Anda di halaman 1dari 6

KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR

1. KEJENUHAN DALAM BELAJAR


A. Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar
Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di
samping siswa sering mengalami keluapaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif
lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam psikologi disebut learning plateau. Peristiwa
jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar)
dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya.
Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi
tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-
akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak
adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam
rentang waktu tertentu saja. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan
motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada
tingkat keterampilan berikutnya. (Islamuddin, Haryu.2012 : 203-204)

B. Faktor Penyebab Dan Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan Dalam Belajar


Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila telah kehilangan motivasi dan
kehilangan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai
pada tingkat keterampilan berikutnya . Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi karena proses
belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan (boring) dan
keletihan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan dapat
menjadi penyebab muncul perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.
Menurut Cross (dalam Haryu islamuddin) dalam bukunya the psikology of learning,
keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : 1) Keletihan indra siswa, 2)
Keletihan fisik siswa, dan 3) Keletihan mental siswa.
Keletihan fisik dan keletihan indera, dalam hal ini mata dan telinga, pada umumnya
dapat dikuirangi/dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup, terutama tidur
nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi. Sebaliknya, keletihan mental
tidak dapat diatasi dengan cara yang sederhana. Itulah sebebnya, keletihan mental di pandang
sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.
Ada 4 faktor penyebab keletihan mental yaitu:
 Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang di timbulkan oleh keletihan
itu sendiri
 Karena kecemasan siswa terhadap standar atau patokan keberhasilan bidang-bidang
studi tertentu yang dianggap terlalau tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang
merasa bosan mempelajari bidang-bidang studi lain.
 Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut
lebih banyak kerja intelek yang berat.
 Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia
sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yangn ia buat sendiri.
Adapun cara mengatasi keletihan mental yang menyebabkan munculnya kejenuhan
belajar, antara lain:
 Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
 Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajaqr yang dianggap
lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
 Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi
pengubahan posisi meja belajar, rak buku, dan lain-lainnya sehingga menimbulkan
suasana baru dalam belajar.
 Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar
lebih giat daripada sebelumnya.
 Siswa harus berbuat nyata tidak menyerah atau tinggal diam dengan cara mencoba
belajar dan belajar lagi.(Islamuddin, Haryu.2012 : 204-205)

2. TRANSFER DALAM BELAJAR


A. Pengertian Transfer Dalam Belajar
Transfer belajar merupakan masalah yang sangat penting dalam psikologi pendidikan.
Secara praktis semua program pendidikan dibangun atas dasar bahwa semua manusia
mempunyai kemampuan untuk mentransfer apa yang mereka pelajari dari satu situasi ke
situasi yang lain. Nilai pendidikan dari belajar di sekolah bagi aktivitas hidup di dalam
masyarakat ialah adanya nilai transfer.(Mustaqim,dkk.2010 : 98-99)
Pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai hasil belajar pada masa lalu, sering kali
mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang. Inilah yang disebut transfer
dalam belajar. Transfer dalam belajar yang lazim disebut transfer belajar (transfer of
learning), mengandung arti pemindahan keterampilan belajar dari satu situasi ke situasi
lainnya. Kata “pemindahan keterampilan tidak berkonotasi hilangnya keterampilan
melakukan sesuatu pada masa lalu, karena diganti dengan keterampilan baru pada masa
sekarang. Oleh sebab itu, definisi di atas harus dipahami sebagai pemindahan pengaruh atau
pengaruh keterampilan melakukan sesuatu terhadap tercapainya keterampilan melakukan
sesuatu lainnya.
Peristiwa pemindahan pengaruh (transfer) sebagaimana tersebut diatas, pada
umumnya atau hampir selalu membawa dampai, baik positif maupun negatif terhadap
aktivitas dan hasil pembelajaran materi pelajaran atau keterampilan lain. Sehingga, transfer
dapat dibagi dua kategori, yakni transfer positif dan transfer negatif. (Islamuddin, Haryu.2012
: 207)
B. Ragam Transfer Dalam Belajar
Aneka ragam transfer dalam belajar baik dari thorndike maupun dari Robert M.
Gagne adalah sebagai berikut :
1. Transfer positif
Transfer positif dapat terjadi dalam seorang siswa apabila guru membantu untuk belajar
dalam situasi tertentu yang mempermudah siswa tersebut belajar dalam situasi-situasi
situasi lainnya. Dalam hal ini, transfer positif menurut Barlow (1985) (dalam Muhibbin
Syah) adalah learning in one situation helpful in other situastions, yakni belajar dalam
suatu situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi lain.
2. Transfer Negatif
Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila belajar dalam situasi tertentu yang
memiliki pengaruh merusak terhadap keterampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam
situasi-situasi lainnya. Pengertian ini diambil dari education psycology : the teaching-
learning process oleh Daniel Lenox Barlow (1985) yang menyatakan bahwa transfer
negatif itu berarti, learning in one situation has a damaging effect in other situations.
Dengan demikian, pengaruh keterampilan atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa
sendiri tak ada hubungannya dengan kesulitan yang dihadapi siswa tersebut ketika
mempelajari keterampilan atau pengetahuan lainnya.
3. Transfer Vertikal
Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran
yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai
pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. Agar memperoleh transfer
vertikal, guru sangat dianjurkan untuk menjelaskan kepada para siswa secara eksplisit
mengenai faedah materi yang sedang diajarkannya bagi kegiatan belajar materi lainnya
yang lebih kompleks.
4. Transfer Lateral
Transfer lateral (ke arah samping) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu
menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama
kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat
tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
Contoh : seorang lulusan STM yang telah menguasai teknologi “X” dari sekolahnya dapat
menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di samping itu, juga mampu mengikuti
pelatihan menggunakan teknologi mesin-mesin lainnya yang mengandung elemen dan
kerumitan yang kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi. Alhasil, transfer lateral itu
dapat dikatakan sebagai gejala wajar yang memang sangat diharapkan baik oleh pihak
pengajar maupun pihak pelajar. Namun, idealnya hasil belajar siswa tidak hanya dapat
digunakan dalam konteks kehidupan yang sama rumitnya dengan belajar, tapi juga dapat
digunakan dalam konteks kehidupan yang lebih kompleks dan penuh persaingan. (Syah,
Muhibbin.2012 : 161-163)
DAFTAR PUSTAKA

Islamuddin, Haryu.2012.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mustaqim,dkk.2010.Psikologi Pendidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta

Syah, Muhibbin.2012.Psikologi Belajar.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada


MIND MAPPING

KEJENUHAN DAN TRANSFER


DALAM BELAJAR

KEJENUHAN TRANSFER
DALAM DALAM
BELAJAR BELAJAR

PENGERTIAN PENGERTIAN
KEJENUHAN TRANSFER
DALAM BELAJAR DALAM BELAJAR

Kejenuhan belajar ialah Pengetahuan dan


rentang waktu tertentu yang keterampilan siswa sebagai
digunakan untuk belajar, hasil belajar pada masa lalu,
tetapi tidak mendatangkan sering kali mempengaruhi
hasil proses belajar yang sedang
dialaminya sekarang

FAKTOR PENYEBAB DAN CARA


RAGAM TRANSFER BELAJAR
MENGATASI TERJADINYA
KEJENUHAN DALAM BELAJAR

1. TRANSFER POSITIF
2. TRANSFER NEGATIF
3.TRANSFER VERTIKAL
4. TRANSFER LATERAl

Anda mungkin juga menyukai