Disusun Oleh :
SELVIA (616080620034)
3. Banyak faktor yang bisa memicu terjadinya penyalahgunaan narkoba atau NAPZA.
Umumnya, kebiasaan keliru ini terjadi akibat rasa ingin tahu yang tinggi, Ada pula
beberapa faktor lainnya yang bisa memicu penyalahgunaan narkoba, yaitu:
-Memiliki teman pecandu NAPZA, terutama bagi kaum muda.
-Mengalami masalah ekonomi.
-Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual.
-Riwayat kecanduan keluarga, kecanduan narkoba kemungkinan melibatkan
kecenderungan genetik.
Penyalahgunaan narkoba bisa memicu sederet dampak merugikan bagi diri seperti :
-Memicu Gangguan Kejiwaan
-Kualitas Hidup Terganggu
-Kematian
4. Kelemahan Kelemahan
Kelemahan pada perempuan yaitu adanya pandangan mengenai laki laki lebih kuat
daripada perempuan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya.
Ungkapan “kesenjangan gender” biasanya digunakan dalam bidang ekonomi dan politik
untuk merujuk perbedaan pendapatan atau jumlah maupun kapasitas berpolitik. Namun, salah
satu kesenjangan gender yang terdokumentasi termasuk gangguan mood, yaitu depresi.
Alasan mengapa wanita lebih berisiko mengalami depresi masih menjadi tanda tanya besar.
Namun, kondisi tersebut kemungkinan disebabkan karena karena beberapa faktor, yaitu
biologis, psikologis. Dilansir dari laman Psychology Today, berikut ini adalah penjabarannya.
Penjelasan Biologis
Penjelasan Psikologis
5. Kabar Duka
Rasa sedih dan kehilangan mendalam tentu hadir di tengah peristiwa memilikan tersebut.
Namun tahukah Anda, kematian orang tercinta juga bisa menyebabkan gangguan mental?
Rasa sedih adalah hal yang wajar terjadi ketika kita kehilangan orang tercintaa Namun,
kesedihan tersebut biasanya diekspresikan secara fisik, emosional, dan psikologis.
Misalnya, menangis adalah ekspresi fisik, sedangkan depresi adalah ekspresi psikologis.
Jika kesedihan tersebut terus berlaru-larut, bisa jadi adalah pertanda dari prolonged grief
disorder.
Prolonged grief disorder merupakan gangguan kesedihan yang berkepanjangan mengacu
pada sindrom yang terdiri dari serangkaian gejala yang berbeda setelah kematian orang
yang dicintai. Seseorang yang mengalami sindrom tersebut biasanya mengalami kesedihan
mendalam secara intesif selama lebih dari 12 bulan usai kematian orang yang dicintainya.
Biasanya, kesedihan berlarut-larut tersebut menyebabkan seseorang selalu teringat pada
orang yang dicintainya hingga mengganggu aspek-aspek lain kehidupan mereka. Namun,
ada juga yang berusaha menghindari ingatan atau kegiatan yang mengingatkan mereka
akan peristiwa kehilangan tersebut.