1. Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia
sesuai dengan wacana di atas. Jawaban : DalamUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, keberadaan Peraturan Desa secara implisit telah dikeluarkan dari hierarki peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat padapasal 1 angka 10yang menyebutkan bahwa Peraturan Daerah selanjutnya disebut Perda adalah peraturan daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota. Namun, di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (1), jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan, nomenklatur peraturan desa masih diakui dan telah masuk ke dalam hierarki peraturan perundang-undangan pada jenjang yang paling rendah.Adapun alasannya Peraturan Desa masuk ke dalam hierarki perundang-undangan dikarenakan adanya penyamaan unit pemerintahan desa dengan unit pemerintahan daerah. Seiring berjalannya waktu, terbentukUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang mencabut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ini menyatakan dalam Bab III mengenai jenis, hierarki 255 dan materi muatan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 ayat (1) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 menegaskan jenis dan hierarki peraturan perundang-undang yang berlaku di Indonesia sebagai suatu peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Desa tidak disebutkan secara eksplisit sebagai salah satu jenis peraturan perundang- undangan. Hal ini dikarenakan akan bertentangan dengan apa yang dimaksud Pasal 24A Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, dimana ketika peraturan desa dikategorikan peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang dapat dijadikan objek pengujian Mahkamah Agung. Hal tersebut dianggap tidak realistis karena akan membebani Mahkamah Agung dengan tugas-tugas yang sangat banyak.Akan tetapi, kedudukan peraturan desa sebenarnya masih termasuk peraturan perundang-undangan. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 8 ayat (1) UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011. Diakuinya keberadaan peraturan desa dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintah oleh peraturan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan (formal), dipertegas dalamPasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Hal ini menunjukan bahwa kedudukan peraturan desa sebagai suatu produk hukum. Konsekuensinya, Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut bahwa tata susunan jenis dan hierarki peraturan desa dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia berada dibawah Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.Pada dasarnya teori jenjang norma hukum dari Hans Nawianky menyatakan norma-norma hukum yang berlaku berada dalam suatu sistem yang berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang, sekaligus berkelompok-kelompok, dimana suatu norma itu selalu berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, dan norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma dasar negara yaitu Pancasila yang termuat didalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dikarenakan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dalam suatu negara dan merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum yang ada dibawahnya. Pembentukan Peraturan Desa dapat bersumber dari kewenangan atribusi dan/atau kewenangan delegasi, dengan demikian Peraturan Desa dikelompokan dalam kelompok IV yang kedudukannya sebagai peraturan pelaksana dan peraturan otonomi dan berfungsi menyelenggarakan ketentuan-ketentuan dalam Undang- Undang. Dengan demikian bahwa kedudukan Peraturan Desa dalam tata susunan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia dengan diilhami pemikiran Hans Kelsen, Hans Nawiansky serta A Hamid S.Attamimi ialah pada ketentuan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, menambahkan Peraturan Desa dalam Tata Susunan Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.Dengan demikian bahwa kedudukan Peraturan Desa berada dibawah Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara di Indonesia.
Jawaban : Pada tanggal 1 Juni Bangsa Indonesia memperingari hari kelahiran Pancasila.Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa, dan Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila. Telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia.Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber