Oleh:
Fikri Trijulianto
P1337433116061
Oleh:
Fikri Trijulianto
P1337433116061
i
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
ii
Health Polytechnic of Semarang
Departement of Environmental Health
Program Study Diploma III of Environmental Health
Final Project, Mei 2019
Abstract
iii
TUGAS AKHIR
Oleh:
FIKRI TRIJULIANTO
NIM: P1337433116061
Agama : Islam
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Studi
Kualitas Air Limbah Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan
Tujuan tugas akhir penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan dan mampu mengaplikasikan
ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah untuk dapat diterapkan di lapangan.
Dalam penyelesaian tugas akhir penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan baik
materi maupun moril dari pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Marsum, BE., S.Pd., MHP., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
3. Bapak Suparmin SST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
menimba ilmu.
8. Kepada pengusaha Home Industri Tahu Z yang telah mengizinkan untuk meneliti.
menimba ilmu.
10. Ibu Tri Marthy Mulyasari, S.SiT., M.Kes., selaku Pembimbing Akademik.
ix
x
DAFTAR ISI
Abstrak ......................................................................................................................... ii
LEMBAR
LEMBAR
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
D. Manfaat Peneliti......................................................................................... 4
A. Pengertian ................................................................................................. 5
xi
C. Sumber Air Limbah Tahu........................................................................... 12
D. Subjek Penelitian....................................................................................... 19
E. Pengumpulan Data.................................................................................... 20
F. Pengolahan Data....................................................................................... 21
H. Etika Penelitian.......................................................................................... 22
B. Data Khusus.............................................................................................. 23
D. Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Home Industry
Tahu Z ....................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ............................................................................................... 31
B. Saran ........................................................................................................ 31
LAMPIRAN ................................................................................................................... 34
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil pengukuran pH, BOD, TSS dan suhu air limbah Home Industry Tahu Z di
outlet ....................................................................................................................... 25
5.1 hasil pengukuran pH outlet ..................................................................................... 28
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kuisioner.................................................................................................................... 34
8 Dokumentasi .............................................................................................................. 46
10 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air Limbah .................................................................................................................... 48
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka
ragam, baik dari sektor pertanian, kerajinan tangan, makanan, properti, dan lain
industri kecil ini disebut juga home industry. Salah satu home industry yang ada di
Home industry tahu adalah pengolahan kedelai menjadi tahu dengan proses
dengan pencemaan lingkungan, pencemaran lingkungan dapat terjadi mulai dari proses
penyiapan bahan, produksi, maupun air limbah dari industri. Kebijakan mengenai air
limbah industri telah diatur dalam permen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah, pengolahan limbah domestik wajib memenuhi baku mutu air limbah.
Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu berupa limbah padat dan air
limbah. Air yang digunakan sebagai bahan cuci dan merebus kedelai untuk proses
produksinya, akibatnya dari besarnya air yang digunakan untuk proses pembuatan tahu
,maka air limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Kandungan yang ada dalam air
limbah tahu sebagian besar dari bahan bahan-bahan organik yang tinggi terutama
protein dan asam-asam amino. Kandungan bahan organik limbah tahu tersebut dapat
menjadi summber makanan untuk pertumbuhan mikroba yang ada di sungai. Dengan
cepat dan mereduksi Oksigen terlarut yang terdapat dalam air. Standar minimum Oksi-
1
2
gen terlarut untuk kehidupan ikan adalah 5ppm dan dibawah standar ini akan
menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lain. (Betty Srie Laksmi J, 2007).
Menurut Sulastri pada tahun 2007 telah dilakukannya pemeriksaan kadar BOD5,
pH dan suhu air limbah tahu home industry di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon didapatkan hasil kadar BOD5 mencapai 186 mg/l; pH
6,5; suhu 27oC. Jika ditinjau dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah yaitu kadar BOD5 adalah
150 mg/l; pH 6-9; dan suhu 40oC. Keterangan di atas menunjukan bahwa perlu diadakan
penanganan air limbah home industri tahu yang berkelanjutan agar keberadaan industri
Air limbah yang dikeluarkan oleh industri tahu berpotensi menjadi maslaah bagi
lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri tahu di Desa Cipeujeuh Wetan
langsung ke badan air/selokan atau lingkungan, akibatnya sungai menjadi tercemar dan
berwarna hitam pekat di karenakan limbah yang dibuang oleh beberapa home industry
Masyarakat sekitar merasa tergganggu karena bau yang dikeluarkan dari sungai dan
masyarakat sudah melaporkan ke pihak desa tetapi tidak ada tindakannya, sehrusnya
pemerintah melakukan tindakan atau edukasi kepada home industry, karena dalam UU
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
Bila mengacu pada Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 bahwa kegiatan industri
ada di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon masih ada
yang belum memenuhi peraturan untuk mengelola limbahnya secara mandiri, karena
3
dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan
yang sehat bagi pencapaian drajat kesehatan dan PP Nomor 66 tahun 2014 bahwa
beranggung jawab untuk menjamin tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai
berjudul “Kualitas Air Limbah di Home Iindustry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan
B. Rumusan Masalah
Bagaiama Kualitas Air Limbah Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan proses atau cara pembuatan tahu pada Home Industry Tahu
g. Membandingkan hasil pemeriksaan laboraturium pH, suhu, BOD dan TSS air
limbah Home Industry Tahu Z dengan parameter yang ada di Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah.
4
D. Manfaat Peneliti
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Peneliti
ilmu yang didapat dari bangku kuliah khususnya dalam bidang ilmu pengolahan air
limbah.
4. Bagi Almamater
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Kacang Kedelai
2. Tahu
“Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai
3. Industri
menyatakan bahwa:
4. Industri Pangan
5
6
5. Limbah Industri
“Limbah industri adalah bahan/ barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari
aslinya, kecuali yang dapat diamakan oleh manusia”.
Limbah industri pangan adalah limbah hasil dari pengelolaan pangan yang
Limbah industri tahu adalah limbah yang bersal dari pembuangan kegiatan
pengolahan tahu, yang terbagi menjadi limbah padat dan air limbah. (Fibria
A.S. Dwi Saptati N.H. dan Nurul F. Humma (Perlakuan Fisiko-Kimia Air Limbah
“Air limbah industri merupakan salah satu sumber limbah yang sangat
berpengaruh terhadap kuliatas lingkungan. Meskipun hal ini terlah
disadari oleh pihak terkait, namun hingga saat ini masih bnayak air
limbah indsutri yang belum memenuhi baku mutu dibuang ke sungai,
danau, rawa dan lahaan. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan
lingkungan yang berakibat negative bagi ekosistem dan kehidupan
makhluk hidup”.
7
11. pH
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur,
tanah liat, logam Oksida, Sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya
13. Suhu
Sampel yang diambil secarang langsung dari badan air yang sedang di-
pantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan
sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan satu kali setiap titik dan langsung di-
periksa
digunakan adalah asam cuka, batu tahu dan larutan bibit tahu (larutan perasan tahu
Pak soet (1982, h. 33) menyatakan bahwa proses produksi tahu meliputi:
1. Memilih Kedelai
Tahu yang akan kita buat ini, supaya bener-bener memuaskan dan berkualitas
baik. Kedelai yang akan kita olah harus kedelai yang berkualitas baik. Untuk
membuat tah, kedelai putih/ kuning yang kita pakai. Kedelai ini haruslah bersih dan
2. Merendam Kedeali
Setelah pemilihan kedelai selesai, kemudian kedelai direndam dalam bak air
selama 6-7 jam agar cukup empuk untuk digiling. Bak pembersih kedelai harus
tersedia cukup air. Selama direndam, kedelai akan menjadi mekar dan kulitnya
dapat dengan mudah dilepas. Perendaman ini dapat dilakukan sejak pagi hingga
malam.
3. Mencuci Kedelai
4. Menggiling Kedelai
Kedelai yang telah cukup empuk itu kemudian dipindah ke dalam tong kayu
yang diletakkan didekat batu penggililngan agar mudah dan cepat mengambil ke-
delainya. Dengan menggunakan gayung atau senduk besar, kedelai rendaman itu
sedikit demi sedikit dimasukan ke dalam lubang bagian batu gilingan yang terus
berputar cepat, kedelai yang masuk kedalamnya tergiling sampai halus, hingga
menjadi bubur. Bubur putih itu mengalir dengan sendirinya ke dalam tong penam-
pung.
dipergunakan wajan dengan ukuran besar. Kalau perlu wajan yang disediakan lebih
dari satu agar dalam waktu singkat dapat menghasilkan tahu yang cukup banyak.
Karena bubur kedelai itu masih kental, maka untuk merebusnya perlu ditambah air.
Ukurannya satu takaran bubur kedelai dicampur satu takaran air panas. Api tungku
atau kompor tidak boleh terlalu kecil. Harus dijaga agar api tetap besar sehingga
Bubur yang dipanasi itu membusa seluruhnya. Busanya nak makin lama
bertambah tinggi. Agar busa itu tidak tumpah, bubur diaduk-aduk sehingga busa
kembali turun. Boleh juga ditambah air panas sedikit-sedikit. Tak berapa lama
kemudian bubur itu membusa lagi dan sekali lagi diaduk agar busa menurun.
Setelah bubur itu membusa dua kali, maka sudah saatnya diangkat dari wajan.
Harus diperhatikan, kalau bubur direbus terlalu lama, maka tahu yang dihasilkan
tidak seperti yang kita diharapkan, atau malahan tidak akan keluar tahunya.
6. Menyaring Bubur
Bubur yang masih memndidih itu segera diturunkan dan disaring, umtuk
menyaringnya digunakan kain blacu atau mori kasar yang telah diletakan pada
sangkar bambu. Sangkar bambu ini ditaruh terbalik menutup mulut tong kayu dan
harus diletakan sedemikian rupa agar kuat menahan bubur panas yang dituangkan
10
pada saringan itu. Setelah agak banyak, maka kain blacu itu ditutupikan pada bubur
dengan menyatukan ke tempat ujung kain. Agar bubur dapat disaring sekuat-
kuatnya, diletakanlah sebuah papan kayu pada kain itu, lalu ada satu orang naik
diatasnya dan menggoyang-goyangkan supaya terperas semua air yang masih ada
Hasil penyaringan ini berupa ampas tahu yang biasa disebut ampas tahu,
kalau perlu ampas tahu diperas sekali lagi dengan menyiram air panas. Air saringan
itu sudah kelihatan bening, maka ampas tahu itu dipindahkan ketempat lain,
Pekerjaan penyaringan ini dilakukan berkali-kali hingga sari bubur kedelai itu habis.
7. Penggumpalan Tahu
Dan cairan itulah nantinya yang akan menjadi tahu. Untuk menimbulkan tahunya,
cairan itu harus dicampuri dengan asam cuka. Cuka ini tidak berbeda dengan air
cuka yang kita pergunakan untuk membuat acar. Agar tahu yang dihasilkan tidak
asam cuka ini (1 botol asam cuka dicampur dengan ± 36 liter air). Tidak ada ukuran
yang pasti tetapi sambil mencampur kita perhatikan apakanh dalam campuran itu
telah timbul jonjot-jonjot (gumpalan putih) atau belum. Kalau sudah tampak, berarti
asam cukanya sudah cukup. Sambil menunggu agar campuran itu menjadi dingin,
Ada kalanya sebagian tambahan campuran asam cuka, dapat dituangkan juga
air kelapa atau cairan whey yang dieramkan. Yang dimaksud dengan cairan whey
adalah air yang berasal dari sari tahu bila tahunya sendiri telah menggumpal. Karena
sifatnya sebagai tambahan saja, maka tidak usah dipergunakan. Seperti yang telah
disebutkan tadi selain asam cuka dapat pula dipergunakan batu tahu sebagai
penggantinya, tetapi tahu yang dibuat dengan campuran batu tahu ini tidak akan
sepadat bila dibuat dengan asam cuka. Caranya pemakaian batu tahu ialah dengan
mencampurkan tumbukan halus batu tersebut ke dalam bubur kedelai yang telah di-
11
saring. Akhirnya nanti akan timbul jonjot-jonjot putih, tetapi tidak segera
menggumpal. Itulah calon tahu air yang memang tidak sepadat tahu pada umumnya.
8. Mencetak Tahu
Jonjot-jonjot putih yang mulai mengendap itulah nantinya akan kita cetak menjadi
tahu. Sebelum pekerjaan mencetak dilakukan, air asam yang ada di atas endapan itu
harus dipisahkan ke tempat lain tetapi jangan dibuang, sebab air asam cuka itu masih
dapat digunakan lagi. Alat cetak yang digunakan biasanya dibuat dari kayu dan
berbentuk kotak persegi. Sebelum endapan tahu dituangkan ke dalam kotak, seagai
alasnya dihamparkan kain blacu. Setelah itu kotak diisi hingga penuh dan sisa di-
hamparkan kain itu di tutupkan diatasnya., kemudian diletakkan papan penutup kotak
yang besarnya persis sama dengan kotak itu agar nantinya dapat menekan adonan itu
Pengempa ini dilakukan dengan jalan meletakkan kotak berisi adonan itu di-
bawah alat pengempa yang mampu menekan tutup kotak sedemikian rupa hingga
air yang tercampur dalam adonan itu terus habis. Pengempaan ini dilakukan selama
kurang lebih satu menit dan kemudian baru dibuka. Tahu itu sudah menjadi padatan
dan tercetak sesuai dengan ukurannya. Proses produksi tahu secara rinci dapat di-
Limbah tahu umumnya terdapat 2 (dua) sumber, yaitu limbah padat dan air
limbah. Limbah padat tahu berubah kotoran hasil pembersihan kedelai tahu dan sisa
ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian)
bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3%
dari bahan baku kedelai), sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi
pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya
berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan. Air limbah pada proses
13
produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan
Sebagian besar air limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey).
Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini
Limbah industri tahu ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni karakteristik
fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu, warna dan bau.
Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu buangan
industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu air limbah tahu pada
umumnya lebih tinggi dari air bakunya yaitu 40 0C sampai 460C. Suhu meningkat di
gas lain, kerapatan air, visikositas dan tegangan permukaan. Efendi (2003)
tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar (Nurhasan dan
Pramudyanto, 1987), yang mencapai 40% - 60% protein, 25% - 50% karbohidrat, dan
10% lemak (Sugiharto,1987). Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin
banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit
diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan
besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD.
Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat
14
pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga (Greyson,
1990;Welch, 1992)
Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan.
Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya
biasanya rendah (Nurhasan dan Pramudya, 1987). Pada umumnya konsentrasi ion
hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari
limbah tahu, yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/ l. Sehingga
masuknya air limbah tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di
perairan tesebut. Gas-gas yang biasa di temukan dalam limbah adalah Nitrogen (N2),
Oksigen (O2), Hidrogen Sulfida (H2S), Amonia (NH3), Karbondioksida CO2) dan Metana
(CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat
Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu
adalah gangguan terhadap kehidupan biotik, turunnya kualitas air perairan akibat
organik yang kompleks menjadi molekul organik yang sederhana. Bahan anorganik
seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai makanan oleh tumbuhan yang
sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan
segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh aerasi dari udara.
Sebaliknya jika konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi
Asam Asetat, Hirogen Sulfida, dan Metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat toksik
bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap keindahan
(Herlambang, 2002).
15
akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan, karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk
tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu
sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit
pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur
maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai,
maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan gangguan
kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya,
khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak
Sebagian besar sumber air limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu
adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air didih.
Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Air limbah
ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga
menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber air limbah lainnya berasal dari
rendaman kedele. Jumlah air limbah tahu yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu
kirakira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan beban pencemarannya kira-kira
Oxygen Demand (BOD) 65 gr/kg bahan baku kedelai (Potter, C.Soeparwadi, M & Gani
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, untuk air limbah tahu tertera pada tabel 1 berikut
ini :
16
TSS 200 4
Ph 6-9
G. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
1. Komponen Penyusun
a. Input
Komponen yang dimasukan ke dalam penelitian ini adalah air limbah home
Cirebon.
b. Proses
Proses dalam penelitian ini pemeriksaan kualitas air limbah tahu yang ada
Cirebon.
c. Ouput
Kesuaian kualitas limbah cair home industry tahu z dengan baku mutu
2. Kerangka Konsep
17
3. Definisi Operasional
B. Jenis Penelitian
kondisi home industry tahu dan pembuangan air limbah home industry tahu. Penelitian
ini dilakukan dengan pengumpulan data lapangan dan laboratorium yang dianalisis
18
C. Ruang Lingkup
1. Waktu
1) Pembuatan proposal
2) Revisi proposal
2) Pengambilan data
1) Pengolahan data
2) Analsisi data
2. Lokasi
3. Materi
Lingkup materi penelitian ini adalah pembuangan air limbah Home Industry
ini meliputi pengambilan sampel pada outlet dan badan air sungai sebelum.
Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas air limbah industri tahu adalah
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sampel air limbah Home Industry Tahu Z di Desa
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Umum
b. Data Khusus
Data khusus berisikan data proses pembuatan tahu beserta unit-unit sumber air
limbah, debit air limbah, parameter pencemar air limbah seperti suhu, pH, kadar
BOD, dan kadar TSS kemudian dibandingkan dengan baku mutu air limbah
2. Sumber
a. Data Primer
untuk mengetahui debit air, kadar pH, suhu, BOD, dan TSS.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik home industry
a. Wawancara
b. Observasi
Pengukuran terhadap parameter kualitas air limbah ini dilakukan dengan cara
a. Kuisioner.
b. Checklist.
d. Alat laboratorium.
F. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
membedakan data.
3. Tabulation
4. Saving
G. Analisis Data
ketentuan yang terdapat pada peraturan tentang baku mutu air limbah yang boleh
dibuang ke badan air dan kualitas badan air sungai. Peraturan yang digunakan adalah
1. Informed Consend
mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek mengizinkan, maka harus
2. Anonimity
3. Confidentiality.
Kerahasian informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti, hanya
HASIL
A. Data Umum
Desa Cipeujeuh Wetan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 2.149 Ha
dan terletak pada ketinggian 29,9 mpdl. Penduduk di Desa Cipeujeuh Wetan sebanyak
mata pencarian warga di desa tersebut adalah wirausaha salah satunya home industry
tahu. Desa Cipeujeuh Wetan terdapat banyak home industry tahu, jumlah home industry
± 100 unit yang ada di Desa Cipeujeuh Wetan belum termasuk home industry tempe
dan intip tahu. Salah satu dari 100 unit home industry tahu yaitu home industry Tahu Z
memiliki kapasitas kedelai yang digunakan yaitu 10-40 kg/ hari, sehingga menghasilkan
limbah cair yang tanpa pengolahan limbah di sekitar sungai Ciputih, meskipun sungai
ini mengalir pada daerah pemukiman padat. Home industry tahu tersebut sudah
beroperasi cukup lama, tetapi tidak ada belum memiliki pengolahan air limbah.
B. Data Khusus
berikut :
b. Perendeman dalam air sehingga kedelai mengambang dan cukup lunak untuk
c. Pencucian dengan air bersih, jumlah yang digunakan tergantung pada besarnya
23
d. Penggilingan kedelai dengan menggunakan mesin giling, untuk memperlancar
jumlah kedelai.
e. Pemasakan kedelai dilakukan dengan uap di atas bak berbentuk bundar yang
ampas tahu dan kemudian air saringan yang dihasilkan itulah yang nantinya
h. Tahu yang ditambahkan larutan asam cuka, selanjutnya proses percetakan dan
pengepresan.
i. Setelah proses percetakan selesai, tahu yang sudah jadi dilakukan pemotongan
Debit air pada outlet dengan menggunakan metode takaran atau alat gelas
ukur 2 L yang ditaruh para saluran outlet, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 2
L gelas ukur adalah 27 detik, sehingga hasil perhitungan debit air perdetik adalah
0,074 l/ detik. Debit yang dihasilkan untuk satu hari adalah 6.393,6 l/ hari.
