Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH ILMU KEPENDUDUKAN

“ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN PENDUDUK DI KOTA


PALU TAHUN 2020-2022”

OLEH :

GITA DIVA SAPUTRI

P 101 22 140

DOSEN PENGAMPU :Elvario Mantao, SKM., M.PH

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2024
A. DATA KELAHIRAN KOTA PALU
1. Data Kelahiran Kota Palu Tahun 2020

Tabel di atas merupakan situasi kasus BBLR di kota palu 5 tahun terakhir terjadi
penururnan kasus. Yang perlu diwaspadai pada kasus BBLR masih menjadi salah satu
penyebabab kasus kematian pada bayi, terutama yang terjadi pada neonatal.

2. Data Kelahiran Kota Palu Tahun 2021

Tabel di atas merupakan situasi kasus BBLR di kota palu, di rinci menurut 8 kecamatan
yang ada di kota palu mencapai angka 7.362. Hal ini mengalami penurunan angka kelahiran
dari tahun 2020, yaitu dari jumlah 7.471 pada tahun 2020 ke angka 7.362 pada tahun 2021.
3. Data Kelahiran Kota Palu Tahun 2022

Angka Kelahiran Kasar Kota Palu berdasarkan kecamatan. Terlihat bahwa Angka
Kelahiran Kasar Kota Palu sebesar 19,61, arnya bahwa dari 1.000 penduduk pada
pertengahan tahun 2022 terjadi 19 - 20 kelahiran hidup.

➢ Kesimpulan
Dari data yang telah di dapatkan tahun 2020 hingga 2022 terjadi penurunan kasus
kelahiran yang signifikan. Itu terjadi karena masih adanya ibu hamil yang menderita
KEK dimana status gizi sesorang calon ibu menentukan asupan gizi/makanan yang
diperoleh bayi dalam kandungan.
Selain itu pola hidup ibu hamil dan faktor lingkungan misalnya terpapar asap
rokok delama masa kehamilan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus BBLR.
B. ANGKA KEMATIAN IBU HAMIL, BAYI, BALITA/ANAK-ANAK
1. Angka Kelahiran Ibu, Bayi, Dan Balita 2020

Jika dilihat dari wilayah per kecamatan, angka kematian bayi tertinggi pada Tahun 2020
berada di Kecamatan Mantikulore dan Palu Utara dengan masing-masing 5 kasus
kematian.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah kelainan
bawaan dan berat bayi lahir rendah. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi pada saat
kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Adapun
penyebab kematian terbanyak pada bayi selama Tahun 2020 adalah sebagai berikut: k
ematian bayi baru lahir (usia 0-7 hari) sebanyak 15 kasus (laki-laki 8, perempuan 7) atau
100%, meningkat% dibanding jumlah kematian Tahun 2019 dengan 7 kasus kematian.
Adapun penyebab kematiannya adalah Asfiksia sebanyak 7 kasus (46,67%), BBLR
sebanyak 4 kasus (26,67%), Sepsis 1 kasus (6,67%), Kelainan bawaan sebanyak 2 kasus
(13,33%) dan penyebab lainnya sebanyak 1 kasus (6,67%) kematian neonatal (usia 8-28
hari) sebanyak 0 kasus kematian kematian bayi (usia 28 hari–1 tahun) sebanyak 0 kasus
kematian.

AKABA Kota Palu pada Tahun 2020 yaitu 2,01 per-1.000 KH, dengan jumlah 15 kematian
(8 laki-laki dan 7 perempuan). Angka ini memang masih jauh dari target Renstra 2020
yaitu sebesar 20 per-1.000 KH dan target SDG’s 2030 sebesar 25 per-1.000 KH, Namun
dengan adanya kasus kematian yang selalu terjadi setiap tahunnya tetap memerlukan
penanganan lebih lanjut. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak
balita seperti gizi, sanitasi, air bersih, dan infeksi penyakit
Pada Tahun 2020 AKI di Kota Palu adalah 80,31 per 100.000 kelahiran hidup dengan 6
kasus kematian, mengalami peningkatan drastis jika dibanding tahun sebelumnya.
Walaupun angka ini masih jauh dari target RPJMN 2020-2024 yaitu 183 per-100.000 KH
dan target SDG’s yang menetapkan nilai AKI kurang dari 70 per-100.000 KH.

Faktor-faktor yang mempengaruhi AKI diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi, status
kesehatan ibu selama masa kehamilan serta ketersediaan dan penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetric. Kematian ibu Tahun 2020
terjadi pada ibu nifas sebanyak 2 orang (33,33%), ibu hamil sebanyak 1 orang (16,67%)
dan ibu bersalin sebanyak 3 orang (50%). Adapun penyebab terbanyak kematian ibu adalah
pre eklampsia sebanyak 4 kasus (66,63%), emboli paru sebanyak 1 kasus (16,67%) dan
post partum sebanyak 1 kasus (16,67%). Dari fakta yang ada di lapangan, faktor penyebab
langsung kematian ibu masih didominasi oleh eklampsia dan penyebab lain-lain.
Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu adalah faktor 3 Terlambat yaitu
terlambat dalam mencapai fasilitas pelayanan, terlambat dalam mendapatkan pertolongan
yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan dan terlambat dalam mengenali tanda bahaya
kehamilan dan persalinan, dan 4 Terlalu yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak. Keduanya saling berkaitan dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan
dan ekonomi.
2. Angka Kelahiran Ibu, Bayi, Dan Balita 2021

KB Kota Palu pada Tahun 2021 adalah sebesar 1,36 per-1.000 KH (Kelahiran
Hidup), dengan jumlah kematian 10 kasus (laki-laki 6 dan perempuan 4). Dari grafik di
atas terlihat fluktuasi naik turunnya kasus selama beberapa tahun dengan penyebab
kematian yang rata-rata hamper sama yaitu asfiksia dan BBLR.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah kelainan
bawaan dan berat bayi lahir rendah. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi pada saat
kehamilan pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Adapun
penyebab kematian terbanyak pada bayi selama Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
kematian bayi baru lahir (usia 0-7 hari) sebanyak 9 kasus (laki-laki 6, perempuan 3) atau
100%, meningkat 33% dibanding jumlah kematian Tahun 2020 dengan 15 kasus kematian.
Adapun penyebab kematiannya adalah Asfiksia sebanyak 6 kasus (67%), Kelainan bawaan
1 kasus (11%) dan penyebab lainnya sebanyak 2 kasus (22%); kematian neonatal (usia 8-
28 hari) sebanyak 0 kasus kematian; kematian bayi (usia 28 hari–1 tahun) sebanyak 1 kasus
kematian.

AKABA Kota Palu pada Tahun 2021 yaitu 2,01 per-1.000 KH, dengan jumlah 10
kematian (6 laki-laki dan 4 perempuan). Angka ini memang masih jauh dari target Renstra
2021 yaitu sebesar 22 per-1.000 KH dan target SDG’s 2030 sebesar 25 per-1.000 KH,
Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
air bersih, dan infeksi penyakit.

Pada Tahun 2021 AKI di Kota Palu adalah 95,08 per 100.000 kelahiran hidup dengan 7
kasus kematian, mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya. Walaupun
angka ini masih jauh dari target RPJMN 2020-2024 yaitu 183 per-100.000 KH dan target
SDG’s yang menetapkan nilai AKI kurang dari 70 per-100.000 KH.
Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2021 25 Kematian ibu Tahun 2021 terjadi pada ibu
nifas sebanyak 4 orang (57,14%), ibu hamil sebanyak 2 orang (28,57%) dan ibu bersalin
sebanyak 1 orang (14,28%). Adapun penyebab terbanyak kematian ibu adalah perdarahan
sebanyak 3 kasus (42,86%), Covid-19 sebanyak 2 kasus (28,57%), emboli paru sebanyak
1 kasus (14,29%) dan kehamilan ektopik sebanyak 1 kasus (14,29%). Dari fakta yang ada
di lapangan, terlihat bahwa penyebab terbanyak kematian ibu pada Tahun 2021 adalah
disebabkan karena perdarahan Post Partum & Covid-19 hal ini menunjukkan bahwa
kualitas ANC masih perlu menjadi perhatian khusus sehingga faktir resiko dari setiap ibu
hamil sedini mungkin bisa diantisipasi oleh petugas kesehatan. Sedangkan faktor tidak
langsung penyebab kematian ibu adalah faktor 3 Terlambat yaitu terlambat dalam
mencapai fasilitas pelayanan, terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan
tepat di fasilitas pelayanan dan terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan, dan 4 Terlalu yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak.
Keduanya saling berkaitan dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan dan ekonomi.

3. Angka Kelahiran Ibu, Bayi, Dan Balita 2022


Pada tahun 2022 dari 1.000 penduduk Kota Palu terjadi kemaan sebanyak 3-4 orang,
dan angka kemaan ternggi berada pada Kecamatan Palu Timur yang berkisar 5-6 orang.

Anda mungkin juga menyukai