Anda di halaman 1dari 2

Marina Corselia S.

(125130100111035)
Host:
Sapi, kambing, domba, babi, ayam, kucing, anjing, manusia.

Pengendalian Culex quinquefasciatus:


1. Pengendalian secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau tempat-tempat
sejenis yang dapat menampung air hujan danmembersihkan lingkungan yang
berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp misalnya got dan potongan
bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah pemasangan kelambu
dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan cahaya lampu dan raket
pemukul.
2. Pencegahan secara biologi
Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit,
pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva misalnya ikan
kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa
ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga larva itu dapat di makan
oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di gunakan.
Keuntungan dari tindakan pengendalian secara biologis mencakup tidak adanya
kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.Selain dengan penggunaan organisme
pemangsa dan pemakan larva nyamuk pengendalian dapat di lakukan dengan
pembersihan tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk,
menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan
nyamuk dan membersihkan semak-semak di sekitar kandang atau rumah.
3. Pencegahan secara kimia.
Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode sedikit atau tidak ada aktifitas virus
dengue, tindakan reduksi sumber larva secara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan
dengan penggunaan larvasida dalam wadah yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi
atau ditangani dengan cara lain.
Upaya pengendalian terhadap spesies vektor (Culex quinquefasciatus) telah
banyak dilakukan dengan berbagai model dan jenis insektisida, namun masih cukup
tinggi angka penderita dan kematian. Oleh karena itu perlu adanya formulasi baru,
untuk memenuhi kebutuhan di daerah dalam penyediaan insektisida alternatif yang

Marina Corselia S. (125130100111035)


sewaktu-waktu dapat digunakan oleh program. Pengendalian dilakukan pengasapan di
dalam rumah, 1 menit setiap rumah. Pengasapan di luar rumah dilakukan dengan
kecepatan jalan operator 2 km/jam. Pengasapan tidak langsung diarahkan kepada
nyamuk sasaran, tetapi berjarak 2 meter. Pengasapan (fogging) dapat menggunakan
alat swing fog nozzel 0,8 mm (Boesri, 2000).

Bahan yang dapat digunakan untuk pemberantasan vektor:


1. Insektisida LADEN 500EC (b.a Malathion 500 g/l), dosis 750 dan 1000 ml/ha
(dilarutkan dalam solar maupun air) mempunyai kemampuan yang sama untuk
membunuh nyamuk nyamuk Cx. Quenquefasciatus (dosis efektif).
2. Insektisida RIDER 500EC dosis 1000 ml/ha dengan pelarut air atau solar.
Dosis minimal suatu insektisida dikatakan baik apabila waktu pingsan (knock down
time) pendek, sehingga serangga setelah kontak dengan insektisida tidak sempat menghindar
untuk hidup. Jika hal tersebut terjadi maka peluang untuk terjadinya resistensi akan lebih
besar (Boesri, 2000).
Pada saat penyemprotan dengan bahan pelarut solar asap terlihat tebal kesemua arah
dengan posisi alat penyemprot 15 derajat kearah bawah, tetapi pada saat penyemprotan
dengan bahan pelarut air asap tidak tampak hanya terlihat semburan partikel air yang
terpancar kearah nyamuk uji dan posisi alat harus menghadap ke atas 15 derajat baru bisa
menyemprot nyamuk uji posisi tersebut tidak sesuai dengan standar prosudur operasional.
Masyarakat lebih suka penyemprotan sistem thermal fogging karena asap yang dikeluarkan
oleh mesin banyak dan terlihat mengepul di dalam rumah bila dibandingkan dengan sistem
Ultra Low Volume (ULV) (Boesri, 2000).

Boesri, H. dan Damar T. (2000) Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti dan Culex
quinquefasciatus dengan Penyemprotan Sistem Pengasapan (Thermal Fogging)
Menggunakan Insektisida LADEN 500EC. Jurnal Vektora Vol. 1 No.1

Anda mungkin juga menyukai