3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Home Indsutry Tahu
dengan parameter pH, suhu, BOD dan TSS didapatkan hasil sebagai berikut :
a. pH
Hasil pemeriksaan kualitas kimia air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD
yaitu 4,14.
b. Suhu
Hasil pemeriksaan kualitas fisik air limbah home industry Tahu Z tahu oleh UPTD
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil suhu pada outlet
yaitu 26,6oC.
c. BOD
Hasil pemeriksaan kualitas air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil BOD pada outlet
d. TSS
Hasil pemeriksaan kualitas air limbah home industry Tahu Z oleh UPTD
Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Cirebon didapatkan hasil TSS pada outlet
Tabel 4.1 Hasil pengukuran pH, BOD, TSS dan suhu air limbah Home Industry
Tahu Z di outlet
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Desa Cipeujeuh Wetan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 2.149 Ha
dan terletak pada ketinggian 29,9 mpdl. Penduduk di Desa Cipeujeuh Wetan sebanyak
mata pencarian warga di desa tersebut adalah wirausaha salah satunya home industry
tahu. Desa Cipeujeuh Wetan terdapat banyak home industry tahu, jumlah home industry
± 100 unit yang ada di Desa Cipeujeuh Wetan belum termasuk home industry tempe
dan intip tahu. Salah satu dari ± 100 home industry tahu yang ada di Desa Cipeujeuh
Wetan yaitu home industry tahu z yang berlokasi di pinggir sungai dan juga berada di
daerah pumikiman. Home industry tahu z sudah beroperasi lama dan memiliki kapasitas
kedelai yang digunakan yaitu 10-40 kg/ hari. Selama produksi berlansung selain
menghasilkan tahu juga menghasilkan limbah yang berupa limbah padat dan air limbah.
Air limbah yang dihasilkan dari home industry Tahu Z tidak memiliki pengolahan limbah,
jadi air limbah dibuang langsung ke sungai ciputih atau sungai yang berada di belakang
home industry tahu. Aliran sungai yang sudah tercampur dari air limbah melewati
daerah pemukiman yang padat. Berdasarkan hasil observasi tempat Home Industry
Tahu Z memeliki kondisi bangunan yang tidak baik. Kegiatan memproduksi tahu di
Home Industry Tahu Z dimulai pagi hari, tidak terdapat pengolahan air limbah dan tidak
26
2. Perendeman dalam air sehingga kedelai mengambang dan cukup lunak untuk
3. Pencucian dengan air bersih, jumlah yang digunakan tergantung pada besarnya
penggilingan perlu ditambahkan air dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah
kedelai.
5. Pemasakan kedelai dilakukan dengan uap di atas bak berbentuk bundar yang
7. Setelah dilakukan penyaringan maka akan dihasilkan limbah padat berupa ampas
tahu dan kemudian air saringan yang dihasilkan itulah yang nantinya akan menjadi
8. Tahu yang ditambahkan larutan asam cuka, selanjutnya proses percetakan dan
pengepresan.
9. Setelah proses percetakan selesai, tahu yang sudah jadi dilakukan pemotongan di
Hasil pengukuran debit air limbah Home Industry Tahu Z dengan menggunakan
takaran gelas ukur adalah 2 liter sampel air limbah dibutuhkan waktu 27 detik,
𝑉 2
𝑄= = = 0,074 𝑙⁄ 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑇 27
Debit yang dihasilkan dari home industry Tahu Z dalam sehari adalah 6.393,6 l/
1. pH
a. Kualitas Outlet
Hasil pemeriksaan pH air limbah Home Industry Tahu Z pada outlet didapatkan
hasil 4,4.Kadar maksimum pH air limbah pada outlet menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu Air Limbah adalah
6-9. Hal ini berarti kualitas parameter pH tidak baik pada outlet home industry
tahu z Desa Cipeujeuh Wetan tidak memnuhi standar baku. Nilai pH tersebut
organik kompleks menjadi lebih sederhana, pada proses ini tidak merubah nilai
b. Upaya Penanganan
Untuk menetralkan kadar pH terdapat 2 cara yiatu secara kimia dan alami.
Menetrakan kadar pH secara alami dengan cara menggunakan batu kapur dan
Suhu yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan fisik air limbah home industry
tahu z baik pada outlet yaitu 26,8 oC. Keadaan suhu yang demikian masih baik.
3. BOD
a. Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan kimia BOD air limbah Home Industry Tahu Z pada outlet yaitu
728 mg/l/. Kadar maksimum BOD air limbah pada outlet menurut Peraturan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu
Air Limbah adalah 150 mg/l. hal ini berarti kualitas parameter BOD pada outlet
Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan tidak memenuhi standar baku
mutu yang ditetapkan dan sangat mempengaruhi kualitas BOD pada air sungai.
Kadar bahan organik yang melebih standar baku mutu dikarenakan bahan-
bahan organik yang terdapat pada air limbah tahu pada umumnya sangat tinggi
b. Upaya Penanganan
Salah satu upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar
BOD pada air limbah tahu yaitu dengan proses biologi. Proses ini memanfaatkan
air limbah, selain menggunakan aktivitas biologi dapat juga dengan cara
a. Kualitas Outlet
TSS yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan fisik air limbah Home Industry Tahu
Z pada outlet yaitu 1067 mg/l. Kadar maksimum TSS limbah cair pada outlet tahu
Baku Mutu Air Limbah adalah 200 mg/l. Hal ini berarti kualitas parameter TSS
pada outlet Home Industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan tidak memenuhi
TSS. Dampak dari kadar TSS yang tinggi dapat menghalangi masuknya sinar
b. Upaya Penaganan
A. Kesimpulan
2. Kualitas pH pada air limbah tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 4,14.
4. Debit air limbah Home Industry Tahu Z dengan mengunakan metode takaran adalah
3
6,3936 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖.
5. Kualitas fisik parameter BOD pada air limbah yang berasal dari home industry tahu
6. Kualitas fisik parameter TSS pada air limbah yang berasal dari home industry tahu
B. Saran
1. Sebaiknya Pengerajin tahu mengetahui dampak dari buangan air limbah tahu ke
lingkungan.
pengerajin tahu.
pengolahan air limbah yang masih membuang air limbahnya langsung ke sungai.
5. Pengerajin Home Industry tahu membuat pengolahan air limbah tahu menjadi
31
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts G., dan Santika S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya, Indonesia: Usaha
Nasional.
A.S Dwi Saptati, and Nurul F. Himma. 2018. Perlakuan Fisiko-Kimia Limbah Cair Industri.
Malang: UB Press.
Betty Srie Laksmi Jenie. 2007. Penanganan Limbah Industri Pangan. Bogor: PAU Pangan
dan Gizi IPB.
Elisa Dhani Saputri. 2018. Studi Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet PTPN IX Kebun
Siluwok Kabupatn Batang 2018. Purwokerto: Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan
KesehatanLingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang.
Fibria Kaswinami. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair. Semarang:
Thesis Master. Program Pasca Sarjana.
Hefni Efendi. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Herlambang. Teknologi Pengolahan Sampah dan air limbah. Accessed November 14,
2018. jurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/281/ 280.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air. 2014.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu.
32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan.
Putri Puspita Purnama Sari. 2016. Studi Kualitas Limbah Cair Home Industri Tahu Di
Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016.
Karya Tulis Ilmiyah Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Semarang.
Tri Cahyono. 2018. Panduan Penulisan Tugas Akhir. Purwokerto: Kementrian Kesehatan
RI Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto.
LAMPIRAN
Lampiran 1
A. Data Umum
1. Nama Pengusaha : RH
B. Data Khusus
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Pagi hari
b. Siang hari
c. Sore hari
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
34
`
9. Masalah atau keluhan apakah yang dirasakan baik oleh pengusaha tahu sendiri
a. Bau
b. Kekeruhan air
c. Pencemaran air
10. Dari keluhan tersebut apakah sudah berdampak pada kesehatan baik dari
a. Sudah
b. Belum
(Sumber: Putri Puspita Purnama Sari, Studi kualitas limbah cair home industry tahu di
35
`
Lampiran 2
CHECKLIST
36
`
F. Pengolahan
Limbah
1. Limbah Cair a. Dialirkan : V
- IPAL
- Sungai
- Kolam ikan
b. Saluran pembuangan dilengkapi dengan V
penangkap lemak (Grease Trap)
2. Limbah Padat Adanya Pemanfaatan untuk pembuatan V
oncom, pakan ternak, dll.
(Sumber: Putri Puspita Purnama Sari, Studi kualitas limbah cair home industry tahu di
37
`
Lampiran 3
A. Metode : Gravimetri
B. Prinsip :
Partikel tersuspensi akan tertahan oleh saringan dari kertas saring wathman. Jumlah
zat tersupensi yang tertahan dalam filter tersebut di timbang dengan timbangan analitik
C. Reaksi :-
D. Alat :
a) Timbangan Analitik
b) Desikator
c) Oven sd 250oC
E. Bahan :
b) Aquadest
F. Cara Kerja :
Ambil kertas saring Wathman dan masukin ke dalam oven suhu 103 – 105oC
selama satu jam, ambil dan masukan ke dalam desikator selama 15 menit. Ambil
38
`
b) Perlakuan sampel
Ambil sampel sebanyak 50 ml dan saring dengan kertas saring yang telah
diketahui beratnya sampai asat. Setelah asat kertas saring beserta filtratnya
masukan kedalam oven suhu 103 – 105oC selama satu jam, ambil dan masukan
1000
TSS = x (b − a) mg/lt
50
39
`
Lampiran 4
A. Pendahuluan
1. Tujuan : untuk mengetahui kebuthan oksigen untuk mereaksikan zat organik secara
biologik
B. Pelaksanaan
1. Bahan :
2. Peralatan :
− Buret − Statif
− Labu Erlenmeyer
3. Cara Kerja :
40
`
berikut:
100
P1 = 35 x
3
100
P2 = 20 x
3
100
P3 = 15 x
3
Kedalaman tiap – tiap liter aquadest tambahakan masing – masing 1 ml lar buffer
phospat, 1 ml lar MgSO4 , 1 ml CaCl2 , 1 ml lar FeCL3 dan 1 ml lar bibit. Kemudian
c. Pengencer
Untuk tiap pengencer di perlukan sekitar 650 – 700 ml hasil pengencer. Misal
untuk pengencer 35 x, maka : 1/35 x 700 = 20 ml sampel air 34/35 x 700 = 680
botol oksigen sampai penuh dan catt asing – masing nomor dan volume botol
Setelah pengencer selesai, maka masing – masing botol dipisahkan untuk tiap
– tiap nomor pengencer, juga tidak ketinggalan untuk blanko. Satu bagian
disimpan dalam inkubator selama 5 hari dan suhu 200 C dan bagian yang lain
41
`
6) Titrasi dengan larutan Nathrium Thiosulfat hingga warna biru kegelapan tepat
C. PEMBAHASAN
Perhitungan
BOD = P ( (C – D) – (A - B) )
P = besar pengenceran
A = DO0 blanko
B = DO5 blanko
C = DO0 sample P
D = DO5 sample P
42
Lampiran 5
Thermometer air
B. Bahan
C. Cara Kerja
3. Catat hasilnya
43
Lampiran 6
Prosedur Pemeriksaan pH
A. Alat
pH stickmeter
B. Bahan
C. Cara Kerja
2. Ambil stick indicator dan celupkan kedalam air limbah yang akan di periksa pHnya,
3. Setelah dicelupkan angkat dan cocokan dengan warna universal yang ada di
belakang kemasan
44
Lampiran 7
A. Alat
Botol sampel
Label
B. Bahan
C. Cara Kerja
2. Sebelum mengambil air sampel, botol dibilas terlebih dahulu dengan air sampel
sebanyak 3 kali
3. Ambil sampel pada titik pengambilan, saat pengambilan sampel jangan sampai
terjadi aerasi
45
Lampiran 8
Dokumentasi
46
Lampiran 9
47
Lampiran 10
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air
Limbah
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN
KEDELAI
Pengolahan Kedelai
pH 6–9
Kualitas air
limbah
10 20 10
paling tinggi
(m3/ ton)
Keterangan :
1) *) Kecuali untuk pH
2) Satuan kuantitas air limbah adalah m3 per ton bahan baku
3) Satuan beban adalah kg per ton bahan baku
48
Lampiran 11
49