WHO, pada tahun 2015 terdapat sejumlah 195.762 kasus campak di seluruh
dunia. Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia dan sebagian besar
Menurut WHO, pada tahun 2015 terdapat sejumlah 195.762 kasus campak
terbesar pada anak, meskipun vaksin campak mudah ditemukan dan terjangkau.
Pada tahun 2015 terdapat 134.200 anak yang meninggal akibat campak, terbanyak
pada anak usia di bawah 5 tahun. Angka cakupan imunisasi campak di seluruh
Di Indonesia dilaporkan terdapat sejumlah 12.222 kasus campak pada tahun 2014.
Menurut kelompok umur, pada tahun 2007-2015 proporsi kasus campak terbesar
terdapat pada kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan
proporsi masing-masing sebesar 32,2% dan 25,4%. Namun jika dihitung rata-rata
umur tunggal, kasus campak pada bayi <1 tahun merupakan kasus yang tertinggi,
yaitu sebanyak 9,5%. Frekuensi KLB terjadi sebanyak 173 kejadian dengan
Campak dalam bahasa latin dikenal dengan nama morbili atau morbillia
dan rubeola, yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern,
1
dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa
Inggris. Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi
Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak yaitu virus rubeola golongan
disease).
penyakit ini selama mereka belum divaksinasi atau belum memperoleh kekebalan
dari campak. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-
anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang
belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang yang sudah terkena penyakit ini,
makan sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit campak ini lagi. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-12 hari sebelum gejala
muncul, 14 hari hingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4
tahun.
2
PEMBAHASAN
1. Era pra-vaksin
disebabkan oleh agen infeksi dalam darah pasien. Pada tahun 1912,
2. Pengembangan Vaksin
3
virus campak dalam darah siswa dan membuat vaksin campak. Mereka
berusia 13 tahun.
Pada tahun 1963, John Enders dan rekannya mengubah jenis virus
Amerika Serikat. Pada tahun 1968, vaksin campak yang lebih baik dan
varicella (MMRV).
3. Eliminasi Campak
campak dari Amerika Serikat pada tahun 1982. Meskipun tujuan ini
4
dosis kedua vaksin MMR untuk semua anak. Menyusul penerapan
yang luas dari rekomendasi ini dan peningkatan cakupan vaksin MMR
Serikat pada tahun 2000. Ini berkat program vaksinasi yang sangat
wilayah Amerika.
Maton menyarankan itu berbeda dari penyakit lain seperti campak dan
demam berdarah pada tahun 1814. Karena setiap kasus yang tercatat
"campak Jerman." Nama rubella berasal dari kata Latin yang berarti
tahun 1940. Pada tahun 1962, virus diisolasi dalam kultur jaringan,
5
Pengenalan vaksinasi telah sangat mengurangi insiden infeksi virus
buku mereka, di Eropa pada abad ke-18, sekitar 400 ribu nyawa melayang
karena cacar setiap tahun. Sampai akhirnya pada tahun 1796, Edward
imunisasi menjadi faktor utama pencegah kematian anak. Hal itu berujung
lebih maju.
seseorang.
6
Dengan adanya vaksin, orang-orang tak perlu lagi khawatir
beberapa kasus, suatu negara bahkan dapat terbebas sama sekali dari
penyakit-penyakit tersebut.
imunisasi dilakukan
imunisasi untuk penyakit cacar sejak 1950-an. Namun, imunisasi kala itu
masih jauh dari kata baik. Berdasarkan catatan WHO, Indonesia sudah
Namun, imunisasi kala itu belum dilakukan dalam skala besar seperti
sekarang. Manajemennya pun masih jauh dari kata baik. Itu terbukti dari
pecahnya wabah cacar pada 1967. Saat itu, wabah bermula di Jawa Timur
dan akhirnya merebak ke provinsi lain. WHO mencatat ada sekitar 100
ribu kasus di Jawa --dan itu belum termasuk kasus yang terjadi di pulau
lain,
bermula di Jawa dan Bali pada 1968, lalu bersambung ke pulau-pulau lain
7
Strategi yang pemerintah terapkan saat itu adalah imunisasi dari
perbaikan.
itu berawal dari banyaknya kasus cacar yang tidak dilaporkan petugas
Akhirnya, pada 23 Januari 1972, Desa Gaga dan Kuhandap menjadi dua
melihat apakah Indonesia sudah aman dari cacar. Pada 25 April 1974,
tak kalah besar. Pada tahun 1990 hingga 2000, Indonesia mengalami
sebanyak 9482 kasus. Angka tersebut sangat besar, menjadi nomor dua
paling tinggi di dunia dan hanya kalah dari India yang berjumlah 53.503
8
kasus. Namun pada dekade selanjutnya, angka ini terus mengalami
hanya terdapat 3.203 kasus di Indonesia, dari 26.363 kasus yang tercatat di
imunisasi tersebut.
seluruh kasus di Indonesia pada 2014. Penyakit lain yang angkanya sudah
jauh tertekan di Indonesia adalah polio. Pada 1984, ada lebih dari 800
kasus polio yang tercatat. Setelah pengawasan dan imunisasi yang gencar
2005. Saat itu, lebih dari 750 ribu petugas kesehatan mendatangi rumah
Indonesia pertama kali dilakukan pada 1995, dan sejak saat itu pula,
9
1995. "Ini tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan masyarakat dan
10
Sejak saat itu ilmu vaksinasi cacar terus disempurnakan oleh
pribumi terdidik. Bahkan saat ini, Indonesia menjadi salah satu basis
sebuah jurnal berjudul Imunisasi: Sejarah dan Masa Depan, yang dibuat
menurun.
dilakukan secara rutin. Daftar vaksin ini juga diharapkan terus bertambah.
Masih menurut jurnal di atas, setidaknya sebanyak 300 uji klinis tengah
tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun
11
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang
penderita. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 8-13 hari. Campak ditandai
umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun (Balita) akan tatapi
Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan
stadium konvalesensi.
12
2. Stadium erupsi : Ditandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-
turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh
demam tinggi.
nasofaring, darah dan urin. Virus dapat aktif sekurang- kurangnya 34 jam
jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari,
maksimal adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama masa
isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari
13
E. GEJALA KLINIS PENYAKIT CAMPAK
dan limfositosis.
2. Stadium erupsi
14
splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi yang
3. Stadium konvalesensi
mukosa hidung. Virus dapat diisolasi pada biakan jaringan. Angka leukosit
Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi
prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita
15
Angka kematian kasus di Amerika Serikat telah menurun pada
bronkus, dan saluran cerna dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan
rambut. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar
II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan
bakteri sekunder.
pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing
16
H. PROSES TERJADINYA PENYAKIT CAMPAK
CAMPAK
Menempel pada epitel traktus Tiga hari setelah invasi, replikasi
Virus (ditularkan melalui respiratorius dan kolonisasi berlanjut pada
HAMBATAN infeksi droplet lewat mulai dari hidung sampai traktus
kelenjar limfe regional dan
udara) respiratorius bagian bawah
INTERAKSI SOSIAL terjadi viremia yang pertama
ii
HAMBATAN RESIKO Tebentuklah giant cells karena
INFEKSI adanya proses infeksi oleh virus dan Terjadi viremia menyebar pada semua
timbul peradangan yang merupakan kedua setelah 5- sistem retikuloendotelial NYERI
proses patologik ruam dan infilrat 7 hari dari
peribronchial paru dan menyebar ke
infeksi awal
otak sehingga mengakibatkan edema
serta perdarahan Virus dapat
berbiak juga pada susunan
Pada hari ke-10 sejak awal saraf pusat dan
RISIKO TINGGI infeksi mulai timbul ruam menimbulkan gejala klinik
PERUBAHAN Menyebar juga di kulit dan makulopapuler warna encefalitis
melakukan kolonisasi sehingga kemerahan
mengakibatkan batuk,pilek,mata
merah, dan demam semakin tinggi
RISIKO INTEGRITAS
Terjadilah penurunan masa KULIT
Luka yang dalam di mulut konvelesen dan hipervaskularisasi
Berubah menjadi desquamasi dan
hiperpigmentasi karena pada awalnya terjadi mereda dan menyebabkan ruam
perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit menjadi makin gelap
PERUBAHAN
KETIDAKEFEKTIFAN PROSES KELUARGA
BERSIHAN JALAN NAPAS
17
I. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK
1. Tahap prepatogenesis
pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam
arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman
tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh
2. Tahap Patogenesis
hari. Pada tahap ini individu belum merasakan bahwa dirinya sakit
b. Tahap Dini : Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah
18
meler (Coryza), batuk (Cough), Bercak Koplik, nyeri otot, mata
merah.
dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada,
mata merah.
penyakit.
19
J. DETERMINAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK
1. Host (Pejamu)
antara lain:
a. Umur
42% pada kelompok usia kurang dari 4 tahun. Di luar periode ini,
kasus campak di negara industri terjadi pada anak usia 4-6 tahun
ataupun usia sekolah dasar dan pada anak dengan usia yang lebih muda
perubahan dalam distribusi umur dimana kasus lebih banyak pada anak
20
dengan usia yang lebih tua, remaja, dan dewasa muda. Penelitian
b. Jenis Kelamin
wanita secara garis besar lebih tinggi daripada pria. Kejadian campak
spontan.
62%.
imunitas atau kekebalan yang adekuat. Pada umur 9 bulan, sekitar 10%
21
dapat mengganggu respons terhadap imunisasi. Menunda imunisasi
negara berkembang.
>15 bulan, anak yang mendapatkan vaksinasi campak pada usia <12
campak 5,6 kali lebih besar dibanding anak yang mendapatkan vaksin
d. Pekerjaan
22
Dalam lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak-anak lebih
kali lebih besar memiliki risiko imunisasi terlambat dan 4 kali lebih
berpenghasilan cukup.
e. Pendidikan
(p=0,000).
23
f. Imunisasi
besar atau dewasa tanpa pernah terpajan dengan agen infeksi tersebut.
mempunyai imunitas.
24
penelitian I Made Suardiyasa di kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah
g. Status gizi
hanya 27% saja dari anak- anak tersebut yang secara teratur
25
yang berhubungan dengan penyakit campak mencapai tingkat yang
h. Asi Eksklusif
terpenting yang dapat ditemukan pada kolostrum adalah IgA, tidak saja
biologiknya.
2. Agent
3. Enviroment
tersebut akan hilang pada populasi yang terisolasi dan dengan jumlah
26
angka serangan mendekati 100%. Pada tempat dimana jarang
1. Pencegahan
a. Imunisasi aktiv
baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan
pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat
ke atas.
27
pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat
imunosupresif.
b. Imunisasi Pasif
intramuskuler dalam
isolasi.
2. Pengobatan
28
seperti ensefalitis, SSPE, bronkopneumonia pada setiap kasus harus
a. Health Promotion
campak.
29
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
maupun hygiene masyarakat.
lain-lain.
b. Spesifik Protection
( Noor, 2000).
sampah.
30
2) Perbaikan status gizi perorangan maupun masyarakat, seperti ;
tubuh sehingga terbentuk daya tahan tubuh yang lebih baik dan
komplikasi.
31
Diagnosis dini dan terapi awal (early diagnosis and prompt
melalui penerapan suatu tes atau uji tertentu pada orang yang
d. Disability Limitation
tahap pencegahan tingkat ketiga. Adapun tujuan dari tahap ini yaitu
32
perawatan khusus secara berkesinambungan atau teratur sehingga
penderita menjadi cacat pada bagian tubuh tertentu. Akan tetapi hal
e. Rehabilitation
campak.
penyakit campak.
33
L. KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK
sehingga dapat terjadi alergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah
sekunder seperti :
1. Bronkopneumonia
2. Kompilkasi neurologis
34
SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan
saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti
kemudian.
obatan imunosupresif.
35