KORUPSI
WIBOWO ADY SAPTA,ST.,M.KES
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Menurut Wanaraja (2007) salah satu penyebab paling utama dan sangat
mendasar terjadinya korupsi di kalangan birokrat adalah menyangkut
masalah keimanan, kejujuran, moral dan etika sang birokrat.
Menurut Wattimena (2012) kultur Korupsi di masyarakat bisa tercipta
karena adanya lingkaran setan: kesenjangan ekonomi, tidak adanya
kepercayaan, adanya korupsi berkelanjutan, dan mulai lagi dengan
menciptakan kesenjangan ekonomi yang lebih besar, begitu seterusnya.
Apakah jika diketahui akar penyebab korupsi bisa dilakukan langkah-
langkah penanggulangan atau pencegahannya?
Apakah dengan diketahui penyebab korupsi upaya untuk membentuk
pribadi-pribadi yang jujur, bersih, punya integritas, disiplin dan
antikorupsi akan lebih mudah?
A. Faktor-Faktor Umum yang
Menyebabkan Korupsi
Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya
bervariasi dan beraneka ragam. Akan tetapi,
penyebab korupsi secara umum dapat dirumuskan
sesuai dengan pengertian korupsi itu sendiri yang
bertujuan mendapatkan keuntungan
pribadi/kelompok/keluarga/golongannya sendiri.
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Boulogne
atau sering disebut GONE Theory bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi sebagai
berikut.
A. Faktor-Faktor Umum yang Menyebabkan Korupsi
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang
secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi sifat
pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan
dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
Teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh Emile Durkheim
(1858–1917) memandang bahwa watak manusia sebenarnya
bersifat pasif dan dikendalikan oleh masyarakatnya. Emile
Durkheim berpandangan bahwa individu secara moral adalah netral
dan masyarakatlah yang menciptakan kepribadiannya.
2. Faktor Eksternal
a. Aspek organisasi
1) manajemen yang kurang baik sehingga
memberikan peluang untuk melakukan korupsi
2) kultur organisasi yang kurang baik
3) lemahnya controling/pengendalian dan
pengawasan
4) kurangnya transparansi pengelolaan keuangan
2. Faktor Eksternal
c. Aspek ekonomi
Gaya hidup yang konsumtif, menjadikan penghasilan
selalu dianggap kurang.
Lingkungan pergaulan juga berperan mendorong
seseorang menjadi lebih konsumtif dan tidak dapat
menetapkan prioritas kebutuhan.
2. Faktor Eksternal
e. Aspek hukum
Subtansi hukum di Indonesia sudah menjadi rahasia umum, masih
ditemukan aturan-aturan yang diskriminatif, berpihak, dan tidak adil,
rumusan yang tidak jelas sehingga menjadi multitafsir, kontradiksi dan
overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun lebih
tinggi).
Penegakan hukum juga masih menjadi masalah. Masyarakat umum
sudah mulai luntur kepercayaan kepada aparat penegak hukum, karena
praktik-praktik penegakan hukum yang masih diskriminatif, dan tidak
jelas tujuannya. Masyarakat menganggap ketika terlibat masalah hukum
pasti butuh biaya yang tidak sedikit untuk aparat penegak hukum.
Muncul lelucon, kalau hilang ayam, lapor ke aparat hukum, jadi hilang
sapi, karena biaya perkara yang mahal. Karena itu, orang-orang yang
banyak uang dianggap akan luput dari jerat hukum atau mungkin
hukumannya lebih ringan dan mendapatkan berbagai kemudahan.
2. Faktor Eksternal