DOSEN
Dr. dr. Asriati, M.Kes
1. KEMATIAN IBU
Kematian maternal atau kematian ibu hamil merupakan kematian Wanita sewaktu hamil,
melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. bahwa jumlah kematian
tertinggi terdapat di Kab.Konawe Selatan, sebanyak 19 kasus Kematian ibu dan yang
terendah adalah Konawe Kepulauan dengan 0 Kasus kematian ibu. Jumlah kematian ibu
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah kematian paling signifikan terjadi di
Kab.Konawe Selatan dimana pada tahun 2020 terdapat 2 kasus kematian dan pada tahun 2021
INFEKSI 0%
10%
PERDARAHAN
51%
HIPERTENSI DLM
KEHAMILAN
31%
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sebab kematian paling banyak masih ditempati oleh
perdarahan sebesar 51% dan yang paling rendah adalah Partus lama dan abortus dengan 0%.
Sebab kematian yang tercatat diatas berdasarkan laporan kab/kota, belum melalui proses Audit
Maternal Perinatal. Jika melihat penyebab terbanyak adalah perdarahan dan covid 19 dalam
kehamilan. Kedua penyebab ini dapat diminimalisir apabila ANC yang dilakukan berkualitas
sehingga deteksi resiko kahamilan dapat diketahui lebih dini dan semua masyarakat bersama
sama memutus rantai penularan Covid 19 dengan tidak melakukan kerumunan, P4K dijalankan
secara optimal untuk mempersiapkan persalinan yang aman dan mencegah komplikasi, sistem
rujukan yang cepat dan tepat dimana didalamnya terdapat SDM dan sapras penunjang
dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka ikut serta memastikan sasaran bumil mendapatkan
Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Kematian bayi diukur sebagai
tingkat kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di bawah satu tahun per 1000
kelahiran
2020 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat penurunan jumlah kematian bayi 2020 sebesar
444 kasus kematian bayi dan pada tahun 2021 menjadi 411 kasus kematian bayi,. Kenaikan
paling signifikan terdapat pada kabupaten kolaka yaitu dari 49 kasus menjadi 82 kasus,
sedangkan penurunan paling signifikan terjadi di Kab.Buton Utara yaitu dari 28 kasus menjadi
LAHIR KEMATIAN
HIDUP NEONATAL
NO KAB
1 Buton 1700 6
2 Muna 3606 33
3 Konawe 4119 32
4 Kolaka 4396 53
6 Bombana 3406 26
7 Wakatobi 1022 5
Kab.Kolaka Selatan sebanyak 53 kasus dan yang terendah adalah Kab.Konawe Utara dengan
2020 2021
2 Kasus Kematian Neonatal. Perbandingan Jumlah kematian Neonatal dari tahun 2020-2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah kematian Neonatal paling signifikan
terjadi di Kab.Kolaka dan dimana pada tahun 2020 terdapat kasus 40 kematian Neonatal dan
pada tahun 2021 menjadi 53 kasus kematian, sedangkan penurunan paling signifikan terjadi di
Kab.Konawe Selatan dimana pada tahun 2020 sebanyak 57 kasus kematian Neonatal menjadi 37
Neonaturum 41%
0%
Asfiksia
42%
Dari grafik diatas dapat diliaht bahwa sebab kematian bayi neonatal tertinggi adalah Kasus BBLR
sebanyak 46% dan terendah adalah kasus Tetanus Neonatorum sebanyak 0%. Penanganan asfiksia
dan BBLR harus dilakukan sejak dari dalam kandungan, sehingga kualitas ANC yang baik akan
menurunkan kemungkinan terjadinya asfiksi-BBLR. Selain itu kesiapan layanan dalam menangani
kegawatdaruratan maternal neonatal juga menjadi faktor penting, sehingga pendekatan harus holistik
mulai dari SDM yang terampil, fasilitas kesehatan dan sapras penunjang yg sesuai standar, sistem
rujukan yang tepat dan tepat, sapras pendukung pendekatan akses ke fasilitas kesehatan serta
pemberdayaan masyarakat.
Angka kematian balita sendiri memiliki arti bahwa suatu kejadian atau kematian anak yang
Kematian yang terjadi pada balita sendiri sebenarnya memiliki banyak faktor penyebab,
diantaranya :
• kurangnya gizi
• penyakit menular
• kecelakaan
ANALISIS DATA
Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia sudah mengalami penurunan sejak tahun 2004.
Seiring dengan hal tersebut angka harapan hidup dan taraf kesehatan ibu dan anak pun
kesehatan di masyarakat. Pada tahun 2008, jumlah PONEK di Indonesia mulai mengalami
peningkatan. Pelaksanaan pendampingan ini memerlukan kerjasama atau peran dari berbagai
pihak selain pemerintah. Antara lain peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas dan adil, serta peran aktif masyarakat dalam keluarga maupun sebagai kader
kesehatan. Dalam panduan ini lebih ditekankan terhadap peran dari etugas kesehatan di
puskesmas dan keluarga dalam mengurangi AKI sehingga kesejahteraan KIA bisa tercapai.
Merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang terdiri atas pelayanan
Dalam menjalankan fungsinya, terdapat upaya wajib dan upaya pengembangan yang dapat
Promosi Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Pengobatan
Sedangkan untuk upaya pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas
Kesehatan Sekolah
Kesehatan Kerja
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Mata
berupa upaya inovatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Contohnya, penyuluhan,
pengkaderan, dan pembentukan keluarga sehat. Dalam menjalankan fungsi serta upayanya,
promosi kesehatan memegang peran yang cukup besar dan memiliki efek perubahan yang cukup
signifikan. Dalam promosi kesehatan ini dikenal adanya 3 jenis asaran, yaitu sasaran primer,
sasaran sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer merupakan individu yang meliputi pasien
dan keluarganya. Dalam hal ini diharapkan minimal tiap pasien dan keluarga dapat menerapkan
gaya hidup yang sehat baik melalui penyuluhan ataupun pengkaderan. Sasaran sekunder
dikhususkan kepada golongan pemerintahan misalnya para pejabat ataupun pemuka agama
termasuk didalamnya para petugas kesehatan. Dalam sasaran ini diharapkan mampu membantu
tercapainya sasaran primer. Sedangkan untuk sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan
publik utamanya di bidang kesehatan. Harapannya dapat membuat kebijakan yang tidak
merugikan masyarakat dan membantu mendukung tersedianya sumber daya dalam bidang
kesehatan.
Dalam melakukan promosi kesehatan, dibutuhkan strategi yang terdiri dari pemberdayaan, yang
didukung oleh bina suasana dan advokasi, serta dilandasi oleh semangat kemitraan. Langkah-
Perencanaan Partisipatif
Pelaksanaan Kegiatan
Pembinaan Kelestarian
Sejak era SJSN diberlakukan, pemerintah juga mencanangkan Program Indonesia Sehat.
Program ini memiliki sasaran berupa meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN
2015-2019, yaitu:
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat (UKM) dari
Puskesmas. Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan
masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan masyarakat yang selama
ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif itu tidak lain adalah terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat. Salah satu contoh
usia. Mulai dari dewasa muda dan dewasa tua. Melalui kader-kader kesehatan inilah tiap
individu masyarakat bisa dibina. Melalui kader ini juga bisa dilakukan promosi kesehatan
termasuk penggunaan alat kontrasepsi yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu