Proses Pembudayaan melalui internalisasi, sosialisasi,
unkulturasi, akulturasi, difusi, dan asimilasi.
1. Pertumbuhan Kebudayaan Proses tumbuh berkembangnya kebudayaan selalu melalui tahap-tahap perkembangan tertentu; seperti yang disebut evolusi dan revolusi. Evolusi adalah proses perubahan kebudayaan secara perlahan-lahan, artinya perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit melalui jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan revolusi adalah perubahan kebudayaan secara cepat, ini biasanya disebabkan adanya perubahan pimpinan dari suatu kelompok masyarakat atau bangsa atau negara. Perubahan
pemimpin suatu negara biasanya diikuti dengan perubahan-
perubahan dalam kebijakan yang selanjutnya berpengaruh
cepat pada kehidupan sosial budaya masyarakat.
Setiap kehidupan masyarakat selalu memiliki kebudayaan. Kebudayaan tersebut berubah dan bergerak karena faktor dari dalam dan dari lura masyarakat tersebut. Pengaruh kebudayaan dari luar akan masuk dan dapat membawa perubahan. Apabila pengaruh kebudayaan dari luar yang masuk tersebut memiliki kesamaan dalam ciri-ciri maka proses tersebut disebut sebagai unkulturasi. Namun demikian apabila pengaruh budaya yang masuk kedalam suatu kehidupan masyarakat tersebut tidak ada kesamaan ciri-ciri, (misal; bahasa, pakaian, dsb) maka proses tersebut dinamakan sebagai akulturasi. Proses selanjutnya adalah adaptasi dan asimilasi. Apabila pengaruh dari luar itu telah diterima oleh masyarakat maka terjadi penyesuaian dan percampuran antara budaya yang datang dari luar kedalam kelompok masyarakat yang baru. 2. Sosialisasi dan interaksi Masuknya budaya yang baru dari luar tersebut di sebarluaskan pada masyarakat, dikenalkan dan ditanamkan setiap hari kepada individu sebagai anggota masyarakat maka proses tersebut dikenal sebagai sosialisasi. Jadi pengertian sosialisasi adalah proses secara terus menerus dalam menanamkan sesuatu yang baru (baik itu nilai, norma, pengetahuan, dll) kepad masyarakat.
Oleh karena proses tersebut dilakukan secara terus-
menerus dan setiap saat maka akan tertanam secara mendalam
pada individu sebagai anggota masyarakat atau disebut
mendarah daging. Proses tersebut adalah internalisasi.
Contoh : nilai sosial tentang; keluarga berencana, tentang
poligami dsb. Setiap hari ditanamkan nilai tentang ; lebih baik dua jika punya anak, lebih baik satu jika punya suami/istri.
F. Perubahan Kebudayaan dari Lokal menuju Global
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa kebudayaan memiliki sifat yang dinamis. Kebudayaan selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan yang terjadi di dalam kelompok masyarakat disebebkan oleh karena penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan tehnologi; perubahan komposisi dan jumlah penduduk dalam kelompok masyarakat, atau juga perubahan karena perubahan kebijakan karena pimpinannya telah ganti. Seperti yang dapat dirasakan pada masa kini, bahwa perubahan kebudayaan bukan hanya lokal sifatnya. Perubahan dan perkembangan kebudayaan telah mengglobal; artinya bahwa percampuran budaya yang dimiliki oleh masyarakat di mana saja dapat berpengaruh pada pembatas. Keadaan ini terjadi oleh karena perkembangan tehnologi. Informasi dan komunikasi yang telah dapat menjangkau kehidupan masyarakat di seluruh bumi. Perkembangan komunikasi melalui media elektronik yang dapat menjangkau kehidupan masyarakat di seluruh dunia akan dapat mempengaruhi perkembangan budaya global.