Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PKL KELOMPOK II

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN KLB SUSPEK


CAMPAK DI PESANTREN KHALID BIN WALID
KABUPATEN ROKAN HULU RIAU
TAHUN 2022

OLEH :
KADIR ABAS, SKM
IRMA DARMILIUS, SKM
IFATMANG P LAVEWA, SKM
HENDRIANSYAH, SKM
NUR HUDAYAH, SKM
MARNI A JUSUF, SKM
FITRIATUN, SKM
MASTI SINAMBELA, SKM
EVI NOVALITA TARIGAN, SKM,MKM
HERLENY RAHMAYANTI, SKM,M.Kes
MEI YUSUF, SKM
YAHYA ANSORI, SKM
SETYORINI SILALAHI, SKM
SRI WAHYUNI HOLIP, SKM
ELVIN TIRTASARI AMRIEDS, SKM

BAPELKES RIAU
2022
LAPORAN PKL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB SUSPEK CAMPAK DI KECAMATAN RAMBAH
KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2022

1. Pendahuluan
Penyakit campak Campak dan rubela merupakan penyakit menular
berbahaya yang disebabkan oleh virus yang dapat ditularkan pada orang lain
melalui percikan ludah. Campak disebabkan oleh Morbilivirus yang dapat
menyebabkan immune amnesia yang akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
sehingga penderita rentan terhadap penyakit lain, sedangkan Rubela disebabkan
oleh virus Rubela dapat menyebabkan abortus atau cacat berat kongenital apabila
ibu hamil terinfeksi virus ini terutama pada trisemester pertama. Kedua penyakit
ini merupakan masalah global karena angka kematian akibat penyakit ini sangat
tinggi (Kemenkes RI, 2022)
Secara global pada tahun 2018 diperkirakan terdapat 140.000 kematian
anak terutama berusia kurang dari lima tahun disebabkan karena penyakit campak.
Pada tahun 2020 terdapat 93.913 kasus campak dimana terdapat 10 negara yang
melaporkan kasus campak terbanyak yaitu Nigeria, Brazil, India, Kongo, Yaman,
Somalia, Pakistan, Uzbekistan, Burundi dan Tanzania sedangkan kasus rubela
dilaporkan sebanyak 7.420 kasus yang sebagian besar dilaporkan oleh India,
Tiongkok, Kongo, Nigeria, Sudan,Yaman, Malaysia, Filipina, Indonesia dan
Pakistan (Kemenkes RI, 2020)
Di Indonesia pada tahun 2014-2018 dilaporkan terdapat sebanyak 89,127
suspek campak dengan 22 kematian sedangkan berdasarkan hasil laboratorium
terdapat 19.392 positif campak dan 14.192 positif rubela. (Kemenkes RI, 2020).
Pada tahun 2021 dilaporkan terdapat 132 kasus campak yang terkonfirmasi
laboratorium yang tersebar di 84 kabupaten/Kota di 25 propinsi. Pada awal tahun
2021 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di lima propinsi di Indonesia, salah
satunya yaitu propinsi Sumatera Utara sedangkan ke empat propinsi yang lainya
yaitu Aceh, Jawa Timur, Maluku dan Sumatera Barat Di Sumatera Utara terdapat

