Anda di halaman 1dari 22

HUKUM

LINGKUNGAN
z

Materi 9
Fakultas Hukum UPNV Jakarta
z
Penegakan Hukum Administrasi
❖ Penegakan hukum administrasi merupakan bagian kekuasaan
memerintah (besturen), >> tunduk kepada asas-asas umum
(hukum pemerintahan):

1. asas keabsahan (rechtmatigheid van bestuur);

2. asas efisiensi dan efektivitas (doel-matigheid en


doeltreffendheid);

3. asas keterbukaan (openbaarheid van bestuur);

4. asas berencana (planmategheid)


z

❖ J.B.J.M ten Berge menyatakan bahwa instrumen penegakan


hukum administrasi meliputi:

1. pengawasan: langkah preventif untuk memaksa kepatuhan;


dan

2. penegakan sanksi: langkah represif untuk memaksa


kepatuhan
z

Penegakan hukum administrasi berupa:

1. kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi


pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup melalui
pendayagunaan kewenangan administrasi sesuai dengan
mandat yang diberikan undang-undang.

2. court review terhadap putusan tata usaha negara di PTUN


(merupakan bagian pertama dalam penegakan hukum
administrasi)
z

Manfaat Penegakan Hukum Adminsitrasi


❖ Penegakan hukum lingkungan melalui sarana administrasi
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk mencapai
penataan peraturan.

❖ Kelebihan penegakan hukum lingkungan administrasi dibandingkan


dengan penegakan hukum lainnya (perdata dan pidana),
sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Santoso:

1. penegakan hukum administrasi di bidang lingkungan hidup dapat


dioptimalkan sebagai perangkat pencegahan (preventive);

2. penegakan hukum administrasi dapat lebih efisien dari sudut


pembiayaannya dibandingkan penegakan hukum pidana dan perdata.
z

3. Penegakan hukum administrasi lebih memiliki kemampuan


mengundang partisipasi masyarakat, mulai dari proses:

✓ perizinan:

✓ pemantauan penataan/pengawasan; dan

✓ partisipasi dalam mengajukan keberatan dan meminta


pejabat tata usaha negara untuk memberlakukan sanksi
administrasi.
z

❑ Penegakan hukum administrasi dilakukan sejak suatu usaha atau


kegiatan mulai memajukan izin usaha (tindakan preventif), hal ini
sesuai dengan pasal 1 UU 32/2009:

“Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya


sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum”.

❑ Karena itu harus diperhatikan instrumen preventif sebelum


diberikan izin atas suatu usaha atau kegiatan.
z
Upaya Pencegahan

1. setiap usaha atau kegiatan harus dilakukan sesuai dengan tata


ruang agar sesuai dan serasi dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.

2. setiap usaha dan atau kegiatan wajib memperOleh izin lokasi.

3. wajib AMDAL bagi usaha dan kegiatan yang diperkirakan


mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

4. persetujuan AMDAL sebagai dasar menerbitkan izin melakukan


usaha dan kegiatan.
z
Perangkat Penegakan Hukum

Ahmad Santoso menambahkan perangkat penegakan hukum administrasi


dalam sebuah sistem hukum dan pemerintahan paling tidak harus meliputi :

▪ izin, yang didayagunakan sebagai perangkat pengawas dan pengandalian;

▪ persyaratan dalam izin dengan merujuk pada AMDAL

▪ standar baku lingkungan, peraturan perundang-undangan;

▪ mekanisme pengawasan penataan;

▪ keberadaan pejabat pengawas yang memadai; dan

▪ sanksi administrasi.

Kelima perangkat ini merupakan prasayarat awal demi efektivitas dari


penegakan hukum administrasi di bidang lingkungan hidup.
z

Pengawasan dan Sanksi Administrasi

➢ Pengawasan dalam UU 32/2009, Pasal 71:

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib


melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat mendelegasikan kewenangannya


dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang
bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(3) Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang merupakan pejabat
fungsional.
z
Pasal 72

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
lingkungan.

Pasal 73

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan


penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin
lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah
menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
z Secara umum yang diawasi dalam Pasal 72 UUPPLH 2009 adalah ketaatan
penaggungjawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan. Untuk itu
pejabat pengawas lingkungan hidup menurut pasal 74 diberi wewenang:

a. melakukan pemantauan;

b. meminta keterangan;

c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan;

d. memasuki tempat tertentu;

e. memotret;

f. membuat rekaman audio visual;

g. mengambil sampel;

h. memeriksa peralatan;

i. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau

j. menghentikan pelanggaran tertentu.


z
➢ Pendayagunaan hukum administrasi atau penegakan hukum
administrasi ini berkaitan dengan penegakan hukum lingkungan
lembaga pemerintah (eksekutif), yang dilakukan oleh instansi
terkait dengan lingkungan hidup, terutama oleh instansi pemberi
izin atas usaha dan kegiatan.

❖ Peran optimal dari instansi terkait dalam penerapan administrasi


(rezim perizinan) agar dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien
terhadap pelanggaran perizinan, ternyata tidak atau kurang dapat
diandalkan.

❑ Peranan penegakan hukum administrasi merupakan titik


terlemah dalam penegakan hukum lingkungan, karena apabila
peran aparat penegak hukum administrasi bekerja dengan optimal,
maka kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dapat dicegah
secara dini.
z
Sanksi Administrasi
❖ Sanksi administrasi mempunyai fungsi instrumental, yaitu pencegahan
dan penanggulangan perbuatan terlarang dan terutama ditujukan
kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh ketentuan hukum
yang dilanggar.

❖ Sanksi administrasi juga memiliki karakter pemulihan pada keadaan


sebelum terjadi pelanggaran. >> penerapan sanksi administrasi dalam
hukum lingkungan sangat diperlukan untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.

❖ Penerapan sanksi administrasi secara konsisten, terutama yang


bersifat pemulihan keadaan (misalnya paksaan pemerintahan
= bestursdwang) sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya
pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Stockholm 1972 dan Deklarasi
Rio de Jeneiro 1992.
z
❑ Secara teoritik beberapa jenis sanksi administrasi yang dapat digunakan dalam
penegakan hukum lingkungan adalah :

1. paksaan pemerintahan (bestursdwang);

2. uang paksa (dwangsom);

3. penutupan tempat usaha;

4. penghentian sementara kegiatan mesin perusahaan;

5. pencabutan izin.

➢ Dalam Pasal 76 (2) UUPPLH 2009 dikenal 4 jenis sanksi administrasi, yaitu :

1. teguran tertulis;

2. paksaan pemerintah;

3. pembekuan izin lingkungan; atau

4. pencabutan izin lingkungan.


z

✓ Sanksi paksaan pemerintahan maupun uang paksa merupakan sanksi administrasi


yang cukup efektif untuk mengendalikan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan.

➢ Paksaan pemerintahan merupakan tindakan nyata dan lansung untuk mengakhiri


keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi misalnya tindakan
menyuruh singkirkan, menghalangi dan mengembalikan seperti keadaan semula.

➢ Paksaan pemerintah merupakan wewenang mandiri pemerintahan, sehingga


untuk melaksanakannya tidak perlu bantuan organ lain.

❑ Sifat wewenang mandiri inilah membedakan antara paksaan pemerintahan dengan


sanksi lain yang sejenis dalam hukum perdata dan pidana.

✓ Misalnya putusan pengadilan memerintahkan untuk memperbaiki instalasi


pengelohaan air limbah atau untuk mengembalikan fungsi lingkungan seperti
dengan cara perintah menebar bibit ikan ke sungai dan sebagainya.

✓ Sanksi semacam ini diberikan berdasarkan putusan pengadilan sehingga


wewenang bukan dari pemerintah.
z
Pasal 80

(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf b berupa:
a. penghentian sementara kegiatan produksi;
b. pemindahan sarana produksi;
c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran;
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran;
f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan hidup.
(2) Pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila
pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:

a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;


b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya.
z
Dalam hal terdapat suatu keadaan yang menyebabkan paksaan
pemerintahan sulit dilaksanakan sebagai suatu sanksi yang terlalu
berat, maka sebagai alternatif pengganti kepada yang berkepentingan
dapat dikenakan uang paksa.

❖ Sebagai pengganti paksaan pemerintahan, pengenaan uang paksa


hanya boleh dibebankan jika pada dasarnya paksaan
pemerintahan tidak dapat diterapkan.

❖ Uang paksa yang dibebankan tersebut akan hilang untuk tiap kali
pelanggaran atau untuk tiap hari pelanggaran (sesudah waktu yang
ditetapkan) masih berlanjut.

❖ Sebagai sanksi alternatif, pengenaan uang paksa harus didasarkan


pada peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur
sanksi ini.

Dengan demikian, sanksi ini tidak dapat diterapkan, karena tidak diatur
dalam UUPPLH 2009.
z

▪ Sanksi admnistrasi berupa pembukaan izin lingkungan pada


dasarnya juga bertujuan untuk mengakhiri keadaan yang dilarang
oleh suatu kaidah hukum administrasi, misalnya perusahaan yang
didirikan membuang limbah tanpa melalui proses pengolahan
terlebih dahulu, atau melebihi ketentuan baku mutu lingkungan.
Hanya saja yang menjadi pertanyaan bagaimana bentuk konkret
sanksi semacam ini menjadi tidak jelas. Lebih riil lagi kalau
digunakan jenis sanksi berupa penghentian sementara kegiatan
atau penutupan tempat usaha sebagaimana dikenal dalam
kepustakaan hukum administrasi.


z
❑ Upaya terakhir adalah mengenai sanksi pencabutan izin
lingkungan, hal ini dapat terjadi karena penyimpangan perizinan,
pandangan kebijakan yang berubah, dan keadaan nyata yang
berubah.

❑ Penarikan kembali izin sebagai sanksi termasuk kategori


penegakan hukum, tetapi hendaknya merupakan upaya paling
akhir dalam proses penegakan hukum lingkungan administrasi.

Sanksi paksaan pemerintahan (besturdwang) dan uang paksa


(dwangsom) harus lebih banyak dipahami dan diterapkan dalam
rangka mendukung kebijakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
z
Gugatan Tata Usaha Negara
➢ Ketentuan mengenai gugatan TUN atau sering juga disebut gugatan
administrasi di bidang lingkungan hidup telah diatur dalam UUPPLH 2009,
Pasal 93 :

(1) Setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap keputusan tata


usaha negara apabila:

a. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan


kepada usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal tetapi tidak
dilengkapi dengan dokumen amdal;

b. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan


kepada kegiatan yang wajib UKL-UPL, tetapi tidak dilengkapi
dengan dokumen UKLUPL; dan/atau

c. badan atau pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin usaha
dan/atau kegiatan yang tidak dilengkapi dengan izin lingkungan.
z

(2) Tata cara pengajuan gugatan terhadap keputusan tata usaha


negara mengacu pada Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara.

➢ Dengan demikian, apabila orang atau badan hukum perdata


merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu KTUN berupa izin
lingkungan atau izin usaha yang diterbitkan tanpa dilengkapi
persyaratan yang diwajibkan dapat mengajukan gugatan ke PTUN.

➢ Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN maka isi


gugatan tersebut dapat berupa tuntutan agar KTUN yang
disengketakan itu (berupa izin usaha atau izin lingkungan)
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai