Anda di halaman 1dari 26

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Hasil–hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai pada tahun 2021


yang meliputi indikator Mortalitas (Angka Kematian),Morbiditas (Angka
Kesakitan) dan Status Gizi akan diuraikan sebagai berikut:

A. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)


Kejadian kematian yang terjadi di masyarakat dari tahun ke tahun
memberikan gambaran tentang perkembangan derajat kesehatan untuk
masyarakat setempat. Indikator tersebut juga dapat menjadi tolak ukur untuk
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan bidang
kesehatan.Data kematian meliputi Angka Kematian Bayi ( AKB ),Angka
Kematian Balita ( AKABA),Angka Kematian Ibu (AKI) yang akan di uraikan
sebagai berikut :

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting untuk mengukur keberhasilan program Kesehatan Ibu dan
Anak.Kematian bayi adalah kematian yang terjadi setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia 1 tahun .Kematian pada bayi dapat disebabkan
oleh beberapa hal diantaranya yaitu asfiksia neonatorum (bayi lahir tidak
bernafas secara spontan ), ikterus, sindrom gangguan nafas, pendarahan
tali pusat, BBLR (berat bayi lahir rendah), hipotermi, hipertemi,
hipoglikemi dan penyakit yang di derita ibu selama kehamilan .
Adapun Angka kematian bayi menurut SDGs tahun 2015-2030
adalah 12/1000 kelahiran hidup dan tidak ditemukannya kasus kematian
bayi di wilayah kerja Puskesmas Jileale pada tahun 2021
2. Angka Kematian Balita ( AKABA)
Angka kematian balita adalah jumlah kematian Anak umur 0-4
tahun dengan AKABA 25/1000 kelahiran hidup.Angka Kematian Balita

52 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesehatan anak
dan masalah- masalah yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti
gizi,sanitasi,penyakit infeksi dan kecelakaan.Dan pada tahun 2020 tidak
ditemukannya kematian pada balita diwilayah kerja Puskesmas Jileale.

3. Angka Kematian Ibu ( AKI )


Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan resiko yang terjadi pada ibu- ibu selama kehamilan dan
42 hari setelah melahirkan.Faktor yang mempengaruhi yaitu:
perdarahan,infeksi sepsis,hipertensi,preeklamsi/eklamsia
Kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Jileale tahun 2021
sebanyak 0 kasus dengan angka kematian ibu ( AKI ) hingga dibawah
70/100.000 kelahiran hidup.

B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)


Angka kesakitan di peroleh dari data fasilitas pelayanan kesehatan
yang melalui system pencatatan dan pelaporan rutin setiap
bulannya.Berikut 10 besar penyakit yang ditemukan di Puskesmas Jileale
tahun 2021 dapat di lihat pada tabel 4 di bawah ini :

NO PENYAKIT JUMLAH
LAKI- PEREMPUAN TOTAL
LAKI
1 2 3 4 5
1 Malaria 2.391 1.913 4.304
2 Ispa 1.692 1.734 3.426
3 Febris 879 899 1.778
4 Kecelakaan dan ruda paksa 40 427 1.037
5 Penyakit pada sistem otot dan 467 560 1.027
jaringan pengikat
6 Gastritis 202 328 530

53 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


7 Penyakit kulit alergi 231 244 475
8 Hipertensi 195 258 453
9 Penyakit dan kelainan susunan 186 209 395
syaraf lainnya
10 Diare 95 96 191
Sumber : Data SP2TP Puskesmas Jileale Tahun 2021

Data pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa penyakit Malaria


masih menjadi penyakit tertinggi pada tahun 2021 yaitu sebanyak 4.304
kasus yang terbagi atas laki-laki 2.391 kasus dan perempuan 1.913
kasus.Kasus MALARIA masih tinggi dikarenakan masih lingkungan dan
rumah yang kurang bersih.
1. Malaria
Penyakit malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jileale.Malaria mempunyai
masa inkubasi antara 9-30 hari tergantung pada spesies parasit, paling
pendek pada plasmodium falciparum dan paling panjang pada
plasmodium vivax. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas
infeksi,pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat
imunitas penderita
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tingginya angka kesakitan
malaria di wilayah kerja Puskesmas Jileale yaitu lingkungan,tingginya
curah hujan di wilayah ini membuat banyak genangan air yang dapat
di gunakan sebagai tempat berkembang biak oleh nyamuk dan
kebiasaan masyarakat yang belum terbiasa membersihkan genangan-
genangan air di lingkungannya juga perilaku masyarakat yang tidak
terbiasa menggunakan kelambu saat tidur.
Data yang di perolah dari program malaria pada tahun 2021 di
Puskesmas Jileale terdapat 3.101 kasus.Secara rinci dapat diuraikan
pada grafik 3 di bawah ini :

54 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Kelurahan Kampung Kelurahan Kelurahan Desa di luar
Karya Jimbi Karang Kuala wilayah
Kencana Senang Kencana puskesmas
Jileale

Sumber : Program Malaria Puskesmas Jileale Tahun 2021

Data pada grafik di atas menunjukan bahwa kasus malaria


tertinggi terdapat pada kelurahan Karang Senang yaitu sebanyak
1.221 Kasus dengan Angka Kesakitan ( API ) sebesar 371/1.000
penduduk.
2. Tuberkulosis ( Penyakit TB Paru )
Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang di sebabkan
oleh mycobacterium tuberkolosis yang berkembang biak di dalam
bagian tubuh di mana terdapat banyak aliran darah dan oksigen.Infeksi
karena bakteri ini biasanya menyebar melewati pembuluh darah dan
kelenjar getah bening tetapi secara utama menyerang paru-
paru.Bakteri TB membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan
membuatnya menjadi kondisi yang mengancam nyawa jika tidak
dilakukan terapi. Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang
batuk dan mengeluarkan titik- titik kecil air liur dan terhirup oleh
orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit
ini.

55 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Berdasarkan data yang diperoleh dari program TB puskesmas
Jileale tahun 2020 jumlah pasien yang diskrining sebanyak 1784 orang
dan yang diperiksa sebanyak 41 orang maka ditemukan kasus baru di
Puskesmas Jileale pada tahun 2020 adalah sebanyak 9 kasus BTA
positif, 11 kasus BTA negatif/Rontgen positif, 5 kasus TB extra paru
dan 3 kasus TB anak dengan total kasus TB sebanyak 28 kasus dengan
Case Notification Rate ( CNR ) sebesar 18,9 per 100.000 penduduk.
Secara rinci dapat di lihat pada grafik 4 sebagai berikut :

Kampung Kampung Kelurahan Kelurahan Kampung Kampung TOTAL


Inamco Beringin Karang Kuala Jimbi Jile ale
senang Kencana

Sumber : Program TB Puskesmas Jileale Tahun 2020

Data pada grafik 4 diatas menunjukan bahwa kasus Baru


penyakit TB tertinggi di kelurahan Karang Senang yaitu sebanyak
16 Kasus dari 25 kasus TB ditahun 2020 dikarenakan sebaran
penduduk yang lebih banyak diwilayah kelurahan Karang senang
daripada kelurahan atau kampung yang lain diwilayah kerja
puskesmas Jileale sedangkan kasus terendah terdapat di kampung
Beringin yaitu sebanyak 1 kasus dari Keseluruhan kasus baru
penyakit TB.

56 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Berdasarkan data yang diperoleh dari program TB
puskesmas Jileale tahun 2020 maka penyakit TB yang ditemukan
dan diobati sebanyak 25 kasus dengan rincian sebagai berikut:
pasien yang sembuh 9 orang,meninggal 1 orang,lengkap
pengobatan 6 bulan tanpa pemeriksaan dahak lengkap 8
orang,putus berobat 4 orang tanpa keterangan dan pindah tempat
pengobatan ke fasilitas kesehatan yang lain sebanyak 3
pasien.Dapat dilihat secara lengkap pada grafik 5 dibawah ini :

Kampung Kampung Kelurahan Kelurahan Kuala Kampung Jileale


Inamco Beringin Karang senang Kencana

Sumber : Program TB Puskesmas Jileale Tahun 2020

3. Penyakit Kusta
Permasalahan penyakit kusta ini merupakan permasalahan
kemanusiaan selanjutnya. Masalah yang di hadapi penderita bukan
hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai
akibat penyakitnya.Ketakutan masyarakat yang berlebihan

57 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


menyebabkan penderita penyakit ini dikucilkan sehingga menambah
beban baru bagi petugas kesehatan di wilayah setempat.
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh
bakteri mycobacterium lepare yang bersifat intraseluler obligat yang
artinya bakteri tersebut harus berada di dalam sel makluk hidup untuk
dapat berkembang biak.
Berdasarkan data yang di peroleh dari program Kusta Puskesmas
Jileale tahun 2020 jumlah pasien yang diskrining sebanyak 413 orang
dan ditemukan 3 kasus kusta baru tipe Multi Basiler (MB) atau
kusta.Temuan kasus kusta masih rendah karena masih kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta.Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik 6 dibawah ini :

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0
Yang diskrining Pasien baru tipe Kusta basah Pasien pindahan tipe Kusta
basah

Sumber : Program Kusta Puskesmas Jileale Tahun 2020

4. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada paru- paru yang
menyebabkan paru- paru memiliki kantung udara yang berisi

58 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


cairan.Infeksi ini terjadi karena disebabkan oleh bakteri streptococcus
pneumonia jenis bakteri yang biasa masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan penyakit pneumonia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari program ST2TP
puskesmas Jileale tahun 2020 tidak ditemukan kasus pneumonia
karena mayoritas pasien yang menderita penyakit ISPA yang sudah
berat langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
5. HIV/AIDS DAN IMS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodefeciency
virus.Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dari penyakit. Dengan
diagnosa dini dan penanganan efektif pengidap HIV tidak akan
berubah menjadi AIDS yang merupakan stadium akhir dari infeksi
virus.Untuk penemuan kasus HIV di wilayah kerja Puskesmas Jileale
tahun 2020 dilakukan skrining diberbagai tempat dengan jumlah yang
diperiksa sebanyak 542 orang dan ditemukan HIV positif sebanyak 5
kasus dan skrining IMS sebanyak 542 orang.Dari hasil skrining IMS
ditemukan IMS positif sebanyak 37 kasus. Secara rinci jumlah temuan
kasus dapat dilihat pada grafik 7 di bawah ini :

59 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


600

500

400

300

200

100

0
Yang diperiksa Positif Negatif

Sumber : Program VCT & IMS Puskesmas Jileale Tahun 2020


Dari data pada grafik 7 diatas dapat dilihat bahwa pemeriksaan IMS masih rendah
dikarenakan reagen untuk pemeriksaan IMS sering mengalami kekosongan dan
keterbatasan tenaga dan alat laboratorium.Sedangkan untuk pengobatan pada
pasien dengan HIV positif hanya pada 3 orang HIV positif dikarenakan ada yang
tidak kembali ke puskesmas Jileale untuk follow up pengobatan,serta dipengaruhi
oleh tingkat ketaatan yang kurang baik saat meminum obat pencegahan dan
pengobatan kotrimoxazole ( PPK ) sebelum memulai terapi ARV.

Sebaran kasus HIV positif dan IMS positif berdasarkan golongan umur dapat
dilihat pada grafik 8 dibawah ini :

60 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


30

25

20

15

10

0
<1 1-4 5- 14 15-19 20-29 30- 39 40-49 50-59 >60 Total
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

Sumber : Program VCT & IMS Puskesmas Jileale Tahun 2020

Data pada grafik 8 diatas menunjukkan bahwa kasus HIV


tertinggi terdapat pada Kelompok Umur (20- 29 tahun) yaitu sebanyak
2 kasus, sedangkan kasus HIV terendah terdapat pada umur ( 30-39
tahun) sebanyak 1 kasus dan kasus IMS tertinggi usia ( 20- 29 tahun )
sebanyak 8 kasus sedangkan kasus IMS terendah terdapat pada
kelompok umur (15-19 tahun ) sebanyak 1 kasus.
6. Acute flaccid praiysis ( AFP)
AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layu) yang terjadi secara akut
(mendadak) bukan disebabkan oleh ruda paksa. Yang dimaksud
kelumpuhan terjadi secara akut adalah perkembangan kelumpuhan
yang berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1-14 hari sejak
terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai
kelumpuhan maksimal
Yang dimaksud kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang
bersifat lunglai,lemas atau layu bukan kaku atau terjadi penurunan
tonus otot. Dalam hal ini ada keraguan dalam menentukan sifat

61 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


kelumpuhan apakah akut dan flaccid atau ada hubungannya dengan
ruda paksa/kecelakaan. Semua penderita berusia lebih dari 15 tahun
yang diduga kuat sebagai poliomyelitis oleh dokter dilakukan tata
laksana seperti kasus AFP.
Berbagai strategi sudah dilakukan sebagai upaya eradikasi
polio maka pemerintah melaksanakan program Eradikasi Polio
(ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara rutin,dan
imunisasi tambahan seperti pelaksanaan PIN Polio pada bayi dan
balita.
Berdasarkan data yang diperoleh dari program ST2TP
Puskesmas Jileale tahun 2020 dinyatakan bahwa tidak ditemukannya
kasus AFP.Tidak ditemukannya kasus Polio dipengaruhi mulai
meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya vaksinasi
polio pada bayi dan balita dimana pencapaian imunisasi polio pada
tahun 2020 dengan jumlah sasaran bayi/balita 265 orang.Secara
lengkap dapat dilihat pada grafik 9 dibawah ini :

600

500

400

300

200

100

0
Polio I Polio II Polio III Polio IV Total

Sumber : Program Imunisasi Puskesmas Jileale Tahun 2020

62 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


7. Penyakit Potensi KLB ( Wabah )
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa ( KLB) atau wabah yang terdapat di wilayah Puskesmas Jileale
antara lain :
a) Penyakit Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang
lembek atau cair atau perlu bolak balik ke toilet.Diare biasa terjadi
pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak- anak. Diare dibagi
menjadi 3 jenis yaitu : diare akut yang berlangsung beberapa
hari,diare yang berlangsung selama 3 minggu dan diare kronis yang
terjadi lebih dari 4 minggu.
Hal- hal yang dapat menjadi pemicu atau penyebab diare yaitu
intoleransi terhadap makanan seperti laktosa,alergi makanan,efek
samping dari obat-obatan tertentu,infeksi bakteri/virus/parasit dan
penyakit usus. Kasus diare ini sering menyebabkan terjadinya KLB.
Berdasarkan data yang di peroleh dari SP2TP puskesmas Jileale
tahun 2020 terdapat kasus diare sebanyak 291 kasus dengan angka
kesakitan 214/1000 penduduk serta yang paling utama adalah tidak
ditemukannya kasus Kolera dan Disentri diwilayah kerja puskesmas
Jileale ditahun 2020.Secara rinci dapat di lihat pada grafik 10 dibawah
ini :

63 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


700

600

500

400

300

200

100

0
Laki-laki Perempuan Total

Sumber : SP2TP Puskesmas Jileale Tahun 2020

Data pada grafik 10 diatas menunjukkan bahwa kasus diare yang


ditangani tertinggi sebanyak 315 kasus dialami oleh laki-laki daripada
perempuan karena tingkat kesadaran akan kebersihan lebih tinggi pada
perempuan.
b) Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang menyerang sel-sel darah. Virus ini
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang hidup dan tinggal di
daerah beriklim tropis dengan suhu lembab. Infeksi virus tersebut
menyebabkan berbagai gejala seperti demam,pusing,nyeri pada bola
mata,otot,sendi,ruam. Orang yang terinfeksi virus dengue juga sering
mengalami kelelahan jangka panjang.Virus dengue dapat berkembang
menjadi hal yang dapat mengancam jiwa (severe dengue)
mengakibatkan nyeri perut dan muntah,sulit bernapas dan penurunan
trombosit darah yang biasa mengakibatkan perdarahan internal.Gejala
perdarahan berlangsung setelah terjadi demam selama 3-7
hari.Demam tinggi berlangsung selama 5-6 hari (39ᵒ- 40ᵒ c) lalu

64 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


demam akan turun pada hari ketiga atau keempat namun setelah itu
akan muncul lagi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian ST2TP Puskesmas
Jileale tahun 2020 tidak ditemukannya kasus Deman berdarah dengue
karena wilayah kerja puskesmas Jileale bukan daerah endemis demam
berdarah dengue.
8. Filariasis
Filariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing filarial.
Filariasis atau disebut dengan penyakit kaki gajah adalah penyakit
zoonosis menular yang banyak di temukan diwilayah tropis.Penyebab
dari penyakit tersebut adalah Wuchereria bancrofti, Brugia Malayi dan
Brugia timori.Wuchereria bancrofti merupakan parasit yang paling
sering menyerang manusia.Diperkirakan 9 dari 10 penderita filariasis
limfatik disebabkan oleh parasit ini. Sementara sisanya biasanya
disebabkan oleh Brugia Malayi. Parasit tersebut akan tumbuh dewasa
berbentuk cacing,bertahan hidup selama 6 sampai 8 tahun dan terus
berkembang biak dalam jaringan limfa manusia. Infeksi ini pada
umumnya dialami sejak masa kanak- kanak dan menyebabkan
kerusakan pada sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya
terjadi pembengkakkan yang parah dan menyakitkan.Pembengkakkan
tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian ST2TP Puskesmas
Jileale pada tahun 2020 tidak ditemukannya kasus Filariasis karena
keterbatasan alat untuk pemeriksaan filariasis. Dan tahun 2020
Puskesmas Jileale telah melakukan pembagian obat Albendazole 400
mg sebanyak 5.950 tablet dan obat Diethilcarbamazim 100 mg
sebanyak 17.400 tablet untuk mencegah penyakit filariasis yang secara
rinci dapat dilihat pada grafik 11 dibawah ini :

65 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Albendazole 400 mg/tablet Diethilcarbamazim 100 mg/tablet

Sumber : SP2TP Puskesmas Jileale Tahun 2020


9. Frambusia
Frambusia adalah sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh
bakteri bernama Treponema palladium dimana kulit mengalami infeksi
akibat bekteri tersebut.Penyakit ini dapat dikategorikan sebagai
penyakit menular karena penularannya sangat cepat hanya dengan
kontak langsung dengan kulit penderita frambusia.
Gejala penyakit ini akan ditandai dengan munculnya kutil pada
muka dan pada anggota gerak seperti kaki,tangan dan yang lainnya.
Selain itu gejala awal pada penyakit ini akan bertahan berminggu-
minggu bahkan berbulan–bulan.Penyakit ini bersifat kronik dimana
jika tidak segera diobati akan merusak jaringan kulit dan dapat
menimbulkan kecacatan pada penderitanya.Penyakit ini sering
ditemukan pada anak yang berusia < 15 tahun yaitu usia 6- 12 tahun.
Namun potensi pada orang dewasa juga sangat tinggi jika tidak
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.Gejala penyakit frambusia
yang biasanya timbul yaitu nyeri tulang, timbulnya kutil pada kulit,
pembengkakan pada tulang, terjadi peradangan pada kulit, timbul ruam
berbentuk seperti buah rasberry dan gatal pada bagian kulit yang

66 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


terinfeksi. Pada tahun 2020 tidak dilakukan screening karena pandemi
covid-19 Secara rinci dapat di lihat pada grafik 12 di bawah ini :

C. STATUS GIZI
Status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat- zat gizi yang
masuk dalam tubuh dan penggunaanya.Faktor yang mempengaruhi status
gizi dibagi menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung.Penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi
yang diderita anak.Penyebab tidak langsung yaitu :
1). Ketahanan pangan di keluarga terkait dengan kesediaan pangan
(baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber
lain), harga daya pangan dan daya beli keluarga serta pengetahuan
tentang gizi dan kesehatan.
2). Pola pengasuhan anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh
lain dalam hal keterdekatannya dengan anak,memberi
makan,merawat kebersihan,memberi kasih sayang dan semua hal
yang berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik
dan mental).
3). Akses atau jangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan
pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi,pemeriksaan
kehamilan,pertolongan persalianan,penimbangan anak,pendidikan
kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan yang baik seperti
posyandu,puskesmas,rumah sakit,praktek bidan dan dokter.
Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengukur status gizi
masyarakat anatara lain : presentasi bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), presentase balita Gizi Baik, presentase Wanita Usia
Subur (WUS), ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK),
Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan prevelensi
anemia Gizi Tertentu.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

67 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2.500 gram.Berat badan lahir merupakan indikator penting
kesehatan bayi,faktor determinan kelangsungan hidup dan faktor untuk
pertumbuhan fisik dan mental bayi dimasa yang akan datang.
Bayi dengan Berat badan lahir rendah (BBLR) diwilayah kerja
Puskesmas Jileale tahun 2020 tidak ditemukan karena saat hamil, ibu rajin
untuk datang ANC, peningkatan konseling gizi pada ibu hamil. Secara
rinci kelahiran bayi dengan kasus BBLR di Puskesmas Jileale pada tahun
2020 dapat dilihat pada grafik 13 di bawah ini:

Jumlah kelahiran hidup Jumlah BBLR

Sumber : Program Kesehatan ibu & KB Puskesmas Jileale Tahun 2020

2. Kurang Energi Kronis ( KEK ) Pada Ibu Hamil


Kurang Energi Kronis adalah masalah gizi yang disebabkan
karena kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup
lama,dalam hitungan tahun.Kondisi Kurang energi kronis (KEK)
biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-
45 tahun. Seseorang yang mengalami KEK biasanya memiliki status
gizi kurang. Kekurangan energi kronis dapat diukur dengan mengetahui
lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu yang

68 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


mempunyai lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ia
mengalami kekurangan Gizi kronis yaitu :
1). Asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
2). Usia ibu hamil terlalu muda atau tua
3). Beban kerja ibu terlalu berat
4).Penyakit infeksi yang dialami ibu hamil.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) menyebabkan keluar
masuknya energi yang tidak seimbang didalam tubuh.Sehingga banyak
gangguan yang akan terjadi jika seorang ibu mengalami KEK.
Gangguan ini mengganggu kesehtan ibu maupun janin yang
dikandungnya.Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK)
akan mengalami :
1). Merasa kelelahan terus menerus
2). Merasa kesemutan
3).Muka pucat dan tidak bugar
4).Mengalami kesulitan ketika melahirkan
5).Ketika menyusui nanti ASI tidak akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi sehingga bayi akan kekurangan
ASI.
Sementara itu akibat KEK,yang dapat terjadi pada janin yang
dikandung adalah :
1).Keguguran
2). Pertumbuhan janin tidak maksimal
3).Perkembangan semua organ janin terganggu.
Hal ini mempengaruhi kemampuan belajar,kognitif serta anak
beresiko mengalami kecacatan.
4).Kematian bayi saat lahir.
Kasus Kurang Energi Kronis (KEK) yang ditemukan di Puskesmas
Jileale tahun 2020 sebanyak 52 kasus dari total 292 ibu hamil. Secara
rinci dapat dilihat pada grafik 14 dibawah ini :

69 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Kampung Kampung Kelurahan Kelurahan Kampung Total
Inamco Beringin Karang Kuala Jileale
Senang Kencana

Sumber : Program Kesehatan ibu & KB Puskesmas Jileale Tahun 2020

Data pada grafik 14 diatas menunjukkan bahwa jumlah ibu


hamil KEK tertinggi terdapat di kelurahan Karang Senang yaitu
sebanyak 25 kasus dari 615 total ibu hamil diwilayah kerja puskesmas
Jileale.Masalah ibu hamil KEK diwilayah kerja puskesmas Jileale
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang
pada ibu hamil dan wanita usia subur serta jarak dan jumlah persalinan.

3. Cakupan Balita Gizi Buruk / Gizi Kurang


Gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk terparah akibat
kurang gizi menahun.Selain akibat kurang konsumsi jenis makanan
bernutrisi seimbang,gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh
penyakit- penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan
atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh.
Berdasarkan data yang diperoleh dari program gizi Puskesmas Jileale
tahun 2020 kasus gizi buruk yang ditemukan sebanyak 0 kasus.
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan,zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,

70 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


aktifitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Pada
umumnya kekurangan gizi sering diidentikkan dengan konsumsi
makanan yang tidak mencukupi kebutuhan atau anak sulit untuk makan.
Sebenarnya ada berbagai penyebab yang menjadikan seseorang anak
dapat mengalami kekurangan gizi. Penyebabnya yaitu:
1). Konsumsi makanan yang tidak mencukupi
2). Peningkatan pengeluaran gizi dari dalam tubuh
3).Kebutuhan gizi yang meningkat pada kondisi tertentu
4).Penyerapan makanan dalam sistem pencernaan yang
mengalami gangguan
5).Gangguan penggunaan gizi setelah diserap.
Gangguan akibat gizi kurang yaitu:
1). Badan lemah, kurang energi untuk melakukan aktivitas
2).Penurunan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
infeksi
3).Pertumbuhan badan terhambat terutama pada anak- anak.
Tampak pada pertambahan berat badan, otot lemak dan
rambut mudah rontok
4) Kemampuan berpikir dan perkembangan mental terhambat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari program gizi Puskesmas Jileale
pada tahun 2020 ditemukan 11 kasus bayi dengan berat badan dibawah
garis merah (BGM). Hal ini sebabkan oleh masih kurang pengetahuan
orang tua tentang gizi yang seimbang pada anak, faktor ekonomi,
mobilisasi orang tua yang tinggi dan masih kurangnya dukungan dari
stakeholder terkait. Secara rinci status gizi pada bayi/balita dapat dilihat
pada grafik 15 dibawah ini:

71 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Jumlah Bayi/balita Bayi/balita Bayi/balita naik Bayi /balita Gizi Bayi /balita Gizi
bayi/balita mempunyai datang timbang BB buruk Kurang(BGM)
KMS

Sumber : Program Gizi Puskesmas Jileale Tahun 2020

D. Keadaan lingkungan
1. Sarana Air Bersih
Menurut DEPKES RI (1995) salah satu upaya untuk mengetahui
kualitas sarana penyediaan air bersih,diantaranya dengan cara
melakukan pengawasan atau inspeksi terhadap kualitas sumber
air.Menurut DEPKES RI tahun (2005) beberapa sumber air yang
menghasilkan air bersih dan umumnya digunakan masyarakat di
Indonesia diantaranya air sumur gali,sumur pompa tangan,air
hujan,mata air,sistem perpipaan dan terminal air.
Berdasarkan data yang di peroleh dari program Sanitasi Puskesmas
Jileale tahun 2021 penduduk yang memiliki akses berkelanjutan
terhadap Sarana Air Bersih (SAB) berkualitas secara rinci dapat di
jabarkan pada tabel 4 di bawah ini :

72 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Kelurahan/ Jumlah Sumur Gali Sumur Depot Air Penampung
kampung Penduduk dengan Bor minum isi Air Hujan
pompa dengan ulang
Pompa
Karang 3.528 Jiwa 3 Sarana 20 Sarana 8 Sarana 8 Sarana
Senang
Kuala 2.716 Jiwa 0 0 1 Sarana 0
Kencana
Karya 1.569 2 14 0 6
Kencana
Jimbi 1.259 0 6 1 4
Total 9.072 5 40 10 18
Sumber : Program Sanitasi Puskesmas Jileale Tahun 2021

10000 9072
9000
8000
7000
6000
5000
4000 3528 Kel. Karang Senang
3000 2716 Kel. Kuala Kencana
2000 1569 Kampung Karya Kencana
1000 3 0 2 5 20014 40 8 1 0 10 8 0 6 18 Kampung Jimbi
0 Jumlah
K N
UDU GA
ND UR PA N
PU UJA
N
M R M
PE SU BO PO M H
H N NA IR
LA GA PE A
M N
JU DE

Data pada tabel 4 diatas menunjukan bahwa penduduk yang


menggunakan depot air minum isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari
sebanyak 1.569 jiwa dikarenakan kualitas sumber air tanah yang
kurang baik diwilayah puskesmas Jileale dan belum adanya sumber air
yang berasal dari PDAM.

73 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


2. Tempat Pengolahan Makan/minum ( TPM )
Pengolahan makanan adalah metode dan tehnik yang digunakan
untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah
makanan menjadi bentuk lain untuk dikonsumsi oleh manusia atau
hewan di rumah atau oleh industri pengolahan makanan.Secara rinci
dapat dilihat pada grafik 16 dibawah ini :

90
80 77
69
70
60
49
50 45 Kel. Karang Senang
40 Kel. Kuala Kencana
Kampung Karya Kencana
30
Kampung Jimbi
20 14 Jumlah
12
10 6 8 6 6 8
4
0 2 2
0
JUMLAH TPM TPM MEMENUHI TPM TIDAK
SYARAT MEMENUHI
SYARAT

Sumber : Program Sanitasi Puskesmas Jileale Tahun 2021

Data pada grafik 16 diatas menunjukan bahwa diwilayah kerja


Puskesmas Jileale terdapat 77 TPM. TPM yang diperiksa sebanyak 77
dengan hasil yang memenuhi syarat higienis sanitasi sebanyak 69
TPM (89%) dan 8 TPM (11%) tidak memenuhi syarat hiegene
sanitasi.

3. Tempat – Tempat Umum

74 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Tempat – tempat umum adalah suatu tempat yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat umum seperti terminal, pasar,pertokoan, depot air isi
ulang, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran
dll.
TTU sehat adalah TTU yang telah terdaftar, dibina, dinilai, telah
memenuhi syarat kesehatan dan bertujuan untuk mewujudkan kondisi
tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat
terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah
Puskesmas Jileale.
a. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari program sanitasi Puskesmas
Jileale tahun 2021 jumlah sarana kesehatan diwilayah kerja
puskesmas Jileale sebanyak 6 sarana kesehatan yang terdiri dari 1
klinik swasta,2 puskesmas pembantu,3 apotik,1 bidan praktek
mandiri dan semuanya memenuhi syarat sanitasi kesehatan.
b. Sarana Pendidikan
Berdasarkan data yang di peroleh dari program sanitasi Puskesmas
Jileale tahun 2021 jumlah sarana pendidikan sebanyak 22 sekolah
dan yang diperiksa dan memenuhi syarat sanitasi yaitu sebanyak
22 sekolah (100 %) yang secara rinci dapat dilihat pada grafik 17
di bawah ini :

Sarana Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Jileale
25 22
20
15
10
10 7
4
5 1 0 0 0 0 0
0
Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

TK SD SMP
SMA/SMK Jumlah sarana pendidikan

75 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


Sumber : Program Sanitasi Puskesmas Jileale Tahun 2021

Data pada grafik 17 diatas menunjukkan sarana pendidikan yang


memenuhi syarat kesehatan terdiri atas 10 Taman kanak-kanak, 7
sekolah dasar, 4 sekolah menengah pertama dan 1 Sekolah
Menengah Atas.

4. Pemukiman Dan Jamban Keluarga


Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
lindung,baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan atau
penghidupan.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (plengsengan dan
cemplung).
Berdasarkan data yang diperoleh dari program sanitasi Puskesmas
Jileale tahun 2021 jumlah pemukiman yang ada sebanyak 2.472
rumah dan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 2.333
rumah sedangkan yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 152
rumah dan yang dibina sebanyak 152 rumah (100%).
Berdasarkan data yang diperoleh penduduk yang menggunakan
jamban komunal sebanyak 3 jiwa dan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 3 jamban komunal. Penduduk yang menggunakan
jamban leher angsa sebanyak 8.906 jiwa dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 8.906 jiwa (98 %).Penduduk yang menggunakan
jamban plengsengan sebanyak 1 Sarana dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 4 Jiwa (100 %).

76 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021


77 Profil Puskesmas Jileale Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai