yang tidak memberatkan wirid-

wirid bagi para jama’ahnya dengan kelonggaran wirid yang dapat

dilaksanakan dengan berjalan, tiduran, dan lain sebagainya. Selain itu juga

karena peran kepemimpinan K.H Adib Amrullah, Lc yang sangat berwibawa

dan kharismatik yang pantas dijadikan panutan bagi seorang santri dan juga

atas pertolongan madad dari sang Guru Mursyid.17

Meningkatnya angka jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

di Kabupaten Kebumen pada usia muda, mengindikasikan bahwa nilai-nilai

yang terkandung dalam Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah mampu membawa

anak muda Kebumen ini menuju masyarakat yang lebih bermartabat dan
15
Sebutan untuk jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah.
16
Wawancara dngan K.H Adib Amrullah, Lc, Pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah Wilayah Kabupaten Kebumen pada tanggal 10 Agutus 2020
17
Wawancara dengan Dawam Akhsanal Fi’li, salah satu jama’ah Tarekah Ad-Dusuqiyah
pada tanggal 12 Agustus 2020.

9
manusiawi, sehinga tarekat diharapkan dapat mengatasi sebagian persoalan

hidup terutama dalam bidang keagamaan dan kebutuhan rohaniah.

Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti Ketertarikan Pemuda dalam Bertarekat di Kebumen terkait kajian

tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah sebagai tarekat yang terbilang baru di

Indonesia dan Kabupaten Kebumen pada khususnya tetapi perkembangannya

sangat pesat dan mempunyai jamaah kaum muda dengan jumlah terbilang

sudah banyak dan tersebar diberbagai wilayah di Kabupaten Kebumen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas yang selama ini

tarekat hanya diperuntukan untuk usia tua sedangkan satu sisi tarekat

merupakan kebutuhan ruhaniah setiap manusia, maka permasalahan tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa tarekat menjadi pilihan perilaku keagamaan di kalangan anak

muda di Wilayah Kabupaten Kebumen?

2. Bagaimana dampak yang diditimbulkan setelah masuk Tarekat Ad-

Dusuqiyah Muhammadiyah dalam ranah ekonomi, sosial dan

keagamaan?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian ini berupaya mengeksplorasi tentang alasan

ketertarikan anak muda bertarekat di Kabupaten Kebumen dan dampak yang

ditimbulkannya. Adapun manfaat dari penelitian ini secara khusus adalah

sebagai berikut: pertama, penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi

10
terhadap diskusi mengenai pengikut/jamaah tarekat yang selama ini

dikalangan masyarakat umum cenderung diperuntukan untuk mereka yang

sudah lanjut usia dengan anggapan bahwa usia tua merupakan usia rawan

dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan. Kedua dari

hasil penelitian ini ini dapat digunakan oleh peneliti dimasa mendatang,

sebagai acuan dalam mengkaji peran penting tarekat dalam mempengaruhi

perubahan ekonomi, sosial dan kegamaan dari para jamaahnya.

D. Kajian Pustaka

Setelah melakukan penelusuran dari berbagai sumber sumber

referensi melalui internet, penyusunan telah menemukan beberapa karya

yang menguraikan tentang Tarekat. Namun, dari sekian banyak karya

tersebut penyusun skripsi, tesis, disertasi, maupun jurnal, penulis tidak

menemukan penelitian tentang alasan anak muda bertarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah di kota manapun termasuk di Kota Kebumen. Hal ini lantas

tidak menjadi halangan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini karena

ada banyak penelitian yang mengangkat tentang tarekat. Adapun penelitian

tarekat di Indonesia dapat dilihat di bawah ini antara lain:

1. Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Ahmad Syafi’i Mufadzilah Tahun

Tahun 2019 dengan judul penelitian “Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi

Kasus Tarekat Syattariyah di Desa Setono Kecamatan Ngrambe

Kabupaten Ngawi” Tahun 2018 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta..

Penelitian ini termasuk kajian sejarah dan budaya. Pendekatan yang

digunakan yaitu pendekatan sejarah dan antropologi. Tesis menggunakan

11
konsep transformasi budaya menurut Koentjaraningrat. Yang merujuk

pada perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur lamanya.

Hasil penelitian ini menjelaskan karakteristik tradisi di Setono

antara lain adalah: Pertama, Tradisi-tradisi di Setono merupakan hasil

transformasi ajaran tarekat dan adat istiadat masyarakat Jawa. Proses

transformasi budaya menghasilkan perubahan bentuk makna dan isi yang

diwujudkan dalam beberapa tradisi yaitu pertama penentuan kalener yaitu

perpaduan antara kalender Saka dengan Kalender Islam Jawa (Kurup

Asapon) menghasilkan kalender Huruf. Kedua upacara daur hidup,

dipaparkan pada upacara brokohan, upacara selamatan pernikahan

(midodareni) dan kematian. Tiga upacara tersebut waktu pelaksanaan serta

benda-benda yang digunakan tetap disesuaikan dengan adat Jawa, akan

tetapi ritus simbol sesembahan doa diganti dengan ajaran dzikir Tarekat

Syattariyah. Ketiga, pada upacara hari-hari besar Islam dipaparkan dalam

beberapa tradisi yaitu tradisi ruwahan (ruwatan) dan bodo kopat

(syawalan).18

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi Kamal Tahun 2005 dengan

judul penelitian Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan,

Aktivitas, dan Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di Desa

Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul. UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini

merupakan penelitian lapangan, dalam memperoleh data yang ada di

lapangan, peneliti menggunakan pendekatan sosio historis. Dalam

18
Ahmad Syafi’i Mufadzilah, Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi Kasus Tarekat Syattariyah
di Desa Setono Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2018).

12
pengumpulan data menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan,

yakni melalui participant as observer (pengamatan peserta), Interview

(wawancara) dan dokumen pribadi (data-data pribadi). Tesis ini berfokus

pada aspek perkembangan dan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

penganut tarekat Syattariyah serta pola hubungan penganut tarekat dalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil dari penelitian ini menunjukan Tarekat Syattariyah ini

pertama kali muncul di India pada abad ke-15 M, dibawa oleh Syekh

Abdullah Al-Syattar dan diteruskan oleh murid – muridnya. Di Jawa

khususnya di Desa Giriloyo Wukirsari, tarekat ini dibawa oleh K.H.Ramli

(abad ke-18/1800 M), diteruskan oleh K.H. Marzuqi Ramli (1901-1991).

Setelah itu diteruskan oleh K.H. Ahmad Zabidi Marzuqi (1991-sekarang).

Zikir yang diamalkan oleh penganut tarekat Syattariyah di Desa Giriloyo

Wukirsari setiap harinya adalah zikir La Ililha lila Allah sebanyak 100

kali dan dibaca setelah shalat Isya' dan Subuh (wajib dilakukan oleh

penganut tarekat Syattariya,), dan memperbanyak zikir, memperbanyak

membaca shalawat dan khalwat (dianjurkan bagi penganut tarekat

Syattariyah). Pola hubungan sosial keagamaan penganut tarekat

Syatariyah ini meliputi hubungan antar guru, hubungan antara guru dan

murid, hubungan antar murid dan hubungan antara penganut tarekat

Syattariyah dan masyarakat di luar penganut tarekat Syattariyah.19

Ahmad Fauzi Kamal, Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan, Aktivitas, dan
19

Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di Desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005).

13
3. Penelitian Disertasi yang dilakukan oleh Muzaiyana Tahun 2019 dengan

judul Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di

Probolinggo (1930-2010) UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian historis dengan pendekatan sosial

budaya. Penelitian ini berfokus pada profil tarekat, faktor masyarakat

mengikuti tarekat Tijaniyah di Probolinggo, dan yang terakhir peran guru

dalam melakukan gerakan-gerakan sosial.

Adapun hasil disertasi ini adalah sebagai berikut: (1) Jumlah

penganut tarekat Tijaniyah di Jawa Timur mayoritas berasal dari kalangan

suku Madura. Riset ini menunjukkan perkembangan Tijaniyah yang cepat

dalam masyarakat Madura, tidak hanya dapat dilihat dari aspek politik dan

ekonomi, tetapi juga dapat ditinjau dari aspek tradisi dan doktrin Tarekat.

(2) Beberapa ritual atau dzikir dalam tarekat ini juga dikenalkan melalui

wadah kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah melekat di kalangan

tradisi masyarakat setempat. (3) Peranan tokoh tarekat, muqaddam, sangat

penting karena bagi masyarakat Madura pada umumnya, mereka diyakini

memiliki kelebihan atau keistimewaan tertentu. Figur seorang kiai,

termasuk syekh tarekat Tijaniyah seringkali dianggap sebagai bagian dari

presentasi kesucian yang memiliki hubungan khusus dengan Sang

Pencipta. Penghormatan tinggi diberikan kepadanya bukan hanya

dipercaya sebagai orang alim dalam bidang agama tetapi juga dianggap

14
istimewa karena dipercaya memiliki keturunan yang silsilahnya atau

nasab-nya bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.20

4. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Siti Mubarrokah Tahun 2019

dengan judul Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta. Skripsi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jenis penelitian menggunakan penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang merupakan

penelitian lapangan (Filed Reseach). Penelitian ini berfokus pada

penyebaran tarekat Qadariyah yang mudah diterima oleh orang – orang

awam dari berbagai latar belakang sosial, budaya dan ekonomi.

Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat tertarik

disebabkan karena tujuan dari tarekat Qadariyah itu menghantarkan

seorang hamba agar dapat mencapai tujuan tertentu dengan mempraktekan

tradisi atau ritual lain seperti zikir, sholawat nabi, tahlilan, yasinan dan

acara keagamaan lainya yang dahulunya rajin mereka amalkan.21

5. Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Hasanul Aotad Tahun 2015 dengan

judul penelitian Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai

Tasawuf Dan Pengaruh Tarekatnya di Yogyakarta. Masters

thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tesis ini menggunakan dua

pendekatan yaitu pendekatan sufistik dan pendekatan sejarah. Sedangkan

Jenis penelitiannya menggunakan penelitian pustaka (liberary reseach)

dan penelitian lapangan (field reseach) adapaun teori sejarah pemikiran

20
Muzaiyana, Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di Probolinggo
(1930-2010), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019).
21
Siti Mubarrokah, Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2019).

15
yang digunakan adalah teori Callingwood dan Ibnu Khaldun. Tesis ini

berfokus pada Biografi, Aktivitas, dan pemikiran tassawuf serta

pengaruhnya di Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini memberikan

informasi tentang ajaran tasawuf Ḥabib ‘Abdullah al-Ḥaddad yang lebih

mementingkan akhlak sebagai pengamalannya, serta mengetahui pengaruh

ajaran dan amalan tarekat Ḥaddadiyah yang terdapat di Yogyakarta.22

Adapun perbedaan yang membedakan dengan penelitian ini adalah

penelitian ini bukan hanya mendeskripsikan pengertian tasawuf, tetapi juga

bagaimana realitas ketertarikan para anak muda untuk bertarekat dimana pada

umumnya bertarekat kebanyakan jama’ahnya yang sudah lanjut usia dengan

alasan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada

Tuhan dengan rutinitas kesibukan kerja yang mulai berkurang.

E. Kerangka Teoretis

Dalam penelitian ini Untuk mengetahui strategi penyebaran tarekat

Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen, maka dalam hal ini

penulis menggunakan teori Max Weber yaitu paradigma definisi sosial

dengan konsepnya tentang tindakan sosial (sosial action), antar hubungan

sosial (social relationship) yang bermakna. Weber mengartikan sosiologi

sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami

(interpretative understanding) tindakan sosial serta antar hubungan sosial

untuk sampai kepada penjelasan kausal yang dapat berupa tindakan yang

nyata-nyata diarahkan kepada orang lain ataupun juga tindakan yang bersifat

22
Hasanul Aotad, Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai Tasawuf Dan
Pengaruh Tarekatnya di Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015).

16
membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh

positif dan situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan dengan

sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi, yang serupa atau berupa

persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu. Atas dasar rasionalitas

tindakan sosial, Weber membedakanya ke dalam empat tipe yaitu:

1. Zwerk rationa

Zwerk rationa merupakan tindakan murni yakni dalam tindakan

ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai

tujuanya, tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Dalam hal

ini seorang salik tidak hanya sekedar menilai bahwa tarekat yang dia

anut sebagai jalan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT tetapi

juga dia mampu menentukan tujuan mengapa dia bertarekat agar apa

yang dia harapkan agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan

tarekat.

2. Werk rational action

Werk rational action yaitu aktor tidak dapat menilai apakah cara-

cara yang dipilihnya merupakan yang paling tepat atau lebih tepat untuk

mencapai tujuan yang lain. Dalam hal ini seorang salik dapat menilai

bertarekat pada zaman sekarang ini adalah langkah yang paling tepat

dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui wirid dan ajaran-

ajarannya. Dengan penilaian itulah seorang salik dapat mengetahi apa

dan mengapa dia bertarekat agar tidak salah arah dari niat yang dia

kehendaki sebelumnya.

17
3. Affectual action

Affectual action yaitu tindakan yang dibuat-buat, dipengaruhi

oleh perasaan emosi dan kepura-puraan aktor. Dalam hal ini ketertarikan

salik bertarekat dipengaruhi oleh beberapa alasan yang cenderung akibat

pelarian saja akibat ketidakbahagiaan dalam menjalani hidup,

ketidaktenteraman dalam beribadah rutin atau bahkan hanya untuk

mencarian teman. Ketertarikan salik bertarekat ini adalah bentuk kepura-

puraan dalam memahami agama Islam secara kaffah karena dalam

konteks agama tidak terdapat alasan-alasan kepentingan dunia atau

lainnya dan sejatinya bertarekah adalah sebuah anugrah panggilan hati

dan kebutuhan ruhaniah bagi setiap manusia yang harus terpenuhi.

4. Traditional action

Traditional action yaitu tindakan yang didasarkan oleh kebiasaan


23
dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu. Dalam hal ini ketertarikan

salik bertarekat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual salik yang sudah

baik.

Dengan teori Weber, paradigm definisi social dengan konsep

tindakan sosial dan tindakan antar hubungan sosial di atas, penulis berharap

dapat mengetahui aktivitas penganut tarekat dengan sebenar-benarnya, begitu

pula hubungan yang terjalin diantara sesama penganut tarekat maupun antara

masyarakat diluar penganut tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di

Kabupaten Kebumen.

23
George Ritzer, Sosiologi Berparadigma Ganda, terj. Alimada (Jakarta: Rajawali 1998),
44 – 48.

18
Dari sini dapat dilihat bahwa kenyataan yang ada dalam anak muda

adalah tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah merupakan tarekat yang

tergolong baru di kabupaten kebumen. Secara tidak langsung posisi tarekat

Ad-Dusuqiah Muhammadiyah mampu membentuk karakter pengetahuan

pengikutnya secara keagamaan maupun kepribadian yang religius. Pola ini

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti wirid atau dzikir, diskusi ilmu

pengetahuan tentang ketuhanan yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini dapat

dilihat dalam rutinan selapanan, ziarah, dan harlah yang dilakukan setiap

tahun. Hal ini pula menjadi salah satu cara untuk menyebar luaskan ajaran

tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen.

F. Metode Penelitian

Dalam rangka untuk merencanakan proses penelitian secara

keseluruhan dan agar penelitian dapat selesai tepat waktu, maka tentunya tak

lepas dari metode penelitian. Metodologi peneltian tesis ini berguna dalam

rangka memetakan pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan

kredibilitas kepada hasil penelitian yang dicapai nantinya. Adapun metode

dalam penelitian tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian tentang Ketertarikan Pemuda Dalam Bertarekat

(Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah ini berada di Wilayah Kabupaten Kebumen yang

berpusat di Pondok Pesantren Darussa’adah. Alasan pemilihan judul ini

19
adalah tarekat ini terbilang tarekat baru yang diperkenalkan oleh KH

Agus Adib Amrullah Lc di Indonesia dan Kabupaten pada khususnya

namun penyebarannya terbilang sangat cepat dengan jumlah pengikut

yang tidak sedikit. Selain itu pengikut tarekat tidak saja berasal dari

kaum tua tetapi juga ketertarikan kaum muda terbilang besar. Hal ini

dapat dibuktikan dari kaum muda menjadi mayoritas jamaahnya.

b. Waktu Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentu ada waktu yang direncanakan

guna sebagai bahan acuan agar penelitian tepat sasaran dengan hasil

yang efektif dan maksimal. Mengenai waktu penelitian, rencana peneliti

tesis ini dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai dari tanggal 10

Agustus – 10 November 2020. Namun demikian, sebelumnya peneliti

telah melakukan pendekatan dengan pemipim wilayah Kebumen dan

salah satu jama’ah tarekat dengan melakukan wawancara dan observasi

pendahulan.

2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian yang dikaji dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivititas

sosial, sikap, seseorang secara individual maupun kelompok 24 dengan

analisis data yang dideskripsikan berupa catatan-catatan hasil

24
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan Kedelapan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 60.

20
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-

catatan dari sumber-sumber penelitian yang bersangkutan. Hasil

penelitian kualitatif ini adalah berbentuk kata-kata melalui data yang

sudah dianalisis dan dideskripsikan.

Penelitian Kualitatif merupakan metode-metode penelitian yang

berfungsi untuk mengeksplorasi dan memahami makna sejumlah

individu atau sekelompok yang dari masalah sosial atau kemanusiaan. 25

Menurut Lexy. J. Moleong, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian26 secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.27

Nyoman Kutha Ratna mengatakan bahwa penelitian kualitatif

tidak semata-mata mendeskripsikan, tetapi lebih penting adalah

menemukan makna yang terkandung dibaliknya, sebagai makna

tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan.28 Bagdon dan Taylor

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.29


25
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 4.
26
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), 6.
27
Andi Prastowo, Metode Penelitian kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 24.
28
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 94.
29
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 3.

21
Ditinjau dari segi tempat, penelitian ini termasuk jenis penelitian

lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah kegiatan

penelitian yang dilakukan di sebuah tempat baik itu berupa lembaga

pendidikan, perusahaan dan/atau yang lainnya dengan cara peneliti

mendatangi langsung dan terjun ke lapangan. 30

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah sosio historis,31 terkait data-

data yang terkumpul berupa bahan-bahan, dokumen seperti arsip,

sejarah keagamaan setempat, naskah-naskah ajaran tarekat dan

peninggalan-peninggalan tertulis lainnya. Akan tetapi, sebagian data

sejarah diperoleh dari sumber lisan. subjek itu sendiri, sehingga

pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara. Perkembangan

tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dalam kurun waktu tertentu

sudah pasti berpaspasan dengan bermacam-macam perubahan.

Penelaahan kompleksitas gejala sejarah pada giliranya menghendaki

penggunaan konsep – konep dalam pendekatan ilmu sosial.

Dengan menggunakan pendekatan sosio historis, Ketertarikan

Pemuda Dalam Bertarekat (Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk

Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Di Kebumen) akan dapat

dipaparkan dan dianalisis secara lebih mendalam yang nantinya dapat


30
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 31.
31
Sartono Kartodirejo mengatakan bahwa: Pendekatan multidimensional (sosio historis)
sesuai untuk mengungkapkan kompleksitas penelitian disamping pendekatan dialogis sebagai
pendekatan historis murni, juga diperlukan pendekatan singkronis sehingga tercakup pula analisis
structural fungsional sebagai gejala yang komplek. Lihat dalam Pengantar Sejarah Indonesia
Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jakarta: Gramedia,
Penceramah Tarawih, 1992) 129 – 150.

22
memudahkan penulis untuk dapat mengambil kesimpulan yang baik dan

mendapatkan pemahaman yang tepat dan utuh dalam mencapai tujuan

penelitian yang ditentukan.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, 32 dalam hal

ini adalah orang yang paling mengetahui tentang Tarekat Ad-Dusuqiah

Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian pada kegiatan

penelitian ini adalah pimpinan tarekat cabang wilayah Kebumen dalam hal

ini adalah K.H Adib Amrullah, Lc yang merupakan key informant

(pemberi informasi kunci) dan beberapa jama’ah dengan usia 18-35

Tahun. Subjek penelitian nantinya akan memberikan informasi yang

dibutuhkan peneliti terkait dengan sejarah perkembangan tarekat di

Kebumen, amalan-amalan, ajaran-ajaran, dan hal penting lainnya.

Penentuan subjek dalam penelitian ini, penulis menggunakan


33
teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan cara sampel yang diambil

merupakan sampel yang ditentukan oleh peneliti, misalnya orang yang

dianggap paling tahu mengenai objel penelitian dalam hal ini ketertarikan

anak muda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten

Kebumen, sehingga akan memudahkan penulis dalam mengeksplorasi data

yang dikumpulkan baik melalui wawancara maupun melalui dokumen-

32
Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, Cetakan XI, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
2010), 34.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 300.

23
dokumen atau catatan-catatan atau kalam-kalam Sang Guru Mursyid yang

terdokumentasikan.

Selain itu untuk memperdalam informasi dari subjek penelitian

dalam hal ini K.H. Adib Amrullah Lc selaku pemimpin Tarekat Ad-

Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen, sebagai data

tambahan untuk penulis, maka penulis menggunakan metode snowball

sampling (efek bola salju) dalam arti melibatkan infornam tambahan

sebagai data pelengkap dan penyempura penelitian yang diperoleh dari

hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang ada.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

a. Observasi

Observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti memperhatikan

dan mengikuti.34 Cartwright & Cartwright menambahkan observasi

adalah suatu proses melihat, mengamati, mencermati dan merekam

perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. 35 Menurut

Muhammad Ali, observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung

maupun tidak langsung.36

34
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humaika, 2014),
130.
35
Ibid, 131.
36
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 168.

24
Observasi dilakukan untuk megamati dan mencatat suatu objek

dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan

untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung terhadap

ketertarikan pemuda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di

wilayah Kabupaten Kebumen.

b. Interview/wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau

merekam jawaban-jawaban responden.37 Percakapan penulisan tesis ini

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan yaitu peneliti dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut yaitu KH Adib

Amrullah Lc atau para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhamamdiyah.

Sejalan dengan pendapat di atas, Gorden mendefinisikan wawancara

sebagai:

Conversation between two people in which one person tries to


direct the conversation to obtain information for some specific
purpose.38
Pengertian di atas dapat diartikan bahwa wawancara merupakan

percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk

menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui ketertarikan

pemuda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di wilayah

37
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 173.
38
Ibid, 119.

25
Kabupaten Kebumen dan untuk mendapatkan data yang informatik dan

orientik. Teknik interview atau wawancara yang digunakan adalah jenis

wawancara terstruktur atau bersandar yang menyerupai daftar

pertanyaan dan survey tertulis, yakni mengharuskan pewawancara

membuat kerangka dan garis-garis besar atau pokok-pokok yang akan

ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok ini

dilakukan sebelum wawancara.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti bersifat

terbuka, hal ini bertujuan agar narasumber lebih santai dan tidak kaku

dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti memberikan satu

pertanyaan kemudian dijawab oleh informan, dari jawaban tersebut

peneliti tindaklanjuti untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan

selanjutnya. Selain itu, peneliti menggunakan teknik wawancara tak

berstruktur. Peneliti menggunakan wawancara tidak struktur

dikarenakan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

tersusun secara sistematis tetapi hanya berupa garis besar atau pedoman

umum saja. Maksud penggunaan metode ini adalah untuk mencari data

yang berhubungan dengan ketertarikan pemuda bertarekat Ad-

Dusuqiyah Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Kebumen.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti bersifat

tersusun dan terbuka, hal ini bertujuan agar tepat pada isi dari penelitian

dan narasumber lebih santai dan tidak kaku dalam menjawab

pertanyaan serta dapat menggali informasi yang lebih mendalam dan

26
mengalir dengan sendirinya mengikuti jawaban dari narasumber atau

responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dukumen. 39

Dokumentasi dapat berupa catatan, foto, buku, surat kabar/internet,

majalah, agenda, dan data berupa film atau video. Metode dokumentasi

ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sumber

di lapangan bisa berwujud buku harian, surat pribadi dan otobiografi. 40

Dalam melakukan pendokumentasian ini, peneliti akan menggali

informasi dari dokumen-dokumen yang dapat menunjang penelitian.

Dokumen-dokumen penulis ambil langsung dari tempat penelitian atau

melalui media internet. Dokumen tersebut diharapkan akan membantu

untuk mempertajam analisis penelitian ini.

d. Triangulasi Data

Dengan teknik triangulasi data maka penulis akan

mengumpulkan data dengan menggabungkan berbagai teknik

pengumpulan data yang sudah ada41. Tujuan dari tringulasi data ini

adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena,

tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang

39
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 183.
40
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 217.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2011), 241.

27
telah ditemukan. Dengan metode ini akan diketahui apakah suatu data

dinyatakan valid atau tidak.

Berikut ini adalah gambaran tringulasi teknik pengumpulan data.

Wawancara Observasi

Dokumentasi

Gambar.1.1 Tringulasi Teknik Pengumpulan Data.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif. Adapun pelaksanaan penelitian ini mengacu pada

pendapat Miles & Huberman, dalam Sugiyono dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mahmud mengatakan bahwa reduksi data adalah proses

memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi data dan

mengubah data kasar. Pada tahap reduksi, peneliti merangkum,

mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategori

berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.42

b. Data Display (Penyajian data)

Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu

organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/atau

42
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia: 2011), 93.

28
tindakan yang diusulkan. Setelah data direduksi, maka langkah

selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam

bentuk tabel, grafik, pictogram dan sebagainya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah dipahami.

c. Conclusion Drawing/Verification

Mahmud mengatakan bahwa verifikasi data adalah penjelasan

tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang jelas menunjukkan

alur kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi yang terkait

dengannya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses

pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar

dapat dipertanggungjawabkan.43

Secara skematis proses analisis data menggunakan model

analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan

berikut:

Penyajian Data
Pengumpulan Data

Reduksi Data Verifikasi/ Penarikan


Kesimpulan
43
Ibid.

29
Gambar.1.2 Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman

Dengan demikian hasil penelitian ini mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal penelitian, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

bisa berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Sehingga kesimpulan

dalam penelitian kualitatif ini bisa merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk Bab.

Penyusunan bab dalam penelitian ini dilakukan untuk memudahkan

pembahasan supaya lebih sistematis, seperti uraian berikut ini:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang permasalahan

fenomena Tarekat Dusuqiyah di kabupaten kebumen, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritis, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II memberikan penjelasan tentang tarekat tentang tarekat

dusuqiyah. Mulai dari siapa pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah dan statusnya,

bagaimana biografi pendirinya, dan sejarah timbul perkembangan dan

penyebarannya. Selanjutnya dalam bab ini akan menjelaskan definisi tarekat

secara etimologi dan terminologi serta data jamaah yang baru masuk dari

usia muda.

30
Bab III berisi tentang mengenai ajaran-ajaran dan amaliah-amaliah

Tarekat Ad-Dusuqiyah. Hal tersebut dianggap sangat penting, sebab dengan

adanya ajaran-ajaran Tarekat dan amaliah-amaliahnya membentuk karakter

pengikutnya melalui wirid – wirid yang dibaca.

Bab IV adalah pembahasan tentang tentang ketertarikan apa dalam

diri pemuda-pemuda sehingga mereka ingin bertarekat dimana tentunya

setiap jamaah mempunyai argumen dan alasan sendiri-sendiri. Kemudian apa

dampak yang ditimbulkannya setelah ia bertarekat dilihat dari sisi ekonomi,

sosial dan keagamaan/spiritual.

BAB II

PENYEBARAN TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH DI


KABUPATEN KEBUMEN

A. Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang Tarekat Ad-

Dusuqiyah. Mulai dari siapa pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

dan statusnya, bagaimana biografi pendirinya, dan sejarah timbul

31
perkembangan dan penyebarannya. Selanjutnya dalam bab ini akan

menjelaskan definisi tarekat secara etimologi dan terminologi serta data

jamaah yang baru masuk dari usia muda.

B. Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

Ditinjau secara etimologi, tarekat berasal dari bahasa arab dengan

mufradnya berbunyi al-Tharq, yang berarti jalan, tempat lalu atau metode.44

Sedangkan ditinjau secara terminologi atau istilah ada beberapa para ahli

mendefinisikan tentang pengertian tarekat, diantaranya adalah Abu Bakar

Aceh. Menurut Abu Bakar Aceh, tarekat adalah amalan yang dikerjakan oleh

sahabat dan tabi’in, turun temurun sampai pada guru-guru, sambung-

menyambung dan rantai-berantai sebagai petunjuk dalam melaksanakan suatu

ibadah. Harun Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus

ditempuh oleh seorang salik melalui amalan-amalan dan wirid-wirid dari sang

Guru Mursyid, yang bertujuan untuk Taqaruub Ilalah melalui perantara Guru

Mursyid.45

Sejalan dengan pengertian di atas, Syekh Muhammad Amin Kurdy

mendefinisakan bahwa tarekat sebagai tahap kenaikan pada pengamalan

syari’at yang mana dalam hal ini ada kenaikan kelas bagi para salik. 46

Zamakhsyari dhofier memberikan definisi terhadap tarekat sebagai “jalan

menuju surga” dengan cara membersihkan penyakit-penyakit hati melalui

44
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 184.
45
Ibid.
46
A. Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Filsafat Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010), hlm. 233.

32
wirid dan amalan dari Guru Mursyid dengan tujuan untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT.47

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tarekat

adalah jalan bagi seorang salik melalui amalan dan dikir dari sang Guru

Musryid dalam membersihkan penyakit atau kotoran-kotoran hati dengan

tujuan untuk ma’rifatullah atau mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub ila

al Allah) melalui dzikir dan amaliyah-amaliyahnya.

Perlu digaris bawahi adalah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah

ini merupakan tarekat yang mu’tabarah di Indonesia. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh K. H Adib Amrullah Lc selaku pimpinan wilayah

Kebumen, beliau mengatakan bahwa

Mungkin ketika pertama kali mendengar nama Ad-Dusuqiyah


Muhammadiyah, kedengarannya memang asing ditelinga masyarakat
Indonesia pada umumnya. Wajar saja sih bu, di Indonesia sendiri,
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah memang terbilang tarekat
baru dengan jumlah jamaah pengikutnya tidak sebanyak Tareqah
Naqsabandiyah, Qadiriah, Syadiliah maupun tareqah falimiar laiinya
di Kabupaten Kebumen, namun perlu diketahui oleh masyarakat
adalah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan tarekat
yang sudah diakui di Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam
anggota Jamiyyah al-Thariqoh al-Mu’tabarah an-Nahdliyah) atau
istilahnya JATMAN bu pimpinan Habib Lutfi Pekalongan. Dalam
JATMAN ini merupakan organisasi keagamaan yang menaungi
tarekat-tarekat dengan dzikir dan ajaran amaliyahnya beraliran
Ahlussunah Waljama’ah yang mengikuti salah satu madhab 4 yaitu
Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Maliki dimana
setiap tarekat yang diakui di Indonesia masuk dalam lembaga
keagamaan ini bu. Jadi jika dibilang baru memang betul, tetapi
apabila dibilang sesat jelas itu anggapan yang salah.48

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 212.


47

Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, L.c selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
48

Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020.

33
Muhammad Ma’ruf Hasbi salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah menambahkan bahwa:

Meskipun terbilang baru di Indonesia tetapi kalau di Mesir sana


sudah lama bu. Bahkan sekarang ini pengikutnyapun sudah mencapai
puluhan ribu. Setiap kali Maulid Akbar saja di Mesir sana sudah tidak
dapat menampung jamaahnya yang tersebar ke berbagai negara.
Meskipun di Indonesia sendiri tidak setenar tarekat lainnya bukan
berarti tarekat ini tidak mempunyai sanad keilmuan yang bersambung
kepada Rasulullah SAW bu, Cuma terkadang memang ada beberapa
anggapan entah itu dari ulama, pengasuh pondok, masyarakat awam
yang beranggapan tentang kesesatan tarikat ini. Sering sekali saya
menerima anggapan itu waktu awal penyebaran tarekat ini di desa
saya sendiri bu (Desa Rantewringin). Namun setelah mengetahui
amalan dan wirid wirid yang dibaca akhirnya mereka dengan
sendirinya mengakui bahwa apa yang mereka tuduhkan itu salah.
Lalu apakah dengan anggapan kesesatan mereka tuduhkan kepada
tarekat ini kami marah? Tidak bu, dalam ajaran kami tidak
diperbolehkan marah bagi mereka orang awam yang tidak tahu
tentang isi dan ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini.
Bahkan kami para jamaah tarekat sangat kasihan terhadap mereka
yang telah menganggap kami sesat karena sayang sekali jika mereka
sampai menolak anugrah tarekat ini dan jangan sampai mereka
membeci Guru Mursyid kami karena keberkahan, pertolongan dan
madad seorang Guru Mursyid akan menjauh darinya.49

Pernyataan di atas dapat diperkuat dengan hasil wawancara salah satu

jamaah anak muda yang mengatakan bahwa:

“… Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah meniko tarekat ingkang


sampun diakui teng Indonesia. Menawi tarekat ini sesat/dilarang
mestinipun kedaeh wonten teguran lan protes saking warga utowone
saking poro kyai teng Kabupaten Kebumen. Selama kegiatan rutin
niki mlampah, perkoro kados niku wau mboten wonten bu, kranten
nopo sing diajaraken teng tarekat niki dzikir lan amalan-amalanipun
mboten wonten sing nulayani kalih ajaran agomo. Setiap dinten
minggu tarekat ini rutin ngadakaken majlis taklim ingkang mboten
naming teng Kebumen mawon wangsul teng wilayah-wilayah
lintunipun lan setiap tahunipun ngadakaken dinten kelahiranipun
Guru-Guru kito ingkah sami shaleh. Mboten naming mekaten kito
sedoyo juga nganakaken Maulid Nasional lan kempalan Jama’ah
49
Wawancara dengan Muhammad Makruf Hasbi salah satu pemuda jamaah Tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020

34
Tarekat teng Indonesia. Saking keturanan nasab Ilmu, Guru kito
Maulana Syeikh niku nyambung urut kalih Sayyidina Maulana
Muhammad SAW lan kito sedoyo sampun terdaftar teng JATMAN
ingkang dipimpin Habib Lufti bin Yahya”. 50

“…Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah adalah Tarekat


Mu’tabarah di Indonesia. Kalau tarekat ini dilarang tentu kami akan
mendapatkan teguran dan protes dari masyarakat sekitar atau kyai-
kyai di Kabupaten Kebumen. Selama kegiatan rutin ini berjalan, hal
tersebut kan tidak terjadi bu, mengingat apa yang diajarkan dalam
terekat ini dzikir dan amalan-amalannya tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Pada setiap minggu kami rutin mengadakan majlis
taklim yang bukan hanya di Kebumen saja tetapi di wilayah-wilayah
lainnya dan juga setiap tahunnya memperingati hari kelahiran/maulid
Guru-Guru kami dan orang-orang Sholeh. Selain itu juga kami
mengadakan Maulid Nasional dan mengikuti perkumpulan Jama’ah
Tarekat di Indonesia. Dalam susunan nasab keilmuan Guru kami
Maulana Syekh bersambung dengan Sayyidina Maulana Muhammad
SAW dan kami sudah terdaftar di JATMAN pimpinan Habib Lutfi
bin Yahya”.

Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan tarekat yang

didirikan oleh Sayyidina Ibrahim al-Dusuqi. Dusuqi merupakan nama sebuah

desa yang kebanyakan orang timur tengah sana menambahkan pada akhir

namanya sebagai nama kebanggaan mewakili suku atau desa kelahirannya 51

Pada mulanya Sayyida Syekh Ibrahim al-Dusuqi merupakan sorang murid

setia Abu al-Hasan Ali al-Syadzili sebagai pendiri Thariqah Syadziliyah dan

Thariqah Ahmadiyah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad al-Badawi. Dari

kedua Mursyid Tariqah ini beliau mendapatkan ijazah (keguruan) untuk

mengajarkan thariqah Syadziliyah dan Thariqah Ahmadiyah. Bahkan beliau

sendiri pernah mempelajari Thariqah Rifayah yang di Mesir pada waktu itu

sedang popular.
50
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020
51
Wawancara dengan Muhammad Ali Abrorudin salah satu pemuda jamaah Tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020.

35
Selanjutnya beliau juga belajar Thariqah Rifa’iyah dari Syekh Abul

Fath al-Wasithi yang merupakan muird dari kakeknya sendiri. Dari kajian

panjang tentang tariqah yang telah dipelajarinya itu, Sayyidina Ibrahim al-

Dusuqi selanjutnya mendirikan tariqah tersendiri, yang amaliahnya tidak jauh

berbeda dengan tarekat-tarkeat lainnya seperti mengajarkan dzikir, doa, dan

hizib (sejenis wirid) yang dirangkainya sendiri. Ajaran inilah yang disebut

Thariqah Dusuqiyah dengan menisbatkan pada nama desa beliau. Dengan

ajaran dan amaliyah beliau, thariqah ini berkembang di Mesir pada abad ke-

19 telah meluas ke Hadhramaut, Hijaz dan Suriah, serta di abad ke-20 tarekat

dusuqiyah ini telah menyebar di Indonesia khususnya yang tersebar di

Sumatra, Sulawesi, Lombok dan dan Jawa tidak terkecuali di Kabupaten

Kebumen ini.

C. Biografi Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

Nama pendiri tarekat ini adalah Syaikh Maulana Ibrahim. Beliau

berasal dari desa dusuq. Ayah beliau bernama Abi al Majd bin Quraisy

seorang ulama besar di desa Dusuq dan merupakan keturuan dari orang-orang

Sholeh dan ahli ilmu. Kakeknya bernama Muhammad bin an-Naja yang

silsilahnya sampai pada ‘Ali Zain al-‘Abidin putra Sayyida Imam al-Husain

bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW.52

Syaikh Maulana Ibrahim Dusuqi dilahirkan di Mesir tahun 623 H di

desa Dusuq. Beliau tumbuh dan berkembang besar di lingkungan jamaah ahli

wara’ dan taqwa. Syekh Maulana Ibrahim Dusuqi juga masih punya silsilah

52
Abdul Aziz Sukawardi, Sabda Sufistik: Upaya Memahami Nilai-Nilai Keindahan Islam
Melalui Pendekatan Tasawuf dan Tarekat, Cet 1, (Yogyakarta: Mahameru Press, 2009), 72-73.

36
satu nasab dengan Wali Qutb kota Thanta bernama Sheikh Ahmad Badawi

pada kakek kesepuluh Ja’far al-Turki bin Ali al-Hadi. 53 Dari kecil Syaikh

Maulana Ibrahim Dusuqi dikenal sangat rajin beribadah, memiliki kerajian

yang tinggi, pintar dan tekun dalam menuntut ilmu. Beliau tumbuh dan

berkembang dikalangan masyarkat yang soleh, memegang teguh ajaran Islam,

memiliki sifat religius yang tinggi dan memiliki sifat-sifat terpuji yang beliau

warisi dari kakeknya baginda Rasulullah S.A.W.

Masa kecil Syaikh Maulana Ibrahim Dusuqi dihabiskan dengan

menghafal Al Qur'an dan mempelajari berbagai disiplin ilmu agama seperti

balaghah, nahwu shorof, fiqih, ulumul fiqih, mantiq, bahasa, tafsir, hadits,

dan lain sebagainya dari ulama-ulama Mesir yang terkenal pada waktu itu.

Syaikh Ibrahim Ad-Dusuqi selain menguasai bahasa arab juga menguasai

bahasa asing lain, di antaranya adalah bahasa Suryani dan Ibriyyah. Dari

kemampuan bahasa itu, beliau menulis sejumlah kitab dan risalah dengan

menggunakan bahasa Suryani dan Ibriyyah yang beliau kuasai.

Sejak usia remaja beliau sudah terpancar keilmuannya terbukti pada

waktu remaja ada beberapa murid beliau yang terkenal di antara bernama

adalah Sayyid Abu Nashr. Selanjutnya keilmuan beliau terdengar sampai ke

Sultan az Zahir sebagai pemimpin Mesir pada waktu itu dan mengangkatnya

sebagai Syaikhul Islam. Dari tugasnya sebagai Syaikhul Islam beliau

infakkan kepada kepada para fakir miskin dari kalangan Muslimin.54

53
http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html, di akses pada tanggal 20
Agustus 2020
54
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim_ad-Dusuqi, diakses pada tanggal 20 Agustus 2020

37
Syeikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi merupakan salah satu Wali

Quthub yang keempat dan yang terahir setelah Syeikh Ahmad Arrifa’i RA

yang melahirkan tarekat Rifa’iyah, Syeikh Abdul-Qadir al-Jaelani RA yang

melahirkan tarekat Qadiriyah, dan Syeikh Ahmad al-Badawi RA dan Syeikh

Ibrahim Ad-Dusuqi yang melahirkan tarekat Ad-Dusuqiyah. Beliau wafat

pada tahun 606H/1296M yang ketika itu beliau berumur 63 tahun dan

dimakamkan di kota Dusuq-Mesir di Makam Baqi bersama dengan para

pengikutnya. 55

D. Sejarah Timbul dan Perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiah

Muhammadiyah

Sebenarnya membicarakan tarekat, tentu merupakan proses sejarah

yang panjang dari ajaran dan amalan Nabi Muhamamd SAW. Kita ketahui

bahwa dalam ajaran dan amalan tariqah terbagi menjadi dua bagian satu

berporos pada Sayyidina Abu bakar R.A dengan bacaan dzikirnya yaitu

lafadz “La Illaha Illa Allah” dan satu lagi berporos pada Sayyidina Ali bin

Abi Thalib R.A dengan dzikirnya yaitu lafadz “Allah” yang semuanya

berpusat pada Nabi Muhammad SAW sebagai pusat dari semua ajaran-ajaran

tarekat dunia yang menjadi syarat jika tarekat tersebut adalah tarekat yang

benar bukan menyesatkan.

Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang

sejalan dengan kemunculan tasawuf. Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi.

Pada waktu itu muncul tarekat Qodiriyah yang dipelopori dan dikembangkan

55
http://dayahfauzulfata.blogspot.com/2018/04/kisah-syeikh-ibrahim-ad-dusuqy.html,
diakses pada tanggal 20 Agustus 2020.

38
oleh Syaikh Abdul Qodir Jaelani di Asia tengah. Selanjutnya meluas sampai

ke wilayah Turki, Irak dan Bagdad bahkan sampai ke Asia Tenggara

termasuk Malaysia dan Indonesia. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika

utara, Afrika tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian

berkembang dengan cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi

khalifah di wilayah masing-masing, yang selanjutnya mengajarkan dan

menyebarkan ke negeri-negeri Islam di seluruh negara yang lama kelamaan

memiliki jamaah dengan amalan dan dzikir-dzikir yang sudah ditentukan oleh

masih-masing tarekat yang menjadi ciri khas untuk diamalkan dan wajib

dilaksanakan.56

Sebagaiamana dijabarkan di Bab sebelumnya, bahwa Tarekat

Dusuqiyah Muhamamdiyah di Kabupaten Kebumen tergolong tarekat baru,

maka dari itu untuk mendapatkan biografi dari penyebar yang sekaligus

mengenalkan ajaran Tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah di wilayah

Kabupaten Kebumen. Penyebaran Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di

Kabupaten Kebumen dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu

masyayikh Pondok Pesantren Darussa’adah. Beliau mengenal tarekat ini

Ketika beliau kuliah di Al-Azhar Kairo Mesir. Pada mulanya Gus adib

mengikuti pengajian tarekat syadziliah, namun Gus Adib57 beranggapan jika


56
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Cet
ke- 4, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 6.
57
Sapaan Akrab K.H Adib Amrullah, Lc bagi santri dan jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah.
Adib Amrullah atau yang akrab disapa Gus Adib bin Muzani bin Bunyamin bin Mardi lahir di
Kebumen pada tanggal 9 September 1983 adalah putera dari K.H Imam Muzani ke 4 yang
merupakan Putera dari KH. Bunyamin pendiri Pondok Pesantren Ulumuddin Susukan Cirebon,
yang semasa mudanya pernah mondok di Pondok Pesantren Modern As-Shidiqiyah Jakarta.
Sedangkan ibunya adalah Nyai HJ. Asyiroh puteri dari KH. Durmuji Ibrahim pendiri pondok
pesantren Muftahul Ulum Lirap, Kebumen. Beliau merupakan Putera ke 6 (enam) dari 9

39
tarekat Syadziliah terlalu baik sedangkan dirinya belum terlalu baik hal ini

dilihat ketika tarekat tersebut berkumpul mengenakan pakaian berbaju putih,

menggunakan kopiah putih sehingga merasa jika dirinya belum tepat untuk

mengikuti tarekat tersebut, walaupun pada dasarnya Gus adib mengikuti

pengajian – pengajian yang dilakukan tarekat Syadziliah tidak mendapatkan

dampak positifnya.

Ketertarikan beliau mengikuti tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

awalnya diajak oleh salah satu temannya yang mengatakan bahwa ada majlis

taklim yang di dalamnya (pengajiannya) boleh merokok. Ketika mengikuti

pengajian di tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah yang pada saat itu pengajian

diisi oleh Mayor Jenderal Sofwat58 seorang militer dengan berpakaian kaos

dan bercelana Levies sehingga K.H Adib Amrullah, Lc pun merasa nyaman.

Di sisi lain orang-orang yang mengikuti pengajian tersebut juga

mengenakkan pakaian biasa, bukan pakaian khalayak orang mencari ilmu

yakni dengan berpakaian putih, atau memakai jubbah sehingga K.H Adib

Amrullah, Lc merasa nyaman mengikuti pengajian tersebut dan merasa

diterima, sehingga memiliki teman untuk sharing tentang permasalahan yang

dihadapi seperti masalah ketauhidan, keilmuan tentang hadist dan masalah

keagamaan lainnya.59

(sembilan) saudara yang saat ini merupakan pimpinan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah
untuk wilayah Kabupaten Kebumen.
58
Syekh Sofwat merupakan pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Cabang
Asia.
59
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammasiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 15 Agustus 2020.

40
Setelah selesai kuliah, Gus Adib pun pulang ke Indonesia di

karenakan KH. Muzani ayahnya wafat setelah beliau terlebih dahulu

memperoleh Guru Mursyid. Selama hampir 9 tahun di Mesir sampai

menamatkan pendidikan formalnya di Kairo beliaupun kemudian pulang ke

kampung halaman. Setelah pulang ke Indonesia, Gus adib pun membantu di

Pondok Pesantren Darussa’adah60, dan mengajar di Sekolah milik yayasan

Darussa’adah sembari mengamalkan ajaran tarekat yang di ikutinya. Selain

itu, Pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Asia yakni syeh Sofwat pun berpesan

“Jika kamu ingin menyebarkan dan merasa tarekat ini suatu kebaikan maka

silahkan sebarkan”. Atas dasar itulah, Gus adib pun memulai untuk

menyebarkan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen

hingga saat ini.

60
Pondok Pesantren Darussa’adah merupakan salah satu pondok salaf di Kabupaten
Kebumen yang berdiri tahun 1985 yang didirikan oleh K.H Imam Muzani Bunyamin dari Cirebon.
Pondok Pesantren ini menempati areal + 1 Ha terletak radius + 15 km sebelah selatan Kota
Kebumen, tepatnya di dukuh Bulus 002/002 Desa Kritig Kecamatan Petanahan yang berbatasan
dengan pantai selatan.

41
Gambar.2.1 Foto Bersama K.H Adib Amrullah Lc (Pimpinan Tarekat
Ad-Dusuqiyah Wilayah Kabupaten Kebumen)

Menurut Hasan Ibnu Hadi,61 awal mula dakwah tarekat ini adalah

masyarakat sekitar desa Kritig dan para santri. Merintis dari wilayah

Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin 62 dengan jamaah pada waktu itu

kurang lebih 7 orang. Melalui kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap

malam selasa lama kelamaan warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini

dan merambah ke desa-desa melalui dakwah dari masing-masing jamaah

tarekat. Penyebarannyapun sangat pesat dan merambah pada semua lapisan

masyarakat mulai dari kalangan masyarakat menengah kebawah (petani,

pedagang sayur, satpam, tukang parkir dan lain sebagainya) sampai kelas

menengah ke atas (seperti guru sekolah, pegawai kantor dinas, bidan, dokter

bahkan elit politik). Dalam perkembangannya tercatat lebih dari 100 jamaah

tarekat berusia muda yang tersebar di semua wilayah Kabupaten Kebumen

dari ujung barat sampai ujung timur.63


61
Hasan Ibnu Hadi merupakan salah satu alumni santri Pondok Pesantren Darussa’adah dan
sekaligus jamaah awal yang masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah setalah Gus Adib
pulang dari Mesir yaitu tahun 2009.
62
Desa Rantewringin merupakan salah satu desa dengan jamaah paling banyak dan
menjadi basik jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Kebumen. Desa ini terletak dibagian selatan yang
berbatasan langsung dengan Pantai Selatan. Desa Rantewringin ini masyarakatnya mempunyai
tingkat religious yang tinggi dikarenakan banyaknya warga yang menjadi alumni santri dari
berbagai pondok pesantren.
63
Wawancara dengan Hasan Ibnu Hadi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020.

42
Gambar.2.2 Foto Hasan Ibnu Hadi Salah Satu Jama’ah Angkatan Pertama

Penyebaran tarekat ini juga merambah pada berbagai umur mulai dari

umur 15 tahun sampai umur 60 tahun lebih. Namun dalam ajaran tarekat ini,

tidak ada perbedaan diantara para jamaah, semua sama dimata Syekh

Maulana. Setelah beberapa tahun ini peningkatan jamaah Tarekat Ad-

Dusuqiyah Muhammadiyah kian meningkat, tercacat lebih dari 100 orang

yang rata-rata umurnya adalah anak muda yang tersebar di berbagai desa dan

kecamatan mulai dari wilayah Kebumen paling Barat yaitu Ijo, sampai

wilayah Kebumen paling Timur yaitu Prembun. Bahkan sampai keluar kota

seperti Banyumas, Banjarnegara, Puworejo dan lain sebagainya yang aktif

mengikuti pengajian tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini.64

Wawancara dengan Hasan Ibnu Hadi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah
64

Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020

43
Wawancara dengan salah satu jamaah tarekat bernama Hilal

Maghomi, dia mengatakan bahwa:

“…seniki alhamdulillah kathah sing sami nderek bu. Mboten namung


saking kalangan tiang sepah, namung kathah juga sing saking tiang
nem. Sedoyo niku berkah pertolongane Guru Mursyid bu. Seniki
kecatet wonten sing masih umur 15 tahun ingkang lenggah teng SMP
(kelas 2 SMP) lan lintu lintunipun. Menawi ingkah kathah umuran
18-25 tahun (usia mahasiswa). Sedoyo wonten lan kesebar teng
berbagai wilayah Kabupaten Kebumen bu. Menowo kerjanipun
utowo kesibukanipun juga werni-werni bu, awit saking dados
mahasiswa, nganggur, pegawai swasta, guru lan lintu-lintunipun
sedoyo wonten bu. Menawi kempalane niku setiap malam Selasa,
malam Jum’at lan malam Minggu. 65

(“…Sekarang Alhamdulillah sudah banyak yang ikut bu. Tidak hanya


dari usia tua saja, tetapi banyak juga yang dari kalangan anak muda.
Semua itu berkat pertolongan Guru Mursyid bu. Sekarang tercatat ada
yang masih berumur 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP
(kelas 2 SMP) dan lainnya kebanyakan memang berumur 18-25 tahun
(usia mahasiswa). Semua ada dan tersebar di berbagai wilayah
Kabupaten Kebumen bu. Pekerjaannyapun bervariasi bu, mulai dari
mahasiswa, pengangguran, pegawai swasta, guru dan lain sebagainya
semua ada bu. Pokoknya kumplit. Untuk perkumpulan rutin setiap
malam sesala, malam jum’at dan malam minggu”).

Wawancara dengan Hilal Maghomi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah
65

Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020

44
Gambar. 2.3 Foto Hilal Maghomi dalam sesi wawancara

Berikut ini adalah data Jamaah Baru Tarekat Ad-Dusuqiyah yang

tersebar di wilayah Kabupaten Kebumen dengan usia 15-32 tahun

diantaranya adalah sebagai berikut:

JENIS
NO NAMA AHBAB USIA PEKERJAAN
KELAMIN
1. M. Makruf Hasibi 29 L Pedagang
2. Sofiul Fuad 29 L Pedagang
3. Heri Yulianto 29 L Petani
4. Yogi Prasetyo 31 L Penjaga Parkir
5. Zaenur Rokhim 25 L Wirausahawan
6. Mahali 31 L Sekratris Desa
7. Farid Muhtadi 28 L Pegawai Swasta
8. Khoerul Bakhir 27 L Wirausahawan
9. Ali Abrorudin 29 L Guru Sekolah
10. Hilal Maghomi 18 L Mahasiswa
11. Miftahudin 18 L Mahasiswa
12. Nur Arifin 25 L Mahasiswa
13. Salim 24 L Pegawai Swasta
14. Ferry Ginanjar 30 L Wirausahawan
15. Bagus A. Mursyidin 18 L Mahasiswa
16. M. Rifki Al-Habib 24 L TU Sekolah
17. Ahmad Idzul Afriyanto 24 L Mahasiswa
18. Muhammad Hasan 20 L Wirausahawan
19. Nuruddin 21 L Wirausahawan
20. Anwar Fuadi 21 L Guru SD
21. Akhmad Mahfudin 21 L Pegawai Swasta
22. Muhammad Khotib 19 L Penjual Air Mineral
23. Taufik Akbar 19 L Pelajar
24. Hasan Shohir 31 L Buruh Bangunan
25. Adi Prabowo 24 L Peternak Prekutut
26. Jimmi Herdiansyah 21 L Mahasiswa
27. Nur Muhammad 23 L Mahasiswa
28. Ahmad Basit 25 L Pegawai Bank

45
29. Badrul Habib 25 L Pegawai Kantor
30. Sany Rahmawati 19 P Mahasiswi
31. Muhyidin 25 L Guru Sekolah
32. Ragil Ayatunnufus 19 P Mahasiswi
33. Syifa Khofifahing G. 17 P Pelajar SMA
34. Nurul Karimah 19 P Mahasiswi
35. Hamdi Mustofa 19 L Mahasiswa
36. Anggi Budi Setiawan 19 L Mahasiswa
37. Lia Amalia 21 L Ibu Rumah Tangga
38. Miftahudin 15 L Siswa SMP
39. M. Khoerul Fata 31 L Kyai/Ustadz
40. Irfan Lutafi 19 L Pekerja Proyek
41. Ahmad Faizin 23 L Pedagang Pakaian
42. Nur Sodik 24 L Petani
43. Muhammad Kevin A. 21 L Mahasiswa
44. Khanif Rosidi 30 L Juragan Buah
45. Ihsan Khanafi 31 L Petani dan Peternak
46. Dawam Ahsanal Fi’li 23 L Mahasiswa
47. Arifin Muhammad 27 L Pedagang
48. Muamar Ahmad F 26 L Usaha Warung
49. Fuad Majid 30 L Guru Sekolah Dasar
50 Saeful Amri 30 L Guru MTs
51. Muhammad Ulinnuha 32 L Buruh Bangunan
52 Hafiz Ghulam 26 L Arsitek Grafis
53. Jazuli 16 L Pelajar SMA
54. Miftahudin 15 L Pelajar SMP
55. Ulfah Khoeriyah 25 P Ibu Rumah Tangga
56. Sulthon 26 L Guru MTs
57. Khanif Rosidi 30 L Penjual Buah
58. Fuad Majid 31 L Guru SD
59. Fery Hermanto 31 L Pedagang
60. Dian Furhati 26 P Guru MA
61. Lala Ristanti 20 P Mahasiswa.66

E. Kesimpulan

Tarekat Ad-Dusuqiyah merupakan tarekat yang sudah diakui di

Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-Thariqoh al-

Mu’tabarah an-Nahdliyyah atau disingkat JATMAN. Jam’iyyah Ahl al-

Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah adalah Jam’iyyah diniyyah yang

66
Data Jamaah Baru Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

46
berazaskan Islam. Tarekat ini didirikan oleh seorang wali kutub bernama

Syaikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi. Ayah beliau bernama Abi al Majd bin

Quraisy seorang ulama besar di desa Dusuq dan merupakan keturunan dari

orang-orang Sholeh dan ahli ilmu. Kakeknya bernama Muhammad bin an-

Naja yang silsilahnya sampai pada ‘Ali Zain al-‘Abidin putra Sayyida Imam

al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW.

Syeikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi merupakan salah satu Wali

Quthub yang keempat dan yang terakhir setelah Syeikh Ahmad Ar-rifa’i RA

yang melahirkan tarekat Rifa’iyah, Syeikh Abdul-Qadir al-Jaelani RA yang

melahirkan tarekat Qadiriyah, dan Syeikh Ahmad al-Badawi RA dan Syeikh

Ibrahim Ad-Dusuqi yang melahirkan tarekat Ad-Dusuqiyah

Penyebaran Tarekat Ad-Dusuqiyah khususnya di Kabupaten

Kebumen dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu masyayikh

Pondok Pesantren Darussa’adah. Beliau mengenal tarekat ini Ketika beliau

kuliah di Al-Azhar Kairo Mesir. Ketertarikan beliau mengikuti tarekat Ad-

Dusuqiyah awalnya diajak oleh salah satu temannya yang mengatakan bahwa

ada majlis taklim yang di dalamnya (pengajiannya) boleh merokok. Ketika

mengikuti pengajian di tarekat Dusuqiyah yang pada saat itu pengajian di isi

oleh Mayor Jenderal Sofwat seorang militer dengan berpakaian kaos dan

bercelana Levies sehingga K.H Adib Amrullah, Lc pun merasa nyaman.

Awal mula dakwah penyebaran tarekat ini di Kabupaten Kebumen

adalah masyarakat desa. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa

Rantewringin dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui

47
kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan

warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa

lainnya melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Setelah beberapa

tahun ini peningkatan jamaah tarekat kian Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah meningkat, tercacat lebih dari 100 orang yang rata-rata

umurnya adalah anak muda yang tersebar di berbagai desa dan kecamatan

mulai dari wilayah Kebumen paling Barat yaitu Ijo, sampai wilayah Kebumen

paling Timur yaitu Prembun. Penyebarannyapun makin lama makin pesat

dengan menjangkau semua lapisan masyarakat dan lapisan umur seperti yang

sudah dijelaskan di atas.

48
BAB III

TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH DI KEBUMEN

A. Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan membahas menganai ajaran-ajaran dan

amaliah-amaliah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Hal tersebut

dianggap sangat penting, sebab dengan adanya ajaran-ajaran Tarekat dan

amaliah-amaliahnya membentuk karakter pengikutnya melalui wirid-wirid

yang dibaca.

B. Ajaran-Ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

Ajaran-Ajaran tarekat Dusuqiyah sebagai landasan dalam kehidupan

sehari-hari terdapat sepuluh nilai yang diajarkan adalah sebagai berikut:

1. Tidak Boleh Saling Menyakiti, Sesama Ahbab Harus Saling Mencintai

Mengenai hal ini, Syaikh Maulana Ibrahim al-Dusuqi67 berkata,

dalam cinta tak pernah ada kata luka, setiap yang berhati pasti

mempunyai cinta termasuk tembok, batu, dan lain sebagainya. Salah

seorang jamaah tarekat berkata bahwa: ajaran cinta inilah yang

membedakan dengan tarekat-tarekat lainnya. Bukan hanya seperti

saudara kandung bahkan ikatannya adalah seperti seorang yang saling

mencintai. Sesorang yang mencintai berarti dia menerima dengan

Bahagia kekurangan atau kelebihannya. Jika sudah cinta tentu dia tidak

67
Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah.

49
akan pernah merasa terluka oleh seseorang yang dicinta meskipun

dihina, dicaci maki dan lain sebagainya. Kita semua itu harus saling

mencintai lebih dari saudara, karena saudara bisa saling membunuh

seperti peristiwa Habil dab Qabil. Belajar mencintai sesama ahbab dalam

skala yang kecil, mencintai sesama Islam dalam skala yang lebih besar

dan puncaknya adalah mencintai kepada semua manusia.68

2. Menjauhi Segala yang Haram dan Syubhat.

Mengenai hal ini Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata,

“jauhilah perkara yang haram karena itu adalah makanan neraka dan

jauhilah perkara yang subhat karena itu perkara yang mendekati haram.

Memohonlah kamu kepadanya, semoga dijauhi dari perkara yang haram

yang dapat membuat gelap hatimu. Salah satu jamaah tarekat

mengatakan bahwa sesuatu yang haram itu dapat menggelapkan hati dan

menyebabkan tidak tenteramnya hidup. Jika apa yang kita makan dari

rizki yang haram niscaya dapat dipastikan bahwa hidupnya tidak akan

berkah dan jauh dari agama.69

3. Memerangi Hawa Nafsu

Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “setiap manusia

mempunyai hawa yang akan membuat dirinya ingin melakukan sesuatu.

Sebagai manusia biasa tak pernah bisa lepas dari perbuatan perbuatan

tercela melalui hawa nafsu yang menggoda. Perangilah itu, karena itu

68
Wawancara dengan Ahmad Idzul Afriyanti salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 09 September 2020
69
Wawancara dengan Badul Habib salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 10 September 2020

50
adalah jihad yang paling besar dalam dirimu”. K.H Adib Amrullah Lc

berkata bahwa setiap manusia mempunyai hawa. Dengan hal ini dia akan

membuat dirinya melakukan apa yang diinginkannya. Jadi perbuatan

baik dan jelek tergantung dari hawa yang mendorongnya. Jika ia

mempunyai jiwa keagamaan yang tinggi dan hatinya bersih dari kotoran

maka hawa untuk melakukan kejelekan akan tertahan olehnya karena

setiap manusia ada tingkatan-tingkatan hawa seperti amarah bissu’

(memerintahkan kejelekan), mutmainnah, rodiah, mardiyah, Kamilah

dan fitrah.70

4. Berdzikirlah kepada Allah SWT dalam keadaan bagaimanapun.

Untuk itu, Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata,

berdzikirlah kalian dalam setiap waktu dan dalam setiap keadaan.

Jadikanlah dzikir seperti makananmu sebagaimana jasadmu yang

membutuhkan makan untuk hidupmu. Dengan berdzikir kepada Allah

akan membersihkan hati dari perilaku-perilaku maksiat karena dalam

hatinya sudah tertanam nama Tuhannya. Dalam tarekah Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah ini, dzikir-dzikir menjadi kewajiban yang harus dibaca

bagi setiap orang yang sudah berbaiat dengan jumlah, bacaan dan waktu

yang sudah ditentukan. Dzikir-dzikir ini dapat dilaksanakan dalam

keadaan berdiri, berjalan, tiduran dan lain sebagainya.

5. Janganlah bermalas-malasan.

70
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 12 September 2020

51
Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata berkata, “seorang

salik yang sedang menuju jalan menuju Tuhannya tidak akan pernah

bermalas-malasan dalam beribadah maupun dalam bekerja. Tidak ada

satupun tarekat yang menyebabkan ia malas untuk bekerja karena

kefakiran dapat menyebabkan kekufuran.”.

6. Tidak Hubbun Dunya71 yang Berlebihan.

Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi memperingatkan, Wahai

anakku, janganlah kamu terpesona oleh hiasan duniawi, dan pernak

perniknya, semua itu hanyalah dusta. Janganlah kamu mencintai

perhiasan dunia secara berlebihan karena itu adalah bukan tujuan dari

seorang Salik. Seorang Salik akan selalu mencintai Guru diatas apa yang

dia miliki. Kebahagiaan Salik adalah pertolongan dari Guru. Bukan

berarti menjadi kemalasan bagi salik untuk mencari rejeki, tetapi sebagai

pedoman dan peringatan bagi salik untuk tidak terlarut atau terbuai oleh

harta dunia seperti Qorun.

7. Pergaulan yang Baik.

Mengenai hal ini Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata,

“Wahai anak-anakku, janganlah kamu bergaul dengan seorang penipu,

pembohong dan orang panjang lidah, tetapi bergaullah dengan orang

yang memperkenankan imbauan Tuhannya, sehingga kamu pun bisa

mendapat petunjuk dari padanya, dapat meneladani kedisiplinan diri, dan

71
Hubbud Dunya adalah perilaku seseorang yang mencintai dunia secara berlebihan.
Tujuan hidupnya seolah-olah hanyalah untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. Bahanyanya
apabila beranggapan bahwa kebahagiaan hidupnya tergantung seberapa besar atau banyak harta
yang ia miliki dan ibadah sudah tidak lagi penting baginya. Ketika mereka kehilangan harta
mereka merasa sangat kehilangan karena harta tersebut sudah mandarah daging baginya.

