Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASPEK BUDAYA ATAU TRADISI DAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT JAMBI

“Disusun dalam rangka memenuhi tugas mandiri profesionalisme dalam kebidanan”

DOSEN PEMBIMBING:

Catur Yulinawati, S.ST, M.Keb

DISUSUN OLEH:

Dianti Arini TK II SEMESTER III (616080620008)

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya makalah kami yang berjudul “Aspek budaya atau tradisi dan sosial dalam masyarakat”
dapat selesai dengan baik.

Adapun tujuan dibuat makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah
Profesionalisme dalam kebidanan . Bahan dan sumber makalah ini berasal dari segala sesuatu
yang bisa dijadikan sumber informasi dan berhubungan dengan topik yang dibahas.

Kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
pembaca pada umumnya. Kami juga berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai bahan pertimbangan pada pembuatan makalah berikutnya.

Batam, 07 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PEDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Aspek Budaya Atau Tradisi Dan Sosial Dalam Masyrakat ............................................ 3
B. Perilaku Budaya Atau Tradisi Masyarakat Terkait Kesehatan ....................................... 5
C. Contoh Kasus perilaku budaya atau tradisi mengenai kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir ........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang


membawa banyak perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal
perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk juga dalam bidang
kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung
dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam
suatu tempat tertentu.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitandengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah seluruh
kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam


mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Perkembangan sosial budaya
dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial
dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.

Hubungan antara budaya dan kesehatan sangat erat, sebagai salah satu contoh
suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat
tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan
untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka
mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Aspek budaya atau tradisi dan sosial dalam masyrakat ?
2. Apa saja perilaku budaya atau tradisi masyarakat terkait kesehatan ?
3. Bagaimana contoh kasus perilaku budaya atau tradisi mengenai hamil,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir ?

C. Tujuan

1. Mengetahui arti dari aspek budaya atau tradisi dan sosial dalam masyarakat
2. Mengetahui apa saja perilaku budaya atau tradisi masyarakat terkait
kesehatan
3. Mengetahui contoh kasus perilaku budaya atau tradisi mengenai hamil,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan menjadi
referensi bagi makalah selanjutnya, terutama mengenai aspek budaya atau
tradisi dan sosial dalam masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aspek budaya atau tradisi dalam sosial masyarakat

Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan

Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :


1. Pengaruh tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam bentuk
kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat
yang dapat berpengaruh negatif juga positif.
a. Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan
cincin ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan
kematian jika cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian
perempuan Suku Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah
menciptakan seksual atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain
itu, perempuan dengan leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat
sekaligus indah.
b. Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : beberapa
anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik) sakit atau mati
adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
4. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada
beras merah daripada beras putih.
4. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan vitsin
pada makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah pedesaan tertentu
menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat beraggapan daun
singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena
status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.

3
6. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter
yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktorfaktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku


Kesehatan

Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
adalah
1. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi,
sedangkan golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lainlain.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula.
Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,
sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan
laki-laki memiliki hormon yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit
juga berbeda.
3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya sebaliknya
buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerka
terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ
pernapasan oleh karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masingmasing.
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya
penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang
berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di
kalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.c Dari sini dapat kita
simpulka bahwa ekonomi dalam suatu keluarga sangat berdampak pada
kesehatan.

4
B. Perilaku budaya atau tradisi masyarakat terkait kesehatan

Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan :

1. Self concept
Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang
kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain. Apabila orang lain melihat kita
positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku
kita, begitu pula sebaliknya.

2. Image kelompok
Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai
contoh, anak seorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan
orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani
tidak terpapar dengan lingkungan medis dan besar kemungkinan juga tidak
bercita-cita untuk menjadi dokter.

C. Contoh Kasus Perilaku Budaya atau tradisi mengenai kehamilan,


persalinan, nifas , dan bayi baru lahir

Kepercayaan tentang perilaku atau kebiasaan selama kehamilan

1.Kebiasaan Membawa benda-benda tajam seperti gunting, peniti yang diikatkan


pada baju atau pakaian dalam ibu hamil . Pengaruh yang diyakini menjaga ibu
dan bayinya dari gangguan roh jahat dan makhluk halus.
2.Kebiasaan Banyak bergerak dan jalan jalan terutama pada pagi hari saat udara
masih segar. Pengaruh yang diyakini supaya persalinannya lancar.
3. Ibu yang hamil tua, dianjurkan untuk sering melakukan gerakan menungging
termasuk mengepel lantai dengan menggunakan tangan. Pengaruh yang diyakini
supaya janin yang di dalam kandungan cepat turun dan membuka jalan lahir
serta membuat persalinan lancar tanpa kesulitan.
4. Ibu hamil yang berambut panjang dianjurkan untuk mengikat rambutnya.
Pengaruh yang diyakini supaya kelihatan rapi dan bersih.
5. Dianjurkan untuk makan lebih banyak dan lebih sering, banyak
mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, susu dan makanan bergizi . supaya ibu
dan bayi yang dikandungnya sehat.

5
6. Dianjurkan untuk makan daun galing yaitu tumbuhan sejenis pakis yang
mengandung banyak lendir Pengaruh yang diyakini Memperlancar proses
persalinan.

Budaya persalinan di masyarakat yang saat ini masih terjadi adalah


persalinan yang dilakukan sendiri tanpa bantuan penolong persalinan. Saat proses
persalinan sudah selesai, penolong persalinan baru diperlukan perannya untuk
memotong tali pusar, membersihkan bayi atau saat ibu bersalin mengalami
kesulitan dalam proses persalinan . Selain budaya persalinan sendiri, masyarakat
juga masih lebih mempercayai dukun paraji sebagai penolong persalinannya. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa bayi
sebelum keluar dari perut ibu tidak diperbolehkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, setelah bayi lahir, biasanya suami atau keluarga lebih sering
memanggil dukun paraji sebagai penolong dalam membantu menyelesaikan
proses persalinan. yang dipercaya dapat memberikan doa-doa sehingga
memberikan rasa nyaman pada ibu.

ketika nifas antra lain memakai pilis, duduk kaki lurus dan rapat serta minum
jamu Upacara pembuangan placenta pada umumnya dikuburkan atau dihanyutkan
ke sungai dengan alasan agar tidak dimakan binatang buas. Perjalan sampai
penguburan placenta dimasukan kendil kemudian digendong bapak. Alat penyerta
dalam pembuangan ini pada umumnya adalah jarum, benang, pensil, dan empon-
empon. Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah teridentifikasinya
alasan keluarga yang mempunyai perilaku budaya pada masa nifas adalah dalam
upaya mempertahankan kesehatanya.

Perawatan pertama kali setelah seorang ibu melahirkan yaitu mengubur


ari-ari (batir bayi). Ari-ari secara medis merupakan sebuah organ yang berfungsi
untuk menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam rahim.
Bagi orang Jawa ari-ari memiliki jasa yang cukup besar sebagai batir bayi(teman
bayi) sejak dalam kandungan. Oleh karena itu sejak fungsi utama ari-ari berakhir
ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian rupa agar
tidak dimakan binatang atau pun membusuk ditempat sampah. Upacara mengubur
ari-ari ini biasanya dilakukan oleh sang ayah.

Penguburan ari-ari ditempatkan didalam kendhil dan diberi daun talas sebagai
alasnya, daun talas merupakan daun yang tidak menyerap air hal ini merupakan
simpol yang menyimpan banyak harapan agar kelak sang anak tidak hanya
memikirkan hal-hal duniawi saja

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aspek sosial berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan


Diantaranya umur, jenis kelamin, dan sosial ekonomi. Selain aspek sosial, aspek
budaya juga berpengaruh terhadap status kesehatan dan perilaku kesehatan.
Aspek budaya tersebut adalah pengaruh tradisi, sikap fatalistis, sikap
ethnosentris, pengaruh perasaan bangga pada statusnya, pengaruh norma, dan
pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.

B. Saran

Kebudayaan atau kultur yang berdampak negatif bagi tubuh memang sulit untuk
dihilangkan dan itu semua membutuhkan suatu proses yang panjang. Sebagai
seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat seharusnya kita menuntun mereka
menuju perubahan lebih baik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
empiris. Maka dengan itu, dampak dari sosial budaya yang buruk dapat
diminimalisir bahkan dihilangkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+BUDAYA+KEHAMILAN+DAN+PE
RSALINAN+PADA+MASYARAKAT+Jambi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DIhYwPApRUo0J

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+BUDAYA+KEHAMILAN+DAN+PE
RSALINAN+PADA+MASYARAKAT+Jambi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DwNxfm9ukl-sJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+BUDAYA+KEHAMILAN+DAN+PE
RSALINAN+PADA+MASYARAKAT+Jambi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DS8ARW3_0Vd4J

Anda mungkin juga menyukai