Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan: 

1. Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia sesuai dengan wacana di atas.
2. Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara di Indonesia.

Jawaban:

1. Peraturan desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas
dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), hal ini termuat dalam
Pasal 69 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.

Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Desa merupakan salah satu kategori
Peraturan Daerah yang termasuk jenis dan hierarki peraturan perundangan-undangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c jo. Pasal 7 ayat (1) huruf e Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Setelah berlaku UU Nomor 12 Tahun 2011 Peraturan Desa secara eksplisit tidak lagi
menjadi salah satu jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan. Selama tidak
bertentangan dengan peraturan diatasnya, kedudukan Peraturan Desa masih menjadi
Peraturan Perundang-Undangan jika melihat dari ketentuan Pasal 8 ayat (1) UU No.
12 Tahun 2011.

Sumber:
Jendi Taraja Simamora, Haposan Siallagan, Hisar Siregar. (2019). KEDUDUKAN
PERATURAN DESA DALAM SISTEM HUKUM PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN DI INDONESIA. Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen.
JURNAL HUKUM Vol : 08 No. 2, Agustus 2019, Hal 85 – 99

2. Pancasila sebagai pedoman hidup mempunyai kedudukannya sebagai kristalisasi


nilai-nilai yang dimiliki dan diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, hal ini
telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar NRI
1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai
dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati
kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai
sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran
dan rasa keadilan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus
menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD NKRI 1945 dan interpretasinya dalam tubuh UUD NKRI 1945 tersebut.

Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap,
kuat dan tidak berubah bagi negara. Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan,
karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Presiden pertama Indonesia Ir.
Soekarno menyebutkan bahwa Pancasila itu sebagai philosofische grondslag
(fundamen filsafat), pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan
bangunan “Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”.

Secara yuridis formal menurut Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai
kaidah pokok negara (staats fundamental norm) sifatnya tetap kuat dan tak berubah.
Staats fundamental norm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan
konstitusi. Ia ada terlebih dahulu sebelum adanya konstitusi.

Pancasila sebagai staats fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam
mendirikan negara, maka ia tidak dapat diubah. Hukum di Indonesia tidak
membenarkan perubahan Pancasila, karena ia sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional di Indonesia. Mengubah Pancasila
berarti mengubah dasar atau asas negara. Kalau dasar asas atau fundamental dari
negara tersebut diubah maka dengan sendirinya negara yang diproklamasikan hasil
perjuangan para pahlawan bangsa akan berubah atau tidak ada sebab dasarnya atau
fundamennya tidak ada.

Sumber:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-
Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-
Von-Stafenufbau-Der-Rechtsordnung

Anda mungkin juga menyukai