Anda di halaman 1dari 66

TUGAS AKHIR

STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z


DI DESA CIPEUJEUH WETAN KECAMATAN LEMAHABANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2019

Oleh:
Fikri Trijulianto
P1337433116061

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN


KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019
TUGAS AKHIR

STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z


DI DESA CIPEUJEUH WETAN KECAMATAN LEMAHABANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2019

Oleh:
Fikri Trijulianto
P1337433116061

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN


KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019

i
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019

Abstrak

Fikri Trijulianto (triejuliantofikrie@gmail.com)


STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH
KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019
(XV+ 51 halaman : tabel, gambar, lampian)

Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu home industry yang ada di Indonesia
adalah home industry tahu. Proses pembuatan tahu menghasilkan air limbah yang
berpotensi menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya karena pada umumnya home
industry tahu mengalirkan langsung air limbahnya ke solokan atau sungai sehingga
berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kualitas air limbah home industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon tahun 2019.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan memberikan gambaran
tentang kualitas air limbah home industry tahu z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon. Data berisi hasil pengamatan yang disajikan dalam
bentuk narasi dan tabel.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa pemilik home industry Tahu Z di Desa Cipejeuh
Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon mengalirkan seluruh air limbahnya ke
solokan atau sungai yang berpotensi mencemari air permukaan. Hasil pemeriksaan pada
outlet menunjukkan suhu 26,8 oC, TSS 1.067 mg/ l, BOD 728 mg/ l, pH 4,14.
Berdasarkan uraian penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk pemeriksaan kualitas
fisik dan kimia tidak memenuhi syarat yaitu pH 4,14, TSS 1.067 mg/ l dan BOD 728 mg/ l,.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah yaitu ph 6-7, TSS 200 mg/ l dan BOD 150 mg/. Oleh karena itu disarankan untuk
Home Industry Tahu Z Kabupaten Cirebon lebih memperhatikan air limbah tahu
berdasarkan baku mutu air limbah, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan
untuk meningkatkan penyuluhan dan pembinaan terkait air limbah tahu.

Daftar bacaan : 26 (1982 – 2019)


Kata Kunci : air limbah tahu
Klasifikasi :-

ii
Health Polytechnic of Semarang
Departement of Environmental Health
Program Study Diploma III of Environmental Health
Final Project, Mei 2019

Abstract

Fikri Trijulianto (triejuliantofikrie@gmail.com)


STUDY QUALITY HOME WASTE INDUSTRIES KNOW Z IN VILLAGES
CIPEJEUH WETAN SUB DISTRICT OF LEMAHABANG DISTRICT OF
CIREBON YEAR 2019
(XV+ 51 page : enclosure, tables of, picture)

Today's industrial development in Indonesia is very rapid as the progress of science


and technology. One of the home industries in Indonesia is home industry. The process of
making tofu produces waste water that has the potential to be a problem for the surrounding
environment because generally the home industry knows to direct its waste water to solokan
or river so that it has the potential to pollute the environment. The objective of this study
was to determine the quality of the tofu Z home industry waste in Cipeujeuh Wetan Village,
Lemahabang District, Cirebon Regency in 2019.
The research method used was descriptive by providing an overview of the quality of
wastewater from tofu home industry in Cipeujeuh Wetan Village, Lemahabang District,
Cirebon Regency. Data contains observations presented in the form of narratives and
tables.
The research results show that Tahu Z home industry owners in Cipejeuh Wetan
Village, Lemahabang District, Cirebon Regency, drain all of their wastewater into solokan
or rivers that have the potential to pollute surface water. The results of the examination at
the outlet showed a temperature of 26.8 oC, TSS 1.067 mg / l, BOD 728 mg / l, pH 4.14.
Based on the description of the study it can be concluded that for physical and
chemical quality checks do not meet the requirements, namely pH 4.14, TSS 1.067 mg / l
and BOD 728 mg / l ,. Based on the Minister of Environment Regulation Number 5 of 2014
concerning Waste Water Quality Standards namely pH 6-7, TSS 200 mg / l and BOD 150
mg /. Therefore, it is recommended that the Home Industry Know Z Cirebon District pay
more attention to tofu wastewater based on waste water quality standards, and the Cirebon
District Health Office is expected to increase counseling and guidance regarding tofu
wastewater.
Reading list : 26 (1982 – 2019)
Keywords : wastewater, tofu
Classification

iii
TUGAS AKHIR

STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z


DI DESA CIPEUJEUH WETAN KECAMATAN LEMAHABANG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2019

Tugas Akhir ini sebagai salah satu persyaratan


untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Oleh:
FIKRI TRIJULIANTO
NIM: P1337433116061

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019
iv
v
vi
vii
BIODATA

Nama : Fikri Trijulianto

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 25 Juli 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Meranti X Nomor L 30 RT 01/RW 17 Griya


Sunyaragi Permai Kelurahan Karyamulya Kecamatan
Kesambi Kota Cirebon

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 2010 Lulus SD Negeri Karyamulya 1 Cirebon

2. Tahun 2013 Lulus SMP Negeri 4 Cirebon

3. Tahun 2016 Lulus SMK Informatika Al-Irsyad Al-


Islamiyah Cirebon

4. Tahun 2016 diterima di Politeknik Kesehatan


Kemenkes Semarang, Program DIII Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Riwayat Ilmiah : 1. Peserta seminar nasional “Preventing Strategy and


Early Caution Toward Zika Virus” Poltekkes
Kemenkes Semarang

2. Peserta Seminar Nasional “Implentasi Kesehatan


Preventif dalam Membangun Kesehatan (SDG’s)”
Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2017

3. Peserta Seminar Nasional “Mitigasi Bencana


Kegiatan Teknologi di Lingkungan Industri” Poltekkes
Kemenkes Semarang tahun 2019

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Studi

Kualitas Air Limbah Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan

Lemahabang Kabupaten Cirebon 2019”.

Tujuan tugas akhir penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan dan mampu mengaplikasikan

ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah untuk dapat diterapkan di lapangan.

Dalam penyelesaian tugas akhir penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan baik

materi maupun moril dari pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Marsum, BE., S.Pd., MHP., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang

2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

3. Bapak Suparmin SST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

4. Bapak Budi Triyantoro, ST.,M.Kes., selaku Pembimbing Tugas Akhir.

5. Bapak Hari Rudijanto I.W., ST., M.Kes., selaku penguji 1.

6. Bapak Khomsatun, S.Pd., M.Kes., selaku penguji 2.

7. Seluruh dosen dan karyawan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semaran,

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang telah membantu penulis dalam

menimba ilmu.

8. Kepada pengusaha Home Industri Tahu Z yang telah mengizinkan untuk meneliti.

9. Seluruh dosen dan karyawan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semaran,

Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang telah membantu penulis dalam

menimba ilmu.

10. Ibu Tri Marthy Mulyasari, S.SiT., M.Kes., selaku Pembimbing Akademik.

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................... i

Abstrak ......................................................................................................................... ii

Abstract ........................................................................................................................ iii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ iv

LEMBAR

PERSETUJUAN ........................................................................................................... Err

or! Bookmark not defined. LEMBAR

PENGESAHAN ............................................................................................................. Err

or! Bookmark not defined.I

LEMBAR

PERNYATAAN ............................................................................................................. Err

or! Bookmark not defined.

