Best, Average, and Worst Case
Best, Average, and Worst Case
Best Case
Best case dapat dinyatakan dalam notasi Big-Omega(Ω) (walaupun sering juga dinyatakan dalam
notasi Big-O (O)), karena best case merupakan lower bound dari kompleksitas waktu sebuah
algoritma. Suatu algoritma tidak mungkin dieksekusi dengan kompleksitas waktu kurang dari
Untuk setiap algoritma searching, best casenya adalah Ω(1) (kalau langsung ketemu).
Pada algoritma Insertion Sort, best casenya adalah Ω(n) (kalau sudah terurut semua).
Average Case
Average case dapat dinyatakan dalam notasi Big-Theta(θ) (walaupun sering juga dinyatakan
dalam notasi big-O (O)), karena average case terletak di antara lower bound dan upper bound.
Biasanya nilai dari average case mendekati upper bound-nya, tapi juga bisa lebih dekat dengan
lower bound.
Pada algoritma Quick Sort, average casenya adalah θ(n ᵃlog n). a biasanya bukan
bilangan bulat dan nilainya mendekati 2. Untuk menganalisis average case dari quick
sort ini dapat dilakukan partisi berupa rasio. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
Worst Case
Worst case merupakan dasar dari analisis kompleksitas algoritma. Worst case lebih menarik untuk
dianalisis dibandingkan dua case sebelumnya. Worst case dinyatakan dalam notasi Big-O (O),
karena worst case merupakan upper bound dari sebuah algoritma. Suatu algoritma tidak mungkin
dieksekusi dengan kompleksitas waktu lebih dari worst case.
Pada algoritma Quick Sort, worst casenya adalah O(n²), di mana terjadinya adalah
Worst case pada Quick Sort jarang terjadi sehingga seringkali kompleksitas Quick
Pada algoritma Bubble Sort, Selection Sort, dan Insertion Sort, worst casenya adalah