52
suatu saat kamu akan berpisah dengannya secara benar”. Dalam kitab

Alala berbunyi bahwa: “Yen ono konco olo, lakune dangduhono, yen

ono konco bagus enggal ndang konconono” yang artinya bahwa apabila

ada teman yang berperilaku jelek maka jauhilah, namun apabila ada

teman yang baik perilakunya maka bertemanlah. Hal ini

mengindikasikan bahwa lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi

perilaku seseorang. Ibaratnya jika berteman dengan seorang penjual

minyak wangi maka kita akan tercium bau wangi, namun sebaliknya jika

berteman dengan seorang pencuri maka kita akan tercium kabar

jeleknya.

8. Ikhlas dalam Beramal

Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “Jika engkau

anakku dan pengikutku yang sebenarnya, maka ikhlaskanlah ibadahmu

karena Allah SWT., minta nasihatlah kepada kalbumu, dan jangan

engkau campurkan amalmu dengan dirham. Sesungguhnya inilah

tariqahku. Barangsiapa yang mencintaiku, dia akan berjalan di jalan ini

bersamaku”. Ajaran ikhlas beramal seperti yang dikatakan oleh salah

satu jamaah terekat bermana Khoerul Bakhir yang mengatakan bahwa:

“…ngge blajar ikhlas beramal niku sedoyo keapikan dewek dipun

senderaken teng guru. Dados nopo sing kito paringaken kangge amal

shodaqoh niku pemberian saking Guru Mursyid. Contone misale dewek

ajeng shodaqoh arto kangge mbangun masjid utowo lintunipun,

anggenipun ngucap kados niki… niki arto sking Guru, sanes arto kulo.

53
Menawi mpun saged kados niku, dados kito sedoyo ngraos mboten

gadah nopo-nopo kedaeh estu-estu nyuwun pitulungane Guru Mursyid.

Artinya “…untuk belajar ikhlas beramal semua kebaikan yang kita

lakukan itu dinisbatkan kepada Guru. Sehingga semua yang kita berikan

untuk beramal shodaqoh itu adalah pemberian atau harta dari Guru

Mursyid. Contohnya adalah misalnya kita mau bershodaqoh uang untuk

pembangunan masjid atau yang lainya, Ketika akan diberikan berkatalah

seperti ini…ini adalah uang dari Guru, bukan uang saya. Jadi bagi

seorang Salik, kita semua adalah orang yang tidak punya apa-apa,

sehingga benar-benar meminta pertolongan dari Guru Mursyid.72

9. Patuh terhadap perintah dan larangan Syaikh Mursyid/Guru.

Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “Sesungguhnya

seorang Syaikh adalah bapak rohani, maka anak tidak boleh membantah

terhadap orang tuanya. Adalah suatu hal yang tidak dapat kami mengerti

jika ada yang masih membandel, padahal perintah demikian bersifat

umum dalam segala hal. Dalam hal ini, hendaklah murid menjadikan

dirinya laksana mayat dihadapan orang yang memandikannya. Oleh

sebab itu, wahai anakku, taatlah kepada bapak rohanimu”.

10. Taqarrub Ilallah

Ini terkesan dari ucapan Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi

yang mengatakan bahwa bagi seorang Salik tujuan bertarekat adalah

untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT melalui dzikir-dzikir dan

72
Wawancara dengan Khoerul Bakhir salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 10 September 2020

54
amalan-amalan dari sang Guru. Janganlah kamu berpaling darinya

apalagi menjauhinya. Dengan demikian tujuan tarekat tidak lain adalah

untuk mendapatkan Guru sebagai penolong dan petunjuk jalan untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan bertujuan untuk kepentingan-

kepentingan duniawi. Bagi seorang Salik tidak ada yang dapat

menolongnya dirinya sendiri kecuali dengan perantara seorang Guru

Mursyid.73

C. Amalan-Amalan Tarekat Ad-Dusuqiah

Dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, seorang salik

mempunyai amalam-amalan yang harus dikerjakan sebagai wujud kepatuhan

dan kecintaan kepada Guru Mursyid. Adapun bentuk Amalan-Amalan

Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. Baiat

Bagi jamaah baru, bait merupakan sesuatu yang wajib dilakukan.

Bait merupakan bukti sebuah pengakuan atas keikutsertaan dan

kepasrahan dalam menjalankan amalan-amalan tarekat Ad-Dusuqiah

Muhammadiyah. Pembai’atan menyerukan sebuah prosesi perjanjian atau

ikrar antara seorang murid terhadap seorang mursyid. Dalam sebuah

tarekat Baiat merupakan bentuk penyerahan diri seorang murid untuk

dibina dan dibimbing dalam rangka membersihkan jiwanya, dan

mendekatkan diri kepada Tuhannya melalui dzikir-dzikir dan wirid-

wirid. Pembaiatan merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh

Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah


73

Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 September 2020.

55
seorang salik, sebagai ikrar dan bukti bahwa dirinya telah menyerahkan

diri sepenuhnya kepada Guru Mursyid dan sebagai prosesi awal bahwa

dia sudah masuk bertarekat.

Baiat merupakan hal sesuatu yang wajib dilakukan bagi setiap

orang yang ingin masuk tarekat. Dalam pembaiatan, ada kewajiban dan

pantangan yang harus dijalankan dan dihindari bagi seorang Salik”.74

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baiat merupakan langkah

awal yang harus dilakukan oleh seorang Salik, selain itu baiat kepada

Guru mursyid merupakan bentuk kepasrahan diri untuk memperoleh

bimbingan dan pemeliharaan hati dan jiwa dari orang yang mempunyai

spiritual tinggi dan orang yang sudah diizini oleh Tuhan dalam

memahami isi Al-Qur’an, agar tersucikan dari apa saja yang menghalagi

kedekatan dengan Allah SWT dan juga baiat merupakan sebuah syarat

masuk dalam sebuah tarekat.

Dalam tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah sebuah awal pintu

masuk untuk mengamalkan dzikir-dzikir dan amalan-amalan dari Guru

Mursyid yang didalamnya ada kewajiban dan larangan yang harus

dijalankan dan dihindari bagi seorang Salik. Baiat merupakan simbol

kepasrahan diri seorang murid untuk dibimbing dan dibina selanjutnya

untuk dibersihkan hatinya dari perbuatan-perbuatan tercela dalam

mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pertolongan dan madad

dari Guru Mursyid. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh K.H Adib

Amrullah Lc, yang mengatakan bahwa:


74
http:jombang.nu.or.id/, diakses pada tanggal 12 September 2020

56
Baiat merupakan pintu masuk awal bagi seorang salik yang ingin
ikut tarekat agar seorang salik dapat mengamalkan wirid-wirid,
dzikir-dzikir dan amalan-amalan yang menjadi kewajibannya.
Dalam baiat mengandung perintah dan larangan yang harus
dilakukan dan dilarang oleh seorang salik dalam menjadi seorang
murid. Bai’at itu merupakan janji setia terhadap seorang mursyid
untuk di amalkan ajaran-ajaran yang dianjurkan oleh seorang
mursyid. Dalam baiat tidak ada unsur paksaan dari seorang salik
dalam bertarekat. Kesetiaan dan kecintaan seorang salik dapat
dinilai dari seberapa besar seorang salik mengamalkan
kewajibannya dan menjauhi larangannya.75

Hal senada juga yang dinyatakan oleh salah satu jama’ah Tarekat

Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah bernama Nur Shodik yang mengatakan

bahwa:

“…wekdal pertama kali kulo nderek kulo dibaiat riyin. Kulo


didongani lan selajengipun kulo angsal dawuh-dawuh pantangan
sing kedah kulo hindari. Wekdal semanten laranganipun antara
lain niku ken ampun mencium tangan Gus Adib, ken ampun
menyakiti sesama ahbab lan lintu-lintunipun. Baiat niku kan janji
kange seorang murid dating Guru Mursyid anggenipun
ngamalaken wirid-wirid kangge supados atine bersih men saged
parek kalih Gusti Allah bu. Bait meniko bentuk kepasrahan
seorang Murid dating Guru. Setelah kulo baiat, kulo ken
ngamalaken dzikir-dzikir utowone wirid-wirid ken setiap dinten
dipun waos, bacaane, jumlaeh lan wekdale ingkang sampun
dipun tentoaken. Saking nderek utowone baiat meniko, semoga
kulo piambek mlebet salah stunggalipun murid lank ulo piambek
estu-estu nyadong lan ngarep-ngarep pitulungane Guru Mursyid
anggenipun proses kangge marekaken kulo dating Pengeran
Allah SWT. 76

“…Waktu pertama kali saya masuk tarekat saya dibaiat dulu bu.
Saya didoakan dan selanjutnya saya mendapatkan kata-kata
larangan yang harus dihindari untuk saya lakukan. Waktu itu
bentuk larangan-larangan antara lain adalah larangan untuk
mencium tangan Gus Adib, larangan untuk menyakiti sesama
ahbab dan lain sebagainya. Kalau bai’at itu kan janji seorang
murid kepada mursyid dalam mengamalkan dzikir-dzikir dan
75
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 15 September 2020
76
Wawancara dengan Nur Shodik salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 20 September 2020.

57
wirid-wirid dalam proses pembersihan hati. Baiat merupakan
bentuk kepasrahan seorang murid kepada Guru Mursyid. Setelah
saya dibaiat saya disuruh mengamalkan dzikir-dzikir yang setiap
hari saya membacanya. Melalui baiat ini semoga saya termasuk
salah satu muridnya dan saya sangat berharap pertolongan dan
bimbingan Guru Mursyid dalam proses mendekatkan diri saya
kepada Allah SWT.

Dalam tradisi tarekat, termasuk pada Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah, seseorang salik tidak boleh mengamalkan wirid-wirid

dan amalan-amalan atau dzikir-dzikir tarekat kalau belum mendapatkan

berbaiat kepada Guru Mursyid. Peryataan ini senada dengan pernyataan

dari Nur Muhammad yang mengatakan bahwa: Bai’at itu ya jalan awal

atau pintu masuk seorang salik bertarekat. Jika sudah baiat maka seketika

itulah dia sudah berkewajiban mengamalkan wirid, dzikir dan amalan

dari sang Guru Mursyid. Misalnya saja seorang salik yang sudah bai’at,

orang tersebut boleh untuk belajar dan mengamalkan ajaran tarekat.

Dalam aliran tarekat pada umumnya melarang untuk jangan sekali-kali

mengamalkan wirid, dzikir atau amalan-amalan sebelum seorang salik

dibaiat namun dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah ini Ketika orang sudah ingin

masuk dan sudah mengamalkan wirid-wirid atau dzikir-dzikir maka

seketika itu dia sudah berbaiat tanpa harus bertemu dengan wali

pengganti dalam hal ini K.H Adib Amrullah, Lc. Begitupun sebaliknya

seorang salik akan keluar dari tarekat apabila dia sudah tidak lagi

mengamalkan ajarannya dan sudah tidak lagi menginginkan bimbingan

dan pertolongan dari Guru Mursyid. Jadi dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah

58
Muhammadiyah untuk masuk dalam tarekat ini sangat mudah

keluarnyapun juga sangat mudah.77

Gambar.3.1. Salah Satu Pelajar yang Sudah Baiat

2. Dzikir

Dzikir di dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

merupakan suatu amalan wjaib yang sangat ditekankan kepada seorang

salik dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT serta bentuk

kecintaan kepada Sang Guru Mursyid, setelah seorang salik berbaiat

dzikir-dzikir ini wajib untuk dibaca setiap harinya dengan jumlah dan

bacaan yang sudah ditentukan oleh Guru Mursyid. Dalam upaya

mendapatkan bimbingan dan pertologan dari Guru Mursyid, dzikir


77
Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, pada tanggal 20 September 2020

59
tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi seorang mursyid dalam

menjalankan perintah dan amalan tarekat dimana dzikir merupakan

sebuah kebutuhan rohaniah dari setiap manusia yang pada intinya jika

kebutuhan tersebut tidak bisa terpenuhi maka rohaniahnya akan bisa saja

gelap.

Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, dzikir dibaca dan

diamalkan setiap harinya bagi seorang Salik berupa bacaan istighfar

sebanyak 70.00078 sebagai awalan untuk mensucikan hati dan sebagai

kebutuhan rohaniah dalam pengamalan dzikir tersebut terdapat ketentuan

dan tata cara tertentu yang harus dilakukan dengan tawasul ke Guru

Mursyid. Bacaan istighfar tersebut dibaca secara bertahap dengan waktu

dan lamanya yang tidak ditentukan oleh Guru Mursyid. Semakin cepat

menyelesaikan maka akan semakin baik karena Salik akan mengamalkan

dzikir di tingkat selanjutnya. Dalam mengamalkan setiap dzikir, seorang

Salik harus bertawasul kepada Guru Mursyid agar dzikir yang dibaca

dapat diterima dan disempurnakan untuk diberikan kepada Allah SWT.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu jamaah tarekat

bernama Muhammad Rifki Al-Habib, dia mengatakan bahwa:

“…Ewondene nggadahi jasad lan ruh, mestinipun menungso niku


njjih terdiri saking 2 unsur inggih meniko wonten kebutuhan
jasmaniah lan kebutuhan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah meniko
saged tercukupi kalih perkoro-perkoro dunia maka kebutuhan
78
Dzikir ini adalah dzikir wajib pada yang dilakukan dalam tingkatan/ kelas 1. Dzikir ini
membaca istighfar 70.000 yang dapat dilakukan dengan cara bertahap dalam waktu yang tidak
ditentukan dalam arti bebas untuk dijalankan tidak ada Batasan waktunya. Dzikir ini dibaca setelah
membaca Asas Fawatih dengan ketentuan tawasul terlebih dahulu kepada Sang Guru Mursyid
untuk dilengkapi, diindahkan dan di sempurnakan yang nantinya akan dipersembahkan kepada
Allah SWT.

60
ruhaniah meniko saged terpenuhi kalian dzikir. Tanpo dzikir atine
kulo piambek saged peteng lan mestinipun kedah wonten Guru
Mursyid. Ewondene dzikir ingkang sampun dipun amalaken ko’
tanpo Guru Mursyid metinipun saged mbahayani kangge proses
nyuciaken jiwo. Sing waune niat nyuciaken jiwone malah saged
dados sewalike utowone saged gendheng piembek. Menawi
berdzikir mboten ngangge Guru Mursyid mbok-mbok sing
dikhawatiraken niku nopo sing mereka lakuaken mboten ngangge
takeran. Ibarate penyakit niku mestine wonten obate, wonten
resepe lan wonten anjuran saking dokter, meniko juga sami kalian
dzikir. Menawi dzikir sing dilakoaken mboten wonten Guru
Mursyid maka saged mawon ndamel tiang meniko gendheng.
Gendheng kranten piambakipun ngamalaken mboten wonten
pembimbingipun. Mungkin niki sing dilampahi teng tiang-tiang
anggenipun marekaken piambakipun maring Pengeran Allah
SWT lan nyuciaken atinipun mboten ngangge lantaran Guru
Mursyid”. 79

(…Jika memiliki jasad dan ruh, tentunya manusia terdiri dari 2


unsur yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Apabila
kebutuhan jasmaniah terpenuhi dengan perkara dunia maka
kebutuhan ruhaniah akan terpenuhi dengan melakukan dzikir.
Tanpa dzikir hati kita akan gelap dan tentunya harus ada seorang
Guru Mursyid. Jika dzikir dilakukan tanpa adanya guru maka
akan sangat berbahaya dalam proses mensucikan jiwanya. Bisa
saja malah menjadi gila. Apabila berdzikir tanpa Guru Mursyid
maka dikhawatirkan apa yang mereka lakukan tidak sesuai
dengan prosedurnya. Ibarat penyakit itu ada obatnya, ada
resepnya dan ada anjuran dari dokter begitupula dzikir. Jika dzikir
dilakukan dengan tanpa Guru Mursyid maka bisa saja
menjadikannya gila. Gila karena apa yang dia amalkan tidak ada
pembimbing dan penolongnya. Mungkin ini yang dilakukan oleh
beberapa orang dalam mendekatkan dirinya kepada Allah SWT
dan mensucikan hati namun tanpa Guru Mursyid).

Kepasrahan untuk dibina dan dibimbing serta berharap


mendapatkan pertolongan dari Guru Mursyid akan sangat berpengaruh
dalam kejiwaan seorang Salik. Kepasrahan dan ketulusan ini menjadikan
seorang salik/murid tarekat untuk menjaga segala perbuatan dan hatinya
agar tetap dalam mengamalkan dzikir, wirid dan amalannya tarekat
sesuai dengan perintah Guru Mursyid. Karena dalam pandangan Salik

Wawancara dengan M. Rifki Al-Habib salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


79

Muhammadiyah pada tanggal 20 September 2020.

61
mengamalkan ajaran-ajaran Sang Guru Mursyid dengan berdzikir,
muroqobah80, membaca hizb dan lain sebagainya merupakan bentuk
kecintaan kepadanya.
Dalam ajaran Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dzikir-dzikir

terbagi menjadi beberapa kelas yang bacaanya berbeda dengan jumlah

yang berbeda pula. Pada tingkatan pertama membaca istighfar sebanyak

70.000 kali, pada tingkatan kedua membaca la ila ha illalllah sebanyak

70.000, pada tingkatan ke tiga membaca Isim Mufrad (Allah) 81 sebayak

jumlah yang sama dan seterusnya. Disamping itu juga diwajibkan untuk

membaca Marbuthah82 dan hizb Saefi83 dengan prosedur dan ketentuan

yang sudah ditetapkan oleh Guru Mursyid. Pada tingkatan pertama untuk

anak kecil biasanya hanya membaca asas fawatih saja bu mengingat

umurnya masih terlalu kecil.84

80
Muroqobah adalah amalan atau ajaran dalam hal mendekatkan kepada Allah SWT
melalui bacaan-bacaan wirid dari Guru Mursyid dengan cara memejamkan mata dan
membayangkan wajah Guru Mursyid, muraqabah ini berlatih untuk konsentrasi dan fokus dalam
membayangkan wajah Guru Mursyid. Amalan ini dilakukan dengan cara tawasul kepada Guru
Mursyid, membaca wirid dan memejamkan serta dianjutkan duduk diatas kedua kaki.
81
Dzikir Isim Mufrad ini adalah membaca lafad Allah dengan jumlah 70.000 dengan waktu
dan batas yang tidak ditentukan. Dzikir isim Mufrad ini dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah merupakan tingkatan ketiga setelah Dzikir Tahlil sebanyak 70.000. Dzikir Isim
Mufrad ini merujuk pada Sahabat Ali bin Abi Thalib yang lafaldnya “Allah” sedangkan dzikir
yang rujukannya sahabat Abu Bakar As-Syidiq ialah membaca lafad “la ilaha illa Allah” yang
keduanya sebagai rujukan dari semua tarekat di dunia ini.
82
Marbuthah adalah kumpulan bacaan hizb yang dianjurkan utuk dibaca setiap harinya
minimal 1 kali.
83
Hisib Saefi adalah hisb dari Sahabat Ali bin Abi Thalib yang kebanyakan semua tarekat
tahu tentang hisb ini karena keramat dan fungsinya sebagai pelindung dari berbagai malapetaka
atau musibah.
84
Wawancara dengan M. Khotib salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah
pada tanggal 20 September 2020

62
Gambar.3.2. Seorang Ahbab Tarekat sedang Mengamalkan Wirid

Adapaun dzikir-dzikir tarekat Ad-Dusuqiyah antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Khotamus Sholawat

Dzikir ini dibaca setelah sholat fardhu. Dzikir ini berfungsi

sebagai cap atau legalitas untuk kesyahan sholat. Secara bahasa

merupakan penutup sholat seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang

mendapat predikat Khotamun Nabiyyin yaitu penutup para Nabi.

Dianjurkan untuk dibaca rutin selama 40 hari setelah sholat fardhu

tanpa terputus.85
85
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah Wilayah Kabupaten Kebumen pada tanggal 20 September 2020

63
b. Asas Fawatih86

Dzikir ini wajib dibaca 2 kali dalam sehari dan dilaksanakan

setelah sholat Subuh dan Asyar. Waktunya adalah pertama, dimulai

setelah shola subuh sampai sebelum asyar dan kedua dimulai setelah

sholat asyar sampai sebelum Subuh. Hal ini sebagaimana penjelasan

dari Muhammad Rosidin, dia mengatakan bahwa:

Dzikir Asas Fawatih meniko dzikir ingkang wajib dilampahi


kangge setip ahbab ingkang sampun bertarekat. Dzikir meniko
kangge pondasi awal anggenipun nglampahi dzikir-dzikir
lintune. Dzikir meniko wajib dilampahi sa’sampunipun sholat
Subuh lan utowone sholat asyar. Saene dilampahi sa’wise
kanti sa’jagongan utowo langsung rampung ananging kangge
tahap pembelajaran kenging dilampahi secara bertahap
utowone alon-alon. Setiap ahbab wajib maos dzikir meniko
teng kelas nopo mawon. Teng dzikir fawatih sa’sampunipun
maos setunggal baris kangge Guru sa’lajengipunmaos
bismillah 3 kali lan surat Al-Ikhlas 7 kali khusus teng kanjeng
Nabi maos fatihah 7 kali lan surat Al-Ikhlas 21 kali. Ketentuan
meniko berlaku kangge sedoyo ahbab teng kelas pundi
kemawon. Kangge ahbab-ahbab ingkang masih alit kados
dene tiang kelas SMP utowone lare sekolah biasanipun dipun
wajibaken riyin ngamalaken wirid niki supados mboten
terbebani. 87

Dzikir Asas Fawatih merupakan dzikir wajib yang dilakukan


oleh seorang jamaah tarekat. Dzikir ini sebagai pondasi awal
dalam menjalankan dzikir-dzikir lainnya. Dzikir ini wajib
dilakukan setelah melakukan sholat subuh, dan atau sholat
asyar. Baiknya dilakukan secara langsung dalam arti satu kali
selesai namun untuk tahap pembelajaran boleh dilakukan
dengan bertahap. Setiap ahbab wajib membaca dzikir ini di
kelas apapun. Dalam Fawatih setelah membaca satu baris
nama Guru selanjutnya membaca Bismillah 3 kali dan surat
86
Asas Fawatih merupakan Dzikir yang dibaca wajib setiap hari yang terbagi setelah sholat
Subuh dan Asyar. Asas ini berisi dzikir-dzikir dan fawatih ini berisi nama-nama Guru-Guru
Mursyid Tarekat Ad-Dusuqiyah yang puncaknya sampai Sayyidina Maulana Muhammad SAW.
Asas Fawatih ini wajib dibaca oleh pengikut Tarekat Ad-Dusuqiyah di kelas apapun. Biasanya
untuk pengikut yang masih kecil hanya diwajibkan membaca Asas Fawatih saja.
87
Wawancara dengan M. Rosidin salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 20 September 2020

64
Al-Ikhlas 7 x. khusus pada Nabi membaca fathah 7 kali dan
surat Al-Ikhlas sebanyak 21 kali. Ketentuan ini berlaku untuk
semua ahbab di kelas manapun. Untuk ahbab-ahbab yang
masih kecil seperti SMP atau anak sekolah biasanya
diwajibkan dulu untuk mengamalkan wirid ini, agar tidak
terbebani.

c. Istighfar

Dzikir ini berfungsi untuk membersihkan kotoran-kotoran

dalam hati, menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan

sebelumnya. Dzikir ini dibaca 70.000 kali dengan batas waktu yang

tidak ditentukan namun semakin cepat selesai maka akan semakin

baik dan selanjutnya mengamalkan wirid setelahnya. Adapun bacaan

dzikir ini adalah sebagai berikut:

‫أَ ْشتَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم هُ َو التَّ َّوابُ الرَّح ْي ٌم‬


3. Hizib

Hizib (al-hizb) secara bahasa berarti pengaman atau pelindung.

Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Hizib merupakan

kumpulan doa khusus atau wirid yang berfungsi sebagai ijazah yang

diberikan Guru Mursyid kepada muridnya yang memiliki fungsi sendiri-

sendiri.88 Dalam Tarekat ini ada banyak hizib yang diamalkan dan yang

paling terkenal adalah hizib syaefi karangan Sayyidina Ali bin Abi

Thalib RA. Salah satu manfaat Hizib Syaefi sebagai pelindung dari

penyakit termasuk virus Corona seperti sekarang yang sedang mewabah

di Indonesia.

4. Pengajian
88
A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, (Surabaya: Imtiyaz
2011). 7.

65
Pengajian rutin ini biasanya sudah ditentukan harinya. Dalam

tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pengajian ini merupakan salah

satu momen untuk berkumpul, bertemu dan mengaji kalam-kalam Guru

Mursyid. Pengajian ini dipimpin oleh K.H Adib Amrullah, Lc sebagai

pemimpin wilayah Kabupaten Kebumen yang sudah diberi tugas oleh

Guru Muryid untuk ditugaskan dan diberi pertanggungjawaban untuk

memberikan ilmu dan penjelasan-penjelasan Guru dan orang yang

memahami kalam-kalam Guru.

Sebelum pengajian dimulai, biasanya dalam pengajian ini terlebih

dahulu menyanyikan Syi’ir-syi’ir sufi secara bersama-sama dengan

diiringi sebuah darbuka dan terkadang petikan gitar. Syi’ir-syi’ir dalam

tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah biasa disebut dengan Insyad.89

Kedekatan dan kebersamaan terlihat sangat melekat dalam kegiatan

tarekat ini, dimana penulis melihat ada raut wajah bahagia, suka cita dan

kegembiraan saat mereka para jamaah tarekat ini berkumpul. Sesekali

guyonan dan humor sembari memegang Shisa90 terlontarkan dari para

jamaah menambah suasana malam menjadi sangat indah. Para jamaah

yang sebagian besar anak muda terlihat tidak ada beban dalam hidupnya

menandakan bahwa kebahagiaan hidup bukanlah dinilai dari seberapa


89
Insyad adalah kumpulan syi’ir-syi’ir karangan ulama-ulama sufi yang isinya tentang
pujian, meminta pertolongan, dan lain sebagainya. Syi’ir ini biasa dinyanyikan setiap kali para
ahbab kumpul dalam pengajian maupun di luar pengajian.
90
Alat yang digunakan untuk merokok yang bentuknya seperti botol. Shisha atau hookah
adalah istilah dari Mesir untuk menyebut pipa air dengan tabung panjang yang terhubung ke
sebuah wadah. Pipa ini digunakan untuk mengisap campuran tembakau rasa buah yang dibakar di
atas wadah dengan menggunakan arang khusus. Hasil pemanasan ini kemudian mendorong asap
ke dalam wadah air yang nantinya akan menguap. Uap inilah yang nantinya akan dihirup melalui
selang untuk dinikmati

66
banyak harta yang kau miliki tetapi seberapa besar rasa syukur terhadap

nikmat yang Allah SWT beri. 91

Dalam wawancara penulis dengan salah satu jamaah tarekat

bernama Muhammad Khoerul Fata, dia mengatakan bahwa:

Leres sanget bu. Saben minggunipun memang wonten rutinan


pengaosan utowone pengajian ingkah dipun laksanaaken setiap
malem Selasa malem Jum’at lan malem Minggu. Pengajian
meniko dipimpin langsung oleh K.H Adib Amrullah Lc selaku
pimpinan tarekat ingkang sampun diparingi wewenang utowone
tanggungjawab anggenipun mimpin teng wilayah Kabupaten
Kebumen. Kangge kulo piambak, pengajian niki sanget sae
kranten mboten namung saged kepanggih kalih ahbab-ahbab
tarekat, kulo piambak saged blajar lan nggolet ilmu kerohanian
saking Kalam-kalam Maulana Syekh. Sedurunge pengajian
mulai, biasanipun nglantunaken Insyadan riyin bu, utowone
syair-syair karangan ulama-ulama sufi sambil diiringi kalian
darbuka,92 petika gitar lan tepukan tangan. 93

Benar sekali bu, setiap minggunya memang ada rutinan


pengaosan atau pengajian yaitu setiap malam Selasa, malam
Jum’at dan malam Minggu. Pengajian ini dipimpin oleh K.H
Adib Amrullah Lc selaku orang yang diberi wewenang atau
tanggungjawab dalam memimpin tarekat di wilayah Kabupaten
Kebumen. Bagi saya sendiri, pengajian ini amat sangat baik
karena disamping bertemu dengan para ahbab-ahbab tarekat, saya
sendiri dapat belajar dan menimba ilmu kerohanian dari Kalam-
Kalam Maulana Syekh. Sebelum pengajian dimulai, biasanya
menyanyikan Insyadan dahulu bu, yaitu syi’ir-syi’ir karangan
ulama-ulama sufi sambil diiringi dengan darbuka, petikan gitar
dan tepukan tangan.

Selain itu dalam kegiatan pengajian tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah ini selain menyampaikan kalam-kalam Guru Mursyid

para ahbab juga diperbolehkan menanyakan hal-hal apapun yang


91
Observasi penulis di Majlis Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Pondok Pesantren
Darussa’adah.
92
Darbuka adalah alat musik pukul sejenis rebana yang berasal dari India yang masyhur
digunakan dalam acara hadroh atau mahage.
93
Wawancara dengan M. Khoerul Fata salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 25 September 2020.

67
berkaitan dengan social, ekonomi, keagamaan ataupun masalah pribadi

atau mungkin meminta keterangan atau penjelasan terkait dengan suatu

permasalahan atau keterangan tentang hadist ataupun yang lainnya.

Misalnya saja keterangan tentang hadist yang kurang lebih arti secara

garis besarnya adalah jika kamu melihat kemungkaran maka jika kamu

mampu ubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu dengan tanganmu

maka ubahlah dengan perkataanmu, jika tidak mampu dengan

perkataanmu maka ubahlah dengan hatimu dan itu adalah selemah

lemahnya iman. Dalam konteks tariqat tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah yang menjadi selemah-lemahnya iman bukanlah dengan

hati melainkan dengan tangannya.94 Inilah yang membedakan tarekat ini

dengan yang lainya dengan lainya ataupun keterangan umum yang

sampai saat ini masih diartikan seperti itu. Ataupun pemahaman tentang

Dalil Al-Qur’an yang mengatakan bahwa “Bukankah aku menciptakan

manusia dan jin melainkan hanya untuk beribadah kepadaku.

Dalam pengertian tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

penciptaaan manusia dan jin memang bertujuan untuk menyembah.

Namun dalam konteks ini penyembahan yang dilakukan oleh manusia

dan jin itu umum, bukan hanya kepada Allah SWT saja. Karena tabiat

manusia dan jin itu adalah menyembah. Dalam konteks menyembah, bisa

saja menyembah uang, menyembah pangkat, menyembah kedudukan,

menyembah wanita, menyembah apa saja. Jadi memang penciptaan

94
Ini berlandaskan pada lafatd Dzalika yang dalam konteks ilmu nahwu itu menunjukkan
isyarah jauh sedangkan isyarah jauhnya ialah pada merubah dengan tangan.

68
manusia dan jin oleh Allah SWT memang diciptakan untuk

menyembah.95

Gambar. 3.3 Suasana Pengajian

Gambar. 3.4 Para Jamaah Tarekat dari Anak Muda

Wawancara dengan M. Khoerul Fata salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


95

Muhammadiyah pada tanggal 25 September 2020

69
Adapun jadwal pengajian rutinnya Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

NO NAMA TEMPAT WAKTU

KEGIATAN
1. Pengajian rutin Dar (tempat) Muktisari Pukul 20.00 s/d

malam selasa selesai


2. Pengajian rutin Dar (tempat) rumah Pukul 20.00 s/d

malam Jum’at K.H Adib Amrullah, Lc selesai


3 Pengajian Rutin Dar (tempat) rumah Pukul 20.00 s/d

Malam Minggu K.H Adib Amrullah, Lc selesai96

5. Muraqabbah

Salah satu ajaran yang diterapkan di Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah yaitu Muraqabbah. Dalam kamus bahasa Arab

Indonesia kata muraqabah secara bahasa adalah mendekat. Adapun

secara istilah adalah membayangkan wajah Guru Mursyid agar

mendapatkan madad dan pertolongannya. Hal ini juga menjadi ikatan

spiritual antara Guru Mursyid dengan murid. Sebagaimana yang di

ungkapkan oleh salah satu Jama’ah lama bernama Sofiul Fuad yang

mengatakan bahwa:

Muraqabbah adalah hubungan spiritual antara murid dan Guru


dengan cara membayangkan wajah Guru dengan mengamalkan
wirid-wirid atau dzikir-dzikir yang sudah ditentukan. Amalan ini
dilakukan dengan keadaan mata tertutup dan dianjurkan untuk
tidak menghidupkan lampu agar supaya lebih khusu’ dalam
menghadirkan wajah Guru Mursyid. Salah satu fungsi Muraqabah

96
Observasi penulis di Majlis Tarekah Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 03
Oktober 2020

70
ialah dapat menggandakan pahala dari dzikir-dzikir yang dibaca
oleh ahbab-ahbab tarekat.97

Dengan penjelasan di atas menandakan bahwa dalam hubungan

antara murid dan Guru Mursyid terdapat hubungan spiritual yang kuat

dimana seorang murid sangat mencintai Gurunya dan berharap madad

dan pertolongannya. Kebahagiaan murid mempunyai Guru Mursyid

melebihi apapun. Bagi seorang salik, Guru merupakan penolong, dan

panutan baginya dalam menjalankan syariat agama. Kedekatan spiritual

seorang murid dengan Guru Mursyid melebihi kedekatan spiritual antara

anak dan kedua orang tua.

D. Kesimpulan

Di dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah terdapat dzikir-

dzikir dan amalan-amalan yang sudah ditentukan oleh Guru Mursyid. Dzikir-

dzikir ini berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan

kotoran hati melalui pertolongan, bimbingan dan arahan dari Guru Mursyid

yang wajib dibaca dengan bacaan, waktu dan jumlah yang sudah ditentukan.

Selanjutnya tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah mempunyai kegiatan

yang tersusun dan dilaksanakan secara terus-menerus dalam upaya

memberikan pembinaan, bimbingan, dan pemeliharaan ibadah dhohir maupun

batin kepada para jamaahnya diantaranya terbagi menjadi dua bagian, yang

pertama amalan-amalan tarekat dan kedua ajaran-ajaran tarekat. Keduanya

saling melengkapi dan menyempurnakan dan tentunya di dalam beberapa

wirid-wirid tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini mempunyai tujuan dan


97
Wawancara dengan Sofiul Fuad salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 03 Oktober 2020

71
manfaat yang bermacam-macam misalnya saja Hizib Syaefi sebagai

pelindung dari penyakit termasuk virus Corona seperti yang sedang mewabah

di Indonesia sekarang ini.

BAB IV
KETERTARIKAN PEMUDA BERTAREKAT DAN DAMPAK YANG
DITIMBULKANNYA

72
A. Pendahuluan

Dalam bab IV ini penulis akan menjelaskan tentang ketertarikan apa

dalam diri pemuda-pemuda sehingga mereka ingin bertarekat dimana

tentunya setiap jamaah mempunyai argumen dan alasan sendiri-sendiri.

Kemudian apa dampak yang ditimbulkannya setelah ia bertarekat dilihat dari

sisi ekonomi, sosial, dan keagamaan/spiritual.

B. Ketertarikan Pemuda Bertarekat

Orang umum sering terjebak dalam pemahaman yang keliru, tasawuf

yang selama ini dipahami sebagai lambang kemunduran, lambang kemalasan

karena dianggap hanya memikirkan perkara akhirat saja, berpakaian putih

kotor, berpenampilan compang camping, bau, dekil, berjalan dipinggir jalan

dan hidupnya jauh dari keramaian kota atau hiruk pikuk kemewahan dunia.

Dalam sejatinya tasawuf bukanlah orang yang meninggalkan perkara dunia

hanya mementingkan perkara akhirat saja, namun tasawuf menyingkirkan sifat

hubbud dunya yang berlebihan bukan berarti meninggalkan perkara dunia

dengan memerangi hawa nafsu, membersihkan hati untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan melalui pertolongan Guru Mursyid dengan cara wirid, dzikir

dan amaliyah-amaliyah lainnya. Tarekat merupakan upaya penyempurnaan

ibadah Syariah dan rohaniah dalam melawan hawa nafsu yang merupakan

musuh terberat bagi manusia.

Tarekat merupakan jalan atau proses untuk membersihkan diri dan hati

dari penyakit-penyakit hati seperti sombong, riya, iri, dengki, hasud, dan

hubbud dunya (cinta dunia) dan perilaku tercela lainnya yang harus

73
ditinggalkan oleh orang-orang yang sudah mengikuti tarekat. Selain itu,

tarekat merupakan jalan untuk menuju Allah SWT melewati Guru Mursyid

dengan menggunakan amalan-amalan berbentuk wirid dan dzikir yang sebagai

bentuk kecintaan padanya dan ajarannya yang harus dipercayai diyakini

memiliki sanad keilmuan sambung menyambung dari guru (mursyid) ke guru

lainnya dan puncaknya sampai kepada Nabi Muhammad SAW sebagai puncak

dari semua ajaran Tarekat di dunia ini.

Tarekat merupakan kebutuhan ruhaniah manusia yang selama ini

terlupakan oleh kebanyakan manusia pada umumnya. Anggapan orang yang

bertarekat harus sempurna dulu syariatnya adalah anggapan yang salah.

Karena kesempuraan syariat itu tidak dapat diukur. Dan perlu digaris bawahi

adalah tarekat adalah anugrah atau hidayah untuk menusia yang sudah

mendapatkannya.

Kepasrahan dan ketulusan seorang Salik untuk dibina dan dibimbing

serta berharap mendapatkan pertolongan dari Guru Mursyid menjadikan

seorang salik/murid tarekat untuk selalu menjaga segala perbuatan dan hatinya

dari perbuatan-perbuatan tercela dengan selalu beristiqomah dalam

mengamalkan dzikir, wirid dan amalannya tarekat sesuai dengan perintah

Guru Mursyid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui

pertolongannya.

Dari beberapa wawancara penulis dengan Ahbab-Ahbab Tarekat ada

beberapa alasan yang mendasari mereka untuk mengikuti dan berbaiat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

74
1. Membersihkan Jiwa (Tazkiyat al-Nafs)

Tazkiyah secara berasal dari bahasa Arab yang tercetak dari ism

mufrad zakaa yang artinya bersih. Sedangkan al-Nafs menurut bahasa

adalah jiwa. Jadi Tazkiyat al-Nafs secara bahasa adalah penyucian diri

atau penyucian jiwa. Secara terminologi Tazkiyat al-Nafs merupakan

upaya yang dilakukan oleh seorang salik untuk membersihkan hari atau

dirinya dengan bimbingan, arahan dan binaan Guru Mursyid melalui

dzikir-dzikir atau amalan-amalan yang sudah ditentukan. Dzikir-dzikir

dan amaliyah ini menjadi kewajiban bagi seorang salik untuk

mengamalkannya sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Guru

Mursyid.98

Dalam tradisi tarekat pada umumnya, Tazkiyat al-Nafs

merupakan tujuan utama bagi seorang salik. Dengan bersihnya jiwa atau

hati seorang salik maka secara otomatis menjadikannya seorang hamba

yang dekat dengan Allah SWT. Selanjutnya dalam prakteknnya Tazkiyat

al-Nafs ini diimplementasikan dengan sifat-sifat akhlakul karimah seperti

wara, sabar, jujur, bersih, zuhud, dan perilaku akhlakul karimah lainnya.

Pembersihan hati atau diri merupakan sesuatu yang penting dalam

upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui jalan yang disebut

dengan tarekat. Penting bagi seorang salik untuk menempuh jalan ini

karena tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan jika tidak melalui

98
Masyuri, prinsip-prinsip tazkiyah al-nafs dalam islam dan hubungannya dengan
kesehatan mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2 Juli-Desember 2012.

75
tariqah atau jalan pertolongan dari seorang Guru Mursyid. 99 Hal ini

sebagaimana yang dikatakan oleh M. Rifki Al-Habib katertarikannya

bertarekat salah satu alasannya karena untuk mensucikan jiwanya, dia

mengatakan bahwa:

Kesibukan saya menjadi seorang TU sekolah dan mahasiswa


sering sekali menjadi permasalahan dalam kehidupan saya pribadi
dan tanpa terasa telah menjadikannya semakin jauh dari agama
dan Tuhan. Kesibukan saya melalaikan kewajiban saya menjadi
seorang hamba. Karena kesibukan inilah saya sering merasa tidak
tenteram dalam hidup saya bukan karena tidak punya uang
ataupun kekurangan materi lainnya. Ada perasaan tidak Bahagia
atau tidak tenteram meskipun uang sudah kecukupan. Saya
melihat teman-teman saya yang sudah bertarekat sekilas saya lihat
sangat bahagia menjalani hidupnya. Padahal banyak lho yang
belum bekerja. Tetapi ada perasaan Bahagia dan selalu ceria yang
ditampilkan dari mereka-mereka semua. Dan itu berbanding
terbalik dengan saya. Saya merasa penuh dosa dan kotor sehingga
hati saya ini perlu dibersihkan atau disucikan. Saya ingin seperti
mereka yang bahagia tanpa beban. Sejak saat itu saya mulai
berfikir untuk masuk tarekat agar hidup saya tenteram dan
bahagia secara ruhaniah dan tentunya dapat mendekatkan diri
dengan Allah SWT melalui pertolongan Guru Mursyid. Dan
alhamdulillah selang beberapa hari saat itu saya memutuskan
berbaiat lalu mengamalkan dzikir-dzikir dan amaliahnya yang
selanjutnya saya memohon untuk dibimbing, diarahkan dan
disempurnakan ibadah saya melalui pertolongan Guru Mursyid
untuk dipersembahkan kepada Allah SWT.100

Hal senada juga disampaikan oleh Hilal Maghomi yang

mengatakan bahwa jiwa yang bersih dari kotoran dan penyakit hati akan

menghantarkannya kepada Allah SWT melalui wirid-wirid dan amaliyah

yang diberikan oleh Guru Mursyid yang dilaksanakan dengan istiqomah

dan penuh keikhlasan. Kebersihan hati ini akan membuatnya menjauhi

99
Solihin, Tasawuf Tematik: Membedah Tema-Tema Penting Tasawuf, (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), hlm.. 125
100
Wawancara dengan M. Rifki Al-Habib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 10 Oktober 2020.

76
perkara-perkara yang dilarang oleh Allah karena dalam hatinya sudah

bersemayam asma Allah dengan sifat kamal dan jalalnya. Diantara

implementasi dari kebersihan hati adalah dengan sifat wara, zuhud, jujur,

qanaah, dan perilaku baik lainnya.101

Gambar.4.1 Penyampaian Kalam-kalam Guru Mursyid yang disampaikan


oleh K.H Adib Amrullah Lc selaku pimpinan wilayah
Kabupaten kebumen

Dengan demikian salah satu ketertarikan pemuda bertarekat

adalah untuk membersihkan hati dan diri dimana kebersihan hati dan diri

hanya bisa dilakukan dengan membaca wirid, dzikir yang diberikan oleh

Guru Mursyid. Kegelisahan anak muda sekarang yang cenderung hanya

memikirkan dunia dan harta menjadikan mereka jauh dengan agamanya

sehingga menjadikan hidupnya tidak tenteram dan jauh dari kata

ketenangan meskipun dalam hidupnya sudah berkecukupan materi. Ada

Wawancara dengan Hilal Magomi salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


101

Muhammadiyah pada tanggal 10 Oktober 2020

77
kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi yaitu kebahagiaan

ruhaniah. Dan beruntunglah orang menerima hidayah dan kebahagiaan

itu berupa tarekat pada dirinya karena sudah mempunyai seorang Guru

Mursyid sebagai penolong dan pembimbing bagi dirinya untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Mendekat kepada Allah (Taqorub Ilallah)

Taqoorub102 secara bahasa adalah mendekatkan diri kepada Allah

SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT menjadi salah satu alasan

mengapa pemuda bertarekat. Alasan ini sangat logis jika dihadapkan

pada persoalan dan era globalisasi seperti sekarang ini dimana perilaku

penyimpangan agama sudah sangat banyak terlihat di media-media

televisi, radio maupun surat kabar. Kejahatan yang semakin parah

ditambah lagi rusaknya generasi penerus bangsa kita. Tentu itu bukanlah

cita-cita yang diharapkan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa ini.

Dengan semakin rusaknya moral anak muda saat ini alternatif

jalannya adalah dengan bertarekat mendekatkan diri kepada Allah

melalui Guru Mursyid. Untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah tentu

harus dengan hati yang bersih bimbingan, arahan dan pertolongan dari

seorang Guru Mursyid. Katertarikan pemuda bertarekat lainnya adalah

taqaarb ilallah seperti yang dikatakan oleh Muhammad Khotib, dia

mengatakan bahwa:

102
Taqarub, berasal dari bahasa arab yang tercetak dari isim mufrad Qaoroba yang artinya
dekat. Secara istilah Taqarrub merupakan suatu tindakan spiritual yang dilakukan oleh seorang
salik dengan menjalankan amaliyah atau dizikir-dzikir sebagai alat untuk membersihkan diri agar
supaya dapat mendekatkan dirinya dengan Allah SWT.

78
Ketertarikan kulo bertarekat niki kranten kangge marekaken kulo
piambek dateng Pangeran Allah SWT kalih dalan mbersihaken
awak disit kalih wirid-wirid utowone dzikir-dzikir lan amaliyah-
amaliyah tarekat melalui pitulungane Guru Mursyid supados
nganteraken kulo dateng Allah SWT. Menawi awak kulo caket
kalih Allah SWT, maka Allah ajeng maringi pancaranipun Nur-
Nya. Saking pancaranipun nur Ilahiyah dados sedoyo kebecikan
saged mlebet wonten piambakipun. Betapa bugangahipun tiang
ingkang saged angsal pancararanipun wau. Mugu-mugo kito
sedoyo termasuk tiang ingkang saged nampi pancaranipun wau
melalui perantara Guru Mursyid lan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. Amiien. 103

Ketertarikan saya bertarekat karena untuk mendekatkan diri


kepada Allah SWT dengan cara membersihkan hati saya terlebih
dahulu dengan wirid-wirid atau dzikir-dzikir dan amaliyah-
amaliyah tarekat melalui pertolongan Guru Mursyid dalam
menghantarkan diri saya kepada Allah SWT. Dengan
mendekatkan diri kita kepada Allah, maka Dia akan memberi
pancaran nur-Nya. Dari pancaran nur Ilahiyah maka semua
kebaikan akan masuk pada dirinya. Betapa senangnya orang yang
dapat menerima pancaran tersebut. Semoga kita semua termasuk
orang yang dapat menerima pancaran nur tersebut melalui
perantara Guru Mursyid dan Nabi Muhamamd SAW. Amiien.

Dengan demikian alasan pemuda bertarekat karena melihat sudah

rusaknya moral generasi muda saat ini yang diharapkan dapat menjadi

penerus bangsa namun terlena dengan kenikmatan dunia sesaat. Saat ini

tidak ada jalan lain kecuali terekatlah yang dapat menolong kita dari

gemerlapnya dunia dan tipu daya kenikmatan dunia. Dengan bertarekat

diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan

kebersihan hati melalui wirid-wirid dan dzikir-dzikir sertan amaliyah-

amaliyah Guru Mursyid sebagai penyempura ibadah syariat. Dengan

mendekatkan diri kepada Allah SWT maka ketenangan hati dan

ketenteraman hidup akan selalu kita rasakan dalam kondisi apapun dan
Wawancara dengan Muhammad Khotib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
103

Muhammadiyah pada tanggal 15 Oktober 2020.

79
dalam kedamaian apapun karena akan selalu merasa Tuhan selalu

mengawasi kita dan nama Tuhan selalu tersebut dalam hati sanubarinya.

Gambar. 4.2 Foto Para Ahbab dalam kegiatan Rutin Pengajian

3. Memperbaiki Niat

Niat merupakan sesuatu yang penting karena dengan niat akan

bernilai ibadah. Syah atau tidaknya perkara baik atau tidaknya apa yang

dilakukan tergantung pada niat yang didasarinya. Perkara yang baik tentu

harus didasari dengan iat yang baik jangan sampai karena alasan-alasan

tertentu dapat mempengaruhi niat baik seorang salik. Begitupun di dalam

bertarekat semua niatnya harus benar sesuai dengan ketentuan agama.

Untuk itu, seorang salik harus berupaya memperbaiki niatnya agar tidak

melenceng dari koridor agama. Dalam memperbaiki niat perlu seorang

Guru Mursyid. Tasawuf merupakan salah satu cara untuk menjaga kita

agar niat tetap bagus dan tidak melenceng dari jalur agama serta tetap

80
fokus dalam koridor agama yang lurus. Dan tentunya semua itu perlu

pertolongan dan bimbingan dari seorang Guru Mursyid.

Muhammad Rosidin mengatakan bahwa ada banyak orang yang

bertarekat dengan niat yang berbeda-beda tentunya mereka mempunyai

niat yang baik untuk merubah dari keadaan yang sebelumnya menuju

keadaan yang lebih baik dengan pertolongan Guru Mursyid.

Kenyataannya saya temukan tidak sedikit orang masuk tarekat karena

salah dalam niatnya misalnya karena niat mencari kesembuhan, mencari

kemakmuran ekonomi, mencari hiburan, mencari banyak teman dan lain

sebagainya. Tentu niat-niat ini bukanlah hal pokok dalam bertarekat.

Tidak ada sangkutpautnya perkara dunia seperti itu dengan perkara

spiritual keagamaan. Ada pula niat untuk mendapatkan wanita, untuk

mendapatkan jabatan tertentu di masyarakat, untuk amalan-amalan

kekayaan dan lain sebagainya.104

Bagi seorang salik tentu hal tersebut di atas harus dihindari dan

berhati-hatilah dalam niat bertariqah. Semoga kita semua mendapatkan

bimbingan dari Guru Mursyid dan menerima kita semua menjadi murid

beliau serta meluruskan niat-niat yang tidak sesuai dengan ketentuan dan

ajaran beliau. Karena dalam niat bertariqah salah satu niat yang perlu

dimengerti bagi seorang salik ialah niat untuk menghilangkan

kebodohan, karena terkadang kita sendiri salah dalam memahami ajaran

agama Islam itu sendiri. Kita itu butuh Guru Mursyid dalam memahami

Wawancara dengan Muhammad Rosidin salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


104

Muhammadiyah pada tanggal 15 Oktober 2020

81
ajaran Agama dimana dari beliau adalah orang yang sudah diberi Izin

oleh Allah untuk dapat memahami isi Al-Qur’an dan ilmunya bersifat

laduni. Maka dari itu ini menjadi sebuah acuan bahwa dalam memilih

Guru tidaklah asal memilih harus benar-benar Guru yang dapat

mendekatkan dirinya kepada Allah SWT bukan malah menjauhkannya.105

Gambar. 4.3 Foto Muhammad Rosidin dalam sesi wawancara

Dari hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa dalam

bertarekat salah satu yang perlu digaris bawahi adalah niat yang baik

dengan harapan dirinya mencapai kebahagiaan ruhaniah yang tidak

mereka dapatkan ketika mereka pada maqam syariat. Karena pada

makam ini dzikir sudah menjadi kewajiban dimana dzikir itu sendiri

merupakan kebutuhan spiritual manusia. Melalui dzikir yang kita

105
Laduni adalah sebutan bagi mereka yang mempunyai keilmuan tanpa belajar kepada
siapapun dan ilmu ini diberikan kepada orang-orang yang khusus.

82
amalkan niscaya hidup kita akan tenteram kebahagiaanpun akan kita

dapatkan serta dalam menjalani hidup ini akan semakin mudah.

4. Kebutuhan Ruhaniah

Sebagai manusia yang terlahir dari jasmani dan ruhani maka

setiap manusia mempunyai kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah yang

keduanya sama sama mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi.

Kebutuhan jasmaniah merupakan salah suatu hal yang harus dipenuhi

oleh seseorang agar dapat bertahan hidup seperti makan, minum, tempat

tinggal, dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan ruhaniah adalah

kebutuhan yang bersifat spiritual seperti ketenangan, ketenteraman,

kenyamanan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Untuk itu maka perlu

kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dapat tercukupi dengan baik agar

terjadi keseimbangan dalam hidup.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Khoerul bakhir yang

mengatakan bahwa ketertarikannya bertarekat adalah untuk mencukupi

kebutuhan ruhaniah. Terkadang kita lupa bahwa ruh yang kita miliki itu

perlu makan dan makanan ruh itu ya wirid. Tubuh jasmani kita

membutuhkan makanan dan minuman agar badan kita tetap sehat dan

kuat. Begitupun jiwa kita juga sangat membutuhkan makanan dan

minuman rohani agar kita tetap baik dan mulia di hadapan Sang Pencipta

melalui pertolongan Sang Guru Mursyid. Tidak bisa kita hanya

memperhatikan yang badan saja lalu kita mengabaikan jiwa atau

sebaliknya. Keduanya harus seimbang. Jika kebutuhan jasmaniah itu

83
butuh makan untuk kelangsungan hidup begitupun juga ruh perlu dzikir

untuk membersihkan kotoran-kotoran hati dengan pertolongan Sang

Guru Mursyid. Jika badan tidak makan saja bisa sakit ruhpun seperti itu

bisa gelap, tidak ada ketenteraman hidup dalam dirinya. Untuk itu

pemenuhan kebutuhan tersebut harus diperhatikan oleh setiap orang agar

terjadi keseimbangan dalam hidup jika salah satu kebutuhan tidak

tercukupi maka besar kemungkinan hidupnya belum tenteram meskipun

kebutuhan jasmaniah terpenuhi dengan baik bahkan lebih.106

Dari hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa salah satu

alasan mengapa pemuda bertarekat adalah karena merupakan kebutuhan

ruhaniyah dimana kebutuhan ruhaniyah tersebut akan terpenuhi dengan

membaca dzikir menyebut dan mengagungkan nama Allah SWT. Dalam

konteks kebutuhan ruhaniyah ini, mereka para ahbab percaya bahwa

kebahagiaan hidup tidak harus dengan banyaknya materi, banyak orang

kaya yang mempunyai banyak materi tetapi hidupnya tidak bahagia dan

sebaliknya banyak juga orang miskin yang hidupnya sangat bahagia.

Melalui dzikir inilah diharapkan dalam menjalani hidup lebih bermakna

dan dapat lebih bermartabat.

C. Pengaruh Tarekat bagi Jamaah dalam Ekonomi, Sosial, dan Kegamaan

Wawancara dengan Khoerul Bakhir salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


106

Muhammadiyah pada tanggal 19 Oktober 2020

84
Dalam hal ini pengaruh ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

bagi para jamaah kaum mudanya sangat berarti, setelah ikut ke dalam tarekat

Ad-Dusuqiyah ini, mereka mengalami perubahan dalam kehidupan sehari-

hari melalui ajaran-ajaran yang disampaikan Sang Guru Mursyid melalui

Kalam-Kalamnya.

Tanda-tanda keberhasilan dalam berdakwah menurut Akhmad

Mubarok adalah; pertama lahirnya pengertian, dimana yang disampikan

dimengerti oleh yang menerima dalam hal ini adalah ajaran tarekat Ad-

Dusuqiyah Muhammadiyah dimengerti oleh jamaahnya. Dalam arti apa yang

menjadi ajaran-ajaran tarekat dapat dimengerti oleh setiap ahbab dan dapat

mengamalkannya. Kedua, timbulnya kesenangan, yakni orang yang

menerima pesan yaitu mad’u merasa bahwa seruan dakwah dirasakan

menyenangkan, menghibur dan memunculkan kesejukan jiwa. Hal ini yang

dirasakan oleh para pengikut jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah.

Ketiga, menimbulkan pengaruh pada sikap mad’u yang diakibatkan dari

nasehat. Hal inipula yang penulis lihat dari keseharian para jamaah tarekat

Ad-Dusuqiyah dalam menjalankan perintah agama dan ajaran-ajaran Guru

Mursyidnya Keempat, memunculkan pola hubungan yang semakin erat

solidaritas dan silaturrahmi yang kuat. Konsep ini yang membuat para jamaah

tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah semakin hari semakin banyak karena

ada solidaritas di dalamnya tidak boleh menyakiti satu sama lain dan saling

mencintai. Kelima, terjadinya aktifitas ketaatan dan rasa hormat atas apa yang

85
107
diperintahkan oleh sang da’i. Hal ini juga termasuk penulis lihat adalah

perilaku jamaah tarekat Ad-Duzuqiyah Muhamamdiyah dimana mereka

selalu taat menjalankan perintah Guru dan dawuh-dawuhnya selalu dipegang

teguh dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan ajaran dan amaliyah dalam

Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhamamdiyah dapat dilihat dalam kehidupan sehari-

hari para jamaahnya yang semakin meningkat dalam menjalankan perintah

agama dan menjauhi apa yang dilarang oleh agama. Dan tentunya sangat

patuh terhadap dawuh-dawuh atau Kalam-Kalam Sang Guru Mursyid dengan

berdzikir setiap harinya sebagai kewajiban sebagai seorang murid dan bentuk

kecintaan dan kepatuhan kepada Guru Mursyid. 108

Adapun dampak yang ditimbulkan setelah para pemuda bertarekat

melalui wawanacara penulis dengan informan (ahbab-ahbab tarekat) maka

dapat dikelompokan ke dalam 3 aspek yaitu dalam aspek ekonomi, aspek

sosial dan aspek keagamaan atau spiritual yang dapat dijelaskan sebagai mana

berikut:

1. PengaruhTarekat dalam Bidang Sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupannya

tidak akan lepas dari orang lain. Untuk itu manusia sebagai makhluk

sosial membutuhkan bantuan orang lain. Kehidupan bersosial tercermin

dari bagaimana dia bermasyarakat dan komunikasi dengan masyarakat

sekitarnya. Seorang salik tidak boleh menutup diri untuk kepentingan

107
Akhmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Membangun Cara Berpikir dan Merasa (Malang:
Madani, 2014), 72.
108
Observasi penulis di Majlis Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah tanggal 19 Oktober
2020

86
orang lain misalnya dibutuhkan tenaga, dibutuhkan ilmunya dibutuhkan

pemikiran programnya atau yang lainnya. Jangan sampai setelah

bertarekat dia malah menutup diri untuk lingkungan sekitarnya dan

kehidupannya yang tidak bermanfaat bagi orang lain.

Sebagaimana manusia pada umumnya, para Jamaah Tarekat anak

muda ini selain mereka beribadah dan menghambakan dirinya kepada

Allah SWT, mereka juga juga dituntut untuk selalu bermasyarakat dan

bersosial dengan lingkungan sekitar bahkan diwajibkan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat jika mereka dibutuhkan dengan batas dan

kewajaran atau membantu dengan sebisanya. Di bawah ini akan penulis

paparkan pengaruh tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dalam

jamaahnya berdasarkan wawancara informan sebagai berikut:

a. Pengabdian

Pengabdian merupakan bentuk perhatian seorang Salik dalam

memperhatikan dan memikirkan kondisi masyarakat sekitar.

Mengabdikan dirinya demi kepentingan sosial dan mencukupi

kebutuhan masyarakat sekitar merupakan salah satu bentuk ajaran

tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Muhammad Khoerul Fata yang mengatakan

bahwa:

Sebagai menungso ingkang lair lan berkembang teng


lingkungan masyarakat, sanget keliru menopo wonten tiang
ingkang ndeweki lan mboten purun campur kalian
masyarakat tangga teparo. Sebagai salah setunggalipun
warga ingkah urip berdampingan kalian tinag lintune teng
jero desa utowone masyarakat, dewek mboten pernah saged

87
urip dewekan tanpo bantuan saking mereka-mereka sedoyo
contone kados dene sing dewek ningali wonten teng acara
hajatan meniko njih masyarakat sekitar, ingkang mbantu
acara kematian saking ngadusi sampai nguburaken juga
sedoyo niku kedah nyuwun bantuan tangga teparo dados kito
urip mboten saged misahaken awak saking mereka sedoyo
bu. Mergo mekaten, sebagai warga ingkah sae lan wonten
ing tarekat niki bentuk mbantu lan cinta kalih masyarakat
kiwo tengene salah stunggalipun njih kalih pengabdian.
Contone ngabdi dateng bidang keagamaan lewat damel
madrasah diniah, ngajar wonten TPQ, pondok pesantren lan
sa’lintunipun. 109

Sebagai manusia yang lahir dan berkembang di lingkungan


masyarakat alangkah kelirunya jika dia menyendiri dan tidak
mau bercampur dengan masyarakat sekitarnya. Sebagai
seorang warga yang hidup berdampingan dengan orang lain
dalam suatu desa/masyarakat, kita tidak akan pernah bisa
untuk hidup sendiri tanpa ada bantuan dari mereka misalnya
saja kita lihat yang membantu acara hajatan adalah
masyarakat sekitar, yang membantu acara kematian dari
memandikan sampai penguburan juga masyarakat jadi kita
hidup tidak akan bisa memisahkan diri dengan mereka bu.
Untuk itu sebagai warga yang baik dan dalam ajaran Tarekat
ini bentuk membantu dan rasa cinta dengan masyarakat
sekitar adalah dengan pengabdian. Misalnya mengabdi dalam
bidang keagamaan dengan membuat madrasah diniah,
mengajar di TPQ, Pondok Pesantren dan lain sebagainya.

Dari wawancara di atas membuktikan bahwa dampak yang

ditimbulkan dari seorang salik ketika dia bertarekat adalah peduli

sosial melalui pengabdiannya terhadap masyarakat sekitar karena

mereka tahu bahwa dirinya tidak akan bisa hidup sendiri tanpa

bantuan dari mayarakat sekitar. Di dalam tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah juga terdapat ajaran tentang kewajiban untuk

membantu masyarakat sekitar apabila dibutuhkan dengan

semampunya atau sebisanya. Yang terpenting terlebih dahulu ialah


109
Wawancara dengan Muhammad Khoerul Fata salah satu jamaah tarekat tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020

88
kebutuhan kita atau kepentingan diri sendiri harus tercukupi baru

mementingkan kepentingan orang lain. Jangan sampai kepentingan

sendiri belum terpenuhi tetapi lebih mementingkan urusan orang

lain. Bukan berarti anti sosial, namun sebagai kewajiban dan

tanggungjawabnya terhadap diri sendiri agar tidak termasuk orang-

orang yang dholim terhadap diri sendiri.

b. Tolong Menolong

Di dalam jiwa para Ahbab Tarekat sangat mudah untuk

tolong menolong yaitu seperti waktu ada kegiatan tarekat mereka

saling berbagi tempat, makanan ataupun kendaraan untuk berangkat

ke acara rutin. Sikap tolong menolong ini tidak hanya untuk sesama

Ahbab Tarekat saja tetapi juga masyarakat di desa masing-masing.

Salah satu jamaah tarekat bernama Makruf Hasibi mengatakan

bahwa:

Bantu membantu niku mboten ndelelng tiang bu, kedaeh


memang kangge sedoyo menungso lam sedoyo tiang ingkah
mbutuhaken. Wonten ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah, Guru kito mengajarkan bahwa menawi
wonten warga masyarakat ingkang nyuwun tulung dateng
njenengan maka bantulah kalih semampune lan sebisane.
Bentuk nyuwun tulung mereka teng panjengengan niku
inggih meniko lawang rahmat Allah SWT kangge
panjenengan, menawi panjenengan nolak, lawang rahmat
niku badhe ketutup. 110

Tolong menolong itu tanpa melihat orang bu, harusnya


memang untuk semua orang dan semua yang membutuhkan.
Dalam ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru
kami mengajarkan bahwa jika ada warga masyarakat yang
meminta tolong kepadamu maka cukupilah itu dengan
Wawancara dengan M. Makruf Hasibi
110
salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020.

89
semampunya dan sebisanya. Bentuk meminta pertolongan
mereka kepadamu itu adalah pintu rahmat Allah untukmu,
jika kamu menolaknya pintu rahmat itu akan tertutup.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Ahbab Tarekat

bernama Nur Muhammad, dia mengatakan bahwa:

Dalam ajaran tarekat yang saya anut atau ikuti, memang tidak
dibolehkan untuk menutup diri terhadap sikap kepedulian
terhadap warga masyarakat. Justru harus membantu apabila
ada orang/warga masyarakat yang meminta tolong. Misalnya
meminta tolong untuk mengajar anak-anak mengaji, meminta
tolong untuk menjadi imam sholat dan lain sebagainya.
Bentuk meminta tolong orang kepada kita menjadi pintu
rahmat yang akan diberikan Allah SWT kepada kita. Jika itu
ditolak, maka pintu rahmat akan ditutup.111

Tolong menolong sesama orang tidak memandang strata

sosialnya semua sama antara orang bertarekat maupun orang yang

belum bertarekat. Dengan sifat tolong menolong ini diharapkan akan

timbul sifat kepedulian sesama warga masyarakat dan ke sesama

manusia yang lainnya.

c. Kepedulian

Setiap Ahbab Tarekat Ad-Dusuqiyah menjalin persaudaraan

dengan sesama Ahbab dan masyarakat lainnya dengan memelihara

tali silaturahmi dan saling menolong satu sama lain, baik sesama

muslim maupun non muslim. Dalam pandangan tarekat Ad-

Dusuqiyah antara yang sudah baiat dan yang belum mereka tidak

membeda bedakan semuanya dianggap sama dan perlu diperhatikan

jika membutuhkan bantuan. Tidak ada dikotomi antara yang sudah

Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah


111

Muhammadiyah pada tanggal 24 Oktober 2020

90
ikut maupun yang belum ikut. Tingkat kepedulian sosial para Ahbab

terhadap lingkungan masyakarat sekitar tetangga cukup tinggi.

Misalnya saja dengan menyapa orang Ketika bertemu di jalan atau

membantu tetangga yang sedang kesulitan. Para Ahbab Tarekat tidak

mengedepankan kepentingan dirinya sendiri saja tetapi juga

memperhatikan kepentingan dan kebutuhan orang lain.

Setiap Ahbab dalam kehidupan sehari-hari melakukan

interaksi dengan warga masyarakat. Interaksi sosial mereka juga

senantiasa didasari oleh adat dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Misalnya saja kepedulian sosial saat kerja bakti di desa.

Hal ini sebagaimana wawancara penulis dengan Ahbab Tarekat

bermana Farid Muhtadi, dia mengatakan bahwa:

Hidup di desa itu harus srawung dengan masyarakat mas,


tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu sama
lain, misalnya ada hajatan kan mereka yang membatu kita.
Dalam ajaran tarekat kami itu ada ajaran kepedulian untuk
sesama. Misalnya menghadiri undangan, membantu sesama,
saling mencintai sesama Ahbab bahkan ke semua orang dan
lain sebagainya bu. Selanjutnya apabila di desa sedang kerja
bakti bentuk kepedulian kita ialah membantunya bisa
membantu berupa tenaga, pikiran maupun harta. Kalau saya
sendiri baru bisa membantu tenaga bu. Bahkan sangat tidak
diperbolehkan ketika ada masyarakat yang membutuhkan
bantuan kita malah kita menolaknya. Dalam ajaran Tarekat
Ad-Dusuqiyah ini bentuk bantuan masyarakat yang diberikan
kepada kita adalah bentuk pintu rahmat Tuhan jika kita
menolak berarti pintu rahmat akan ditutup.112

Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat tarekat Ad-Dusuqiyah
112

Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020

91
Gambar.4.4 Foto Ahbab tarekat sedang memikul bambu untuk
pembangunan Majlis Taklim di Desa

Gambar.4.5 Ahbab Tarekat berpartsipasi menebang bambu

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh salah salah satu jamaah

tarekat bernama Farid Muhtadi yang mengatakan bahwa:

Ajaran tarekat tentu ada yang menyangkut masalah sosial bu.


Bahkan ajaran tarekat ini sangat mmperhatikan itu seperti

92
mencukupi kebutuhan masyarakatan terlebih dahulu Ketika
dibutuhkan, bagaimana saling menghargai satu sama lain, saling
mencintai dengan sesama, saling peduli dan lain sebagainya yang
itu semua konteksnya adalah untuk kebaikan Bersama.113

M. Khotib (19) tahun dalam wawancara dengan penulis

menambahkan bahwa:

Peranan tarekat Ad-Dusuqiyah pengembangannya dalam bidang


sosial itu sangat tinggi, karena bagi mereka semua manusia itu
sama dan harus mendapatkan perlakuan yang sama tanpa
membeda-bedakan114 kita harus baik kepada sesama habab,
sesama bukan ahbab sesama non muslim dan sesama manusia
seluruhnya. Selanjutnya dalam ranah akhlak kepada manusia,
ajaran Tarekat ini tidak menaggap bahwa yang belum bertarekat
itu adalah orang yang kotor, banyak dosa dan lain sebagainya
justru sebaliknya bahwa menggapkan diri sendiri sebagai orang
yang hina yang butuh akan siraman-siraman dari Guru Mursyid
melalui Kalam-Kalam, Madad dan Pertolongannya.115

Wawancara di atas menggambarkan bahwa pengaruh terhadap

aspek sosial terlihat dalam perilaku para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakatnya. Mereka tidak

menutup diri untuk membantu dan peduli dengan lingkungan sekitar jika

mereka (para Ahbab) dibutuhkan. Bentuk kepedulian ini dapat terlihat

dari bagaimana cara mereka menghargai sesama, toleransi, interaksi

sosial dan lain sebagainya.

113
Wawancara dengan Farid Muhtadi salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020
114
Panggilan untuk jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah.
115
Wawancara dengan M. Khotib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah pada tanggal 31 Oktober 2020

93
4.6. Menghadiri Undangan di Masyarakat Sekitar

2. Pengaruh Tarekat dalam Bidang Ekonomi

Amalan tarekat apakah berpengaruh terhadap kesejahteraan

ekonomi atau tidak, jawabannya tidak. Sepenggal dari jawaban Khoerul

Bakhir. Dia berkata bahwa:

Kesejahteraan ekonomi, uang, pangkat itu kan urusan dunawi,


sedangkan tarekah adalah urusan ruhaniah. Antara duniawi dan
ruhaniah jangan dicampur adukan itu sangat sekali berbeda.
Namun bukan lantas kami tidak membutuhkan perkara duniawi,
itu bukan? Jangan sampai kita terlena dengan gemerlapnya
perhiasan duniawi bahkan mungkin sampai hubbud dunya.
Nangudubillah.. namun yang saya pahami tarekat itu juga
memerintahkan kita para jamaah untuk selalu berinovasi dan
berkreasi. Yang saya bahami adalah kami tetap diwajibkan utuk
menari kebutuhan duniawi namun ingat jangan sampai menjadi
kecinttan dunia atau hubbud dunya. Jika hal tesebut sudah masuk
dalam diri manusia tentang kecintaan dunia yang berlebihan maka
dia tergolong orang-orang yang merugi.116
Sejalan dengan hasil wawancara tersebut di atas, K.H Adib

Amrullah LC mengatakan bahwa Ajaran Tarekat tidak diperbolehkan

untuk bermalas malasan. Pandangan selama ini di masyarakat umum kan

Wawancara dengan Khoerul Bachir salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


116

Muhammadiyah pada tanggal 31 Oktober 2020

94
menganggap bahwa orang yang sudah bertarekat itu sibuk dengan urusan

akhirat, sudah tidak memperdulikan urusan dunia, itu jelas kurang tepat.

Urusan dunia dan akherat sama-sama pentingnya dan saling berkaitan.

Tapi ingat urusan dunia itu sebagai jembatan untuk memperoleh urusan

akhirat agar apa yang kita lakukan di dunia ini mendapatkan hasil di

akhirat kelak. Jangan sampai kita masuk golongan orang-orang hubbud

dunya, mencintai perkara-perkara dunia sampai dia melupakan perkara

akhirat sana. 117

3. Pengaruh Tarekat dalam Bidang Keagamaan.

Dalam praktek kegamaan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah

seseorang salik tentu memiliki pengalaman spiritual yang berbeda-beda.

Hal ini jugalah yang membedakan alasan mengapa mereka tertarik untuk

masuk tarekat.

Setiap salik pasti mengalami perubahan dalam perilaku

keagamaan yang semula dulunya belum baik berubah menjadi sesuatu

yang lebih baik seperti ia semakin rajin, tempat waktu dalam

melaksanakan ibadah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh sang

guru. Karena ajaran tarekat naqsyabandiyah mengajarkan kepada

pengikutnya untuk senantiasa Muraqabah, yang dimana murid harus

menanamkan dalam hatinya perasaan pengawasan. Karena ketika

seorang murid sudah menanamkan rasa pengawasan dalam dirinya, jadi

ia akan takut ketika ia akan melakukan suatu perbuatan yang dilarang

117
Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc, pimpinan cabang Kebumen tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyah Wilayah Kebumen pada tanggal 02 November 2020

95
Allah karena ia merasa ada sang pencipta yang mengawasinya sepanjang

waktu. Dalam hal ini pengaruh-pengaruh Ahbab Tarekat setelah mereka

masuk dalam segi spiritual keagamaan adalah sebagai berikut:

a. Mampu menenteramkan hati

Usia muda merupakan usia yang masih labil dalam

penemuan jati diri, terlebih lagi keinginan dan harapan yang banyak

tentu akan membuatnya gelisah. Dengan adanya tarekat ini memberi

pengaruh besar kepada jamaah anak muda. Hal itu diungkan oleh

Zaenur Rokhim sebagai pedagang pakaian yang terbilang sukses, dia

merasakan hati menjadi lebih tenang, karena tidak lagi terlalu

hubbud dunya. Ketika mendengarkan Kalam-Kalam Guru hati terasa

sedih akibat banyaknya dosa yang dilakukan dan jika mendengarkan

lagu-lagu atau pujian-pujian sufi hati ini sangat nyaman dan

tenteram.118

b. Membentuk Akhlak yang Baik

Ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah mengajarkan tentang

bagaimana seseorang harus berprilaku yang baik dengan masuknya

jamaah mereka menyadari untuk mulai mengindari perbuatan

perbuatan yang tercela. Hal tersebut diungkapkan oleh Badrun Habib

ketika terbiasa mengikuti tarekat, hati lebih tenang, tenteram

segalanya terasa tidak beban sehingga pasrah kepada Allah sewaktu

waktu Allah mentakdirkan apa yang terjadi kepada diri kita. Kita

Wawancara dengan Zaenur Rokhim salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


118

Muhammadiyah pada tanggal 05 November 2020.

96
harus bisa sabar, menerima, dan Bahagia. Bukan hanya akhlak yang

baik kepada Allah saja tetapi juga kepada sesama manusia. Konsep

yang diajarkan dalam Tarekat ini adalah cinta bukan lagi saudara.

Karena jika sudah cinta maka tidak ada kata luka. Namun jika masih

saudara kita lihat sejarah Habil dan Qabil saling membunuh satu

sama lain padahal mereka saudara kandung sendiri. Kita belajar dari

lingkup Ahbab dahulu, meluas dalam lingkup masyarakat, meluas

dalam lingkup seiman, meluas dalam lingkup sesama manusia, dan

meluas dalam lingkup semesta alam.119

Dari uraian diatas membuktikan jika amalan yang dijalankan

secara terus menerus memberikan pengaruh yang positif bagi jamaah

seperti ketenangan hati, berubahnya akhlak yang lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dengan tarekat ini juga

memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku yang baik dalam

kehidupan jamaah seperti menenteramkan hati, membentuk akhlak

yang baik. Selain konsep yang diajarkan juga sangat baik yaitu

konsep “cinta” karena dalam kata cinta tak ada kata luka.

c. Dalam Menjalankan Sholat

Dari obeservasi lapangan, penulis melihat bahwa Para

jamaah lebih rajin menjalankan sholat di bandingkan sebelum

Wawancara dengan Badrun Habib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


119

Muhammadiyah pada tanggal 05 November 2020.

97
mengikuti jamaah tarekat seperti yang didapatkan peneliti yang

diperoleh dari hasil temuan peneliti dilapangan adalah sebagai

berikut:

Ketika itu saya tidak sengaja terjun ke lapangan ke pondok


pesantren Darussa’adah. Saya melihat mereka para ahbab
sangat rajin dalam menjalankan sholat lima waktunya.
Sembari setelah sholat selesai dilanjutkan membaca wirid
Bersama-sama yang sebelumnya sudah mempersiapkan
tasbih, dan buku tarekat. disediakan khusus untuk beribadah
bahkan untuk umum pula.120

Dari wawancara lapangan lainnya, diperjelas dengan

perkataan Hamdi Mustofa (18), yang mengatakan bahwa dia

mengalami perubahan dalam hal sholat dia mengatakan bahwa kalau

diri saya sendiri setelah saya ikut tarekat dampak yang saya rasakan

adalah sholat lima waktunya menjadi baik. Banyak perubahan

setelah mengikuti kegiatan tarekat ini, dulu awalnya beliau jarang

sekali berjamaah sekarang beliau rajin berjamaah, kemudian

sebelumnya beliau jarang bersedekah sekarang menjadi sering

bersedekah. 121

D. Kesimpulan

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketertarikan

pemuda bertarekat bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur dunia misalnya

karena ingin kaya, ingin hiburan dan lain sebagainya. Ketertarikan mereka
Observasi lapangan di Pondok pesantren Darussa’adah-Kritig, Petanahan, Kebumen.
120

Wawancara dengan Hamdi Mustofa salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah


121

Muhammadiyah pada tanggal 09 November 2020

98
bertarekat kebanyakan karena untuk ruhaniah. Orang umum sering terjebak

dalam pemahaman yang keliru, tasawuf dipahami sebagai kemunduran Islam,

lambang kemunduran, dan jorok gembel dan berpakaian compang camping.

Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan rohani sehingga manusia bisa

mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha Sempurna

melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam

kepentingan materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang

perlu dicukupi melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan

ketenteraman dan kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek social

kemasyarakatan, etos kerja dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan

meningkatnya semangat spiritual keagamaan.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

99
Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan, memanifestasikan

dirinya dalam kesatuan syari’at (hukum Allah) dan Tassawuf (Thariqah atau

jalan spiritual). Islam sebagai suatu sistem ajaran keagamaan yang mengajarkan

kepada pengikutnya untuk menghayati agama secara lahiriah dan batiniah yang

keduanya tidak bisa dipisahkan. perkembangan tarekat di Indonesia khususnya di

kebumen salama ini terkesan hanya diperuntukan atau diikuti untuk mereka yang

sudah berusia tua. Dengan beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satunya

adalah usia tua merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan

diri lagi kepada Tuhan dengan rutinitas kesibukan kerja yang mulai berkurang.

Namun hal tersebut di atas berbeda dengan para jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah

Muhammadiyah.

Tarekat Ad-Dusuqiah merupakan tarekat yang sudah diakui di Indonesia

(mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-Thariqoh al-Mu’tabarah an-

Nahdliyah) JATMAN. Tarekat ini didirikan oleh seorang wali kutub bernama

Syaikh Maulana Ibrahim bin Abi al-Majd bin Quraisy bin Muhammad bin an-

Naja bin az-Zaki bin ‘Afi bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali az-Zahid bin Imam

‘Ali Zain al-‘Abidin bin Imam al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah

SAW. Penyebaran Tarekat Ad-Dusuqiyah khususnya di Kabupaten Kebumen

dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu masyayikh Pondok Pesantren

Darussa’adah. Awal mula dakwah penyebaran tarekat ini di Kabupaten Kebumen

adalah masyarakat desa. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa

Rantewringin dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui

kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan

100
warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa

lainnya melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Penyebarannyapun

makin lama makin pesat dengan menjangkau semua lapisan masyarakat dan

lapisan umur seperti yang sudah dijelaskan di atas

Ketertarikan pemuda bertarekat bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur

dunia misalnya karena ingin kaya, ingin hiburan dan lain sebagainya.

Ketertarikan mereka bertarekat kebanyakan karena untuk ruhaniah. Orang umum

sering terjebak dalam pemahaman yang keliru, tasawuf dipahami sebagai

kemunduran Islam, lambang kemunduran, dan jorok gembel dan berpakaian

compang camping. Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan rohani sehingga

manusia bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha

Sempurna melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam

kepentingan materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang perlu

dicukupi melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan ketenteraman dan

kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek social kemasyarakatan, etos kerja

dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan meningkatnya semangat spiritual

keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aotad, Hasanul, (2015). Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai


Tasawuf Dan Pengaruh Tarekatnya di Yogyakarta, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga.

101
Azwar, Saefuddin, (2010). Metode Penelitian, Cetakan XI, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.

Creswell, John W., Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dhofier, Zamakhsyari, (2011). Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES.

Haris Herdiansyah,(2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba


Humaika.

http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html

http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html

http://dayahfauzulfata.blogspot.com/2018/04/kisah-syeikh-ibrahim-ad-dusuqy.html

http:jombang.nu.or.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim_ad-Dusuqi

Kamal, Ahmad Fauzi, (2005). Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan,


Aktivitas, dan Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di
Desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Mahmud, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Masrur Ahmad MZ, (2014). Islam Hijau Merangkul Budaya, Menyambut


Kearifan Lokal, AlQodir press: Cet. Pertama.

Masyuri, prinsip-prinsip tazkiyah al-nafs dalam islam dan hubungannya dengan


kesehatan mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2 Juli-
Desember 2012.

Moleong, Lexy. J., (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mubarrokah, Siti, (2019). Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta,


Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Mufadzilah, Ahmad Syafi’i, (2018). Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi Kasus
Tarekat Syattariyah di Desa Setono Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Muhammad Azhar, Etika Politik Mohammed Arkaoun.

Muzaiyana, (2019). Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di


Probolinggo (1930-2010), Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Nasihun, Amin, , Pemikiran Teologi Politik Abu Al-Hasan Al-Asy’ari.

102
Nata, Abudin, (1999). Metodologi Study Islam, Jakarta: PT Raja Gavindo Persada.

Prastowo, Andi, (2014). Metode Penelitian kualitatif: dalam Perspektif


Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ratna, Nyoman Kutha, (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-
Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Rifa’I, A. Bachrun dan Hasan Mud’is, (2010). Filsafat Tasawuf, Bandung: CV.


Pustaka Setia.

Ritzer, George, (1998). Sosiologi Berparadigma Ganda, terj. Alimada Jakarta:


Rajawali.

Rusli, Ris’an, (2013). Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.
183.

Rusli, Ris’an, (2013). Tasawuf dan Tarekat, Jakarta: Rajawali Pers.

Solihin, (2003). Tasawuf Tematik: Membedah Tema-Tema Penting Tasawuf,


Bandung: Pustaka Setia.

Sri Mulyati, (2011) Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di


Indonesia, Cet ke- 4, Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Sukawardi, Abdul Aziz, (2009). Sabda Sufistik: Upaya Memahami Nilai-Nilai


Keindahan Islam Melalui Pendekatan Tasawuf dan Tarekat, Cet 1,
Yogyakarta: Mahameru Press.

Sukmadinata, (2012). Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan


Kedelapan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syukur, Amin, (2003) Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

INFORMAN:

1. K.H Chafifudin Khanif

2. K.H. Adib Amrullah, Lc

103
3. M. Makruf Hasbi

4. Sofiul Fuad

5. M. Khoerul Fata

6. Khoerul Bakhir

7. Ali Abrorudin

8. Farid Muhtadi

9. Badrun Habib

10. Muhammad Khotib

11. Muhammad Rosidin

12. Hasan Shohir

13. Muhammad Rifki Al Habib

14. Dawam Ahsanal Fi’li

15. Hilal Maghomi

16. Nur Muhammad

17. Ahmad Idzul Afriyanto

18. Badrun Habib

PEDOMAN OBSERVASI
KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT
(Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah di Kebumen)

104
A. Pedoman Observasi
1. Identifikasi Observasi
a. Hari, tanggal : ……………………………………
b. Tempat : ……………………………………
2. Aspek-aspek yang diamati
a. Ajaran dan Amaliahnya Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
b. Sejarah Perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah di
Kebumen
c. Alasan pemuda banyak yang masuk tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah
d. Dampak yang ditimbulkan setelah bertarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah
3. Lembar hasil obeservasi
Contoh hasil lembar observasi
Ketertarikan Bertarekat Aspek Yang
No Deskripsi
Anak Muda Diamati
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.

PEDOMAN WAWANCARA
KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT
(Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah di Kebumen)

A. Identitas Instrumen
1. Nama : ……………………………………………………..

105
2. Usia : ……………………………………………………..
3. Jenis Kelamin : ……………………………………………………..
4. Pekerjaan : ……………………………………………………..
5. Tanggal : ……………………………………………………..
6. Waktu : ……………………………………………………..
B. Pedoman Wawancara
1. Siapa Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah ini?
2. Apakah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah sudah mu’tabarah?
3. Bagaimana perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah di
Kabupaten Kebumen?
4. Ajaran apa saja yang ada diTarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
5. Amaliah-amaliah apa saja yang ada di Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah?
6. Apa pengertian Baiat dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
7. Apa maksud Dzikir Asas Fawatih dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah?
8. Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah, apa yang dinamakan
Rabithah?
9. Alasan apa saja yang mendasari anak muda masuk dalam Tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyyah?
10. Mengapa mensucikan jiwa menjadi asalan ketertarikan pemuda masuk
dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
11. Mengapa taqarrub ilallah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
12. Mengapa memperbaiki niat menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
13. Mengapa kebutuhan ruhaniah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
14. Adakah pengaruh setelah masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah?

106
15. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal pegabdian masyarakat?
16. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal tolong menolong masyarakat?
17. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal kepedulian sesama?
18. Apa Maksud pengaruh setelah masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah dalam bidang ekonomi?
19. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal ketenangan hati?
20. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal pembentukan akhlak yang baik?
21. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal peningkatan Ibadah?

RANGKUMAN HASIL WAWANCARA


KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT
(Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah di Kebumen)

107
Wawancara dilakukan dengan K.H Adib Amarullah, Lc, dan para jamaah muda
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah
1. Assalamu’alaikum pak, selamat Pak Yai?
Jawab: Oh gih kang monggo. Ada yang bisa saya bantu?
2. Maaf sebelumnya pak. Saya mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Saya ingin melakukan penelitian Ketertarikan Pemuda dalam
Bertarekat (Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-
Dusuqiyah Muhammadiyyah di Kebumen) yang fokus kajiannya adalah
ketertaikan pemuda bertarikah dan dampak yang ditimbulkannya.
Jawab: Silahkan bu. Insya Alloh kami bantu. Jika membutuhkan kami,
tinggal datang kesini atau menghubungi saya lewat HP.
3. Maaf sebelumnya Pak Yai, Siapa Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah ini?
Jawab: Syaikh Maulana Ibrahim bin Abi al Majd bin Quraisy bin
Muhammad bin anNaja bin az-Zaki bin ‘Afi bin Muhammad al-
Baqir bin ‘Ali az-Zahid bin Imam ‘Ali Zain al-‘Abidin bin Imam
al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW.
4. Bagaimana perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di
Kabupaten Kebumen?
Jawab: Awal mula dakwah tarekat ini adalah masyarakat. Merintis dari
wilayah Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin dengan
jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui kegiatan
pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan
warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke
desa-desa melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat.
Penyebarannyapun sangat pesat dan merambah pada semua lapisan
masyarakat mulai dari kalangan masyarakat menengah kebawah
(petani, pedagang sayur, satpam, tukang parkir dan lain
sebagainya) sampai kelas menengah ke atas (seperti guru sekolah,
pegawai kantor dinas, bidan, dokter bahkan elit politik).
Penyebaran tarekat ini juga merambah pada berbagai umur mulai

108
dari umur 15 tahun sampai umur 60 tahun lebih. Namun dalam
ajaran tarekat ini, tidak ada perbedaan diantara para jamaah, semua
sama dimata Syekh Maulana. Setelah beberapa tahun ini
peningkatan jamaah tarekat kian meningkat, tercacat lebih dari 100
orang yang rata-rata umurnya adalah anak muda dari anak-anak
pondok dan masyarakat. Tercatat ada yang masih berumur 15 tahun
yang masih duduk di bangku SMP dan kebanyakan memang
berumur 18-25 tahun
5. Apakah Tarekah ini mu’tabarah Pak Yai?
Jawab: Tarekat Ad-Dusuqiyah merupakan tarekat yang sudah diakui di
Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-
Thariqoh al-Mu’tabarah an-Nahdliyah) JATMAN. Jam’iyyah Ahl
al-Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyah adalah Jam’iyyah
diniyyah yang berazaskan Islam ada ahl al-sunnah wa al-Jama’ah
dengan menganut salah satu dari madzhab 4 (empat): Hanafi,
Maliki, Syafii dan Hambali dalam bidang fiqih, menganut ajaran
al-Asy’ariyah dan alMaturidiyyah dalam bidang aqidah dan
menganut faham al-Khusyairi, Hasan al-Basri, Juned al-Baghdadi
dan al-Ghazali dan sesamanya dalam bidang tasawuf/tarekat
6. Ajaran apa saja yang ada diTarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah?
Jawab: Ajaran-Ajaran tarekat Dusuqiyah meliputi Memelihara adab dan
aturan syari’at, yang didasarkan atas al-Qur’an dan sunah Nabi
SAW, Menjauhi segala yang haram dan syubhat, Senantiasa
waspada dalam menghadapi godaan hawa nafsu, Senantiasa ingat
akan Allah SWT dalam keadaan bagaimanapun, Membiasakan
lapar karena lapar mempermudah pelaksanaan ibadah dan
menghilangkan rasa malas, Tidak terpesona oleh bunga-bunga
dunia yang menyebabkan diri seseorang jatuh menjadi budaknya,
Bergaul dengan orang yang berakhlak luhur, segala dengan segala
amal, Patuh terhadap perintah dan larangan syaikh mursyid dan

109
Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam thariqah ini ialah fana’
dalam penyaksian wujud.
7. Amaliah-amaliah apa saja yang ada di Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah ?
Jawab: Ada baiat, dzikir, pengajian, hizb, dan muraqabah.
8. Apa pengertian Baiat dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
Jawab: Bai’at itu langkah awal bagi siapa saja yang mau ikut tarekat
karena pintu masuknya tarekat ya bai’at itu, agar seseorang itu
bisa menerima ajaran, wiridan yang di ajarkan di tarekat ini ini
khususnya dalam pengamalan ajaran tarekat, setelah mereka
terlebih dahulu mempersiapkan dirinya untuk kuat komitmen dan
konsisten dalam mengamalkan ajaran tarekat atau dzikir-dzikir
yang dianjurkan dalam tarekat ini maka setelah itu bisa saya
bai’at mereka. Karena bai’at itu merupakan janji setia terhadap
seorang mursyid untuk di amalkan ajaran-ajaran yang dianjurkan
oleh seorang mursyid.
Jamaah lain menambahkan:
Bai’at itu ya jalan awal atau pintu masuk seorang salik bertarekat.
Jika sudh baiat maka seketika itulah dia sudah berkewajiban
mengamalkan wirid, dzikir dan amalan dari sang Guru Mursyid.
Misalnya saja seorang salik yang sudah bai’at, orang tersebut
boleh untuk belajar dan mengamalkan ajaran tarekat. Dalam alira
tarekat pada umumnya melarang untuk jangan sekali-kali
mengamalkan wirid, dzikir atau amalan-amalan sebelum seorang
salik dibaiat namun dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah ini Ketika
orang sudah ingin masuk dan sudah mengamalkan wirid-wirid
atau dzikir-dzikir maka seketika itu dia sudah berbaiat tanpa harus
bertemu dengan wali pengganti dalam hal ini K.H Adib
Amrullah, Lc. Begitupun sebaliknya seorang salik akan keluar
dari tarekat apabila dia sudah tidak lagi mengamalkan ajarannya
dan sudah tidak lagi menginginkan bimbingan dan pertongolan

110
dari Guru Mursyid. Jadi dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyah untuk masuk dalam tarekat ini sanga mudah
keluarnyapun juga sangat mudah.
9. Apa maksud Dzikir Asas Fawatih dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah?
Jawab: Dzikir Asas Fawatih meniko dzikir ingkah wajib dilampahi kangge
setip ahbab ingkang sampun bertarekat. Dzikir meniko kangge
pondasi awal anggenipun nglampahi dzikir-dzikir lintune. Dzikir
meniko wajib dilampahi sa’sampunipun sholat Subuh lan
utowone sholat asyar. Saene dilampahi sa’wise kanti
sa’jagongan utowo langsung rampung ananging kangge tahap
pembelajaran kenging dilampahi secara bertahap utowone alon-
alon. Setiap ahbab wajib maos dzikir meniko teng kelas nopo
mawon. Teng dzikir fawatih sa’sampunipun maos setunggal baris
kangge Guru sa’lajengipunmaos bismillah 3 kali lan surat Al-
Ikhlas 7 kali khusus teng kanjeng Nabi maos fatihah 7 kali lan
surat Al-Ikhlas 21 kali. Ketentuan meniko berlaku kangge sedoyo
ahbab teng kelas pundi kemawon. Kangge ahbab-ahbab ingkang
masih alit kados dene tiang kelas SMP utowone lare sekolah
biasanipun dipun wajibaken riyin ngamalaken wirid niki supados
mboten terbebani.

Dzikir Asas Fawatih merupakan dzikir wajib yang dilakukan oleh


seorang jamaah tarekat. Dzikir ini sebagai pondasi awal dalam
menjalankan dzikir-dzikir lainnya. Dzikir ini wajib dilakukan
setelah melakukan sholat subuh, dan atau sholat asyar. Baiknya
dilakukan secara langsung dalam arti satu kali selesai namun
untuk tahap pembelajaran boleh dilakukan dengan bertahap.
Setiap ahbab wajib membaca dzikir ini di kelas apapun. Dalam
Fawatih setelah membaca satu baris nama Guru selanjutnya
membaca Bismillah 3 kali dan surat Al-Ikhlas 7 x. khusus pada

111
Nabi membaca fathah 7 kali dan surat Al-Ikhlas sebanyak 21 kali.
Ketentuan ini berlaku untuk semua ahbab di kelas manapun.
Untuk ahbab-ahbab yang masih kecil seperti SMP atau anak
sekolah biasanya diwajibkan dulu untuk mengamalkan wirid ini,
agar tidak terbebani.
10. Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah, apa yang dinamakan
Muraqabah?
Jawab: Muraqabbah adalah hubungan spiritual antara murid dan Guru
dengan cara membayangkan wajah Guru dengan mengamalkan
wirid-wirid atau dzikir-dzikir yang sudah ditentukan. Amalan ini
dilakukan dengan keadaan mata tertutup dan dianjurkan untuk tidak
menghidupkan lampu agar supaya lebih khusu’ dalam
menghadirkan wajah Guru Mursyid. Salah satu fungsi Muraqabah
ialah dapat menggandakan pahala dari dzikir-dzikir yang dibaca
oleh ahbab-ahbab tarekat wasilah.
11. Mengapa mensucikan jiwa menjadi asalan ketertarikan pemuda masuk
dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
Jawab: Kesibukan saya menjadi seorang TU sekolah dan mahasiswa
sering sekali menjadi permasalahan dalam kehidupan saya pribadi
dan tanpa terasa telah menjadikannya semakin jauh dari tuhannya.
Jauhnya saya dari Tuhan membuat jiwa saya tidak renteram.
Karena jiwa saya sendiri merasa tidak tenteram maka hidupnya
sayapun menjadi tidak tenteram dan tidak teratur. Permasalahan
kejiwaan yang selalu diliputi dengan persoalan-persoakan duniawi
membuat jiwa saya menjadi semakin terhijab dan jarak dengan
Tuhan menjadi semakin jauh. Untuk kembali dekat dengan
tuhannya maka diperlukan untuk membersihkan dirinya dengan
cara membersihkan jiwa (nafsnya). Pembersihan jiwa dalam istilah
tasawuf dikenal dengan istilah tazkiyat al-Nafs. Dengan tazkiyat al-
Nafs maka jiwa manusia akan kembali menjadi bersih dan dengan
jiwa yang bersih, maka manusia dapat kembali dekat sedekat-

112
dekatnya dengan tuhan. Dengan posisi jiwa saya sendiri yang dekat
dengan Tuhan, maka diharapkan kehidupan saya sendiri akan
dipenuhi dengan cahaya Tuhan. Dengan nur tuhan, maka hidup
saya akan menjadi tenteram dan semoga bahagia baik ketika saya
hidup di dunia maupun saat di akherat kelak.
Jamaah lain menambahkan bahwa:
Jika manusia selalu berusaha membersihkan jiwanya, maka
beruntung-lah manusia itu. Karena jiwa yang bersih akan
memberikan manfaat yang besar bagi hidupnya baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Begitu pula sebaliknya bila ia selalu
mengotori jiwanya dengan perbuatan-perbuatan maksiat maka ia
akan merugi, karena jiwa yang kotor itu akan memunculkan
berbagai masalah dan penderitaan sepanjang hidupnya di dunia dan
diakhirat kelak ia akan menghadapi siksaan yang amat berat dari
Tuhan
12. Mengapa taqarrub ilallah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
Jawab: Ketertarikan saya bertarekat karena untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Dalam hadist sudah dikatakan bu Hamba Allah yang
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sunah di
samping amal yang diwajibkan, maka Allah akan mencintainya.
Dengan mendekatkan diri kita kepada Allah, akan memberi
beberapa kebaikan. Pertama, kita akan selalu ingat kepada-Nya,
sehingga merasakan ketenangan dan ketenteraman hati. Selalu
ridha, bersyukur, bersabar atas segala qadha dan qadar. Kedua,
kita selalu berhatihati dalam berpikir, berperasaan, berkata, dan
bertindak agar tidak menyimpang dari jalan-Nya karena selalu
merasa dalam pengawasan-Nya. Ketiga, kita istiqamah untuk
melakukan amal saleh. Sejauh mana orang itu kedekatannya pada
Allah, maka sejauh mana orang itu bisa menghilangkan sifat

113
kemanusiannya bisa menghilangkan rasa dan merasa itu namanya
kedekatan menghilangkan rasa.
13. Mengapa memperbaiki niat menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
Jawab: Ujian paling awal yang akan ditempuhi para calon pengikut tarekat
ialah perkara berkaitan niat. Apakah motivasi yang mendorongnya
masuk tarekat itu betul-betul didasari oleh niat ikhlas semata-mata
menjalankan perintah Allah dan Rasulullah, atau terdapat niat-niat
yang lain. Kenyataannya tidak sedikit orang masuk tarekat telah
tersasar pada tapisan yang pertama ini lantaran salah soal
"nawaitu". Ada yang niat kerana mengikuti ajakan kawan, niat
mencari kesembuhan, niat mencari kemakmuran ekonomi atau
malas kepada orang tuanya. Ada pula niat untuk kepimpinan dan
kemegahan di mata masyarakat, ada yang niat supaya menguasai
ilmu pengubatan, ada yang niat untuk kesaktian serta sebagainya.
Bagi penempuh jalan tarekat seharusnya berhati-hati pada
kesalahan niat ini, kerana ianya akan mempengaruhi
keberhasilannya kelak. Dan setelah masuk tarekat, kerap kali akan
muncul godaan-godaan yang mengiringi para penempuhnya.
14. Mengapa kebutuhan ruhaniah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk
Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?
Jawab: Ketertarikannya bertarekat adalah salahnya adalah untuk
mencukupi kebutuhan ruhaniah. Terkadang kita lupa bahwa ruh
yang kita miliki itu perlu makan dan makanan ruh itu ya wirid.
Tubuh jasmani kita membutuhkan makanan dan minuman agar
badan kita tetap sehat dan kuat. Begitupun jiwa kita juga sangat
membutuhkan makanan dan minuman rohani agar kita tetap baik
dan mulia di hadapan Sang Pencipta melaiu pertolongan Sang Guru
Mursyid. Tidak bisa kita hanya memperhatikan yang badan saja
lalu kita mengabaikan jiwa atau sebaliknya. Keduanya harus
seimbang. Jika kebutuhan jasmaniah itu butuh makan untuk

114
kelangsungan hidup begitupun juga ruh perlu dzikir untuk
membersihkan kotoran-kotoran hati dengan pertolongan Sang Guru
Mursyid. Jika badan tidak makan saja bisa sakit ruhpun seperti itu
bisa gelap, tidak ada ketenteraman hidup dalam dirinya.
15. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal pegabdian masyarakat?
Jawab: Sebagai menungso ingkang lair lan berkembang teng lingkungan
masyarakat, sanget keliru menopo wonten tiang ingkang ndeweki
lan mboten purun campur kalian masyarakat tangga teparo.
Sebagai salah setunggalipun warga ingkah urip berdampingan
kalian tinag lintune teng jero desa utowone masyarakat, dewek
mboten pernah saged urip dewekan tanpo bantuan saking mereka-
mereka sedoyo contone kados dene sing dewek ningali wonten teng
acara hajatan meniko njih masyarakat sekitar, ingkang mbantu
acara kematian saking ngadusi sampai nguburaken juga sedoyo
niku kedah nyuwun bantuan tangga teparo dados kito urip mboten
saged misahaken awak saking mereka sedoyo bu. Mergo mekaten,
sebagai warga ingkah sae lan wonten ing tarekat niki bentuk
mbantu lan cinta kalih masyarakat kiwo tengene salah
stunggalipun njih kalih pengabdian. Contone ngabdi dateng
bidang keagamaan lewat damel madrasah diniah, ngajar wonten
TPQ, pondok pesantren lan sa’lintunipun.

Sebagai manusia yang lahir dan berkembang di lingkungan


masyarakat alangkah kelirunya jika dia menyendiri dan tidak mau
bercampur dengan masyarakat sekitarnya. Sebagai seorang warga
yang hidup berdampingan dengan orang lain dalam suatu
desa/masyarakat, kita tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri
tanpa ada bantuan dari mereka misalnya saja kita lihat yang
membantu acara hajatan adalah masyarakat sekitar, yang
membantu acara kematian dari memandikan sampai penguburan

115
juga masyarakat jadi kita hidup tidak akan bisa memisahkan diri
dengan mereka bu. Untuk itu sebagai warga yang baik dan dalam
ajaran Tarekat ini bentuk membantu dan rasa cinta dengan
masyarakat sekitar adalah dengan pengabdian. Misalnya mengabdi
dalam bidang keagamaan dengan membuat madrasah diniah,
mengajar di TPQ, Pondok Pesantren dan lain sebagainya.
16. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal tolong menolong masyarakat?
Jawab: Bantu membantu niku mboten ndelelng tiang bu, kedaeh memang
kangge sedoyo menungso lam sedoyo tiang ingkah mbutuhaken.
Wonten ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kito
mengajarkan bahwa menawi wonten warga masyarakat ingkang
nyuwun tulung dateng njenengan maka bantulah kalih
semampune lan sebisane. Bentuk nyuwun tulung mereka teng
panjengengan niku inggih meniko lawang rahmat Allah SWT
kangge panjenengan, menawi panjenengan nolak, lawang rahmat
niku badhe ketutup.

Tolong menolong itu tanpa melihat orang bu, harusnya memang


untuk semua orang dan semua yang membutuhkan. Dalam ajaran
tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kami mengajarkan
bahwa jika ada warga masyarakat yang meminta tolong
kepadamu maka cukupilah itu dengan semampunya dan
sebisanya. Bentuk meminta pertolongan mereka kepadamu itu
adalah pintu rahmat Allah untukmu, jika kamu menolaknya pintu
rahmat itu akan tertutup.
Jamaah lain menambahkan:
Dalam ajaran tarekat yang saya anut atau ikuti, memang tidak
dibolehkan untuk menutup diri terhadap sikap kepedulian
terhadap warga masyarakat. Justru harus membantu apabila ada
orang/warga masyarakat yang meminta tolong. Misalnya meminta

116
tolong untuk mengajar anak-anak mengaji, meminta tolong untuk
menjadi imam sholat dan lain sebagainya. Bentuk meminta tolong
orang kepada kita menjadi pintu rahmat yang akan diberikan
Allah SWT kepada kita. Jika itu ditolak, maka pintu rahmat akan
ditutup
17. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal kepedulian sesama?
Jawab: Hidup di desa itu harus srawung dengan masyarakat mas, tidak
bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu sama lain,
misalnya ada hajatan kan mereka yang membatu kita. Dalam ajaran
tarekat kami itu ada ajaran kepedulian untuk sesama. Misalnya
menghadiri undangan, membantu sesama, saling mencintai sesama
Ahbab bahkan ke semua orang dan lain sebagainya bu. Selanjutnya
apabila di desa sedang kerja bakti bentuk kepedulian kita ialah
membantunya bisa membantu berupa tenaga, pikiran maupun harta.
Kalua saya sendiri baru bisa membantu tenaga bu.
18. Apa Maksud pengaruh setelah masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah
Muhammadiyyah dalam bidang ekonomi?
Jawab: Tarekat tidak diperbolehkan untuk bermalas malasan. Pandangan
selama ini di masyarakat umum kan menganggap bahwa orang
yang sudah bertarekat itu sibuk dengan urusan akhirat, sudah tidak
memperdulikan urusan dunia, itu jelas kurang tepat. Urusan dunia
dan akherat sama-sama pentingnya dan saling berkaitan. Tapi ingat
urusan dunia itu sebagai jembatan untuk memperoleh urusan
akhirat agar apa yang kita lakukan di dunia ini mendapatkan hasil
di akhirat kelak. Jangan sampai kita masuk golongan orang-orang
hubbud dunia, mencintai perkara-perkara dunia sampai dia
melupakan perkara akhirat sana.
Jamaah lain menambahkan:
Kesejahteraan ekonomi, uang, pangkat itu kan urusan dunawi,
sedangkan tarekah adalah urusan ruhaniah. Antara duniawi dan

117
ruhaniah jangan dicampur adukan itu sangat sekali berbeda. Namun
bukan lantas kami tidak membutuhkan perkara duniawi, itu bukan?
Jangan sampai kita terlena dengan gemerlapnya perhiasan duniawi
bahkan mungkin sampai hubbud dunya. Nangudubillah.. namun
yang saya pahami tarekat itu juga memerintahkan kita para jamaah
untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Yang saya bahami adalah
kami tetap diwajibkan utuk menari kebutuhan duniawi namun ingat
jangan sampai menjadi kecinttan dunia atau hubbud dunya

19. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah


dalam hal ketenangan hati?
Jawab: Usia muda merupakan usia yang masih labib dalam penemuan jati
diri, terlebih lagi keinginan dan harapan yang banyak tentu akan
membuatnya gelisah. Dengan adanya tarekat ini memberi pengaruh
besar kepada jamaah anak muda. Hal itu diungkan oleh Zaenur
Rokhim sebagai pedagang pakaian yang terbilang sukses, dia
merasakan hati menjadi lebih tenang, karena tidak lagi terlalu
hubbud dunya. Ketika mendengarkan Kalam-Kalam Guru hati
terasa sedih akibat banyaknya dosa yang dilakukan dan jika
mendengarkan lagu-lagu atau pujian-pujian sufi hati ini sangat
nyaman dan tenteram.
20. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal pembentukan akhlak yang baik?
Jawab: ketika terbiasa mengikuti tarekat, hati lebih tenang, tenteram
segalanya terasa tidak beban sehingga pasrah kepada Allah sewaktu
waktu Allah mentakdirkan apa yang terjadi kepada diri kita. Kita
harus bisa sabar, menerima, dan Bahagia. Bukan hanya akhlak
yang baik kepada Allah saja tetapi juga kepada sesame manusia.
Konsep yang diajarkan dalam Tarekat ini adalah cinta bukan lagi
saudara. Karena jika sudah cinta maka tidak ada kata luka. Namun
jika masih saudara kita lihat sejarah Habil dan Qabil saling

118
membunuh satu sama lain padahal mereka saudara kandung
sendiri. Kita belajar dari lingkup Ahbab dahulu, meluas dalam
lingkup masyarakat, meluas dalam lingkup seiman, meluas dalam
lingkup sesame manusia, dan meluas dalam lingkup semesta alam.
21. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah
dalam hal peningkatan Ibadah?
Jawab: kalau diri saya sendiri setelah saya ikut tarekat dampak yang saya
rasakan adalah sholat lima waktunya menjadi baik. Banyak
perubahan setelah mengikuti kegiatan tarekat ini, dulu awalnya
beliau jarang sekali berjamaah sekarang beliau rajin berjamaah,
kemudian sebelumnya beliau jarang bersedekah sekarang menjadi
sering bersedekah.

119

Anda mungkin juga menyukai