Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PUSPITADEWI ANGGRAENI

NIM : 049480479

TUGAS TUTORIAL II

Soal 1

Soal Polemik Aset Akademi TNI, Pemkot Magelang Akan Ikuti Keputusan Presiden

Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, akan mengikuti keputusan Presiden Joko
Widodo terkait polemik aset eks Mako Akabri. "Iya jelas. Kami menyerahkan kepada Bapak
Presiden, karena Bapak Presiden adalah kuasa pengelola aset negara, jadi semua aset negara ini di
bawah kewenangannya," kata Sekretaris Daerah Kota Magelang, Joko Budiyono, kepada
wartawan, Jumat (27/8/2021).

Joko mengaku telah melayangkan surat ke Istana tidak lama setelah logo TNI terpasang di muka
atas gedung kantor Wali Kota di Jalan Sarwo Edhie Wibowo Kota Magelang, Rabu (26/8/2021)
lalu. Surat itu juga ditujukan untuk Wakil Presiden, Ketua DPR RI, Menhankam, Panglima TNI,
Mendagri, Menkeu, Gubernur Jawa Tengah, DPRD Tingkat I dan Kementerian Pertanahan.
"Langsung kemarin tanggal 26 Agustus 2021 sudah kita kirim langsung lewat kurir (utusan),
langsung tidak via pos atau via jasa pengiriman, langsung kami kirim kurir ke Bapak Presiden,"
kata Joko.

Joko mengungkapkan, surat yang ditujukan kepada presiden itu berisi permohonan bantuan
penyelesaian polemik aset yang melibatkan Akademi TNI tersebut. Dia berharap, pemerintah pusat
bisa turun tangan agar polemik ini tidak berkepanjangan.

Ia pun melampirkan dasar dan penjelasan historis bagaimana Pemkot Magelang bisa menempati
tanah dan bangunan eks Mako Akabri sejak 1 April 1985 itu. "Isi surat ke presiden, mohon
penyelesaian permasalahan aset ini, dimana permohonan kami ini didasarkan kepada prasasti dan
dokumen-dokumen serah terima aset dari Dephan ke Mendagri pada tahun 1985 lalu," ujarnya.
Joko menyatakan, siap dan menerima apa pun keputusan Presiden nantinya.

Pertanyaan:

Bandingkanlah kekuatan hukum mengikat antara Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden.

Soal 2

PEMERINTAH melalui Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi
dan Informatika, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Larangan Kegiatan, Penggunaan
Simbol, dan Atribut, serta Penghentian Kegiatan Front Pembela Islam (FPI). Kepala Kepolisian RI
menindaklanjutinya dengan menerbitkan Maklumat Nomor Mak/1/I/2021 yang mengatur
kepatuhan terhadap larangan kegiatan, penggunaan simbol, dan atribut serta penghentian FPI pada
Jumat, 1 Januari 2021.

Secara substansi materi muatan maklumat ini justru terlihat lebih mengikat dan operasional
dibandingkan dengan SKB karena mengatur hal-hal sebagai berikut. Pertama, masyarakat diminta
tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung dan memfasilitasi
kegiatan serta menggunakan simbol dan atribut FPI. Kedua, masyarakat diminta melaporkan
kepada aparat apabila menemukan kegiatan, simbol, dan atribut FPI. Ketiga, mengedepankan
Satpol PP dengan dukungan TNI-Polri untuk melakukan penertiban spanduk, atribut, pamflet.
Keempat, masyarakat dilarang mengakses, mengunggah, dan menyebarluaskan konten terkait FPI
baik melalui website maupun media sosial.

Pertanyaan:

a. Berdasarkan artikel di atas, berikan analisis anda mengenai kedudukan Maklumat Polri dalam
hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia.

b. Berikan analisis anda apakah Surat Keputusan Bersama yang dibuat oleh Menteri Dalam Negeri,
Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kapolri, dan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dapat dikategorikan sebagai
Keputusan Menteri.
JAWABAN

Soal 1

1. Bahwa Keputusan Presiden tidak selalu keputusan yang bersifat penetapan dan berlaku sekali
selai tetapi juga keputusan presiden yang bersifat mengatur dan berlaku terus menerus.
Sedangkan Peraturan presiden adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dala menyelanggarakan kekuasaan pemrintah. Perbedaan antara keputusan presiden dan
peraturan presiden adalah :
a) Apabila keputusan presdien tersebut bersifat konkrer, individual, final atau selesai, maka isi
keputusan hanya berlaku dan mengikat kepada orang atau pihak tertentu yang disebut dan
mengenai hal yan diatur dalam keputusan presiden tersebut.
b) Jika keputusan presiden tersebut berisi muatan yang bersifat abstrak, umum, dan terus
menerus, yang dikeluarkan sebelum berlakunya UU 10/2004 dan UU 12/2011, maka
keputusan presiden tersebut dianggap sebagai peraturan dan berlaku untuk semua orang
sampai keputusan presiden tersebut dicabut atau diganti dengan aturan baru.
Alasan keputusan presiden dan peraturan presiden dikatakan berbeda ialah keputusan
merupakan istilah untuk sebuah pernyataan berdasarkan kehendak instansi pemerintah dan
pembuat perundang - undangan. Sedangkan peraturan ialah aturan yang ditetapkan pemerintah
atau pembuat undang-undang untuk mengatur menyelenggarakan pemerintahan. Perbandingan
antara kekuatan hukum mengikat keputusan presiden dan peraturan presiden ialah keputusan
presiden adalah norma hukum yang bersifat konkret, individual, dan selesai dalam sekali.
Secara umum, keputusan presiden bersifat mengatur. Sedangkan, peraturan presiden ialah
norma hukum yang bersifat umum, abstrak, dan berlaku secara terus-menerus. Isi dari
pearturan presiden berlaku untuk semua orang selama peraturan tersebut berlaku. Jadi kedua
hukum tersebut memiliki kekuatan yang berbeda.

Soal 2
1. Maklumat Polri, sebagai peraturan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia
(Polri), berada di bawah hierarki Peraturan Presiden (Perpres). Bahwa dilihat dari konsep
ketatanegaraan sebagaimana tertuang di dalam UUD 1945, dimana lembaga kepolisian
merupakan lembaga pemerintahan, maka lembaga kepolisian berkedudukan hukum dibawah
presiden selaku kepala pemerintahan, oleh karena tugas presiden cukup luas sehingga tidak
mungkin tugas dan wewenang kepolisian dilaksanakan sendiri, sehingga secara attributive
maupun delegative diserahkan kepada lembaga kepolisian. Bahwa dalam peraturan
perundang-undangan kewenangan membantuk peraturan perundang-undangan dapat diperoleh
melalui dua cara yaitu : atribusi dan delegasi. Peraturan pelaksanaan bersumber dari
kewenangan delegasi.

2. Surat Keputusan Bersama (SKB) menteri yang dibuat sejumlah kementerian dalam
pertanyaan, tidak bisa dikategorikan sebagai keputusan menteri. Karena keputusan menteri
hanya dikeluarkan oleh satu kementerian saja dan menyangkut bidang tugas yang menjadi
kewenangan kementerian bersangkutan. Dalam hal SKB yang dikeluarkan oleh menteri,
menteri memiliki wewenang membuat aturan kebijakan yang tidak didasarkan kepada suatu
peraturan perundang-undangan tetapi didasarkan asalkan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang ada dan prinsip-prinsip umum penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. SKB Menteri bisa dikeluarkan jika memenuhi unsur diskresi pemerintah :
 Dilakukan untuk kepentingan umum/ kesejahteraan umum.
 Dilakukan atas inisiatif administrasi Negara itu sendiri.
 Untuk menyelesaikan masalah konkrit dengan cepat yang timbul secara tiba-tiba.
 Tindakan itu dimungkinkan oleh hukum.

Anda mungkin juga menyukai