Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN DASAR 1

“ SIMULASI SOP KEBUTUHAN OKSIGENASI ”

Disusun Oleh :

Junianto Tri Prasetyo

12114201210233

Keperawatan D

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021
Simulasi SOP Kebutuhan Oksigenasi

1. Napas Dalam

 Definisi Tindakan

Latihan napas dalam merupakan bentuk latihan pernapasan dengan teknik


bernapas secara perlahan dan dalam, yang terdiri dari pernapasan
abdominal (diafragma) dan pursed lip breathng.

 Tujuan Tindakan

1. Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta


mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan inflasi alveolar maksinal, relaksasi otot dan
menghilangkan ansietas
3. Mencegah pola aktifitas oto prnapasan yang tidak berguna,
melambatkan frekuensi pernapasan, udara yang tererangkap serta
mengurangi kerja bernafas.

 Indikasi Tindakan

1. Pasien dengan hipoventilasi


2. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
3. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan dan
batuk

 Kontraindikasi Tindakan

Secara umum, tidak ada kontraindikasi pada latihan napas dalam.

 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi
 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi

 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien

Tahap Kerja

 Agar klien merasa


 Menjaga privasi klien nyaman pada saat
 Mempersiapkan klien melakukan tindakan
 Mrngatur posisi klien  Agar mempermudah
pada posisi duduk di klien dan perawat
tempat tidur dalam mmelakukan
tindakan

 Meminta klien  Agar klien merasakan


meletakan satu tangan perbedaan pada saat
di dada dan satu melakukan inspirasi
tangan di abdomen dan ekspirasi.
 Melatih klien
melakukan napas
perut (menarik napas
dalam melalui hidung
 Membantu klien
hingga 3 hitungan,
melakukan inspirasi
jaga mulut tetap
maksimal
tertutup)
 Agar klien tidak
 Meminta klien
melakukan kesalahan
merasakan
pada saat melakukan
mengembangnya
tindakan
abdomen (cegah
lengkung pada  Mempertahankan
ogsigen yang masuk
punggung)
 Meminta klien
menahan napas
hingga 3 hitungan
 Meminta klien
menghembuskan
napas perlahan dalam
3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti  Agar klien dapat
meniup) menatur napas dengan
 Meminta klien teratur
merasakan
mengempisnya
abdomen dan
kontraksi dari otot

 Agar klien merasa


 Merapikan klien
nyaman
Tahap Terminasi

 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
 Berpamitan dengan melakukan tindakan
klien
 Agar klien merasa
dihormati

 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

2. Batuk Efektif

 Definisi Tindakan

Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di


saluran nafas dengan cara dibatukan.

 Tujuan Tindakan

a. Membebaskan jalan napas dari akumulasi sekret


b. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic laboratorium
c. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi sekret

 Indikasi

1. Jalan napas tidak efektif


2. Penyakit paru
3. Pre dan post operasi
4. Klien imobilisasi

 Kontraindikasi Tindakan

1. Klien yang mengalami peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)


gangguan fungsi otak
2. Gangguan kardiovaskuler : hipertensi berat, aneurisma, gagal jantung,
infark myocard
3. Emphysema karena dapat menyebabkan ruptur dinding alveolar

 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi

 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien
Tahap Kerja

 Agar klien merasa


 Menjaga privasi klien nyaman pada saat
 Mempersiapkan klien melakukan tindakan
 Mrngatur posisi klien  Agar mempermudah
pada posisi duduk di klien dan perawat
tempat tidur dalam mmelakukan
tindakan

 Meminta klien  Agar klien merasakan


meletakan satu tangan perbedaan pada saat
di dada dan satu melakukan inspirasi
tangan di abdomen dan ekspirasi.

 Melatih klien
melakukan napas
perut (menarik napas
dalam melalui hidung
 Membantu klien
hingga 3 hitungan,
melakukan inspirasi
jaga mulut tetap
maksimal
tertutup)
 Agar klien tidak
 Meminta klien
melakukan kesalahan
merasakan
pada saat melakukan
mengembangnya
tindakan
abdomen (cegah
lengkung pada  Mempertahankan
ogsigen yang masuk
punggung)
 Meminta klien
menahan napas
hingga 3 hitungan
 Meminta klien
menghembuskan
napas perlahan dalam
3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti  Agar klien dapat
meniup) menatur napas dengan
 Meminta klien teratur
merasakan
mengempisnya
abdomen dan
kontraksi dari otot

 Memasang
perlak/alas dan
 Untuk tetap menjaga
bengkok (di
kebersihan
pangkuan klien bila
lingkungan klien
duduk atau di dekat
mulut nila miring)

 Minta klien untuk


melakukan napas  Agar dapat
dalam 2 kali, yang ke- mengeluarkan sekret
3: inspirasi, tahan yang ada dalam peru-
napas dan batukan pari klien
dengan kuat

 Agar bakteri yang


dikeluarkan bersama
 Menampung sekret
sekret tidak
dalam sputum pot
mencemari
lingkungan klien
 Agar klien merasa
 Merapikan klien
nyaman

Tahap Terminasi

 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
 Berpamitan dengan melakukan tindakan
klien
 Agar klien merasa
dihormati

 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

3. Pemberian Nasal Kanul

 Definisi Tindakan

Alat sederhana yang digunkan untuk menghantarkan oksigen.

 Tujuan Tindakan

Untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen


 Indikasi

1. Klien hipoksia
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
4. Klien dengan tekanan partial karbondioksida (PaCO2) rendah.

 Kontraindikasi Tindakan

Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas
yang tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung,
atau akibat infeksi/inflamasi.

 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi
 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien
Tahap Kerja
 Observasi humidifier
 Agar klien merasa
dengan melihat
nyaman pada saat
jumlah air yang sudah
melakukan tindakan
disiapkan sesuai level
yang telah ditetapkan.  Agar mempermudah
klien dan perawat
 Pasang peralatan
dalam mmelakukan
oksigen dan
tindakan
humidifier.

 Agar klien merasakan


 Nyalakan oksigen
perbedaan pada saat
dengan aliran sesuai
melakukan inspirasi
advis.
dan ekspirasi.

 Memastikan bahwa
 Periksa aliran oksigen tidak ada kendala
pada selang dengan alat yang
digunakan

 Pasang nasal kanul


pada hidung dan atur  Agar nasal kanul tidak
pengikat untuk terlepas dari hidung
kenyamanan klien klien jika klien
 Periksa kanula setiap bergerak
6 – 8 jam
 Kaji cuping hidung,
septum, mukosa  Memastikan tindakan
hidung serta periksa yang diberikan sudah
kecepatan aliran sesuai dengan
oksigen, rute prosedur dan
pemberian dan respon kebutuhan klien
klien
Tahap Terminasi
 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
 Berpamitan dengan melakukan tindakan
klien
 Agar klien merasa
dihormati
 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

4. Pemberian Masker Oksigen

 Definisi Tindakan

Pemberian oksigen dengan menggunakan alat bantu masker.

 Tujuan Tindakan

Untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen serta mengatasi


hipoksia.

 Indikasi

1. Klien hipoksia
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
4. Klien dengan tekanan partial karbondioksida (PaCO2) rendah.

 Kontraindikasi Tindakan
 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi
 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien
Tahap Kerja
 Observasi humidifier
 Agar klien merasa
dengan melihat
nyaman pada saat
jumlah air yang sudah
melakukan tindakan
disiapkan sesuai level
 Agar mempermudah
yang telah ditetapkan.
klien dan perawat
 Pasang peralatan
dalam mmelakukan
oksigen dan
tindakan
humidifier.

 Agar klien merasakan


 Nyalakan oksigen
perbedaan pada saat
dengan aliran sesuai
melakukan inspirasi
advis.
dan ekspirasi.

 Memastikan bahwa
 Periksa aliran oksigen tidak ada kendala
pada selang dengan alat yang
digunakan
 Tempatkan masker
oksigen diatas mulut
dan hidung klien dan  Agar masker tidak
atur pengikat untuk terlepas ketika klien
kenyamanan klien bergerak
 Periksa kanula setiap
6 – 8 jam
 Kaji cuping hidung,
septum, mukosa  Memastikan tindakan
hidung serta periksa yang diberikan sudah
kecepatan aliran sesuai dengan
oksigen, rute prosedur dan
pemberian dan respon kebutuhan klien
klien
Tahap Terminasi
 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
 Berpamitan dengan melakukan tindakan
klien
 Agar klien merasa
dihormati

 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

5. Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan


drainage postural, clapping dan vibrating pada klien dengan gangguan
pernapasan.
A. Drainege Postural
 Definisi Tindakan

Salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru
dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.

 Tujuan Tindakan

1. Mencegah terkumpulnya sekret di jalan napas


2. Membercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelekstatis
3. Mengeluarkan sekret dari jalan napas

 Indikasi

1. Klien yang memakai ventilasi


2. Klien yang melakukan tirah baring yang lama
3. Klien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau
bronkiektasis
4. Klien dengan batuk yang tidak efektif
5. Klien dengan atelektatis yang disebabkan oleh sekret
6. Kliend engan abes paru
7. Klien dengan pneumonia

 Kontraindikasi Tindakan

Tindakan ini tidak dapat dilakukan pada klien yang menagalami :

1. Penyakit tekanan intrakranial, dispnea berat,dan lansia


2. Hemoptitis
3. Edema paru
4. Efusi pleura yang luas
 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi

 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien

Tahap Kerja

 Agar klien merasa


 Menjaga privasi klien
nyaman pada saat
 Mempersiapkan klien
melakukan tindakan
 Agar mengetahui
 Menegecek letak
letak sekret pada paru
sekret pada paru klien
klien

 Mengatur posisi klien


 Sesuai dengan letak
pada posisi duduk di
sekret pada paru klien
tempat tidur

 Memasang
perlak/alas dan
 Untuk tetap menjaga
bengkok (di
kebersihan
pangkuan klien bila
lingkungan klien
duduk atau di dekat
mulut nila miring)

 Memberikan jeda
waktu kepada klien
sebelum melanjutkan  Memberikan istirahat
tahap selanjutnya kepada klien
yaitu perkusi dan
vibrasi
Tahap Terminasi

 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

B. Perkusi
 Definisi Tindakan

Penepukan pada daerah dimana sekret terakumulasi (dada dan punggung)


dengan tangan yang dibentuk seperti mangkuk.

 Tujuan Tindakan

1. Melepaskan sekret yang tertahan


2. Menolong klien mendorong/menggerakan sekresi didalam paru-paru
3. Melepaskan dan mendorong sekret yang tertahan

 Indikasi

Perkusi secara rutin dilakkan pada klien yang mendapat postural drainase.

 Kontraindikasi Tindakan

Tindakan ini tidak harus dilakukan dengan hati-hati pada klien yang
menagalami :

1. Patah tulang rusuk


2. Emfisema subkutan daerah leher dan dada
3. Skin graf yang baru
4. Luka bakar, infeksi kulit
5. Emboli paru

 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi

 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien

Tahap Kerja

 Agar klien merasa


 Menjaga privasi klien
nyaman pada saat
 Mempersiapkan klien
melakukan tindakan
 Menggunakan
 Mempermudah untuk
postural drainase
melakukan tindakan
untuk posisi klien

 Agar mengetahui
 Menegecek letak
letak sekret pada paru
sekret pada paru klien
klien

 Melakukan clapping
dengan cara kedua
tangan menepuk
punggung klien
 Merangsang klien
secara bergantian
untuk batuk
pada saat klien
ekspirasi sampai ada
rangsangan untuk
batuk

Tahap Terminasi

 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
melakukan tindakan
 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi

C. Vibrasi
 Definisi Tindakan

Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
diletakan datar pada didnding dada klien.

 Tujuan Tindakan

1. Membantu klien mengencerkan sekret dan memudahkan untuk


mengeluarkannya
2. Memperbaiki status respirasi klien
3. Mencegah infeksi pada paru pada klien imobolisasi dalam waktu lama

 Indikasi

Klien yang mengeluh susah mengeluarkan sekret

 Kontraindikasi Tindakan

Klien patah tulang dan hemoptitis yang tidak diobati


 Langkah-langkah Tindakan

Langkah-langkah Dokumentasi Rasional Tindakan


Tahap Pra Interaksi

 Megetahui riwayat
klien agar dapat
 Mengecek program memberikan tindakan
terapi yang tepat
 Mencuci tangan  Menjaga kebersihan
sebelum melakukan
tindakan kepada klien

Tahap Orientasi

 Memberikan salam
 Agar klien merasa
dan menyapa nama
dihormati
klien
 Agar klien dapat
 Menjelaskan tujuan
mengetahui tindakan
dan prosedur
yang akan dilakukan
pelaksanaan
 Agar kita dapat
 Menanyakan
melakuka tindakan
persetujuan/kesiapan
kepada klien
klien

Tahap Kerja

 Agar klien merasa


 Menjaga privasi klien
nyaman pada saat
 Mempersiapkan klien
melakukan tindakan
 Menggunakan
 Mempermudah untuk
postural drainase
melakukan tindakan
untuk posisi klien

 Agar mengetahui
 Menegecek letak
letak sekret pada paru
sekret pada paru klien
klien

 Meletakan 1 tangan
pada area yang akan
divibrasi dan tangan
satunya berada di atas
 Bersiap-siap untuk
tangan lainnya
melakukan tindakan
 Meminta klien untuk
melakukan inspirasi
dan ekspirasi dalam
selama 2 – 3 kali

 Lakukan vibrasi
ketika klien ekspirasi
 Sesuai dengan letak
dengan cara
sekret pada paru klien
menggetarkan tangan
 Memberikan istirahat
 Setelah 3 – 4 kali
ke klien sebelum
vibrasi, minta klien
melanjutkan tindakan
untuk batuk dengan
selanjutnya
menggunakan otot
abdominalis
 Agar bakteri yang
 Tampung sekret yang keluar bersama
keluar dalam sputum sputum klien tidak
pot tercemar ke
lingkungan klien

 Agar mengetahui
apakah sekret klien
 Lakukan auskultasi
sudah keluar semua
atau belum

 Agar klien merasa


 Merapikan klien
nyaman

Tahap Terminasi

 Agar dapat
mengetahui
 Melakukan evaluasi
perubahan yang
tindakan
terjadi setelah
 Berpamitan dengan melakukan tindakan
klien
 Agar klien merasa
dihormati
 Menjaga kebersihan
 Memcuci tangan
setelah melakukan
 Mencatat kegiatan tindakan
dalam lembar catatan
 Agar dapat menjadi
keperawatan
bahan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. R. 2019. Penerapan Prosedur Pemberian Oksigen Dengan Nasal


Kanul Papda Pasien Pola Napas Tidak Efektif

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7811/8/Lampiran%20-
%20lampiran.pdf

Juliani. V. E. 2012. SOP (Standar Operasional) Fisioterapi Dada


Respirasi II

Mawarni. 2021. Standar operasional prosedur (sop) latihan batuk evektif.


http://eprints.umpo.ac.id/6742/10/LAMPIRAN.pdf

Paru. U. 2015. SOP latihan napas dalam.


http://uzanxesta.blogspot.com/2015/08/sop-latihan-napas-dalam.html

Tisnawati. 2017. SOP Latihan napas dalam. http://tisnawati-


tis.blogspot.com/2017/03/sop-latihan-napas-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai