Anda di halaman 1dari 2

HKUM4210

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4210/Hukum Lingkungan
Tugas :1

No Soal
.
1 Saat ini, krisis iklim telah merenggut banyak nyawa mulai karena kesehatan maupun korban jiwa dari
bencana akibat krisis iklim seperti banjir dan kebakaran hutan. Dengan kebijakan saat ini, Indonesia
membiarkan intensitas bencana tersebut meningkat dan memakan korban jiwa lebih banyak. Beberapa
fakta yang terjadi antara lain:
• Aspek Kesehatan Polusi Udara membunuh lebih dari 130.000 orang di Indonesia setiap tahun. Setiap
tahun 435.000 orang meninggal karena malaria.
• Bencana Alam Kebakaran hutan Indonesia tahun 2015 membunuh 100.300 orang dari tiga negara.
Awal tahun 2020, 86 orang tewas akibat banjir.
• Cuaca Ekstrem Gelombang Panas membunuh ribuan orang di dunia. 48 juta orang Indonesia
terancam kekeringan.
• Kenaikan permukaan laut secara ekstrem yang bisa mencapai hingga 50 meter
• Hutan kehilangan hutannya. 87% bagian dari hutan hujan amazon akan hilang.

Sumber:https://www.walhi.or.id/uploads/buku/Presentation%20Deck%20%20Analisis%20Kebijakan%20Ikli
m%20Indonesia%20-%20final.pdf

Berdasarkan pemaparan fakta di atas, analisalah:


a. Apakah menurut anda implementasi keadilan antar generasi dapat menjadi solusi atas permasalahan
diatas? Berikan argumentasi mengapa implementasi keadilan antar generasi merupakan hal yang
sangat krusial bagi kehidupan generasi mendatang?
b. Berikan analisa anda, apa langkah-langkah yang dapat diambil oleh Indonesia untuk menerapkan
keadilan antar generasi!

- hindari plagiasi, tuliskan sumber referensi anda –


Nilai anda dikurangi jika melakukan plagiasi

2 Berikut 5 ilmu menjaga bumi dari suku-suku Indonesia yang membantu mengurangi efek dari global
warming.
• Sistem Sasi
Meski memanfaatkan kekayaan laut, masyarakat Maluku dan Papua tidak serakah dalam mengambil
hasil laut kerena mereka memiliki sistem Sasi. Sistem Sasi adalah pengaturan waktu bagi penduduk
setempat untuk mengambil hasil laut di wilayah adatnya. Penduduk hanya boleh menangkap ikan
pada saat-saat tertentu. Dengan demikian, flora dan fauna laut bisa memperbaharui diri dan
berkembang biak dengan baik.
• Ilmu Tiga Hutan
Bagi suku Sakai di Riau, hutan adalah harta yang harus dirawat sebaik-baiknya. Suku Sakai membagi
wilayah hutan mereka menjadi tiga bagian yaitu hutan adat, hutan larangan, dan hutan perladangan. Di
hutan adat, penduduk hanya boleh mengambil rotan, damar, dan madu lebah, tanpa menebang
pohonnya. Sedangkan hutan larangan sama sekali tidak boleh diusik. Sementara hutan perladangan
boleh ditebang untuk dijadikan ladang tapi tidak semua pohon boleh ditebang, misalnya pohon sialang
yang menjadi tempat bersarangnya lebah madu.

1 dari 2
HKUM4210

• Pamali
Pamali dalam bahasa Sunda berati tabu alias tidak boleh. Aturan ini tidak tertulis tapi sangat dipatuhi
oleh masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Penduduk Kampung Naga percaya jika melanggar
adat hidupnya tidak bakal selamat. Peraturan tersebut di antaranya tidak boleh mengusik Leuweng
Larangan atau Hutan Larangan. Karenanya, penduduk membiarkan pohon tumbang di hutan sampai
membusuk. Mereka juga tidak berani menangkap binatang di hutan. Ilmu Pamali membuat hutan
mereka tetap lestari. Penduduk yang melanggar aturan akan dihukum, misalnya didenda atau diusir
dari wilayahnya. Hukuman berlaku untuk semua orang, bahkan bathin atau kepala suku yang
tertangkap melanggar aturan akan dicopot kedudukannya.
• Perladangan gilir balik
Suku Dayak Bantian di Kalimantan Timur menanam padi, sayuran, rotan, dan buah-buahan di hutan.
Mereka menggunakan sistem perladangan gilir balik. Mereka membuka hutan untuk dijadikan ladang
selama 2 tahun, setelah itu mereka mencari ladang baru dan membiarkan ladang lama menjadi hutan
kembali. Begitu seterusnya dan tidak semua hutan boleh dijadikan ladang. Ada pula wilayah hutan
yang hanya boleh diambil hasilnya. Buah-buahan hutan yang tidak termakan oleh penduduk, dibiarkan
di hutan agar dimakan oleh satwa liar.
• Pikukuh
Pikukuh bagi masyarakat Baduy di Banten adalah aturan yang harus ditaati oleh warganya dan oleh
pengunjung yang datang. Aturan itu antara lain, dalam pertanian dilarang menggunakan teknologi
kimia seperti pupuk buatan dan racun pemberantas hama. Penduduk juga dilarang menubai atau
meracuni ikan di sungai, mandi memakai sabun, gosok gigi dengan pasta gigi, membuang kotoran di
sembarang tempat, dan lain sebagainya. Pikukuh membuat masyarakat Baduy hidup berdampingan
dengan alam. Mereka tidak mau mencemari alam dan berusaha menjaga kebersihan serta kemurnian
alamnya.

Sumber: https://www.idntimes.com/life/inspiration/shandy-pradana/5-kearifan-lokal-ini-bantu-kurangi-efek-
global-warming-c1c2/5

Tugas anda:
a. Berikan analisa saudara mengapa kearifan lokal penting dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup!
b. Berikan contoh dan jelaskan kearifan lokal dalam hal lingkungan yang hidup di daerah anda serta
bagaimana pengaruhnya pada lingkungan daerah anda!

- hindari plagiasi, tuliskan sumber referensi anda –


Nilai anda dikurangi jika melakukan plagiasi

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai