Anda di halaman 1dari 18

1

PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


REALISTIK INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR
KELAS V SDN 15 PADANG SARAI

ARTIKEL

Oleh
FRISKA HERED
NIM. 1304983

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2017
2
1

PENGARUH PENDEKATAN PMRI TERHADAP HASIL


BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
KELAS V SDN 15 PADANG SARAI

Oleh :
Friska Hered
heredfriska@gmail.com
PGSD FIP Universitas Negeri Padang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia terhadap hasil belajar
kognitif mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang di kelas V. Jenis
penelitian adalah quasy experiment dalam bentuk nonequivalent
crontrol group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V SDN 15 Padang Sarai. Dengan teknik purposive sampling
diperoleh kelas VB sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebagai
kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji t
pada taraf signifikan 0,05 diperoleh sehingga thitung>ttabel dengan
thitung=2,469 dan ttabel=1,66 maka hipotesis H1 diterima.

This study aims to determine the effect of Indonesian Realistic


Mathematics Education Approach towards the cognitive learning
results in identifying the solid figures in class V. This study used
quasy experiment with nonequivalent control group design.
Population in this study is all of students of Class V SDN 15
Padang Sarai. By purposive sampling technique obtained V B as
experiment class and VC as control class. Based on the result of
data analysis using t-test, at a significant level 0,05 was gained
tcount>ttable with tcount= 2,469 and ttable=1,66 it can be conclude
hypothesis was accepted.

Kata kunci : pendekatan PMRI, hasil belajar kognitif.

1
2

PENDAHULUAN
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
merupakan salah satu teori pembelajaran matematika yang biasa dikenal dengan
pendekatan realistik. Pendekatan PMRI adalah pendekatan yang menggunakan
dunia nyata dan pengalaman siswa sebagai titik awal belajar matematika.
Sebagaimana menurut Lestari, dkk (2015:40) pendekatan PMRI adalah
pendekatan yang menempatkan realita dan pengalaman siswa sebagai titik awal
pembelajaran.
Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada dasarnya
menyesuaikan dengan konteks realistik di Indonesia dimana memanfaatkan realita
dan lingkungan yang dapat dipahami siswa untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika secara lebih baik dari sebelumnya. Frudenthal (dalam
Wijaya, 2012:20) menyatakan bahwa suatu pengetahuan akan menjadi bermakna
bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau
pembelajaran menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah disebut
realistik jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata dalam
pikiran siswa. Selain itu pendekatan PMRI memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pemahaman
dan pengertiannya tentang konsep yang baru dipelajarinya.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 8 9 November
2016 di SDN 15 Padang Sarai, penulis menemukan bahwa: 1) proses
pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru (berpusat pada guru). Di
sini terlihat bahwa aktivitas siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru
sehingga siswa menjadi pasif. 2) dalam pembelajaran siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya. 3) pada saat
pembelajaran berlangsung jarang terlihat terjadi komunikasi efektif dua arah
antara guru dan siswa. 4) guru juga kurang mengaitkan penyampaian materi
pembelajaran dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. 5)
metode atau pendekatan yang digunakan belum sesuai dengan materi yang
diajarkan melainkan lebih banyak menggunakan ceramah, tanya jawab dan
3

latihan. 6) pada materi pembelajaran mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang


guru belum pernah menggunakan pendekatan PMRI.
Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V A, VB, dan VC SDN 15
Padang Sarai Kota Padang disimpulkan bahwa guru kekurangan referensi
dalammenciptakan pembelajaran yang melibatkan tahap perkembangan kognitif
siswa serta pembelajaran yang mengaktifkan siswa agar dapat memahami materi
pelajaran dengan baik. Begitu juga ketika dilakukan wawancara dengan siswa,
siswa tidak menyukai belajar matematika, karena menurut siswa metematika
adalah pelajaran sulit dan membosankan. Serta rumus yang terdapat dalam
matematika sangat rumit dan tidak memiliki daya tarik, hal ini dapat disimpulkan
bahwa minat siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan PMRI untuk dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Karena pendekatan PMRI memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengkonstruksikan sendiri
pengetahuannya sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
yang nantinya akan berdampak baik terhadap hasil belajar siswa.
METODOLOGI
Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kuantitatif dalam jenis
penelitian eksperimen. Dalam Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang adanya perlakuan atau treatment
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen yang akan dilakukan yaitu Quasy Eksperiment
design (eksperimen semu). Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana akan diberi perlakuan yang berbeda
dengan materi atau bahan ajar yang sama. Sebelum diberi perlakuan yang berbeda
terlebih dahulu kedua kelas sampel diberi tes awal untuk mengetahui keadaan
awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
setiap akhir pembelajaran diberi tes akhir. Tujuannya adalah untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh signifikan penggunaan pendekatan PMRI terhadap hasil
4

belajar kognitif mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang siswa dari kedua kelas
sampel setelah diberi perlakuan yang berbeda, yaitu dengan cara membandingkan
hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas V SDN 15


Padang Sarai kota Padang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah
dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 124). Oleh karena itu
terpilih kelas VB sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 15 Padang Sarai dan waktu penelitian
dilaksanakan pada semester delapan perkuliahan yang bertepatan dengan semester
dua Sekolah Dasar (Januari - Juni) tahun ajaran 2015-2016.
Penelitian ini memiliki variabel yang menjadi perhatian utama yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap variabel terikat dengan
cara diberi perlakuan pada sampel peneltian yaitu pendekatan PMRI. Sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dimana
variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang. Jenis data pada penelitian ini adalah jenis data kuantitatif
yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian
tentang hasil belajar kognitif sifat-sifat bangun ruang siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes hasil belajar. Soal tes
hasil belajar berupa tes. Tes disusun berdasarkan kisi-kisi pada indikator yang
terdapat dalam materi yang dipelajari. Suatu tes dikatakan layak digunakan atau
belum maka ada beberapa hal yang perlu dianalisa dari soal-soal tersebut meliputi,
validitas item tes hasil belajar, daya pembeda, indeks kesukaran tes, dan
realibilitas soal.
Tes akhir akan diberikan pada kedua kelas sampel untuk menentukan hasil
belajar kognitif sifat-sifat bangun ruang siswa. Teknik analisis data menggunakan
uji t yang dilaksanakan setelah uji prasyarat analisis t-tes telah terpenuhi, rumus t-
tes yang digunakan sebagai berikut:
5

x 1x 2
t=

S 1 1
+
n1 n2
dimana :

S=
( n11 ) S 21+ ( n21 ) S22
n1 +n22
Untuk keperluan pengujian hipotesis, diperlukan rumus hipotesis statistik
yaitu pada taraf signifikan = 0,05 (5%) dengan hipotasis yang akan diuji:
H0: tidak terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar
kognitif mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang di kelas V SDN 15
Padang Sarai Kota Padang
H1: terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar kognitif
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang di kelas V SDN 15 Padang
Sarai Kota Padang
Dengan kriteria pengujian :
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika thitung> ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi data hasil pretest
Untuk melihat nilai pre-test hasil belajar kognitif pada materi sifat-
sifat bangun ruang kelas eksperimen dan kelas kontrol bisa dilihat
rekapitulasinya pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Rekapitulasi pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pre-test
Variabel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 35 36
Nilai Tertinggi 90 95
Nilai Terendah 15 20
Mean 55,00 56,11
SD 24,43 24,11
SD 596,82 581,29
6

Berdasarkan tabel 1 di atas, kelas eksperimen dengan jumlah anak 35


orang memperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 15. Dari nilai kelas
eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 55, standar deviasi24,43 dan
nilai varians 596,82. Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah anak 36 orang
memperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 20. Dari nilai kelas kontrol
diperoleh rata-rata nilai sebesar 56,11, standar deviasi 24,11 dan nilai
varians 581,29.
Berdasarkan deskripsi hasil pre-test pada tabel di atas, dapat
diketahui hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas
kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut:
Grafik 1. Perbandingan hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol
100
90
80
70
60 nilai terendah
50 nilai rata-rata
40
30 nilai tertinggi
20
10
0
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

2. Deskripsi data hasil post-test


Untuk melihat nilai post-test hasil belajar kognitif pada materi sifat-
sifat bangun ruang kelas eksperimen dan kelas kontrol bisa dilihat
rekapitulasinya pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Rekapitulasi hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol


Post-test
Variabel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 35 36
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 40 30
Mean 76,43 66,81
SD 18,80 20,11
SD 353,44 404,41
Berdasarkan tabel 2 di atas, kelas eksperimen dengan jumlah anak 35
orang memperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Dari nilai kelas
7

eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 76,43, standar deviasi 18,80 dan
nilai varians 353,44. Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah anak 36 orang
memperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 30. Dari nilai kelas
kontrol diperoleh rata-rata nilai sebesar 66,81, standar deviasi 20,11 dan
nilai varians 404,41.
Berdasarkan deskripsi hasil post-test pada tabel di atas, dapat
diketahui hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2 berikut:
Grafik 2. Perbandingan hasil post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol
120
100
80
nilai terendah
60
nilai rata-rata
40 nilai tertinggi
20
0
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Data nilai rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen adalah


55,00 dan nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 56,11. Perbandingan nilai
pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat disajikan pada diagram di
bawah ini.

3. Deskripsi data perbandingan hasil pretest dan postest


Perbandingan nilai pretest dan postest antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Perbandingan nilai pretest dan postest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
No Kelompok Nilai rata-rata Peningkatan
Pretest Postest
1. Eksperimen 55,00 76,43 21,43
2. Kontrol 56,11 66,81 10,7
8

Berdasarkan tabel 3 di atas perbandingan nilai pretest dan postest


kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di atas dapat disajikan pada
grafik 3 berikut:
Grafik 3. Diagram batang perbandingan nilai pretest dan postest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

100
80
60
pretest
40
postest
20
0
kelompok eksperimen kelompok kontrol

B. Uji Persyaratan Analisis


Uji persyaratan analisis dilakukan untuk melihat kesimpulan tentang
data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada kedua kelas sampel. Sebelum
melakukan uji hipotesis menggunakan rumus t-test terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas variansi.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil belajar kedua kelas
sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas dari
data tes hasil belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
digunakan uji Lilliefors. Setelah dilakukan perhitungan data pada kedua
kelas sampel, maka diperoleh harga L0 dan L(n,a) dengan taraf nyata 0,05
sebagai berikut :
Tabel Hasil uji normalitas data dari tes hasil belajar siswa kelas sampel

Kelas sampel N L0 Lt Kesimpula Keteranga


n n
Eksperimen 35 0,061012 0,149 L0 < Ltabel Data normal
Kontrol 36 0,047045 0,147 L0 < Ltabel Data normal

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk kedua kelas sampel
harga L0 < L(n,a) , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tes hasil
9

belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan


95%.

2. Uji Homogenitas Variansi


Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat data hasil tes
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang
homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas digunakan uji F.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh data dari kedua kelas
sampel sebagai berikut:
Varians terbesar
F=
variansi terkecil

Perhitungan harga F dengan taraf nyata = 0,05 dari tabel distribusi F,


ternyata diperoleh harga yaitu Fhitung < Ftabel 1,400 < 1,980. Dapat disimpulkan
bahwa data hasil tes akhir kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen
pada tingkat kepercayaan 95%.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
variansi diketahui bahwa kedua kelas sampel memiliki data hasil belajar
berdistribusi normal dan variansi yang homogen, maka untuk menguji hipotesis
digunakan rumus t-tes. Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dihitung harga
simpangan baku gabungan dari data kedua kelompok sampel, yaitu:

S=
( 351 ) 353,78+ ( 361 ) 404,5
35+362

S= 379,5

S gabungan = 19,48

Selanjutnya digunakan rumus sebagai berikut :


x x
t= 1 2
S 1


+
n1 n2
1

76,4366,81
t hitung =


19,48 1
+
1
35 36
10

t hitung =2,469

Dari daftar distribusi t dengan taraf nyata 0,05 t (0,05) (69 ) = 1,671
sedangkan thitung = 2,469

Berdasarkan perhitungan di atas ternyata thitung < t (, dk), berarti hipotesis HO


ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan
PMRI terhadap hasil belajar kognitif mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
siswa kelas V SDN 15 Padang Sarai Kota Padang.
D. Pembahasan
Pendekatan PMRI menurut Wijaya (2012:21) adalah pendekatan yang
menggunakan pemasalahan realistik sebagai fondasi dalam membangun
konsep matematika. Penerapan pendekatan PMRI yang dilaksanakan di kelas
eksperimen di awali dengan memahami masalah kontekstual kemudian siswa
menyelesaikan permasalahan kontekstual tersebut dengan kerja kelompok.
Dalam proses pembelajaran siswa dibimbing dengan diarahkan oleh guru untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan, siswa dituntut lebih banyak
melakukan aktivitas belajar dengan kerja kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di kelas V SDN 15
Padang Sarai, hal di atas memang terbukti. Aktivitas dan hasil belajar siswa
yang diperoleh dari kedua kelas sampel, dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar siswa dikelas eksperimen yang diajar menggunakan
pendekatan PMRI dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran konvensional dilakukan guru. Berikut ini akan dijelaskan
gambaran pembelajaran di kelas eksperimen yang diajar menggunakan
pendekatan PMRI dan gambaran pembelajaran di kelas kontrol yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional yang dilakukan guru.
1. Pembelajaran di kelas eksperimen
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen yang diajar
menggunakanpendekatan PMRI pada awalnya siswa belum mengenal
pendekatan PMRI, tetapi setelah diberi penjelasan dan langkah-langkah
tentang pendekatan PMRI maka siswa dapat memahaminya. Pada
11

pertemuan pertama, siswa belum terbiasa belajar untuk menyelesaikan


permasalahan, dengan motivasi dan dorongan yang diberikan oleh guru
untuk bekerja lebih mandiri dan percaya diri dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI sehingga pada pertemuan
kedua siswa memperlihatkan ketertarikan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan PMRI dengan penguatan dan juga bimbingan
yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran berupa sentuhan,
acungan jempol dan kata-kata semangat memberikan banyak manfaat yang
diperoleh siswa. Diantaranya dapat menimbulkan rasa percaya diri dalam
proses pembelajaran, siswa merasa lebih dekat dengan teman-temannya dan
timbulnya rasa saling menghargai sesama teman disaat bertanya maupun
mengemukakan pendapat kepada guru atau temannya dalam proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menggunakan
pendekatan PMRI dapat mendorong aktivitas siswa sehingga aktivitas
cenderung meningkat disetiap pertemuan, hal ini terbukti banyaknya siswa
yang bertanya, mengemukakan pendapat kepada guru atau temannya di
dalam kerja kelompok. Setiap kelompok harus menguasai materi yang
diberikan setelah memecahkan permasalahan dengan bantuan berupa
panduan diskusi.
Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran berdampak pada
hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Treffers (dalam Wijaya, 2012:21-23)
merumuskan lima karakteristik PMRI yaitu: 1) penggunaan konteks; 2)
penggunaan model untuk matematisasi progresif; 3) pemanfaatan hasil
konstruksi siswa; 4) interaktivitas; dan 5) keterkaitan.
Karakteristik pertama, guru memberikan masalah (soal) kontekstual
dengan menyuruh siswa mengamati benda berbentuk bangun ruang yang
dibawa siswa. Guru menjelaskan soal atau masalah dengan memberikan
petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang
dipahami siswa. Karakteristik kedua, siswa secara individu disuruh
menyelesaikan masalah kontekstual yaitu mengamati dan
12

mengkonstruksikan benda yang dibawanya dengan cara sendiri. Guru


memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengarahkan siswa
memperoleh penyelesaian soal. Karakteristik ketiga, siswa diminta untuk
membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka dalam kelompok
kecil, setiap anggota kelompok memberikan cara penemuan sifat bangun
ruang dengan cara yang berbeda-beda. Karakteristik keempat, siswa secara
berkelompok mendiskusikan LKS dan membaca hasil kerja kelompok di
depan kelas serta membahas bersama hasil diskusi kelompok pada diskusi
kelas yang dipimpin oleh guru. Karakteristik kelima, guru mengarahkan
siswa untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi, teorema, prinsip
atau prosedur matematika yang terkait dengan masalah kontekstual yang
baru diselesaikan.
2. Pembelajaran di kelas kontrol

Pembelajaran di kelas kontrol yang diajarkan menggunakan


pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dipakai saat
mengajarkan materi tentang sifat-sifat bangun ruang atau pembelajaran yang
tidak menggunakan pendekatan PMRI, dimana guru terlalu banyak berperan
sedangkan siswa pada umumnya pasif. Siswa hanya menerima materi yang
dijelaskan oleh guru.
Kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional
menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan cendrung
searah.Sesuai dengan pendapat Rooijakkers (dalam Boyannese, 2012:2)
pembelajaran konvensional merupakan pendekatan pembelajaran satu arah
yang berpusat pada guru. Dalam praktiknya, guru sebagai sumber informasi
utama yang mengambil peranan sentral dalam pembelajaran.
Dengan demikian pembelajaran di kelas kontrol yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa menjadi
jenuh dan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran di kelas karna hanya
sedikit siswa yang mengeluarkan pendapatnya. Dalam proses pembelajaran
13

di kelas kontrol terlihat masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan serius dibuktikan dengan adanya siswa yang membuat
mainan pesawat-pesawat dari kertas sehingga mengganggu proses
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas
kontrol kurang aktif dibandingkan siswa di kelas eksperimen dalam proses
pembelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa di kelas kontrol
lebih rendah dari hasil belajar siswa di kelas eksperimen.
Terdapat Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) terhadap Hasil Belajar Kognitif
Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Ruang di Kelas V SDN 15 Padang
Sarai Kota Padang.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah untuk melihat terdapat
atau tidaknya pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran sifat-sifat bangun ruang. Hipotesis mengenai pengaruh
pendekatan PMRI terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan diuji menggunakan statistik
inferensial menggunakan rumus uji t.
Berdasarkan analisa data yang diperoleh setelah penelitian, terdapat
pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar kognitif siswa pada
materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang terlihat pada
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan PMRI
dengan hasil belajar kognitif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
konvensional dilakukan guru. Hal ini dapat dilihat pada tes akhir siswa yang
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan menggunakan
pendekatan PMRI pada kelas eksperimen hasil belajar siswa meningkat.
Bimbingan guru yang mengarah siswa untuk aktif dalam
pembelajaran serta mencari penyelesaian terhadap masalah, siswa belajar
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Sesuai dengan pendapat Sudjana
(2009:22) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
14

Hasil belajar pada kedua kelas dapat dilihat pada tes hasil belajar
yang dikerjakan siswa secara individu. Berdasarkan hasil analisa data hasil
belajar diperoleh skor maksimal kelas eksperimen adalah 100 dan skor
minimal adalah 40 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 76,43.
Skor maksimal kelas kontrol adalah 100 dan skor minimal adalah 30
sedangkan nilai rata-rata kelas kontol adalah 66,81. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) terhadap hasil belajar kognitif mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang di kelas V SDN 15 Padang Sarai Kota Padang.
Tingginya peroleh nilai pada kelas eksperimen dikarenakan pada proses
pembelajaran dengan pendekatan PMRI diawali dengan pemberian masalah
kontekstual dan bermakna kepada siswa sehingga siswa dapat melakukan
penyelidikan dan menyelesaikan masalah secara berkelompok. Berdasarkan
perhitungan terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap hasil belajar
kogniitif siswa pada materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Hamalik (2012:2) menyatakan hasil belajar adalah tingkah laku yang
timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru,
perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai,
perkembangan sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Dengan
demikian pendekatan PMRI dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
E. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan. Adapun
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kontrol terhadap karakteristik sampel
yang hanya diteliti pada aspek hasil belajar kognitif siswa pada materi
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang menggunakan pendekatan
PMRI, sehingga variabel-variabel lain tidak ikut diteliti.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis
dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,
diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan PMRI adalah 76,43 dan nilai rata-rata postest kelas kontrol
15

yang menerapkan pembelajaran konvensional adalah 66,81. Berdasarkan hasil uji


hipotesis menggunakan uji-t (t-test) diperoleh sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada taraf signifikan=0,05 pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang di kelas V SDN 15 Padang Sarai Kota Padang Tahun Pelajaran
2016/2017.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat dikemukakan


beberapa saran sebagai berikut : (1) Diharapkan kepada guru matematika untuk
dapat mencoba melakukan strategi mengajar yang bervariasi dalam pembelajaran
matematika diantaranya menerapkan pendekatakan PMRI dalam proses
pembelajaran; (2) Bagi kepala sekolah sebagai informasi dalam pembina personil
guru dalam memberikan sumbangan yang positif untuk perbaikan proses
pembelajaran; (3) Penelitian ini hanya meneliti hasil belajar siswa menggunakan
pendekatan PMRI dan pembelajaran konvensional dilakukan guru. Untuk itu,
disarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti aspek-aspek lainnya; (4) Bagi
peneliti yang lain berminat diharapkan mengadakan penelitian lanjutan dengan
dapat mengantisipasi kendala-kendala yang terjadi.
16

DAFTAR RUJUKAN

Boyannese, Rahman. 2012. Metode-metode Pembelajaran. (Online)


http://rahmanboyannese.wordpress.com/2012/04/05/metode-
metodepembelajaran.pdf. Diakses Tanggal 11 Januari 2017.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Riwan Yudhanegara. 2015. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif


Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai