Anda di halaman 1dari 5

KONTROL DIRI DAN KENAKALAN REMAJA

Bilqis Wafa Azizah


wafaazizahbilqis@gmail.com
SMK Negeri 42 Jakarta

ABSTRAK

Kenakalan remaja merupakan masalah yang sering terjadi pada remaja baik di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Kenakalan yang dilakukan remaja bisa disebabkan oleh faktor internal
maupun faktor eksternal. kontrol diri, dan kenakalan remaja diteliti pada 120 orang remaja
menengah. Peneliti mengembangkan tiga instrumen penelitian pengukurannya yaitu skala kenakalan
remaja, skala emosional kematangan, dan skala konsep diri. Kontrol diri yang lemah merupakan
salah satu faktor internal penyebab kenakalan remaja. Sedangkan faktor lainnya adalah salah satu
faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah teman sebaya. Konformitas terhadap teman
sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan kenakalan pada remaja.
Proporsi kenakalan remaja dapat dijelaskan melalui kematangan emosi dan konsep diri. kontrol diri
sekaligus memprediksi kenakalan dalam hubungan yang tidak terarah dan linier. Kematangan emosi
merupakan kapasitas psikologis yang berpotensi memungkinkan menurunnya kenakalan remaja.
Ramalan penelitian, temuan hanya berlaku untuk kelompok remaja dengan kenakalan tinggi. Oleh
karena itu, dalam menangani kenakalan remaja ini, perlu adanya kerjasama dari berbagai elemen
yang terkait, baik pemerintahan selaku penegak hukum dan tokoh-tokoh masyarakat untuk
membiasakan hidup tentram dan damai dalam melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku di masyarakat, dengan melihat sisi psikologis individual pelaku, pola asuh
keluarga, komunitas dan masyarakat secara luas.

Kata Kunci: Kontrol diri, kenakalan remaja, konsep diri

PENDAHULUAN
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini,
seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi,
menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di
lingkungan rumah maupun di lingkungan pertemanannya. Kenakalan remaja pada saat ini, seperti
yang banyak diberitakan di berbagai media, sudah dikatakan melebihi batas yang sewajarnya.
Terlibat banyak tindakan kriminal lainnya yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di
masyarakat dan berurusan dengan hukum. Masalah kenakalan remaja dewasa ini telah menjadi
suatu permasalahan yang serba kompleks di berbagai tempat baik di kota besar maupun kota kecil.
Di Indonesia sendiri kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang menunjukan
perkembangan yang kurang sehat terutama dalam lingkungan hidup masyarakat yang bertempat
tinggal di kota-kota besar, sehingga menimbulkan problema-problema yang cukup rumit bagi
keluarga, dan masyarakat.
Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja menurut beberapa psikolog, secara sederhana adalah segala perbuatan
yang dilakukan remaja dan melanggar aturan yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun begitu,
fenomena kenakalan remaja adalah sesuatu yang normal. Ketika seseorang beranjak remaja,
beberapa perubahan terjadi, baik dari segi fisik maupun mental. Beberapa perubahan psikologis
yang terjadi di antaranya adalah para remaja cenderung untuk resisten dengan segala peraturan
yang membatasi kebebasannya. Karena perubahan itulah banyak remaja melakukan hal-hal yang
dianggap nakal. Meskipun karena faktor yang sebenarnya alami, kenakalan remaja terkadang tidak
bisa ditolerir lagi oleh masyarakat. Karena itu, peran orangtua sangat berpengaruh dalam
membentuk kepribadian remaja ini. (Kompas.com 2013).

Kenakalan remaja adalah perilaku remaja melanggar status, membahayakan diri sendiri,
menimbulkan korban materi pada orang iain, dan perilaku menimbulkan korban fisik pada orang
lain. Perilaku melanggar status merupakan perilaku dimana remaja suka melawan orang tua,
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit. Perilaku membahayakan diri sendiri, antara lain
mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, menggunakan narkotika, menggunakan
senjata, keluyuran malam, dan pelacuran. Perilaku menimbulkan korban materi, yaitu perilaku yang
mengakibatkan keraguan pada orang lain, misalnya: mencuri dan mencopet, merampas. Perilaku
menimbulkan korban fisik pada orang lain adalah perkelahian, menempeleng, menampar, melempar
benda keras, mendorong sampai jatuh, menyepak, dan memukul dengan benda (Jensen dalam
Sarwono, 2001).

Kontrol Diri

Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku. Kemam- puan
untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa
individu ke arah konsekuensi positif. Aspek-aspek sebagai berikut:
a) Kemampuan mengontrol perilaku impulsive,
b) Kemampuan mengontrol stimulus,
c) Kemampuan menganti- sipasi suatu peristiwa atau kejadian,
d) Kemam- puan mengambil keputusan.

Alasan penggunaan konsep dari Averill dalam mengukur tingkat kontrol diri yang dimiliki
oleh individu yaitu dapat diketahui mengenai jenis kontrol diri yang digunakan oleh individu lebih
jelas dan lebih rinci. Hal ini disebabkan pada konsep ini dapat diketahui mengenai aspek-aspek yang
digunakan oleh individu dalam melakukan proses pengontrolan diri.

Fenomena-fenomena akibat dari kontrol diri banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Hilangnya kendali diri dapat menimbulkan berbagai akibat misalnya kenakalan remaja. Pada sebuah
penelitian, ditemukan adanya dukungan yang diberikan bagi pendapat bahwa kontrol diri
memainkan peran penting dalam kenakalan remaja Feldman & Wenberger (dalam Nurmala, 2007).

Kenakalan remaja juga dapat di gambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan


kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Kebanyakanorang muda telah mempelajari
perbedaan tingkah laku yang dapat di terima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun
remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan
tingkah laku yang dapat diterima atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui kontrol diri
tersebut namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai untuk membimbing tingkah laku
mereka Mischel & Gilligan (dalam Santrock, 2003).
Konsep Diri

Konsep diri adalah penilaian remaja tentang diri sendiri yang bersifat fisik, psikis, sosial,
emosional, aspirasi, dan prestasi. Konsep diri fisik adalah gambaran remaja tentang penampilannya,
dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi yang
diberikan tubuhnya di mata orang-lain. Konsep diri psikis adalah gambaran remaja tentang
kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain. Konsep
diri sosial adalah gambaran remaja tentang hubungannya dengan orang lain, dengan teman sebaya,
dengan keluarga, dan lain-lain. Konsep diri emosional adalah gambaran remaja tentang emosi diri,
seperti kemampuan menahan emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan
lain-lain. Konsep diri aspirasi adalah gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan, kreativitas,
dan cita-cita. Konsep diri prestasi adalah gambaran remaja tentang kemajuan dan keberhasilan yang
akan diraih, baik dalam masalah belajar maupun kesuksesan hidup (Hurlock, 1996).

Inilah problem sosial yang menerpa beberapa remaja kita sekarang ini, yaitu tingkah laku
menyimpang yang dicap dimaksud sebagai kenakalan remaja. Adapun penyebab masalah kenakalan
remaja diakibatkan dari berbagai macam persoalan, bisa akibat dari salah orang tua didalam cara
mendidik atau orangtua yang terlampau sibuk dengan pekerjaannya, juga dapat dikarenakan tidak
tepatnya saat memilih teman atau lingkungan pergaulan hingga dapat mengakibatkan
terjerumusnya didalam pergaulan yang salah ataupun akibat dari indivudunya sendiri karena krisis
identitas. Tulisan ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi yang ada, kemudian data
tersebut dikemas sebagai bahan data dan informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi kenakalan remaja saat ini. Adapun tujuannya adalah ingin mengetahui remaja dan psikologis
remaja, faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dan pergeseran kualitas kenakalan yang
dilakukan remaja.

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
penelitian yang berfokus pada aspek tertentu yang datanya berupa angka-angka. Data tersebut
kemudian diolah secara matematis untuk menarik suatu kesimpulan (Idrus, 2009). Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian yang bersifat korelasional. Penelitian
korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi
pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

Pada penelitian ini, fokus yang dikaji yaitu pada variabel tingkat kekhusyukan dalam salat
dan variabel kontrol diri pada kenakalan remaja yang diketahui melalui instrumen. Hasil skor
instrumen berupa angka. Angka-angka tersebut kemudian dianalisis yang pada akhirnya dapat ditarik
suatu kesimpulan untuk membuktikan hipotesis.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa di SMK Muhammadiyah 2 Malang sebanyak 105
siswa, MA Muhammadiyah Malang sebanyak 47 siswa, dan SMK N 1 Singosari sebanyak 721 siswa.
Sampel dari penelitian ini yaitu siswa kelas X dan XI pada kedua sekolah tersebut. Terkait sampel,
Gay (dalam Idrus, 2008) menyebutkan bahwa jumlah minimal subjek yang diperlukan untuk menguji
korelasi adalah 30 orang. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel berjumlah 220 siswa.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara quota sampling yaitu teknik sampling yang
jumlahnya telah ditentukan terlebih dahulu (Idrus, 2009). Teknik ini dipilih untuk mengurangi bias
dengan cara menyamakan jumlah subjek laki-laki dan subjek perempuan. Perbandingan jumlah laki-
laki dan perempuan pada penelitian ini yaitu 1:1.
HIPOTESIS
Dalam penelitian ini dapat diterima dengan sumbangan efektif variabel kontrol diri terhadap
kenakalan remaja adalah sebanyak 41,47%. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan
dalam mengontrol diri pada kenakalan remaja pada siswa.

Hasil analisis hubungan antara tingkat kekhusyukan dalam salat dengan kontrol diri pada
kenakalan remaja menunjukkan angka probabilitas maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat kekhusyukan dalam salat dengan kontrol diri pada remaja yang signifikan.
Keputusan lebih cepat juga bisa diambil langsung dengan melihat nilai koefisien korelasi, maka
menyatakan ada hubungan pada tingkat signifikansi 1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat kekhusyukan seseorang, maka semakin tinggi pula kontrol diri pada remaja. Ada
hipotesis yang berbunyi sebagai berikut:

a) Kematangan emosi dan konsep diri berhubungan dengan kenakalan remaja.


b) Hubungan kematangan emosi dengan kenakalan remaja secara parsial adalah berlawanan
arah.
c) Hubungan konsep diri dengan kenakalan remaja secara parsial adalah berlawanan arah.
Ada tingkat kekhusyukan dalam salat dengan kontrol diri pada kenakalan remaja. Semakin
khusyuk remaja melakukan salat, semakin tinggi kontrol pada kenakalan remaja. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah kekhusyukan remaja ketika melakukan salat, semakin rendah pula
kontrol diri pada kenakalan remaja.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat kekhusyukan dalam salat dengan kontrol diri pada kenakalan remaja dengan
koefisien. Penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan kekhusyukan dalam salat pada remaja
dapat diikuti dengan peningkatan pada kontrol diri pada kenakalan remaja yang menun jukkan ada
hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kontrol diri dengan kenakalan remaja.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil tersebut mendukung konsep yang menjadi latar belakang
penelitian ini. Kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang me-
langgar aturan yang dapat mengakibatkan keru- gian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain yang dilakukan remaja rentang usia 13-17 tahun. Remaja yang berperilaku nakal
diindikasikan memiliki tingkat religiusitas yang rendah dan kontrol diri yang rendah.

Disarankan kepada para remaja agar dapat menghindari perilaku kenakalan remaja,
mengingat perilaku kenakalan remaja ini memiliki dampak negatif yang lebih banyak, yakni
membuang-buang uang untuk hal yang tidak penting. Dalam upaya menurunkan tingginya perilaku
kenakalan remaja, maka disarankan kepada para remaja agar terus meningkatkan kontrol diri seperti
yang selama ini dimiliki, misalnya dengan menerapkan disiplin diri yang lebih tinggi dan lebih religius,
misalnya di kelurahan Mabar Hilir setiap Masjid di bentuk panitia Remaja Masjid untuk membentuk
karakter religius agar lebih bisa disiplin, diadakan penyuluhan apa dampak atau bahaya yang terjadi
apabila remaja tersebut mengalami kenakalan remaja.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terkait dengan


kekhusyukan dalam salat dengan pemilihan subjek yang berbeda. Variasi item dapat diperhatikan
kembali agar dapat memunculkan respon jawaban yang menunjukkan keadaan
sebenarnya.Penelitiaan yang lebih direkomendasikan adalah dengan metode eksperimen sehingga
dapat diketahui secara pasti kondisi seseorang ketika mencapai kekhusyukan dalam salat. Selain itu,
jumlah subjek dapat diperluas sehingga tidak hanya sebatas pada wilayah tertentu, tetapi dapat
mencerminkan beberapa sampel dengan karakteristik kecenderungan kenakalan yang
berbeda.Sehingga diharapkan dapat membuktikan efektivitas kekhusyukan dalam salat untuk
meningkatkan kontrol diri pada kenakalan remaja.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, S.W. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.

Tallent, N. 1978. Psychology Of Adjusment: Understanding Ourselves and of Hers. New York: Litton
Educational. Pub. Inc.

Santrock, JW. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ancok, D. & Suroso, F.N. 2011. Psikologi Islami Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kartono, K. 2006. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai