Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN PPHT TA.

2016

disampaikan pada
Rapat Penyusunan Petunjuk Teknis/Lapang PPHT Padi 2016

UPT PERLINDUNGAN TPH


DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI RIAU

1
TAHUN 2015, 2016

SLPHT PENERAPAN PHT

 Peningkatan SDM Petani  Implementasi PHT di


 Teknologi Terapan Lapangan
 Strategi Pengelolaan OPT  Pengorganisasian Petani dan
 PPAH dan RPH Kelembagaan Petani
 Skala Hamparan

KECAMATAN PHT
adalah wilayah/kawasan/daerah yang masyarakat petaninya telah
menerapkan kaidah-kaidah PHT dalam budidaya tanaman secara
berkelanjutan dan mandiri serta berkembangnya kelembagaan PHT

1. Pengamanan Produksi
2. Kemandirian Petani
3. Kesejahteraan Petani
PENERAPAN PHT
TUJUAN :
1. Mengimplementasikan prinsip PHT dalam budidaya
tanaman, khususnya dalam mengelola
agroekosistem dan mengatasi permasalahan OPT di
lapangan
2. Menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan kemampuan
petani/ kelompok tani untuk melaksanakan gerakan
pengendalian OPT secara bersama-sama antar
petani/kelompok tani dalam satu hamparan
3. Tercapainya target pengamanan produksi dalam
skala hamparan

LUAS LAHAN :
Tanaman Padi : 25 Ha
Tanaman Jagung : 15 Ha
Tanaman Kedelai : 10 Ha
PESERTA
Berasal dari
 Petani alumni SLPHT
satu kelompok
(min. 5 orang  Petani Pengamat)
tani/ gapoktan
 Petani non alumni SLPHT dari satu
hamparan
KEGIATAN SEBELUM TANAM
1. PERTEMUAN PERSIAPAN
 Pertemuan Persiapan dilakukan sebanyak
1 (satu) kali pertemuan.
 Pertemuan dilakukan di tingkat kecamatan,
dengan melibatkan aparat pemerintahan,
kepala desa, tokoh masyarakat setempat
 Tujuan : mensosialisasikan program
Penerapan PHT sehingga diterima oleh
masyarakat sekaligus memperoleh
dukungan dari aparat pemerintahan dan
tokoh masyarakat setempat
KEGIATAN SEBELUM TANAM
2. PERTEMUAN PERENCANAAN
 Pertemuan Perencanaan dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan
 Peserta merupakan anggota kelompok tani/
gapoktan dalam lokasi Penerapan PHT Skala
Luas
 Pertemuan difokuskan pada:
a. Pemetaan masalah dan potensi wilayah
b. Penelusuran budidaya
c. Penyusunan Rencana Aksi
KEGIATAN SETELAH TANAM
1. PERTEMUAN EVALUASI HASIL PENGAMATAN
 Pengamatan dilakukan setiap minggu (mingguan)
selama 12 kali (1 musim tanam).
 Pengamatan dilakukan oleh 5 orang petani alumni
SLPHT (Petani Pengamat) → kesepakatan peserta.
 Pertemuan Evaluasi dilakukan sebanyak 4 (empat)
kali pertemuan disesuaikan dengan fase
pertumbuhan tanaman (Persemaian, Vegetatif,
Generatif Awal, Pematangan Bulir).
 Namun, apabila berdasarkan analisis hasil pengamatan terjadi
permasalahan yang bersifat insidental dan berpotensi
mengganggu pencapaian produksi, misalnya: populasi OPT di
atas ambang ekonomi (ambang pengendalian), adanya potensi
peningkatan serangan OPT, terjadi ledakan populasi OPT, dll,
Pertemuan Evaluasi tersebut dapat disesuaikan waktunya.
KEGIATAN SETELAH TANAM

2. PERTEMUAN RTL (Rencana Tindak Lanjut)


 Pertemuan RTL dilakukan untuk menyusun rencana
kelompok tani/ gapoktan, meliputi pelaksanaan
kegiatan budidaya tanaman, strategi pengendalian
OPT, dan teknologi yang akan diterapkan pada
musim tanam berikutnya
PELAKSANAAN PENERAPAN PHT
INPUT KE LAHAN  Pengamatan subhamparan
Pupuk Organik, Agens Hayati, Refugia dilakukan setiap minggu
oleh 1 orang petani Alumni
① Sub Hamparan ② SLPHT
(± 5 ha)  Pengamatan mengikuti
metode pengamatan dalam
SLPHT
③ PERTEMUAN EVALUASI HASIL
PENGAMATAN :
1. Fase Pesemaian
2. Fase Vegetatif
3. Fase Generatif Awal
4. Fase Pematangan Bulir
(Dalam kondisi tertentu, Pertemuan
10 rumpun/unit contoh
Evaluasi dapat dilakukan sewaktu-waktu
untuk mencegah penurunan produksi)
④ ⑤
Luas Hamparan : - Padi : minimal 25 Ha RTL  Rencana Penerapan
- Jagung : minimal 15 Ha PHT pada musim
- Kedelai : minimal 10 Ha mendatang
RANGKUMAN PENERAPAN PHT
1. Pertemuan Persiapan (1 kali)
2. Pertemuan Perencanaan (3 kali) Pra -
Tanam
3. Pertemuan Evaluasi Hasil Pengamatan (4x)
a. Fase Persemaian
b. Fase Tanaman Muda/Vegetatif Pertanaman
c. Fase Tanaman Tua/Generatif Awal
d. Fase Pengisian Bulir
4. Pertemuan RTL (1 kali)

Catatan :
 Lahan dibagi menjadi 5 sub-hamparan
 Pengamatan dilakukan secara mingguan oleh 1 orang petani
alumni SLPHT (Petani Pengamat) pada setiap sub-hamparan
selama 12 kali (1 musim tanam)
 Kegiatan lebih difokuskan pada tindakan pre-emptif
LAMPIRAN JUKNIS BANTUAN PEMERINTAH

BANTUAN SARANA/PRASARANA PENERAPAN PHT

PERSYARATAN PEMBERIAN BANTUAN SARANA/PRASARANA PENERAPAN


PHT SEBAGAI BERIKUT:

 KELOMPOK ALUMNI SLPHT YANG MEMILIKI KEABSAHAN


(PENGUKUHAN) DARI INSTANSI YANG BERWENANG DAN
DIREKOMENDASIKAN OLEH DINAS PERTANIAN.

 PENGGUNAAN BANTUAN DILAKSANAKAN DI LOKASI ENDEMIS


SERANGAN OPT DENGAN LUASAN MINIMAL 25 HA UNTUK PADI, 15 HA
UNTUK JAGUNG DAN 10 HA UNTUK KEDELAI.

 BENTUK BANTUAN YANG DIBERIKAN ADALAH BARANG.

Anda mungkin juga menyukai