Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan
bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatic. Dalam prakteknya suatu habitat
aquatic apabila mediumnya baik external maupun internal adalah air. Aquatic
merujuk perairan yang meliputi laut, sungai, danau, gua basah, air tanah, rawa baik
asin maupun tawar dan sejenisnya. Air adalah fasa cair dari persenyawaan kimia
yang dibentuk oleh dua bagian berat hydrogen dan 16 bagian berat oksigen. Didalam
air itu dikandung pula sejumlah kecil air berat, gas, dan zat padat, terutama
berbentuk garam dalam larutan. Benda cair seperti yang biasa terdapat didanau,
sungai, rawa, sumur dan sebagainya. Kualitas air yang bagus di tentukan oleh pH air
tersebut. Bila pH air berkisar 7 maka kualitas air tersebut bagus dan air itu belum
terkontaminasi senyawa-senyawa yang mengandung logam berat yang dapat
menyebabkan air tidak layak lagi untuk di pakai atau di pergunakan oleh manusia
atau organisme lain karena menyebabkan kematian.
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis
pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami
ataupun buatan. Perairan umum tersebut diantaranya adalah sungai, danau, waduk,
rawa, goba, genangan air lainnya (telaga, kolong-kolong dan legokan.Debit air
adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata
air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan lokasi pengukuran debit
air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang
sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah
melewati tebing sungai.Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus
air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh
kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui cara mengukur debit air dan perhitungannya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk menegetahui cara pengukuran debit air
b. Untuk mengetahui cara perhitungan debit air
c. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan debit air
C. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengukuran debit air

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian debit
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi
pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang
bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk
perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama
pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan
gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran
sungai.
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan
teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf
aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik
biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan
DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal
(Asdak, 1995).
Sachlan menjelaskan bahwa perairan umum merupakan sumberdaya yang
mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia. Air
merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua
jenis makhluk hidup bersifat aquatic.Arus merupakan gerakan yang mengalir dari
suatu massa air yang disebabkan oleh desitas air lau, tiupan angin atau dapat pula
disebabkan gerakan bergelombang panjang. Arus adalah pergerakan massa air secara
horizontal yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerus dipermukaan dan
desitas air laut.Apabila diperhatikan arus ini pada bagian permukaan akan sulit untuk
diramal kemana arah arus tersebut (Jorgensen, S.E., 2010)
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
(sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan
lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh

3
dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan
aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Carlo, N., 2007)
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 – 1,4 milyard km3 air, 97,5 % adalah air
laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai, air danau,
air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001 % berbentuk uap di udara.Air di bumi ini
mengulangi terus-menerus sirkulasi, prosipitasi, dan pengaliran keluar (out flow).Air
menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan. Sesudah
melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan
laut atau daratan.sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke
udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh
ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan tumbuh-
tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau
mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah (Ilyas. S,dkk, 2009)
B. Pengukuran debit air
Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit
dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari
kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus
gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya. Debit aliran adalah laju aliran
air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter
kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A
adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/detik). Suatu cara
menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida.
Hal ini sulit, karena kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida
dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan
penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida (Bishop, J.E. 2011)
Penentuan debit air sungai diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang
mengalir dari sungai ke laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu diketahui luas
penampang stasiun, yaitu dengan mengukur kedalaman, masing-masing titik
pengukuran. Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan
horizontal dan vertikal masa air. Arus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisik

4
pada sungai dan muara sungai, seperti pengikisan darat, pemindahan sedimen dan
sebagainya. Disamping itu besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang
surut, akan mem pengaruhi sistema arus pada muara sungai.
Debit aliran sungai diberi notasi Q adalah jumlah air yang mengalir melalui
tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam
m3/detik. Debit sungai, dengan distribusinya dengan ruang dan waktu, merupakan
informasi penting yang diperlukan dalam perencanaan bangunan air da pemanfaatan
sumber daya air. Mengingat bahwa debit aliran sangat bervariasi dari waktu ke waktu
maka diperoleh data pengamatan debit dalam waktu yang panjang. Debit aliran (Q)
diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dengan percepatan aliran (V).
Kedua parameter tersebut dapat diukur pada suatu tampang lintang (stasiun ) di
sungai. Luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan
dasar sungai.Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan
current meter, pelampung, atau peralatan lain.
C. Cara perhitungan debit air
Rumus :
Q=V/t

Keterangan : Q = debit (m3/dtk)


V = Kecepatan Aliran (m/detik)
t = waktu (detik)

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Waktu dan tempat pelaksanaaan

Hari, tanggal : Senin, 09 April 2018


Jam : 14.00 – 16.30 WIB
Tempat : Laboratorium Vektor dan Binatang Pengganggu
Tentang : Pengukuran Debit Air
B. Alat dan bahan yang digunakan
1. Alat
No Nama alat Jumlah
1 Gelas ukur 1
2 Gelas kimia 1
3 Stopwatch 1

2. Bahan
a. Air

C. Cara kerja

1. Siapkan alat
2. Tampung air kran dengan menggunakan gelas kimia
3. Proses penampungan dimulai dengan aba-aba dari orang pemegang stopwatch.
4. Setelah gelas kimia terisi penuh, matikan kran.
5. Catat waktu yang diperlukan mulai dari awal penampungan air sampai terisi
penuh.
6. Pindahkan air yang ada pada gelas kimia kedalam gelas ukur.
7. Catat volume yang didapatkan.

6
D. Hasil pemeriksaan
Diketahui : V = 180 ml = 0,18 L = 18 x 10-5 m3
t = 11 dtk
Ditanya : Q = ...?
Jawab :
Q=V/t
= 18 x 10-5 / 5
= 36 x 10-6m3/dtk

E. Pembahasan
Pada pengukuran debit air hal-hal yang harus diperhatikan adalah volume air yang
ditampung dan waktu yang dibutuhkan dalam penampungan air tersebut.
Dari hasil pemeriksaan diperoleh volume air sebanyak 180ml atau 18 x 10 m3 dan
waktu yang dibutuhkan adalah 5 detik, sehingga hasil debit air yang diperoleh adalah
36 x 10-6.

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran debit air dilakukan dengan cara menampung air pada kran dengan
menggunakan gelas kimia lalu dipindahkan ke gelas ukur untuk melihat volume air
tersebut,sedangkan untuk perhitungannya menggunkan rumus Q = V / t dengan
satuan m3/ dtk. Hasil pemeriksaan debit air yang didadapatkan adalah Q = 36 x 10-
6
m3/dtk.
B. Saran
Bagi mahasiswa: Mahasiswa harus bisa melakukan cara pengukuran debit air dan
cara perhitungannya.
Bagi masyarakat: Untuk melakukan pengukuran debit air harus menggunakan cara
tertentu.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://debitairlimbong.blogspot.co.id/2011/12/laporan-debit-air.html

http://berbagiilmugeografi.blogspot.co.id/2015/06/laporan-pengukuran-
debit-aliran-sungai.html

http://berbagiilmugeografi.blogspot.co.id/2015/06/laporan-pengukuran-
debit-aliran-sungai.html

http://nandabako.blogspot.co.id/2016/10/laporan-pengukuran-arus-dan-
debit-air.html

9
LAMPIRAN

Pengukuran debit air pada air mengalir (kran)

10

Anda mungkin juga menyukai