Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 HKUM4403

PERTANYAAN :
1. Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia
sesuai dengan wacana di atas.

2.a. Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara di


Indonesia.

b. Analisislah kedudukan Pancasila (UUD NRI Tahun 1945) sebagai sumber hukum
tertinggi di negara Indonesia

Jawaban :
1. DalamUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, keberadaan Peraturan Desa secara implisit
telah dikeluarkan dari hierarki peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat padapasal 1
angka 10yang menyebutkan bahwa Peraturan Daerah selanjutnya disebut Perda adalah peraturan
daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota. Namun, di dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (1), jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan,
nomenklatur peraturan desa masih diakui dan telah masuk ke dalam hierarki peraturan
perundang-undangan pada jenjang yang paling rendah.Adapun alasannya Peraturan Desa masuk
ke dalam hierarki perundang-undangan dikarenakan adanya penyamaan unit pemerintahan desa
dengan unit pemerintahan daerah. Seiring berjalannya waktu, terbentukUndang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang mencabut Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004.Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ini menyatakan
dalam Bab III mengenai jenis, hierarki 255 dan materi muatan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menegaskan jenis dan hierarki peraturan
perundang-undang yang berlaku di Indonesia sebagai suatu peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
Peraturan Desa tidak disebutkan secara eksplisit sebagai salah satu jenis peraturan perundang-
undangan. Hal ini dikarenakan akan bertentangan dengan apa yang dimaksud Pasal 24A Ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945, dimana ketika peraturan desa dikategorikan peraturan perundang-
undangan dibawah undang-undang dapat dijadikan objek pengujian Mahkamah Agung. Hal
tersebut dianggap tidak realistis karena akan membebani Mahkamah Agung dengan tugas-tugas
yang sangat banyak.Akan tetapi, kedudukan peraturan desa sebenarnya masih termasuk
peraturan perundang-undangan. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 8 ayat (1)
UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011. Diakuinya keberadaan peraturan desa dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintah oleh peraturan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan (formal), dipertegas dalamPasal 8 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011. Hal ini menunjukan bahwa kedudukan peraturan desa sebagai suatu
produk hukum. Konsekuensinya, Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut bahwa tata susunan jenis dan hierarki peraturan desa
dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia berada dibawah Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.Pada dasarnya teori jenjang norma hukum dari Hans Nawianky menyatakan
norma-norma hukum yang berlaku berada dalam suatu sistem yang berlapis-lapis dan
berjenjang-jenjang, sekaligus berkelompok-kelompok, dimana suatu norma itu selalu berlaku,
bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, dan norma yang lebih tinggi berlaku,
bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada
suatu norma dasar negara yaitu Pancasila yang termuat didalam pembukaan UUD NRI Tahun
1945 dikarenakan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang tidak
lain adalah Pancasila yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dalam suatu negara
dan merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum yang ada
dibawahnya. Pembentukan Peraturan Desa dapat bersumber dari kewenangan atribusi dan/atau
kewenangan delegasi, dengan demikian Peraturan Desa dikelompokan dalam kelompok IV yang
kedudukannya sebagai peraturan pelaksana dan peraturan otonomi dan berfungsi
menyelenggarakan ketentuan-ketentuan dalam Undang- Undang. Dengan demikian bahwa
kedudukan Peraturan Desa dalam tata susunan hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia dengan diilhami pemikiran Hans Kelsen, Hans Nawiansky serta A Hamid S.Attamimi
ialah pada ketentuan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, menambahkan Peraturan Desa dalam Tata
Susunan Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.Dengan demikian bahwa
kedudukan Peraturan Desa berada dibawah Peraturan daerah kabupaten/kota

2. a Pada tanggal 1 Juni Bangsa Indonesia memperingari hari kelahiran Pancasila.Soekarno


menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu Pancasila diharapkan senantiasa
menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik
dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa, dan Pancasila diharapkan sebagai dasar
negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam
hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada
Pancasila. Telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara
Indonesia.Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling
tinggi, sebagai sumber dari segala sumber

b.jika dilihat secara hierarki, UUD 1945 berada pada tingkatan tertinggi. Menurut Rizky Argama,
Direktur Riset dan Inovasi di Pusat Studi Hukum dan Kajian Indonesia (PSHK), dalam teori norma
Hans Nawiasky yang dikenal dengan die Stuferordnung der Recht Normen, terdapat jenis dan
tingkatan suatu aturan yakni:

Staatsfundamentalnorm (norma fundamental negara/abstrak/sumber hukum, contoh: Pancasila);


Staatsgrundgesetz (aturan dasar/aturan pokok negara/konstitusi/ UUD);
Formell gesetz (undang-undang);
Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana peraturan pemerintah-peraturan daerah).
Sejalan dengan pendapat tersebut, UUD 1945 berada pada tataran staatsgrundgesetz atau
sebagai konstitusi suatu negara.

Tentang Pancasila sebagai sumber hukum:


Ketentuan Pasal 2 UU 12/2011 menerangkan bahwa Pancasila merupakan sumber segala sumber
hukum negara. Jika kembali ke teori Hans Nawiasky, berarti letak Pancasila ada pada tataran
staatsfundamentalnorm.

Dalam sumber tata hukum di Indonesia Pancasila dijadikan sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara sebagaimana sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

posisi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara
sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Pancasila tidak ada dalam hierarki peraturan perundang-undangan karena nilai-nilai Pancasila
telah terkandung dalam suatu norma di UUD 1945. Hal ini sesuai bunyi Pasal 3 ayat (1) UU
12/2011, yakni:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam
Peraturan Perundang-undangan.

Maksudnya “hukum dasar” adalah norma dasar bagi pembentukan peraturan perundang-
undangan yang merupakan sumber hukum bagi pembentukan peraturan perundang-undangan di
bawah UUD 1945.

Kedudukan Pancasila berdasarkan teori Hans Nawiasky ada di atas UUD 1945, artinya, Pancasila
merupakan sumber hukum di Indonesia. Namun, Pancasila bukan merupakan dasar hukum
tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Karena dasar hukum tertinggi dalam
hierarki ialah UUD 1945 sesuai Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011. Sehingga dapat dipahami bahwa
Pancasila bukan dasar hukum, melainkan Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi atau dasar
dari segala sumber hukum.

Dasar hukum :Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dan diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
Sumber : https://www.hukumonline.com/klinik/a/pancasila-sebagai-sumber-hukum-
lt5cdbb96764783/

Anda mungkin juga menyukai