Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK ANALISIS KORELASI PRODUCT MOMENT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Pendidikan

Dosen Pengampu: Imam Mashuri, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7 PAI 6B
ERLINDA DHEWI SATLITA (2017390100537)
MUHAMMAD DANDY (2017390100475)
OKTANO LANGGENG (2017390100520)
MUHAMMAD NUR LAMIK (2017390100553)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUTE AGAMA ISLAM IBRAHIMY
MEI 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim.
Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Statistik Pendidikan dengan judul “Teknik Analisis
Product Moment”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman terang benderang, penuh iman dan ilmu pengetahuan.
Makalah ini kami susun tidak terlepas dari berbagai sumber penunjang
serta bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatannya.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Namun, terlepas dari semua itu, kami selaku penyusun merasa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun sumber
buku penunjang. Oleh sebab itu, dengan tangan terbuka, kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Statistika
Pendidikan ini. Semoga makalah tentang Teknik Analisis Korelasi Product
Moment ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi tambahan ilmu serta inspirasi bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Waromatulloh Wabarokatuh.

Genteng, Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korelasi Product Moment ..................................................... 3
B. Cara Analisis Product Moment ............................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya statistik adalah suatu kerangka teori-teori dan
metode-metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengumpulan,
analisis, dan pelukisan data sampel guna memperoleh kesimpulan-
kesimpulan yang bermanfaat.Adapun satatistika adalah ilmu tentang cara-
cara mengumpulkan, menggolongkan, menganalisis, dan mencari
keterangan yang berhubungan dengan pengumpulan data yang
penyelidikan dan kesimpulannya berdasarkan bukti-bukti yang berupa
angka-angka.
Secara umum kedudukan statistik memiliki beberapa manfaat,
antara lain: mampu menyajikan data secara ringkas dan jelas, sehingga
lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh para pengguna; menunjukkan
trend atau tendensi perkembangan suatu masalah serta melakukan
penarikan kesimpulan secara ilmiah.
Penggunaan statistik dalam penelitian ilmiah sudah diperkenalkan
pada abad ke 18 oleh F. Galton dan sampai sekarang berbagai macam
metode analisa statistik digunakan dalam berbagai pemecahan masalah.
Analisis data geografi sebenarnya dapat dilakukan dengan cara analisa
statistik, penginderaan jauh, komputer maupun deskriptif. Postingan kali
ini akan membahas khusus tentang analisa statistik yang sering digunakan
dalam penelitan bertema geografi.
Empat analisa yang sering digunakan dalam penelitian geografi
adalah analisa statistik, analisa inderaja, analisa komputer dan analisa
deskriptif. Analisa statistik sering digunakan oleh mahasiswa dalam
menyusun skripsi dan biasanya jenis analisa yang banyak digunakan
adalah analisa korelasi, analisa regresi, analisa chi kuadrat dan analisa
varian. Kali ini saya akan sedikit menjelaskan tenrang analisa korelasi
sederhana teknik analisis korelasi product moment.

1
Untuk menyatakan besar kecilnya nilai korelasi antar variabel atau
fenomena maka digunakan angka statistik. Angka yang menyatakan besar
kecilnya korelasi disebut koefisen korelasi (r) yang dapat bergerak antara -
1 dan +1.
Oleh sebab itu, pada pembahasan kali ini penulis akan
menjabarakan tentang salah satu bentuk statistik yakni teknik analisis
korelasi product moment.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun yang menjadi
rumusan masalah diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan teknik analisis korelasi product
moment?
2. Bagaimana cara menganalisis penelitian pendidikan menggunakan
korelasi product moment?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas , adapun yang menjadi tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknik analisis korelasi product
moment.
2. Untuk mengetahui cara menganalisis penelitian pendidikan
menggunakan korelasi product moment.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Analisis Korelasi Product Moment


Korelasi dalam Ilmu Statistik adalah hubungan antar dua variabel
(bivariate correlation) dan hubungan antar lebih dari dua variabel
(multivariate correlation). Korelasi atau hubungan tersebut dapat berbentuk
hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal), atau hubungan interaktif
(saling mempengaruhi). Uji korelasi disebut dengan teknik korelasi. Teknik
korelasi merupakan salah satu jenis statistik inferensial yang lazim digunakan
untuk menguji keberadaan hubungan atau pengaruh antara satu gejala
(variabel) dengan satu gejala (variabel) yang lain atau antar sejumlah
variabel. Upaya pengujian ini muncul diawali dari kemunculan atau
perubahan suatu variabel yang diikuti oleh kemunculan atau perubahan
variabel yang lain, baik secara beraturan (positif atau negatif) maupun tidak
beraturan (tidak jelas, tidak berpola) (Mundir, 2012).
Salah satu teknik statistik yang kerap kali digunakan untuk mencari
hubungan antara dua variable atau lebih adalah teknik korelasi. Dua variable
yang hendak diselidiki hubungan tersebut biasanya diberi simbol variable X
dan variable Y. Bilamana kenaikan nilai variable X selalu disertai kenaikan
variable Y, dan turunnya nilai variable X juga selalu didikuti oleh turunnya
nilai variable Y,maka hubungan yang seperti itu disebut hubungan positif.
Akan tetapi,sebaliknya bilamana kenaikan nilai variabel X selalu
diikuti oleh penurunan nilai varibel Y, dan penururunan nilai variabel Y,
maka hubungan antara variable X dan Y tersebut adalah hubunga yang
negatif. Disamping itu ada dua variable X dan Y ada kemungkinannya
tidak memiliki hubungan sama sekali, yakni bilamana kenaikan nilai
variabel yang satu kadang-kadang diikuti penurunan nilai variabel
lainnya, dan kadang-kadang juga diikuti oleh nilai kenaikan variable
lainnya.

3
Dalam dunia pendidikan dapat diambil satu contoh. Anak yang
memiliki motivasi berprestasi sering terlihat senang mengerjakan tugas, rajin
belajar, dan datang ke sekolah tepat waktu. Hal ini sangat mungkin terjadi
juga pada siswa-siswa yang lain. Kalau demikian, maka akan muncul
sejumlah pertanyaan yang ingin mengungkap tentang keberadaan korelasi
atau hubungan antara variabel yang satu (variabel bebas, variabel X,
independent variable) dengan variabel yang lain (variabel terikat, variabel Y,
dependent variable).
1. Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan disiplin
belajar atau dengan kerajinan belajar siswa?
2. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap disiplin atau
berdampak pada kerajinan belajar siswa?
3. Apakah motivasi berprestasi yang semakin tinggi akan diikuti oleh
disiplin belajar atau kerajinan belajar sisw yang semakin tinggi pula?
4. Atau justru sebaliknya, motivasi berprestasi yang semakin tinggi
justru diikuti oleh disiplin belajar atau kerajinan belajar siswa yang
semakin menurun?
Jawaban secara akurat terhadap sejumlah pertanyaan tersebut harus
diperoleh melalui uji statistik dengan teknik korelasi (korelasional) terhadap
data-data yang terkumpul dari variabel-variabel yang ada.
Dapat dijelaskan analisa korelasi merupakan suatu bentuk analisis
inferensial yang digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan
hubungan, bentuk atau hubungan kausal dan hubungan timbal balik diantara
variabel-variabel penelitian. Selain itu analisis ini dapat juga digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh suatu varibel bebas atau beberapa variabel
bebas secara bersama terhadap variabel terikat melalui analisis koefisien
determinasi. (Ananda & Fadhli, 2018)
Statistik mempersiapkan bermacam-macam teknik analisa korelasi
yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
dua variabel. Sekalipun hasil menunjukkan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih, peneliti tidak bisa secara langsung menarik kesimpulan

4
bahwa antar variabel tersebut bersifat sebab-akibat (kausal). Menurut Walter
R. Bog dan Meredith D, Gall dalam (Ananda & Fadhli, 2018) penelitian
korelasi tidak dapat digunakan untuk meneliti hubungan sebab akibat antara
satu variabel dengan variabel yang lain. Sebagai ilustrasi, hasil penelitian
tentang hubungan rasa percaya diri dengan prestasi belajar siswa SMA
menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan (r = 0,5 dan p < 0,01).
Hasil analisa korelasi ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik
kesimpulan bahwa rasa percaya diri mempengaruhi prestasi belajar.
Ada kemungkinan, kalau siswa dapat mencapai prestasi belajar yang
tinggi rasa percaya dirinya meningkat. Dengan demikian tidak dapat
ditentukan variabel mana yang mempengaruhi dan variabel mana yang tidak
mempengaruhi. Selain itu, adanya hubungan yang positif antara dua variabel
tersebut, mungkin disebabkan oleh variabel yang lain, misalnya kecerdasan.
Ada kemungkinan kecerdasanlah yang menyebabkan tinggi rendahnya rasa
percaya diri dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dipahami bahwa untuk
menentukan hubungan yang bersifat kausal perlu analisa yang lebih
mendalam didukung oleh teori atau penelitian lain. Sekalipun pada
hakekatnya hasil analisa korelasi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat,
akan tetapi adanya korelasi yang signifikan antara dua atau lebih variabel,
dapat dijadikan salah satu indikasi kemungkinan adanya hubungan sebab
akibat.
Teknik korelasi product-moment ditemukan oleh Karl Pearson, sehingga
sering disebut Product-moment Pearson. Korelasi ini digunakan untuk
menganalisis korelasi dua variable (variabel bebas, X; dan variabel terikat, Y)
yang datanya samasama berjenis interval atau rasio. Disebut Product Moment
Correlation, karena angka korelasinya merupakan hasil perkalian atau
product dari moment-moment variabel yang dikorelasikan (Product of the
Moment). Teknik korelasi ini digunakan bila berhadapan dengan kenyataan
bahwa:

5
1. Sampel diambil secara acak (random)
2. Dua variabel yang akan dicari korelasinya, terdiri dari dua gejala
interval atau ratio.
3. Regresinya merupakan regresi linier/garis lurus. Terdapat tiga
kemungkinan hipotesis yang diuji yaitu:
4. Hipotesis uji dua pihak.
Ho : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0

B. Cara Menganalisis Teknik Analisis Korelasi Product Moment


Pada umumnya besar kecilnya hubungan dinyatakan dengan bilangan.
Bilangan yang menytatakan besar kecilnya hubungan tersebut disebut
koefisien hubungan atu koefisien korelasi. Koefisien korelasi itu berkisar
antara 0,00 dan +1,00 (korelasi positif) dan atau diantara 0,00 sampai -1,00
(korelasi negatif), tergantung pada arah hubungan positif ataukah negatif.
Koefisien yang bertanda positif menunjukkan bahwa arah korelasi tersebut
positif, dan koefisien yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang
negatif. Sedangkan koefisien yang bernilai 0,00 menunjukkan tidak adanya
korelasi antara variabel X dan Y.
Bila mana dua variabel mempunyai koefisien korelasi sebesar +1,00
maka berarti bahwa dua variabel tersebut mempunyai korelasi positif yang
sempurna. Sebaliknya bilamana dua variabel mempunyai koefisien korelasi -
1,00, maka berarti dua variabel tersebut memiliki korelasi negatif yang
sempurna. Korelasi yang sempurna semacam itu sangat jarang sekali
dijumpai dalam praktik penyelidikan/penelitian. Korelasi antara dua variabel
pada umumnya akan berkisar antara +1,00 sampai dengan -1,00.
Untuk menerapkan koefisien korelasi antara dua variabel yang
masing-masing mempunyai skala pengukuran interval maka digunakan
korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson. Rumus
korelasi product momen ini ada dua macam, yaitu:

6
1. Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi).
2. Korelasi Product moment dengan rumus angka kasar.
Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi) sebagai berikut:

∑ 𝑥. 𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 2
Dalam hal ini :
𝑟ϰ𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
ϰ = deviasi dari mean untuk nilai variabel X
𝑦 = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y
Σϰ.𝑦 = jumlah perkalian antara nilai X dan Y
ϰ2 = Kuadrat dari nilai ϰ
𝑦2 = Kuadrat dari nilai y

Contoh:
Mencari koefisien korelasi antara nilai matematika dengan nilai fisika yang
diperoleh siswa.
No. Resp. Mat. Fisika X - 𝑿̅ 𝛞 Y - 𝒀̅ 𝛞𝟐 𝐲𝟐 𝛞.y
X Y y
1 6,5 6,3 0,0 -0,1 0,00 0,01 0,00
2 7,0 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,20
3 7,5 7,2 +1,0 +0,8 1,00 0,64 +0,80
4 7,0 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,20
5 6,0 7,0 -0,5 +0,6 0,25 0,36 -0,30
6 6,0 6,2 -0,5 -0,2 0,25 0,04 +0,10
7 5,5 5,1 -1,0 -1,3 1,00 1,69 +1,30
8 6,5 6,0 0,0 0,4 0,00 0,16 0,00
9 7,0 6,5 +0,5 +0,1 0,25 0,01 +0,05
10 6,0 5,9 -0,5 -0,6 0,25 0,36 +0,30
Jumlah 65,0 63,8 - - 3,50 3,59 2,65

∑𝑥 65,0 ∑𝑦 63,8
𝑋̅= 𝑁 = 10 = 6,50 𝑌̅ = 𝑁 = 10 = 6,38 ~ 6,40

ϰ = X - 𝑋̅ y = Y - 𝑌̅
Rumus :

7
𝑟 𝑁.∑ 𝑥.𝑦−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑥𝑦=
√⌊𝑁.∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 ⌋⌊𝑁.∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 ⌋

Contoh :
No. X Y 𝐱𝟐 𝐲𝟐 x.y
Resp.
1 6,5 6,3 42,25 39,69 40,95
2 7,0 6,8 49,00 46,24 47,60
3 7,5 7,2 56,25 51,84 57,00
4 7,0 6,8 49,00 46,24 47,60
5 6,0 7,0 36,00 49,00 42,00
6 6,0 6,2 36,00 38,44 37,20
7 5,5 5,1 30,25 26,01 28,05
8 6,5 6,0 42,25 36,00 39,00
9 7,0 6,5 49,00 42,25 45,50
10 6,0 5,9 36,00 34,81 35,40
Jumlah 65,0 63,8 426,00 410,52 417,30
Jadi:
𝑟 𝑁.∑ 𝑥.𝑦−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑥𝑦=
√⌊𝑁.∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 ⌋⌊𝑁.∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 ⌋

𝑟 10.(417,30)−(65,0.63,8)
𝑥𝑦=
√⌊10.(426)− (65,0)2 ⌋⌊10.(410,52)− (63,8)2 ⌋

𝑟 26
𝑥𝑦=
√1216,6

𝑟𝑥𝑦=0,745

Korelasi product moment pada umumnya juga digunakan untuk


menetapkan validitas butir instrumen sikap dan karakteristik psikologi yang
lain yang skor butirnya dianggap mempunyai skala pengukuran interval.

8
INTERRPRETASI HARGA r
Interpretasi terhadap harga atau koefisien korelasi secara konvensional
diberikan oleh Guilford (1956) sebagai berikut:
Koefisien korelasi r Interpretasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Disamping itu, untuk menafsirkan harga r (koefisien korelasi) maka
dapat dikonsultasikan (dibandingkan) dengan harga kritik r product moment
(tabel r).
Dalam hal ini, ditentukan tingkat kesalahan (peluang ralat) adalah 5%
(yang biasa digunakan pada ilmu-ilmu social) dengan melihat pada tabel r
berdasarkan N= banyaknya responden. Contoh: pada perhitungan korelasi
product moment dimuka diperoleh harga r=0,745
Harga r kritik (r tabel) pada tingkat kesalahan 5% dan N=10 adalah r
tab=0,632. Berarti harga r yang diperoleh dari perhitungan (rhit)=0,745>
rtab= 0,632. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel tersebut
berarti (signifikan). Jika r hitung ternyata <r tabel maka dikatakan bahwa
korelasi antara kedua variabel tersebut tidak berarti (tidak signifikan). Jadi,
meskipun ada korelasi tetapi secara statistik kurang berarti.

UJI SIGNIFIKANSI r
Untuk menuji signifikansi koefisien korelasi (nilai r) yang diperoleh
maka dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Dengan mengacu pada criteria koefisien korelasi yang diberikan oleh
Guilford (1956).
2. Dengan membandingkan nilai r hitung dengan harga r tabel dengan
taraf kesalahan (α=0,05) atau α=0,01 dan db=N-2.
3. Dengan menghitung lebih dulu t hitung berdasarkan harga r hitung
yang diperoleh, yakni dengan rumus sebagai berikut:

9
√𝑁−2
𝑡 = 𝑟. √1−𝑟2…………..untuk korelasi Product Moment

Harga t hitung yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan harga t


tabel dengan taraf signifikansi tertentu (misal : α=0,05 atau α=0,01) dan dengan
derajad kebebasan dk=N-2.
Bila t hit > t tabel → maka tolak Ho, dan berarti menerima Ha.
Sedangkan bila thit < t tabel, maka tidak menolak Ho, yang berarti menolak
Ha.
Jadi , dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa teknik
analisa korelasi product moment digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif
(uji hubungan) dua variable apabila datanya berskala interval atau rasio. Oleh
karena itu ada beberapa persyaratan untuk menggunakan teknik analisis ini
diantaranya:
1. Sampel diacak dengan teknik random (acak)
2. Data yang akan diuji harus homogeny
3. Data yang akan diuji harus berdistribusi normal
4. Data yang akan diuji bersifat linier
Jadi, fungsi teknik analisis korelasi product moment adalah untuk
menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil penelitian, yang
menggunakan variable X dan variable Y.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Teknik
korelasi product-moment ditemukan oleh Karl Pearson, sehingga sering
disebut Product-moment Pearson. Korelasi ini digunakan untuk menganalisis
korelasi dua variable (variabel bebas, X; dan variabel terikat, Y) yang datanya
samasama berjenis interval atau rasio. Disebut Product Moment Correlation,
karena angka korelasinya merupakan hasil perkalian atau product dari
moment-moment variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment).
Untuk menerapkan koefisien korelasi antara dua variabel yang
masing-masing mempunyai skala pengukuran interval maka digunakan
korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson. Rumus
korelasi product momen ini ada dua macam, yaitu:
1. Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi).
2. Korelasi Product moment dengan rumus angka kasar.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan yang dipaparkan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran membangun sangat dibutuhkan dalam
perbaikan tukisan ini.
Harapan kami, dengan memahami teknik analisa korelasi product
moment mampu membantu peneliti pendidikan terutama untuk mengetahui
hubungan antara variable X dengan variable y sehingga tampak hasil analisis
korelasi tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R., & Fadhli, M.2018. Statistik pendidikan: teori dan praktik dalam
pendidikan. Jakarta: Widya Puspita.
Mundir, M. 2012. Statistik pendidikan; Pengatar analisis data untuk penulisan
skripsi dan tesis. STAIN Jember Press.

12

Anda mungkin juga menyukai