BIODATA ...................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan ....................................................................................................... 3

D. Manfaat Peneliti......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5

A. Pengertian ................................................................................................. 5

B. BProses Pembuatan Tahu ........................................................................ 8

xi
C. Sumber Air Limbah Tahu........................................................................... 12

D. Karakteristik Air limbah Tahu ..................................................................... 13

E. Dampak Air Limbah Tahu .......................................................................... 14

F. FParameter Limbah Industri Tahu ............................................................. 15

G. Kerangka Teori .......................................................................................... 16

BAB III BAHAN DAN METODE ................................................................................... 17

A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 17

B. Jenis Penelitian ......................................................................................... 18

C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 19

D. Subjek Penelitian....................................................................................... 19

E. Pengumpulan Data.................................................................................... 20

F. Pengolahan Data....................................................................................... 21

G. Analisis Data ............................................................................................. 21

H. Etika Penelitian.......................................................................................... 22

BAB IV HASIL ............................................................................................................. 23

A. Data Umum ............................................................................................... 23

B. Data Khusus.............................................................................................. 23

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................... 26

A. Gambaran Umum ...................................................................................... 26

B. Proses Pembuatan Tahu ........................................................................... 26

C. Debit Air Limbah Metode Takaran ............................................................. 27

D. Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Home Industry
Tahu Z ....................................................................................................... 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 31

A. Kesimpulan ............................................................................................... 31

B. Saran ........................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 32

LAMPIRAN ................................................................................................................... 34

xii
xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Baku Mutu Air Limbah Tahu .................................................................................... 16

3.1 Definisi Operasional ................................................................................................ 18

4.1 Hasil pengukuran pH, BOD, TSS dan suhu air limbah Home Industry Tahu Z di
outlet ....................................................................................................................... 25
5.1 hasil pengukuran pH outlet ..................................................................................... 28

5.2 Hasil Pengukuran Suhu Outlet ................................................................................ 29

5.3 Hasil Pengukuran BOD Pada Outlet ....................................................................... 29

5.4 Hasil Pengukuran TSS Outlet ................................................................................. 30

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Alir Proses Produksi Tahu ........................................................................ 12

2.2 Kerangka Teori ....................................................................................................... 16

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................... 17

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kuisioner.................................................................................................................... 34

2 Check List .................................................................................................................. 36

3 Prosedur Pemeriksaan Analisis Zat Padat Tersuspensi (TSS) ................................... 38

4 Prosedur Pemeriksaan Byological Oxygen Demand (BOD) ....................................... 40

5 Prosedur Pemeriksaan Suhu ..................................................................................... 43

6 Prosedur Pemeriksaan pH ......................................................................................... 44

7 Prosedur Pengambilan Sampel Air Limbah ................................................................ 45

8 Dokumentasi .............................................................................................................. 46

9 Hasil UPTD Laboratoium Kesehatan Daerah Kota Cirebon ....................................... 47

10 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air Limbah .................................................................................................................... 48

11 Pengolahan Biogas Air Limbah Tahu ....................................................................... 49

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat

seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

Indonesia makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka

ragam, baik dari sektor pertanian, kerajinan tangan, makanan, properti, dan lain

sebagainya. Saat ini banyak bermunculan industri-industri kecil di Indonesia yang

bertujuan untuk menopang perekonomian keluarga yang semakin memburuk. Industri-

industri kecil ini disebut juga home industry. Salah satu home industry yang ada di

Indonesia adalah home industry tahu.

Home industry tahu adalah pengolahan kedelai menjadi tahu dengan proses

perendaman, penggilingan, pemasakan, penyaringan, pengumpalan, pencetakan/

pengerasandan pemotongan. Keberadaan industri atau home industry erat kaitannya

dengan pencemaan lingkungan, pencemaran lingkungan dapat terjadi mulai dari proses

penyiapan bahan, produksi, maupun air limbah dari industri. Kebijakan mengenai air

limbah industri telah diatur dalam permen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu

Air Limbah, pengolahan limbah domestik wajib memenuhi baku mutu air limbah.

Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu berupa limbah padat dan air

limbah. Air yang digunakan sebagai bahan cuci dan merebus kedelai untuk proses

produksinya, akibatnya dari besarnya air yang digunakan untuk proses pembuatan tahu

,maka air limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Kandungan yang ada dalam air

limbah tahu sebagian besar dari bahan bahan-bahan organik yang tinggi terutama

protein dan asam-asam amino. Kandungan bahan organik limbah tahu tersebut dapat

menjadi summber makanan untuk pertumbuhan mikroba yang ada di sungai. Dengan

pasokan makanan yang berlimbah, mikroorganisme akan berkambang biak dengan

cepat dan mereduksi Oksigen terlarut yang terdapat dalam air. Standar minimum Oksi-

1
2

gen terlarut untuk kehidupan ikan adalah 5ppm dan dibawah standar ini akan

menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lain. (Betty Srie Laksmi J, 2007).

Menurut Sulastri pada tahun 2007 telah dilakukannya pemeriksaan kadar BOD5,

pH dan suhu air limbah tahu home industry di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan

Lemahabang Kabupaten Cirebon didapatkan hasil kadar BOD5 mencapai 186 mg/l; pH

6,5; suhu 27oC. Jika ditinjau dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah yaitu kadar BOD5 adalah

150 mg/l; pH 6-9; dan suhu 40oC. Keterangan di atas menunjukan bahwa perlu diadakan

penanganan air limbah home industri tahu yang berkelanjutan agar keberadaan industri

tahu tidak menjadi penyebab kerusakan lingkungan.

Air limbah yang dikeluarkan oleh industri tahu berpotensi menjadi maslaah bagi

lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri tahu di Desa Cipeujeuh Wetan

Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon hampir seluruh home industri tahu

mengalirkan limbahnya langsung ke badan air/selokan atau ke sungai sehingga

berpotensi mencemari lingkungan. Home Industry Tahu Z mengalirkan limbah tahu

langsung ke badan air/selokan atau lingkungan, akibatnya sungai menjadi tercemar dan

berwarna hitam pekat di karenakan limbah yang dibuang oleh beberapa home industry

tahu yang ada di Desa Cipeujeuh Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.

Masyarakat sekitar merasa tergganggu karena bau yang dikeluarkan dari sungai dan

masyarakat sudah melaporkan ke pihak desa tetapi tidak ada tindakannya, sehrusnya

pemerintah melakukan tindakan atau edukasi kepada home industry, karena dalam UU

Nomor 36 Tahun 2009 bahwa upaya kesehatan lingkunan ditunjukan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang mencapai drajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Bila mengacu pada Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 bahwa kegiatan industri

mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, maka industri yang

ada di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon masih ada

yang belum memenuhi peraturan untuk mengelola limbahnya secara mandiri, karena
3

dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan

yang sehat bagi pencapaian drajat kesehatan dan PP Nomor 66 tahun 2014 bahwa

pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota

beranggung jawab untuk menjamin tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai

drajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kewenanganya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Kualitas Air Limbah di Home Iindustry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan

Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon 2019”.

B. Rumusan Masalah

Bagaiama Kualitas Air Limbah Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan

Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon tahun 2019?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui kualitas air limbah di Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh

Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan proses atau cara pembuatan tahu pada Home Industry Tahu

Z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.

b. Mengukur pH dari air limbah pada outlet.

c. Mengukur suhu dari air limbah pada outlet.

d. Mengukur debit air limbah pada outlet.

e. Mengukur BOD dari air limbah pada outlet.

f. Mengukur TSS dari air limbah pada outlet.

g. Membandingkan hasil pemeriksaan laboraturium pH, suhu, BOD dan TSS air

limbah Home Industry Tahu Z dengan parameter yang ada di Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu

Air Limbah.
4

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Pemilik Home Industry Tahu Z

Sebagai bahan masukan bagi Home Industry Tahu Z Tahun 2019.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang kualitas air limbah ke selokan maupun sungai

yang dapat mencemari lingkungan.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan

ilmu yang didapat dari bangku kuliah khususnya dalam bidang ilmu pengolahan air

limbah.

4. Bagi Almamater

Menambah Kepustakaan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto di bidang ilmu pengolahan

air limbah khususnya di home industry tahu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Kacang Kedelai

Menurutt Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:

“Kacang kedelai adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan


yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti
kecap, tahu, dan tempe”.

2. Tahu

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:

“Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai

yang mengalami koagulasi”.

3. Industri

Menurut Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

menyatakan bahwa:

“Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang menolah


bahan baku dan.atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat
lebih tinggi, termasuk jasa industri”.

Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:

“Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ke-


tekunan kerja (Bahasa inggris : industrious) dan penggunaan alat-alat
di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai
dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai nata rantai
selajutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa:

“Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan

menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin”.

4. Industri Pangan

Menurut Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986

(Departemen Perindusrian dan Perdagangan) menyatakan bahwa:

5
6

“industri pangan merupakan salah satu dari industri klasifikasi ‘Aneka


Industri’ yang bertujuan menghasilkan bermacam-macam barang
kebutuhan hidup sehari-hari”.

5. Limbah Industri

Latar Muhammad Arief (Pengolahan Limbah, 2016, h. 23) menyakatan bahwa:

“Limbah dari kegiatan industri adalah limbah yang terproduksi


bersamaan dengan proses produksi, di mana produk dan limbah
hadir pada saat yang sama”.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan menyatakan bahwa:

“Limbah industri adalah bahan/ barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari
aslinya, kecuali yang dapat diamakan oleh manusia”.

6. Limbah Industri Pangan

Limbah industri pangan adalah limbah hasil dari pengelolaan pangan yang

mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan

sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.(Betty

Sri Laksmi Jenie, 2007, cetakan 7,h. 15)

7. Limbah Industri Tahu

Limbah industri tahu adalah limbah yang bersal dari pembuangan kegiatan

pengolahan tahu, yang terbagi menjadi limbah padat dan air limbah. (Fibria

Kaswinami, 2007,h. 9).

8. Air Limbah Industri

A.S. Dwi Saptati N.H. dan Nurul F. Humma (Perlakuan Fisiko-Kimia Air Limbah

Industri) menyatakan bahwa:

“Air limbah industri merupakan salah satu sumber limbah yang sangat
berpengaruh terhadap kuliatas lingkungan. Meskipun hal ini terlah
disadari oleh pihak terkait, namun hingga saat ini masih bnayak air
limbah indsutri yang belum memenuhi baku mutu dibuang ke sungai,
danau, rawa dan lahaan. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan
lingkungan yang berakibat negative bagi ekosistem dan kehidupan
makhluk hidup”.
7

9. Air Limbah Industri Tahu

Fibria Kaswinarni (2007, h. 9) menyatakan bahwa:

“Air limbah industri tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu


berupa cucian kental yang mengandung kadar protein tinggi dan
dapat segera terurai”.

10. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) didefinisikan sebagai banyak Oksigen

yang diperlukan oleh mikrooganisme untuk memcahkan bahan-bahan organik yang

terdapat didalam air. (Alaerts dan Santika, 1984)

Nur Hidayat (Bioproses Limbah Cair) menyatakan bahwa:

“BOD merupakan indeks jumlah bahan organik yang dapat


dimetabolisme oleh mikroorganisme. Pada penentuan BOD
merupakan uji yang umum dilakukan di laboratorium untuk kualitas
limbah. Prosedur relative oleh air limbah, efluen, dan polutan air. Nilai
BOD mengindikasiakan jumlah bahan organik yang terdegradasi
secara biologis dan Oksigen digunakan untuk mengoksidasi bahan
anorganik seperti Sulfide dan Besi. Oksigen juga digunakan untuk
mengoksidasi senyawa nitrogen tereduksi”.

11. pH

Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:

“pH adalah drajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebebasan ayng dimiliki oleh suatu larutan.”.

12. Total suspended solid (TSS)

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu

dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal

2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur,

tanah liat, logam Oksida, Sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya

dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan.

13. Suhu

Wiki Books Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:

“Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu


zat. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Pada termometer,
zat yang paling banyak digunakan adalah alkohol dan raksa”.
8

14. Grab Sampling

Sampel yang diambil secarang langsung dari badan air yang sedang di-

pantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan

sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan satu kali setiap titik dan langsung di-

periksa

B. Proses Pembuatan Tahu

Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein, kemudian

mengumpulkanya. Cara pengumpulan susu kedelai pada umumnya dilakukan dengan

cara penambahan penggumpalan berupa asam. Bahan penggumpalan yang biasa

digunakan adalah asam cuka, batu tahu dan larutan bibit tahu (larutan perasan tahu

yang telah diendapkan satu malma).

Pak soet (1982, h. 33) menyatakan bahwa proses produksi tahu meliputi:

1. Memilih Kedelai

Tahu yang akan kita buat ini, supaya bener-bener memuaskan dan berkualitas

baik. Kedelai yang akan kita olah harus kedelai yang berkualitas baik. Untuk

membuat tah, kedelai putih/ kuning yang kita pakai. Kedelai ini haruslah bersih dan

bebas dari kerikil atau campuran yang lain.

2. Merendam Kedeali

Setelah pemilihan kedelai selesai, kemudian kedelai direndam dalam bak air

selama 6-7 jam agar cukup empuk untuk digiling. Bak pembersih kedelai harus

tersedia cukup air. Selama direndam, kedelai akan menjadi mekar dan kulitnya

dapat dengan mudah dilepas. Perendaman ini dapat dilakukan sejak pagi hingga

malam.

3. Mencuci Kedelai

Proses pencucian harus diusahakan menggunakan air yang mengalir. Tujuan

pencucian ini adalah untuk menghilangkan kotoran yang melekat maupun

tercampur dalam kedelai.


9

4. Menggiling Kedelai

Kedelai yang telah cukup empuk itu kemudian dipindah ke dalam tong kayu

yang diletakkan didekat batu penggililngan agar mudah dan cepat mengambil ke-

delainya. Dengan menggunakan gayung atau senduk besar, kedelai rendaman itu

sedikit demi sedikit dimasukan ke dalam lubang bagian batu gilingan yang terus

berputar cepat, kedelai yang masuk kedalamnya tergiling sampai halus, hingga

menjadi bubur. Bubur putih itu mengalir dengan sendirinya ke dalam tong penam-

pung.

5. Perebusan Bubur Kedelai

Proses selanjutnya yang dilakukan adalah perebusan bubur kedelai. Biasanya

dipergunakan wajan dengan ukuran besar. Kalau perlu wajan yang disediakan lebih

dari satu agar dalam waktu singkat dapat menghasilkan tahu yang cukup banyak.

Karena bubur kedelai itu masih kental, maka untuk merebusnya perlu ditambah air.

Ukurannya satu takaran bubur kedelai dicampur satu takaran air panas. Api tungku

atau kompor tidak boleh terlalu kecil. Harus dijaga agar api tetap besar sehingga

bubur cepat mendidih.

Bubur yang dipanasi itu membusa seluruhnya. Busanya nak makin lama

bertambah tinggi. Agar busa itu tidak tumpah, bubur diaduk-aduk sehingga busa

kembali turun. Boleh juga ditambah air panas sedikit-sedikit. Tak berapa lama

kemudian bubur itu membusa lagi dan sekali lagi diaduk agar busa menurun.

Setelah bubur itu membusa dua kali, maka sudah saatnya diangkat dari wajan.

Harus diperhatikan, kalau bubur direbus terlalu lama, maka tahu yang dihasilkan

tidak seperti yang kita diharapkan, atau malahan tidak akan keluar tahunya.

6. Menyaring Bubur

Bubur yang masih memndidih itu segera diturunkan dan disaring, umtuk

menyaringnya digunakan kain blacu atau mori kasar yang telah diletakan pada

sangkar bambu. Sangkar bambu ini ditaruh terbalik menutup mulut tong kayu dan

harus diletakan sedemikian rupa agar kuat menahan bubur panas yang dituangkan
10

pada saringan itu. Setelah agak banyak, maka kain blacu itu ditutupikan pada bubur

dengan menyatukan ke tempat ujung kain. Agar bubur dapat disaring sekuat-

kuatnya, diletakanlah sebuah papan kayu pada kain itu, lalu ada satu orang naik

diatasnya dan menggoyang-goyangkan supaya terperas semua air yang masih ada

pada bubur kedelai.

Hasil penyaringan ini berupa ampas tahu yang biasa disebut ampas tahu,

kalau perlu ampas tahu diperas sekali lagi dengan menyiram air panas. Air saringan

itu sudah kelihatan bening, maka ampas tahu itu dipindahkan ketempat lain,

Pekerjaan penyaringan ini dilakukan berkali-kali hingga sari bubur kedelai itu habis.

7. Penggumpalan Tahu

Air saringan yang tertampung dalam tong itu berwarna kekuning-kuningan.

Dan cairan itulah nantinya yang akan menjadi tahu. Untuk menimbulkan tahunya,

cairan itu harus dicampuri dengan asam cuka. Cuka ini tidak berbeda dengan air

cuka yang kita pergunakan untuk membuat acar. Agar tahu yang dihasilkan tidak

menjadi asam, maka harus diperhitungkan sedemikian rupa. Ukuran pencampuran

asam cuka ini (1 botol asam cuka dicampur dengan ± 36 liter air). Tidak ada ukuran

yang pasti tetapi sambil mencampur kita perhatikan apakanh dalam campuran itu

telah timbul jonjot-jonjot (gumpalan putih) atau belum. Kalau sudah tampak, berarti

asam cukanya sudah cukup. Sambil menunggu agar campuran itu menjadi dingin,

dan jonjot-jonjot itu mengendap mulailah dipersiapkan alat pencetaknya.

Ada kalanya sebagian tambahan campuran asam cuka, dapat dituangkan juga

air kelapa atau cairan whey yang dieramkan. Yang dimaksud dengan cairan whey

adalah air yang berasal dari sari tahu bila tahunya sendiri telah menggumpal. Karena

sifatnya sebagai tambahan saja, maka tidak usah dipergunakan. Seperti yang telah

disebutkan tadi selain asam cuka dapat pula dipergunakan batu tahu sebagai

penggantinya, tetapi tahu yang dibuat dengan campuran batu tahu ini tidak akan

sepadat bila dibuat dengan asam cuka. Caranya pemakaian batu tahu ialah dengan

mencampurkan tumbukan halus batu tersebut ke dalam bubur kedelai yang telah di-
11

saring. Akhirnya nanti akan timbul jonjot-jonjot putih, tetapi tidak segera

menggumpal. Itulah calon tahu air yang memang tidak sepadat tahu pada umumnya.

8. Mencetak Tahu

Jonjot-jonjot putih yang mulai mengendap itulah nantinya akan kita cetak menjadi

tahu. Sebelum pekerjaan mencetak dilakukan, air asam yang ada di atas endapan itu

harus dipisahkan ke tempat lain tetapi jangan dibuang, sebab air asam cuka itu masih

dapat digunakan lagi. Alat cetak yang digunakan biasanya dibuat dari kayu dan

berbentuk kotak persegi. Sebelum endapan tahu dituangkan ke dalam kotak, seagai

alasnya dihamparkan kain blacu. Setelah itu kotak diisi hingga penuh dan sisa di-

hamparkan kain itu di tutupkan diatasnya., kemudian diletakkan papan penutup kotak

yang besarnya persis sama dengan kotak itu agar nantinya dapat menekan adonan itu

bila dipasang pada meja pengempa.

Pengempa ini dilakukan dengan jalan meletakkan kotak berisi adonan itu di-

bawah alat pengempa yang mampu menekan tutup kotak sedemikian rupa hingga

air yang tercampur dalam adonan itu terus habis. Pengempaan ini dilakukan selama

kurang lebih satu menit dan kemudian baru dibuka. Tahu itu sudah menjadi padatan

dan tercetak sesuai dengan ukurannya. Proses produksi tahu secara rinci dapat di-

lihat pada diagram alir produksi tahu dibawah ini (KLH2006)


12

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Produksi Tahu


(Sumber : KLH, 2006)
C. Sumber Air Limbah Tahu

Limbah tahu umumnya terdapat 2 (dua) sumber, yaitu limbah padat dan air

limbah. Limbah padat tahu berubah kotoran hasil pembersihan kedelai tahu dan sisa

ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian)

bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3%

dari bahan baku kedelai), sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi

pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya

berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan. Air limbah pada proses
13

produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan

proses produksi tahu, penyaringan dan pengepresan/ pencetakan tahu.

Sebagian besar air limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah

cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey).

Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini

sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga

menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan

D. Karakteristik Air limbah Tahu

Limbah industri tahu ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni karakteristik

fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu, warna dan bau.

Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu buangan

industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu air limbah tahu pada

umumnya lebih tinggi dari air bakunya yaitu 40 0C sampai 460C. Suhu meningkat di

lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan

gas lain, kerapatan air, visikositas dan tegangan permukaan. Efendi (2003)

menyebutkan bahwa kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di

perairan adalah 20 0C – 30 0C.

Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada

umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut

dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Diantara senyawa-senyawa

tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar (Nurhasan dan

Pramudyanto, 1987), yang mencapai 40% - 60% protein, 25% - 50% karbohidrat, dan

10% lemak (Sugiharto,1987). Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin

banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit

diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan

besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD.

Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat
14

pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga (Greyson,

1990;Welch, 1992)

Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan.

Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya

biasanya rendah (Nurhasan dan Pramudya, 1987). Pada umumnya konsentrasi ion

hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari

limbah tahu, yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/ l. Sehingga

masuknya air limbah tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di

perairan tesebut. Gas-gas yang biasa di temukan dalam limbah adalah Nitrogen (N2),

Oksigen (O2), Hidrogen Sulfida (H2S), Amonia (NH3), Karbondioksida CO2) dan Metana

(CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat

di dalam air buangan.

E. Dampak Air Limbah Tahu

Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu

adalah gangguan terhadap kehidupan biotik, turunnya kualitas air perairan akibat

meningkatnya kandungan bahan organik. Aktivitas organisme dapat memecah molekul

organik yang kompleks menjadi molekul organik yang sederhana. Bahan anorganik

seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai makanan oleh tumbuhan yang

melakukan fotosintesis. Selama proses metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,

sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan

segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh aerasi dari udara.

Sebaliknya jika konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi

anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa Amonia, Karbondioksida,

Asam Asetat, Hirogen Sulfida, dan Metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat toksik

bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap keindahan

(gangguan estetika) yang berupa rasa tidak nyaman danmenimbulkan bau

(Herlambang, 2002).
15

Air limbah yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut,

akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan

terhadap kesehatan, karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk

tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu

sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya

menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit

pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur

maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai,

maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan gangguan

kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya,

khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak

baik (Kaswinarni, 2007).

F. Parameter Limbah Industri Tahu

Sebagian besar sumber air limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu

adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air didih.

Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Air limbah

ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga

menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber air limbah lainnya berasal dari

pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pemasakan dan larutan bekas

rendaman kedele. Jumlah air limbah tahu yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu

kirakira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan beban pencemarannya kira-kira

sebesar 30 kg Total Suspended Solids (TSS)/ kg bahan baku kedelai , Biologycal

Oxygen Demand (BOD) 65 gr/kg bahan baku kedelai (Potter, C.Soeparwadi, M & Gani

A. 1994). Untuk pengendalian pencemaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, untuk air limbah tahu tertera pada tabel 1 berikut

ini :
16

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Tahu

Parameter Kadar (mg/L) Beban (kg/ton)


BOD 150 3

TSS 200 4

Ph 6-9

Debit Max 20 m3/ton

G. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori


BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Kerangka Konsep

1. Komponen Penyusun

a. Input

Komponen yang dimasukan ke dalam penelitian ini adalah air limbah home

industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Kecamatan Lemahabang Kabupaten

Cirebon.

b. Proses

Proses dalam penelitian ini pemeriksaan kualitas air limbah tahu yang ada

di home industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Kecamatan Lemahabang Kabupaten

Cirebon.

c. Ouput

Kesuaian kualitas limbah cair home industry tahu z dengan baku mutu

Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah

2. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

17
3. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Alat Satuan/


No Variabel Cara Ukur Skala
Operasional Ukur Kategori
1 Air Limbah Air buangan hasil Obse- Wawancara - Sesuai Nominal
kegiatan produksi rvasi dengan - Tidak
tahu menggunakan Sesuai
kuesioner
2 Debit Air Banyaknya air Gelas Pengukuran - Banyak Ordinal
Limbah yang dihasilkan Ukur dengan gelas - Cukup
dari proses prod- ukur dan stop- - Sedikit
uksi tahu setiap watch
hari
3 Pengo- Proses penghilan- Obse- Pengamatan - Ada Nominal
lahan Air gan kontaminan rvasi - Tidak
Limbah dari air limbah dan ada
limbah
4 pH Drajat keasaman pH stik Pemeriksaan - Asam Ordinal
air limbah - Netral
- Biasa
o
5 Suhu Kondisi yang me- Thermo Pemerikasaan C Interval
nunjukkan panas meter
atau dingin suatu
sampel air limbah
6 BOD Jumlah oksigen Metode Pemeriksaan mg/L Rasio
yang dibutuhkan Winkler
mikroorganisme
untuk mengrangi
air limbah
7 TSS Residu dari pad- Metode Pemeriksaan mg/L Rasio
atan total yang Gravi-
tertahan metri
8 Baku Mutu Peraturan yang
Air Limbah mendasar pengo-
lahan air limbah
industri tahu di
Desa Cipeujeuh
Kelurahan Lema-
habang Kabup-
aten Cirebon

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deksriptif dengan mengamati

kondisi home industry tahu dan pembuangan air limbah home industry tahu. Penelitian

ini dilakukan dengan pengumpulan data lapangan dan laboratorium yang dianalisis

kemudian dibandingkan dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

18
C. Ruang Lingkup

1. Waktu

Tahap penulisan proposal penelitian

a. Tahap Persiapan : September – Desember 2018

1) Pembuatan proposal

2) Revisi proposal

b. Tahap Pelaksanaan : Desember – Febuari 2019

1) Survey ke lokasi penelitian

2) Pengambilan data

c. Tahap Penyelesaian : Maret – April 2019

1) Pengolahan data

2) Analsisi data

3) Penyelesaian Tugas Akhir

4) Perbaikan dan penyerah Tugas Akhir

2. Lokasi

Lokasi penelitian adalah Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Kecamatan

Lemahabang Kabupaten Cirebon.

3. Materi

Lingkup materi penelitian ini adalah pembuangan air limbah Home Industry

Tahu Z di Desa Cipeujeuh Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Penelitian

ini meliputi pengambilan sampel pada outlet dan badan air sungai sebelum.

Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas air limbah industri tahu adalah

pH, suhu, BOD dan TSS.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sampel air limbah Home Industry Tahu Z di Desa

Cipeujeuh Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Peneliti menetapkan untuk

pengambilan sampel menggunakan metode grab sampling, dimana Sampel yang


diambil secarang langsung dari efluen yang sedang di pantau. Sampel ini hanya

menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel.

E. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Umum

Data umum berisikan data gambaran umum mengenai Desa Cipeujeuh

Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, kondisi geografis, kondisi

topografi dan demografi.

b. Data Khusus

Data khusus berisikan data proses pembuatan tahu beserta unit-unit sumber air

limbah, debit air limbah, parameter pencemar air limbah seperti suhu, pH, kadar

BOD, dan kadar TSS kemudian dibandingkan dengan baku mutu air limbah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.

2. Sumber

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pemeriksaan laboraturium

untuk mengetahui debit air, kadar pH, suhu, BOD, dan TSS.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik home industry

tahu dan data dari Kepala desa Cipeujeuh Wetan.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan menggunkan kuesioner penelitian tentang air

limbah dengan pemilik home industry tahu z.

b. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung menggunakan checklist

pada air limbah.


c. Pengukuran

Pengukuran terhadap parameter kualitas air limbah ini dilakukan dengan cara

pengambilan sampel air limbah kemudian melakukan pemeriksaan di

laboratorium untuk memperoleh data.

4. Istrumen Pengumpulan Data

a. Kuisioner.

b. Checklist.

c. Alat pengambilan sampel.

d. Alat laboratorium.

F. Pengolahan Data

1. Editing

Kegiatan pengecekan semua data yang sudah terkumpul untuk menghindari

kesalahan dan kekurangan.

2. Coding

Pemberian kode terhadap masing-masing data untuk memudahkan dalam

membedakan data.

3. Tabulation

Tabulasi data dengan menggunakan Microsof Excell dan disajikan dalam

bentuk table untuk keperluan analisis.

4. Saving

Penyimpanan data dapat dilakukan di hardisk dan flasdisk

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan

ketentuan yang terdapat pada peraturan tentang baku mutu air limbah yang boleh

dibuang ke badan air dan kualitas badan air sungai. Peraturan yang digunakan adalah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.


H. Etika Penelitian

1. Informed Consend

Lember persetujuan ini diberikan kepada responden. Tujuanya agar subjek

mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek mengizinkan, maka harus

menandatangani lembar persetujuan yang telah diberikan, jika subjek menolak

maka peneliti tidak melakukan tindak pemaksaan dan menghormati haknya.

2. Anonimity

Menjaga kerahasiaan peneliti terhadap responden dengan tidak

mecantumkan nama responden disamarkan dengan inisial atau kode

3. Confidentiality.

Kerahasian informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


BAB IV

HASIL

A. Data Umum

Desa Cipeujeuh Wetan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Lemahabang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 2.149 Ha

dan terletak pada ketinggian 29,9 mpdl. Penduduk di Desa Cipeujeuh Wetan sebanyak

57.111. Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebagian

mata pencarian warga di desa tersebut adalah wirausaha salah satunya home industry

tahu. Desa Cipeujeuh Wetan terdapat banyak home industry tahu, jumlah home industry

± 100 unit yang ada di Desa Cipeujeuh Wetan belum termasuk home industry tempe

dan intip tahu. Salah satu dari 100 unit home industry tahu yaitu home industry Tahu Z

memiliki kapasitas kedelai yang digunakan yaitu 10-40 kg/ hari, sehingga menghasilkan

limbah cair yang tanpa pengolahan limbah di sekitar sungai Ciputih, meskipun sungai

ini mengalir pada daerah pemukiman padat. Home industry tahu tersebut sudah

beroperasi cukup lama, tetapi tidak ada belum memiliki pengolahan air limbah.

B. Data Khusus

1. Proses Pembuatan Tahu

Secara umum pembuatan tahu di Home Industry Tahu z adalah sebagai

berikut :

a. Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan

denganmenggunakan air bersih yang berasal dari PDAM.

b. Perendeman dalam air sehingga kedelai mengambang dan cukup lunak untuk

digiling, lama perendeman berkisar 4-10 jam.

c. Pencucian dengan air bersih, jumlah yang digunakan tergantung pada besarnya

atau jumlah kedelai yang digunakan

23
d. Penggilingan kedelai dengan menggunakan mesin giling, untuk memperlancar

penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding dengan

jumlah kedelai.

e. Pemasakan kedelai dilakukan dengan uap di atas bak berbentuk bundar yang

terbuat dari semen yang dibagian bawahnya terdapat uap panas.

f. Penyaringan bubur kedelai dimasukan ke kain blacu atau mori kasar.

g. Setelah dilakukan penyaringan maka akan dihasilkan limbah padat berupa

ampas tahu dan kemudian air saringan yang dihasilkan itulah yang nantinya

akan menjadi tahu dengan ditambahkan larutan asam cuka.

h. Tahu yang ditambahkan larutan asam cuka, selanjutnya proses percetakan dan

pengepresan.

i. Setelah proses percetakan selesai, tahu yang sudah jadi dilakukan pemotongan

di dalam air dan dilakukan cepat agar tahu tidak hancur.

Berdasarkan hasil pengamatan sumber air limbah di Home Industry Tahu Z

dihasilkan dari proses pencucian kedelai, perendeman dan pembuangan cairan.

2. Debit Air Limbah Home Industry Tahu Z

Debit air pada outlet dengan menggunakan metode takaran atau alat gelas

ukur 2 L yang ditaruh para saluran outlet, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 2

L gelas ukur adalah 27 detik, sehingga hasil perhitungan debit air perdetik adalah

0,074 l/ detik. Debit yang dihasilkan untuk satu hari adalah 6.393,6 l/ hari.

3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Home Indsutry Tahu

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Kota Cirebon

dengan parameter pH, suhu, BOD dan TSS didapatkan hasil sebagai berikut :

a. pH

Hasil pemeriksaan kualitas kimia air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil pH pada outlet

yaitu 4,14.
b. Suhu

Hasil pemeriksaan kualitas fisik air limbah home industry Tahu Z tahu oleh UPTD

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil suhu pada outlet

yaitu 26,6oC.

c. BOD

Hasil pemeriksaan kualitas air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil BOD pada outlet

yaitu 728 mg/ l.

d. TSS

Hasil pemeriksaan kualitas air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD

Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil TSS pada outlet

yaitu 1067 mg/ l.

Rangkuman dan standar kualitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil pengukuran pH, BOD, TSS dan suhu air limbah Home Industry

Tahu Z di outlet

No. Parameter Standar Hasil Pengukuran


1. BOD 150 mg/l 728 mg/
2. TSS 200 1067 mg/l
3. Suhu - 26
4. pH 6-7 4,14
BAB V

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Desa Cipeujeuh Wetan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Lemahabang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 2.149 Ha

dan terletak pada ketinggian 29,9 mpdl. Penduduk di Desa Cipeujeuh Wetan sebanyak

57.111. Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sebagian

mata pencarian warga di desa tersebut adalah wirausaha salah satunya home industry

tahu. Desa Cipeujeuh Wetan terdapat banyak home industry tahu, jumlah home industry

± 100 unit yang ada di Desa Cipeujeuh Wetan belum termasuk home industry tempe

dan intip tahu. Salah satu dari ± 100 home industry tahu yang ada di Desa Cipeujeuh

Wetan yaitu home industry tahu z yang berlokasi di pinggir sungai dan juga berada di

daerah pumikiman. Home industry tahu z sudah beroperasi lama dan memiliki kapasitas

kedelai yang digunakan yaitu 10-40 kg/ hari. Selama produksi berlansung selain

menghasilkan tahu juga menghasilkan limbah yang berupa limbah padat dan air limbah.

Air limbah yang dihasilkan dari home industry Tahu Z tidak memiliki pengolahan limbah,

jadi air limbah dibuang langsung ke sungai ciputih atau sungai yang berada di belakang

home industry tahu. Aliran sungai yang sudah tercampur dari air limbah melewati

daerah pemukiman yang padat. Berdasarkan hasil observasi tempat Home Industry

Tahu Z memeliki kondisi bangunan yang tidak baik. Kegiatan memproduksi tahu di

Home Industry Tahu Z dimulai pagi hari, tidak terdapat pengolahan air limbah dan tidak

ada pemanfaatan pembuatan oncom atau tauco.

B. Proses Pembuatan Tahu

Secara umum pembuatan tahu di home industry adalah sebagai berikut:

1. Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi. Pembersihan dilakukan

denganmenggunakan air bersih yang berasal dari PDAM.

26
2. Perendeman dalam air sehingga kedelai mengambang dan cukup lunak untuk

digiling, lama perendeman berkisar 4-10 jam.

3. Pencucian dengan air bersih, jumlah yang digunakan tergantung pada besarnya

atau jumlah kedelai yang digunakan

4. Penggilingan kedelai dengan menggunakan mesin giling, untuk memperlancar

penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah

kedelai.

5. Pemasakan kedelai dilakukan dengan uap di atas bak berbentuk bundar yang

terbuat dari semen yang dibagian bawahnya terdapat uap panas.

6. Penyaringan bubur kedelai dimasukan ke kain blacu atau mori kasar.

7. Setelah dilakukan penyaringan maka akan dihasilkan limbah padat berupa ampas

tahu dan kemudian air saringan yang dihasilkan itulah yang nantinya akan menjadi

tahu dengan ditambahkan larutan asam cuka.

8. Tahu yang ditambahkan larutan asam cuka, selanjutnya proses percetakan dan

pengepresan.

9. Setelah proses percetakan selesai, tahu yang sudah jadi dilakukan pemotongan di

dalam air dan dilakukan cepat agar tahu tidak hancur.

C. Debit Air Limbah Metode Takaran

Hasil pengukuran debit air limbah Home Industry Tahu Z dengan menggunakan

takaran gelas ukur adalah 2 liter sampel air limbah dibutuhkan waktu 27 detik,

perhitungan debit limbah selama produksi yaitu :

𝑉 2
𝑄= = = 0,074 𝑙⁄ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑇 27

𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,074 𝑥 86400 = 6.393,6 𝑙⁄ℎ𝑎𝑟𝑖

Debit yang dihasilkan dari home industry Tahu Z dalam sehari adalah 6.393,6 l/

hari atau 6,3936 m3/ hari


D. Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Home Industry Tahu Z

1. pH

a. Kualitas Outlet

Tabel 5. 1 hasil pengukuran pH outlet

Parameter Standar Hasil Pengukuran


pH 6-7 4,14

Hasil pemeriksaan pH air limbah Home Industry Tahu Z pada outlet didapatkan

hasil 4,4.Kadar maksimum pH air limbah pada outlet menurut Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu Air Limbah adalah

6-9. Hal ini berarti kualitas parameter pH tidak baik pada outlet home industry

tahu z Desa Cipeujeuh Wetan tidak memnuhi standar baku. Nilai pH tersebut

dipengaruhi oleh adanya buangan limbah organik dan anorganik. Kenaikan pH

disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam mereduksi bahan organik.

Bahan organik difermentasi oleh mikroorganisme hidroltik menghasilkan bahan

organik kompleks menjadi lebih sederhana, pada proses ini tidak merubah nilai

BOD (Eckenfelder, 1989). Rentang pH 6-8 dapat membuat aktifitas

mikroorganisme akan berlangsung sangat baik, dengan kata lain peningkatan

pH akan mempercepat pembusukan, sehingga mempercepat perombakan dan

secara tidak langsung akan mempercepat penurunan zat pencemar (MetCalf

dan Eddy, 2003).

b. Upaya Penanganan

Untuk menetralkan kadar pH terdapat 2 cara yiatu secara kimia dan alami.

Menetrakan kadar pH secara alami dengan cara menggunakan batu kapur dan

batu arang, sementara menetralkan pH secara kimia dengan menggunakan

soda ash (Natrium Karbonat) dan soda kue.


2. Suhu

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Suhu Outlet

Parameter Hasil Pengukuran


Suhu 26,8 oC

Suhu yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan fisik air limbah home industry

tahu z baik pada outlet yaitu 26,8 oC. Keadaan suhu yang demikian masih baik.

3. BOD

a. Hasil Pemeriksaan

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran BOD Pada Outlet

Parameter Hasil Pengukuran Standar


BOD 728 mg/ l 150 mg/ l

Hasil pemeriksaan kimia BOD air limbah Home Industry Tahu Z pada outlet yaitu

728 mg/l/. Kadar maksimum BOD air limbah pada outlet menurut Peraturan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu

Air Limbah adalah 150 mg/l. hal ini berarti kualitas parameter BOD pada outlet

Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan tidak memenuhi standar baku

mutu yang ditetapkan dan sangat mempengaruhi kualitas BOD pada air sungai.

Kadar bahan organik yang melebih standar baku mutu dikarenakan bahan-

bahan organik yang terdapat pada air limbah tahu pada umumnya sangat tinggi

berupa protein, karbohidrat dam lemak.

b. Upaya Penanganan

Salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar

BOD pada air limbah tahu yaitu dengan proses biologi. Proses ini memanfaatkan

aktivias mikroorgnisme untuk mendegradasi zat-zat yang terkandung di dalam

air limbah, selain menggunakan aktivitas biologi dapat juga dengan cara

membuat pengolahan IPAL biogas. IPAL biogas dapat menghasilkan gas

metana yang dimana bisa di manfaatkan untuk memasak.


4. TSS

a. Kualitas Outlet

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran TSS Outlet

Parameter Hasil Pengukuran Standar


TSS 1067 mg/ l 200 mg/ l

TSS yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan fisik air limbah Home Industry Tahu

Z pada outlet yaitu 1067 mg/l. Kadar maksimum TSS limbah cair pada outlet tahu

menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang

Baku Mutu Air Limbah adalah 200 mg/l. Hal ini berarti kualitas parameter TSS

pada outlet Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan tidak memenuhi

standar baku mutu yang di tetapkan. Fenomena ini mengidentifikasi adanya

pengaruh kegiatan industri tahu terhadap peningkatan padatan tersuspensi atau

TSS. Dampak dari kadar TSS yang tinggi dapat menghalangi masuknya sinar

matahari ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis.

b. Upaya Penaganan

Salah satu upaya penurunan kadar TSS dengan menggunakan proses

sedimentasi. Proses sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan

memanfaatkan gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar

kolam pengendapan, sedangkan air murni berada di atas. Untuk mempercepat

proses pengendapan perlu ditambahkan bahan koagulan seperti tawas agar

terbentuk flock yang dapat mengendap.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proses pembuatan tahu secara umum ada diantaranya pembersihan kedelai,

perendaman kedelai, pencucian kedelai, penggilingan kedelai, pemasakan kedelai,

penyaringan kedelai, penggumpalan tahu, percetekan tahu dan pemotongan tahu

2. Kualitas pH pada air limbah tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 4,14.

3. Hasil pemeriksaan suhu pada outlet didapatkan

4. Debit air limbah Home Industry Tahu Z dengan mengunakan metode takaran adalah
3
6,3936 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖.

5. Kualitas fisik parameter BOD pada air limbah yang berasal dari home industry tahu

z didapatkan hasil yang tidak memnuhi syarat yaitu 728 mg/ l.

6. Kualitas fisik parameter TSS pada air limbah yang berasal dari home industry tahu

z didapatkan hasil yang tidak memnuhi syarat yaitu 1.067 mg/ l.

B. Saran

1. Sebaiknya Pengerajin tahu mengetahui dampak dari buangan air limbah tahu ke

lingkungan.

2. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon melakuakan pengerahan tentang

dampak dari buangan air limbah ke pengerajin tahu.

3. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon melakukan pengawasan terhadap

pengerajin tahu.

4. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon lebih tegas dalam mengatasi

pengolahan air limbah yang masih membuang air limbahnya langsung ke sungai.

5. Pengerajin Home Industry tahu membuat pengolahan air limbah tahu menjadi

biogas secara komunal.

31
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts G., dan Santika S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya, Indonesia: Usaha
Nasional.

Anonim. . Industri. Diakses November 2018, 2018. https://kbbi.web.id/industri.

—. Kedelai. Diakses November 12, 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai.

—. Limbah Industri. Diakses November 2018, 2018. https://kbbi.web.id/limbah.

—. pH. Diakses November 2018, 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/PH.

—. Suhu. Diakses November 12, 2018. https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/ Materi:


Suhu.

—. . Tahu. Diakses November 12, 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Tahu.

—. . Total Suspended Solid. Diakses November 12, 2018. https://environmental


chemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/.

A.S Dwi Saptati, and Nurul F. Himma. 2018. Perlakuan Fisiko-Kimia Limbah Cair Industri.
Malang: UB Press.

Betty Srie Laksmi Jenie. 2007. Penanganan Limbah Industri Pangan. Bogor: PAU Pangan
dan Gizi IPB.

Drs. R. Soetarno 1982. Membuat Tahu Sendiri. Surabaya: CV Warga.

Elisa Dhani Saputri. 2018. Studi Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet PTPN IX Kebun
Siluwok Kabupatn Batang 2018. Purwokerto: Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan
KesehatanLingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang.

Fibria Kaswinami. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair. Semarang:
Thesis Master. Program Pasca Sarjana.

Hefni Efendi. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Herlambang. Teknologi Pengolahan Sampah dan air limbah. Accessed November 14,
2018. jurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/281/ 280.

Nur Hidayat. 2016. Bioproses Limbah Cair. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air. 2014.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu.

32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan.

Putri Puspita Purnama Sari. 2016. Studi Kualitas Limbah Cair Home Industri Tahu Di
Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016.
Karya Tulis Ilmiyah Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Semarang.

Sakti A Siregar. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: UI Press.

Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986.

Tri Cahyono. 2018. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Purwokerto: Kementrian Kesehatan
RI Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


`

LAMPIRAN

Lampiran 1

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

PEDOMAN WAWANCARA BAGI PENGUSAHA HOME INDUSTRY TAHU Z

A. Data Umum

1. Nama Pengusaha : RH

2. Alamat : Desa Cipeujeuh Wetan

B. Data Khusus

1. Apakah produksi tahu dilakukan setiap hari?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika tidak, maka proses produksi dilakukan berapa hari sekali?

3. Apakah home industry dibersihkan setelah produksi selesai?

a. Ya

b. Tidak

4. Kapan waktu proses produksi tahu dilaksanakan?

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore hari

5. Adakah kendala dalam proses produksi?

a. Ya

b. Tidak

6. Jika ya, maka sebutkan kendala tersebut?

7. Apakah dilakukan penanganan limbah terhadap air limbah yang dihasilkan?

a. Ya

b. Tidak

34
`

8. Bila ya, bagaimana penanganan limbahnya?

9. Masalah atau keluhan apakah yang dirasakan baik oleh pengusaha tahu sendiri

maupun masyarakat sekitar dengan membuang limbah cair langsung ke

lingkungan tanpa penanganan terlebih dahulu ?

a. Bau

b. Kekeruhan air

c. Pencemaran air

10. Dari keluhan tersebut apakah sudah berdampak pada kesehatan baik dari

pengusaha tahu sendiri maupun masyarakat sekitar?

a. Sudah

b. Belum

(Sumber: Putri Puspita Purnama Sari, Studi kualitas limbah cair home industry tahu di

kelurahan kalikabong kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga)

35
`

Lampiran 2

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

CHECKLIST

Nama Home Industry : RH

Alamat : Desa Cipeuejeuh Wetan

No. Variabel Komponen yang di nilai Ya Tidak


A. Lokasi &
Bangunan Lokasi

1. Lokasi Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak V


sedikitnya 500 meter dari sarang lalat/ tempat
pembuangan sampah serta tidak tercium bau
busuk atau tidak sedap yang berasal dari
sumber pencemaran.
2. Bangunan a. Kuat, aman, terpelihara V
b. Bersih dan bebas dari barang-barang yang
tidak berguna atau barang sisa V

3. Lantai a. Kedap air, rata, tidak licin V


b. Tidak retak, terpelihara dan mudah V
dibersihkan
4. Dinding a. Dinding dan langit-langit dibuat dengan V
baik, terpelihara dan bebas dari debu
(sarang laba-laba)
b. Bagian dinding yang kena percikan air V
dilapisi bahan kedap air setinggi 2 (dua)
meter dari lantai
B. Pencahayaan

Pencahayaan Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan V


tidak menimbulkan bayangan. Kuat cahaya
setidaknya 10 Fc pada bidang kerja
C. Penghawaan
Ventilasi a. Baik/ tidak rusak V
b. Tidak pengap V
D. Karyawan

Karyawan a. Semua karyawan yang bekerja bebas dari V


penyakit menular, seperti penyakit kulit,
bisul, luka terbuka dan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA)
b. Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong
pendek, bebas kosmetik dan perilaku yang V
higeienis. Pakian kerja, dalam keadaan

36
`

bersih, rambut pendek dan tubuh bebas


perhiasan
E. Air Bersih

Air Bersih a. Sumber air bersih aman V


b. Jumlah cukup dan bertekanan V

F. Pengolahan
Limbah
1. Limbah Cair a. Dialirkan : V
- IPAL
- Sungai
- Kolam ikan
b. Saluran pembuangan dilengkapi dengan V
penangkap lemak (Grease Trap)
2. Limbah Padat Adanya Pemanfaatan untuk pembuatan V
oncom, pakan ternak, dll.

(Sumber: Putri Puspita Purnama Sari, Studi kualitas limbah cair home industry tahu di

kelurahan kalikabong kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga)

37
`

Lampiran 3

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Prosedur Pemeriksaan TSS

A. Metode : Gravimetri

B. Prinsip :

Partikel tersuspensi akan tertahan oleh saringan dari kertas saring wathman. Jumlah

zat tersupensi yang tertahan dalam filter tersebut di timbang dengan timbangan analitik

merupakan zat padat tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS)

C. Reaksi :-

D. Alat :

a) Timbangan Analitik

b) Desikator

c) Oven sd 250oC

d) Gelas ukur 100 ml

e) Gelas kimia 300 ml

f) Corong gelas 1 buah

g) Pejepit stenles steel

E. Bahan :

a) Kertas saring Wathman

b) Aquadest

F. Cara Kerja :

a) Penyiapan kertas saring

Ambil kertas saring Wathman dan masukin ke dalam oven suhu 103 – 105oC

selama satu jam, ambil dan masukan ke dalam desikator selama 15 menit. Ambil

dan timbang dengan telti.

38
`

b) Perlakuan sampel

Ambil sampel sebanyak 50 ml dan saring dengan kertas saring yang telah

diketahui beratnya sampai asat. Setelah asat kertas saring beserta filtratnya

masukan kedalam oven suhu 103 – 105oC selama satu jam, ambil dan masukan

ke dalam desikator selama 15 menit, dan timbang dengan teliti.

Hitung jumlah zat tersuspensinya dengan rumus :

1000
TSS = x (b − a) mg/lt
50

(Sumber: SNI 06-6989.3-2004)

39
`

Lampiran 4

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Prosedur Pemeriksaan Biological Oxygen Demand (BOD)

A. Pendahuluan

1. Tujuan : untuk mengetahui kebuthan oksigen untuk mereaksikan zat organik secara

biologik

2. Metode Titrasi cara Winkler

3. Tinjauan teori : pelajaran

B. Pelaksanaan

1. Bahan :

− Air sample − Aquadest

− Larutan, buffer phospat − Larutan MgSO4

− Larutan CaCl2 − Larutan FeCl3

− Larutan bibit − Larutan MnCl2

− Larutan pereaksi O2 − Larutan H2SO4

− Larutan Nathiosulfat − Larutan Kanji

2. Peralatan :

− Pipet ukur − Pipet tetes

− Buret − Statif

− Inkubator − Gelas ukur

− Aerator − Botol Oksigen

− Labu Erlenmeyer

3. Cara Kerja :

a. Penetapan Angka Permanganat (zat organik). Penetapan ini bertujuan untuk

mendapatkan perkiraan pengenceran pada penetapan BOD, misal:

40
`

Bila angka permanganat = 100 mg/L/KmnO4 , maka pengenceran sebagai

berikut:

100
P1 = 35 x
3
100
P2 = 20 x
3
100
P3 = 15 x
3

Cara penetapan seperti penetapan zat organik

b. Pembuatan Larutan Pengencer

Kedalaman tiap – tiap liter aquadest tambahakan masing – masing 1 ml lar buffer

phospat, 1 ml lar MgSO4 , 1 ml CaCl2 , 1 ml lar FeCL3 dan 1 ml lar bibit. Kemudian

aerasikan selama 30 menit dalam unti aerator.

c. Pengencer

Untuk tiap pengencer di perlukan sekitar 650 – 700 ml hasil pengencer. Misal

untuk pengencer 35 x, maka : 1/35 x 700 = 20 ml sampel air 34/35 x 700 = 680

ml pengencer. Campurkan seluruhnya sampai homogen dan masukan kedalam

botol oksigen sampai penuh dan catt asing – masing nomor dan volume botol

yang dipakai. Lakukan seperti itu, untuk pengencer yang lain

d. Pemeriksaan Oksigen Terlarut

Setelah pengencer selesai, maka masing – masing botol dipisahkan untuk tiap

– tiap nomor pengencer, juga tidak ketinggalan untuk blanko. Satu bagian

disimpan dalam inkubator selama 5 hari dan suhu 200 C dan bagian yang lain

lakukan pemeriksaan oksigen terlarutnya. Caranya sama dengan bab

pemeriksaan oksigen terlarut pada bab sebelumnya yaitu :

1) Tambahkan 2 ml larutan MgSO4

2) Tambahkan 2 ml larutan pereaksi O2 (PO2)

3) Bila O2 ada teruskan dengan menambahkan 2 ml larutan H2SO4 pekat

sehingga endapan larut berwarna kuning jerami.

41
`

4) Pindahkan larutan tersebut ke labu erlemeyer dan titrasi dengan nathrium

thisulfat sehingga berwarna kuning muda (catat banyaknya titrasi)

5) Tambahkan indikator amilum 2-3 ml sehingga berwarna biru kegelapan

6) Titrasi dengan larutan Nathrium Thiosulfat hingga warna biru kegelapan tepat

hilang (catat banyaknya titrasi) untuk disimpan dalam inkubator, lakukan

seperti tersebut diatas bial waktunya telah 5 hari.

C. PEMBAHASAN

Perhitungan

BOD = P ( (C – D) – (A - B) )

P = besar pengenceran

A = DO0 blanko

B = DO5 blanko

C = DO0 sample P

D = DO5 sample P

(Sumber: SNI 6989.72:2009)

42
Lampiran 5

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Prosedur Pemeriksaan Suhu


A. Alat

Thermometer air

B. Bahan

Sampel air limbah

C. Cara Kerja

1. Celupkan thermometer air kedalam sampel air limbah selama 1 – 2 menit

2. Baca angka yang tertera pada thermometer

3. Catat hasilnya

(Sumber: SNI 06-6989.23-2005)

43
Lampiran 6

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Prosedur Pemeriksaan pH

A. Alat

pH stickmeter

B. Bahan

Sampel air limbah

C. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil stick indicator dan celupkan kedalam air limbah yang akan di periksa pHnya,

celupkan kurang lebih selama 1 – 3 menit

3. Setelah dicelupkan angkat dan cocokan dengan warna universal yang ada di

belakang kemasan

4. Catat pH limbah cair yang sudah diperiks

(Sumber: SNI 06-6989.11-2004)

44
Lampiran 7

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Prosedur Pengambilan Sampel Limbah

A. Alat

Botol sampel

Label

B. Bahan

Sampel air limbah

C. Cara Kerja

1. Siapkan botol sampel

2. Sebelum mengambil air sampel, botol dibilas terlebih dahulu dengan air sampel

sebanyak 3 kali

3. Ambil sampel pada titik pengambilan, saat pengambilan sampel jangan sampai

terjadi aerasi

4. Setelah botol sampel terisi penuh, angkat dan tutup botol

5. Botol yang berisi sampel air limbah diberi label

6. Kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa

(Sumber: SNI 06-6989.11-2004)

45
Lampiran 8

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Dokumentasi

Tempat Home Industry Tahu Z

Pembuangan Limbh Home Industry Tahu Z

46
Lampiran 9

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Hasil UPTD Laboratoium Kesehatan Daerah Kota Cirebon

47
Lampiran 10

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air
Limbah

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN
KEDELAI
Pengolahan Kedelai

Parameter Kecap Tahu Tempe

Kadar *) Kadar *) Kadar *) Kadar *) Kadar *) Kadar *)


(mg/ l) (kg/ ton) mg/ l (mg/ l) (mg/ l) (kg/ ton)

BOD 150 1,5 150 3 150 1,5

COD 300 3 300 6 300 3

TSS 100 1 200 4 100 1

pH 6–9
Kualitas air
limbah
10 20 10
paling tinggi
(m3/ ton)

Keterangan :
1) *) Kecuali untuk pH
2) Satuan kuantitas air limbah adalah m3 per ton bahan baku
3) Satuan beban adalah kg per ton bahan baku

48
Lampiran 11

“STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH

WETAN KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019”

Pengolahan Biogas Air Limbah Tahu

Gambar Pengolahan Biogas Air Limbah Tahu

Sumber : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI BAHAN


BAKAR ALTERNATIF(Sri Subekti)

49

Anda mungkin juga menyukai