2
2 Kabupaten/Kota yang dilaporkan mengalami KLB campak diantaranya Kota
Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Kemenkes RI, 2022).
Data laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu, sebaran kasus
suspek campak terjadi di beberapa kecamatan dengan kasus terbanyak terjadi di
Kecamatan Rambah 20 kasus, Kecamatan IV Koto 2 kasus, Kecamatan Tandun 8
kasus, Kecamatan kabun 1 kasus, Kecamatan Rambah hilir 2 kasus, Kecamatan
Rambah Samo 1 kasus, kecamatan Kepenuhan 10 kasus, Kecamatan Tambusai 3
kasus dan Kecamatan Kunto DRS 13 kasus.
Puskesmas Rambah terletak di Kecamatan Rambah dengan wilayah kerja 12
desa dan 1 kelurahan dengan jumlah penduduk 56.041 jiwa. Di kecamatan
Rambah merupakan salah satu kecamatan yang terdapat kasus suspek campak
terbanyak Di Kecamatan tersebut terdapat satu Pondok Pesantren Khalid Bin
Walid.
Dari hasil Laporan Imunisasi Campak dari Puskesmas Rambah yang masuk
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2019 Cakupan Imunisasi
Campak untuk Kecamatan Rambah sebesar 39,0%, untuk tahun 2020 sebesar
40,1%, dan tahun 2021 sebesar 28,7%.
Cakupan Imunisasi Campak Rubella di Kabupaten Rokan Hulu pada Tahun
2022 sudah diatas 95% namun masih ditemukan KLB Campak seperti di
Kecamatan Rambah terdapat satu Pondok Pesantren Khalid Bin Walid. Wilayah
Kerja Puskesmas Rambah dengan menemukan jumlah kasus sebanyak 17 orang.
Kasus suspek campak ini pertama diketahui dari laporan bidan swasta di
Wilayah Kerja Puskesmas Rambah ke petugas surveilans puskesmas tersebut pada
tanggal 04 Juni 2022, dimana sudah 2 anak yang datang berobat dengan keluhan
demam, batuk, mata merah dan bercak kemerahan hampir di seluruh tubuh anak
tersebut. Kemudian didapat informasi dari orang tua dari anak yang datang
berobat tersebut bahwa banyak anak-anak yang lain di Pondok Pesantren Khalid
Bin Walid mempunyai gejala yang sama selama 1 minggu terakhir.
Petugas surveilans puskesmas segera melakukan koordinasi dengan petugas
surveilans kabupaten dan segera melakukan investigasi secara menyeluruh dengan
menggunakan Form MR 01 untuk menemukan kasus yang belum terlapor dan

3
dikarenakan penyakit ini sangat cepat menyebar, maka diperlukan penanganan
secepatnya untuk mengurangi kecenderungan akan meningkatnya kasus dan
menyebar ke daerah lain bersama petugas Surveilans Kabupaten.
Pada tanggal 14 Juni 2022, petugas surveilans sudah mulai melakukan
penyelidikan epidemiologi melacak kasus di pondok pesantren, sehingga kasus
ditemukan menjadi 17 orang yang terdiri dari 6 Perempuan 11 laki-laki, kemudian
dilakukan pengambilan specimen pada 5 orang anak untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Selama menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, petugas
puskesmas tetap melakukan pengamatan kasus dan segera melanjutkan investigasi
serta melaporkan ke kabupaten jika ditemukan kasus tambahan. Data kasus yang
ditemukan dari tanggal 4 s.d 14 Maret 2022 yaitu 21 kasus. Semua data tercatat
dalam Form MR 01 dari puskesmas, kemudian di rekap dalam Form MR 02 oleh
petugas surveilans kabupaten untuk selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi Riau bersama Laporan W1 KLB.

2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya yaitu untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan terhadap KLB suspek campak di
kecamatan Rambah, Wilayah Kerja Puskesmas Rambah.
2.2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran secara epidemiologi KLB suspek campak
b. Mencegah komplikasi dan kematian akibat penyakit tersebut
c. Mencari penyebab/ faktor risiko terjadinya KLB suspek campak
d. Menentukan langkah-langkah penanggulangan KLB suspek campak

3. Penetapan Adanya KLB


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010
disebutkan bahwa suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :

4
a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada
atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut
jenis penyakitnya.
d. Jumlah penderita baru dalam satu periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
f. Angka kematian suatu kasus penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau
lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalm kurun waktu yang sama.
g. Angka proporsi penyakit ( Proportional rate) penderita baru satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Sementara itu menurut Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan
KLB Penyakit Menular dan Keracunan Pangan, KLB Suspek Campak terjadi
apabila ada lima (5) atau lebih kasus suspek campak dalam kurun waktu
empat (4) minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan
adanya hubungan epidemiologi. Maka dapat dikatakan bahwa dalam kasus ini
terjadi KLB suspek campak, sebab ada 17 kasus suspek campak yang
mengelompok di lingkungan pesantren dalam kurun waktu 4 minggu.

4. Penetapan Diagnonis Etiologi KLB Suspek Campak

5
a. Petugas puskesmas melaporkan adanya 2 kasus suspek Campak pada
bulan Mei 2022 di Pesantren Khalid Bin Walid, kemudian kasus kembali
bertambah sebanyak 15 kasus, sehingga total kasus sebanyak 17 kasus.
b. Kemudian dari hasil investigasi dan wawancara yang dilakukan maka
dapat pula diketahui beberapa gejala pada 17 kasus tersebut seperti rincian
pada Tabel di bawah ini :

Tabel 1.
Distribusi Gejala/ Tanda pada kasus suspek KLB Campak
No. Gejala/ Tanda Sakit Jumlah Penderita Proporsi (%)
1 Demam 17 100
2 Batuk 13 76,5
3 Pilek 10 10
4 Mata merah/ berair 9 52,9
5 Bercak merah 8 47,0

c. Berdasarkan Tabel 1. Diketahui bahwa gejala terbanyak yang didapati


yaitu demam (100%) dan batuk (76,5%).
d. Kasus dengan demam dan ruam makulopapular memiliki beberapa
diagnosa banding sesuai penyebabnya, antara lain yaitu: Rubella dan
Dengue Virus.
e. Dikatakan KLB Campak jika minimal 5 sampel positif IgM campak
ditemui pada hasil pemeriksaan specimen.

5. Identifikasi kasus KLB Suspek Campak


Hasil dari Investigasi yang dilakukan di Pondok Pesantren maka di tentukan
Identifikasi Kriteria KLB Suspek campak yaitu.
a. Menentukan definisi operasional kasus KLB Suspek Campak yaitu adanya
5 atau lebih kasus klinis dalam 4 minggu berturut-turut yang terjadi
mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.

6
b. Menentukan nilai validitas terhadap kasus suspek campak yang terjadi
melalui sensitifitas dan spesifitas kasus, namun saat ini sudah dilakukan
uji virologi dan uji serologi namun belum mendapatkan hasilnya.

6. Gambaran Epidemiologi KLB Suspek campak


a. Data Epidemiologi Umum

Di Kecamatan Rambah mempunyai jumlah penduduk sebanyak


56.041 orang. Kasus KLB suspek campak ini terjadi di suatu Pondok
Pesantren yaitu Pesantren Khalid Bin Walid. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan kepada pengurus pondok dimana setiap lokal asrama
ditempati sebanyak 40 santri. Untuk pelayanan kesehatan pesantren sudah
bekerjasama dengan Puskesmas Rambah. Adapun jumlah santri di
Pesantren sebanyak 700 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 247
orang dan perempuan dan sebanyak 453 orang.

b. Kurva Epidemi kasus suspek campak perminggu di wilayah kerja


Puskesmas Rambah

7
c. Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Kelompok Umur di
Pesantren Khalid Bin Walid

Kasu
No Umur (%)
s
1 13 tahun 7 41,3
2 14 tahun 6 35,3
3 16 tahun 2 11,7
4 17 tahun 2 11,7
Total 17  
Sesuai dengan tabel diatas menunjukan bahwa kasus suspek campak
berdasarkan umur paling banyak dialami anak usia 13 tahun (41,3%).

d. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Kecamatan di Wilayah Kerja


Puskesmas Rambah Tahun 2022

No Nama Kecamatan f (%)


1 Rambah 19 31.15
2 Tandun 8 13.11
3 Kabun 1 1.64
4 Rambah Samo 1 1.64
5 Kepenuhan 10 16.39
6 Tambusai 3 4.92
7 Kunto DRS 1 1.64
8 Bonai DRS 13 21.31
9 Rambah Hilir 3 4.92
10 Rokan IV Koto 2 3.28
Total 61 100.00

8
Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Kecamatan

Rokan IV Koto 2

Rambah Hilir 3

Bonai DRS 13

Kunto DRS 1

Tambusai 3

Kepenuhan 10

Rambah Samo 1

Kabun 1

Tandun 8

Rambah 19
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Distribusi kasus suspek campak berdasarkan jenis kelamin


di Pondok Pesantren Khalid Bin Walid

Perempuan; 6; 35%

Laki-laki; 11; 65%

9
Sesuai dengan diagram diatas menunjukan bahwa kasus suspek campak
berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki dengan jumlah 11
orang ( 65%).

Diagram 2
Distribusi kasus Campak pada Anak yang mendapatkan
Imunisasi Campak Rubela (MR) di Pesantren Khalid Bin
Walid

Imunisasi Imunisasi
41% Tidak Imunisasi
Tidak Imunisasi
59%

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan sebesar 59 % anak yang tidak


mendapatkan Imunisasi Campak Rubella (MR) pada saaat kampanye Rubella.

e. Metodelogi penelitian
 Desainnya menggunakan Case Contorl dengan 68 sampel, perbandingan
kasus dengan control yaitu 1 : 3 , dimana kasus sebanyak 17 dan kontrol
sebanyak 51. Analisis data bivariat menggunakan regresi logistik
sederhana .
 Dari uji bivariat dengan menggunakan regresi logistik sederhana di
dapatkan p.value sebesar 0,88 yang artinya Imunisasi campak tidak
memiliki hubungan dengan kejadian campak .
 OR imunisasi campak 0,92 artinya probabilitas anak yang tidak mendapat
imunisasi campak 0,923 kali dapat mengalami campak dibandingkan yang
mendapat imunisasi campak (95%CI= 0,30-2,81)

10
 Dari uji bivariat dengan menggunakan regresi logistik sederhana di
dapatkan p.value sebesar 0,47 yang artinya pemberian vit A tidak
memiliki hubungan dengan kejadian campak
 OR Vit A =1,49 artinya probabilitas anak yang tidak mendapat Vit A
yaitu1,49 kali dapat mengalami campak dibandingkan yang mendapat vit
A (95%CI= 0,49-4,53)
 Dari uji bivariat dengan menggunakan regresi logistik sederhana di
dapatkan p.value sebesar 0,66 yang artinya jenis kelamin tidak memiliki
hubungan dengan kejadian campak
 OR Jenis kelamin =1,28, artinya probabilitas jenis kelamin laki-laki
yaitu1,28 kali dapat mengalami campak dibandingkan jenis kelamin
perempuan (95%CI= 0,41-4,01)

7. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

1. Pemberian Vitamin A
2. Melakukan pengobatan pada Kasus Bergejala
3. Pemberian Imunisasi MMR dan MMRV
4. Menganjurkan penderita untuk tidak melakukan kontak dengan orang lain.
5. Melakukan isolasi bagi yang terkena campak
6. Memberikan edukasi pada santri pondok pesantren agar tidak bepergian
dan membiasakan pola hidup sehat

8. Upaya penanggulangan yang akan direncanakan oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten Rokan Hulu Provisin Riau

11
1. Malakukan monitoring dan evaluasi pada petugas program Imunisasi
Puskesmas
2. Pertemuan dengan Lintas Program dan Lintas sektor
3. Melaksanakan sosialisasi tentang penyakit potensial KLB
4. Monitoring dan Evaluasi perkembangan situasi kasus campak yang
bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor.

9. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan :
Telah terjadi KLB suspek Campak di Pesantrean Khalid bin Walid,
wilayah kerja Puskesmas Rambah pada minggu 1 dan 2 sebanyak.
b. Saran :
 Petugas Puskesmas bersama bidan desa dapat melakukan Penyuluhan
Kesehatan secara intensif di Desa Rambah khususnya Pesantren
Khalid bin Walid mengedukasi kembali bahaya campak, pentingnya
imunisasi dan makanan cukup gizi.
 Mengaktifkan kembali kader posyandu dan melibatkan polibun yang
ada di perusahan tersebut
Petugas Puskesmas Rambah melakukan pemantauan perkembangan
kasus, jika ada penambahan kasus segera dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.

12
13
ANGKA KREDIT TERHADAP KLB

No Unsur Sub unsur Butir kegiatan Satuan Angka Pelaksana


hasil kredit
II Kegiatan A. Mempersiapkan 6 Menyiapkan petunjuk
Epidemiologi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan/petunjuk teknis
Kesehatan Epidemiologi a. Menyajikan Rancangan

Laporan 0,20 Epid Kes Muda


10 Menyusun desain study Laporan 0,03 Epid Kes Madya
B. Melakukan Pengamatan 1 Menyiapkan pengumpulan
Epidemiologi data
a. Menyusun/ metenapkan
metoda pengumpulan
data secara : SPT
1. Primer Naskah 0,04 Epid Kes Muda
2. Sekunder Naskah 0,06 Epid Kes Madya

b. Menyusun instrumen
pengumpulan data
secara : Epid Kes
1. Primer Instrumen 0,04 Pertama
3. Sekunder Instrumen 0,06 Epid Kes Muda

2 Melakukan Evaluasi
data secara
a. Deskrtiftip Laporan 0,06 Epid Kes
b. Analitik Laporan 0,16 Pertama
Epid Kes Muda

3 Melakukan penyebaran
dan perluasan data
a. Penyusunan laporan Laporan 0,34 Epid Kes Muda

14
b. Penyajian Naskah 0,12 Epid Kes Muda
c. penyebarluasan Laporan 0,08 Epid Kes
Pertama

C. Melakukan penyelidikan 1 Menyiapkan


Epidemiologi pengumpulan data
a. Menetapkan Instrumen 0,06 Epid Kes Muda
metode
b. Menyusun instrumen 0,135 Epid Kes
instrumen Pertama
2. Analitik

2 Melakukan Laporan 0,03 Epid Kes


pengumpulan data Pertama
Pelayanan konsultasi
dalam rangka
pengumpulan data
5 Melaksanakan
kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB
a. Peningkatan
kewaspadaan dini laporan 0,10 Epid Kes
(SKD) Pertama
b.Mengawasi
penanganan laporan 2,40
penanggulangan Epid Kes Muda

D. Melakukan 1 Melakukan Imunisasi


pencegahan dan a. pembinaan/ konsultasi
pemberantasan tingkat
penyakit 1. propinsi SPT, 0,20
laporan
b. melakukan evaluasi

15
program dan rekomendasi 0,05
1. evaluasi program laporan
2. rekomendasi 0,075
laporan
3 Melakukan pemeriksaan Laporan 0,025 Epid kes
kelompok resiko tinggi (10 pertama
orang )

TOTAL 4,625

16
DOKUMENTASI
LAP W1 KLB CAMPAK

17
FORM RM-01 INVESTIGASI KASUS SUSPEK CAMPAK/RUBELLA

18
19
20
21
22
23
FORM MR-02 REKAP KASUS

24
SPT KE PONDOK PESANTREN

25
FOTO DI PONDOK PESANTREN KHALID BIN WALID KABUPATEN ROKAN HULU
RIAU

26
FOTO DENGAN GURU PESANTREN

FOTO SAAT WAWANCARA DENGAN MURID PESANTREN

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai