Anda di halaman 1dari 18

Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

BAB IV

PENCAPAIAN
PROGRAM KESEHATAN
MENUJU KECAMATAN SEHAT

Gambaran masyarakat Kabupaten masa depan yang di capai oleh segenap


komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan Kabupaten Brebes adalah Kabupaten
Brebes Sehat 2025 yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah. Untuk mewujudkan
Kabupaten Brebes Sehat yaitu dengan menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah,
memeliharan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
bagi seluruh masyarakat Kabupaten Brebes dan mendorong pemeliharaan peningkatan kesehatan
individu, keluarga dan mesyarakat beserta lingkungannya.

` Guna mendukung rumusan Kabupaten Sehat maka perlu di tetapkan indikator –


indikator nya yang secara lebih rinci mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2025, yang terdiri
atas indikator derajat kesehatan sebagai hasil ahir yang terdiri atas indikator – indikator untuk
mortalitas, morbiditas dan status gizi : Indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator –
indikator untuk keadaan lingkungan, Perilaku hidup dan mutu pelayanan: serta indikator proses
dan masukan yang terdiri dari indikator – indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya
kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.

I. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 12


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Adapun situasi derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Jatibarang adalah sebagai berikut :

A. DERAJAT KESEHATAN
1. ANGKA KEMATIAN
Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat
menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat
permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung.
Disamping itu dapat di gunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan kesehatan.

a. Angka Kematian Bayi ( AKB )


Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah kematian bayi ( 0 – 12 Bulan )
per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB dapat
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berhubung
dengan faktor penyebab kematian bayi diantaranya tingkat pelayanan antenatal,
status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Bila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status
kesehatan di wilayah tersebut rendah.
Dapat dilihat Pada Lampiran Tabel 31.

b. Angka kematian Balita ( AKABA )


Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada balita ( 1 th – 5 th ) per
1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA dapat
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak balita yang di pengaruhi
oleh tingkat pelayanan KIA / Posyandu dan kondisi sosial ekonomi serta kondisi
sanitasi lingkungan.
Angka kematian balita merupakan tingkat permasalahan kesehatan anak dan
faktor lingkungan terhadap kesehatan balita.
Dapat dilihat pada Lampiran Tabel 32.

c. Angka Kematian Ibu ( AKI )

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 13


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Angka Kematian Ibu ( AKI ) menggambarkan resiko yang di hadapi ibu – ibu
selama kehamilan dan melahirkan yang di pengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang tidak baik menjelang kehamilan, kejadian
berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, Kejadian berbagai komplikasi
pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obsteri.
Dapat dilihat pada tabel 21 dan tabel 22.

2. POLA PENYAKIT
Mengetahui pola penyebaran penyakit dan faktor-faktor determinan yang
mempengaruhi terjadinya penyakit sehingga dpt diketahui cara pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
a. Pola penyakit kasus Rawat Jalan
b. Pola penyakit kasus Rawat Inap

3. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS )


a. Malaria
Pada tahun 2021 Tidak di temukan kasus malaria.
Untuk selengkapnya jumlah kasus malaria di wilayah Puskesmas Jatibarang dapat
dilihat pada Tabel 66

b. TB Paru
Dapat dilihat pada tabel 51 dan tabel 52

c. Presentase Balita Dengan Pneumonia Ditangani

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 14


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Di negara berkembang penyebab kematian anak paling umum adalah Infeksi


Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ). ISPA bagian bawah terutama Pneumonia
mengakibatkan kematian pada anak – anak. Cakupan penemuan penderita pneumonia
balita adalah penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia balita yang mendapat
antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat di rujuk ke Rumah Sakit di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Dapat dilihat pada Tabel 53

d. Angka “ Acute Flaccid Paralysis “ ( AFP )


Surveilans AFP adalaah pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan
yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid ( layuh ) , seperti kelumpuhan
pada poliomyelitis. Semua kasusu AFP yang terjaring termasuk ke dalam kasusu
polio atau tidak dapat di buktikan dengan dilakukan pemeriksaan virologis dan
klinis sehingga dapat di ketahui apakah ada polio liar di masyarakat.
Jumlah kasus AFP yang dilaporkan oleh Pukesmas Jatibarang tahun 2021
dari Tabel 61.

e. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue ( DBD )


Tinggi angka kesakitan DBD di Puskesmas Jatibarang ini di sebabkan karena
adanya iklim yang tidak staabil dan curah hujan yang cukup banyak pada musim
penghujan. Hal ini merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegipty
yang cukup potensial dan di dukung kurang maksimalnya masyarkat dalam
menggalakkan kegiatan 3 M di lingkungan masing – masing.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan sesuai dengan
Tabel 65

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 15


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

f. Kusta
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis namun meluas hingga
masalah sosial, ekonomi, budaya dan ketahanan nasional.
Jumlah penderita kusta pada tahun 2021 Dilihat pada tabel 59 dan tabel 60.

g. Diare
Pada tahun 2021 kasus diare dapat dilihat pada Tabel 56

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 16


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

h. Kasus Penyakit Filiariasis Ditangani


Pada tahun 2021 kasus filiarisis dapat dilihat pada tabel 67

4. Kejadian Luar Biasa


Pada tahun 2021 tidak ada kasus kejadian luar biasa ( KLB ) terjadi.
Dapat di lihat pada tabel 63.

5. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT


a. Status Gizi Balita
Indikator keberhasilan kader posyandu dalam memberikan
penyuluhan gizi kepada masyarakat di desanya adalah presentase balita yang naik
timbangannya di bandingkan dengan jumlah balita yang di timbang. Naik nya
timbangan dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah kerja
posyandu. Demikian juga dengan kejadian gizi buruk dapat di deteksi dini
memalui intensitas pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu, dilanjutkan
dengan penentuan status gizi oleh bidan didesa atau petugas kesehatan ( Petugas
Gizi ). Penemuan kasus gizi buruk harus segera di tindak lanjuti dengan rencana
tindak yang jelas sehingga penanggulanagan gizi buruk dapat memberikan hasil
yang optimal.
Status gizi balita tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 44.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 17


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

b. GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium )


Gangguan akibat kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan penurunan kecerdasan, penyakit GAKY atau gondok dapat juga
menyebabkan kretinisme ( kerdil ). Kegiatan penanggulanagn GAKY di
Puskesmas Jatibarang antara lain distribusi kapsul yodium dan pemantauan garam
beryodium.
Pemantauan garam beryodium dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun yaitu
bulan februari dan agustus dimana pelaksanaanya melibatkan anak – anak SD.
Data dapat di lihat pada tabel 78,

c. Penanggulangan Anemia
Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan memberikan
tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka
anemia pada balita, bumil, bufas, remaja putri dan WUS ( Wanita Usia Subur ).
Pemberian tablet Fe kepada bumil ada 2 indikator, Fe1 dan Fe2. Cakupan ibu
hamil mendapatkan Fe adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe
selama periode kehamilannya.
Berdasarkan Tabel 27

d. Bayi dan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A


Salah satu program penanggulangan Kekurangan Vitamin A ( KVA ) yang telah
dijalankan adalah dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosisi tinggi 2 kali pertahun
pada balita dan ibu nifas untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dan
mencegah berkembang kembali Xerofthalmia dengan segala manifestasinya
( gangguan penglihatan, buta senja dan kebutaan bahkan sampai kematian ).
Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi juga dapat
mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan daya tahan anak terhadap
penyakit infeksi sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi
dan anak.
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita menurut jenis kelamin dapat
dilihat pada table 41.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 18


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

e. Asi Eksklusif
ASI ( Air Susu Ibu ) merupakan salah satu makanan yang sempurna dan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur – unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Pemberian ASI perlu di
berikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak
berumur 2 tahun. Namun demikian kendala yang dihadapi selama ini kesulitan dalam
upaya pemantauan pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai sistem yang
dapat diandalkan. Untuk mengetahui tingkat pencapaian dalam pemberian ASI
Eksklusif menggunakan sampel Kadarzi dari 1.000 bayi usia 0 – 6 buln yang diberi
ASI eksklusif.
Jumlah bayi yang diberi Asi Eksklusif menurut jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 35.

f. Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A


Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program
penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapatkan kapsul
vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A dosis tinggi
( 200.000SI ) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan.
Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan yang ditolong oleh Nakes dan pelayanan
kesehatan ibu nifas dapat dilihat pada table 27.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 19


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

1. SITUASI UPAYA KESEHATAN


A.PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Pemeriksaan Ante Natal sangat penting dalam masa kehamilan
terutama untuk ibu dan bayi yang di kandungnya. Cakupan pelayanan ante
natal dapat di pantau melalui pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit 4 ( empat ) kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama,
sekali pada triwulan ke dua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan
yang diberikan berupa penimbangan berat badan, pemberian imunisasi TT,
pemeriksaan tensi dan konsultasi.
Jumlah kunjungan ibu hamil ke fasilitas Puskesmas dan mendapat
pelayanan antenatal di catat dalam kunjungan K1 dan K4. Selama tahun 2021
pada tabel 23.

b. Persalinan Yang Di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan mempunyai peranan yang cukup besar dalam
penurunan angka kematian bayi dan kematian ibu. Kualitas pertolongan
persalinan yang tidak bersih dan tidak aman menimbulkan infeksi yang dapat
menyebabkan kematian bayi.
Pada tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 30 pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan

c. Pelayanan Ibu Nifas


Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program
penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapatkan
kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin
A dosis tinggi ( 200.000SI ) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan.
Cakupan ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A di Puskesmas Jatibarang
pada tabel 30

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 20


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

d. Ibu Hamil Mendapat Tablet FE


Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan
memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk
menurunkan angka anemia pada balita, bumil, bufas, remaja putri dan WUS
( Wanita Usia Subur ).
Pemberian tablet Fe kepada bumil ada 2 indikator, Fe1 dan Fe2. Cakupan ibu
hamil mendapatkan Fe adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe
selama periode kehamilannya.
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 dapat dilihat pada
table 27.

2. Pelayanan Imunisasi
a. Program Imunisasi
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi
serta anak balita dilakukan program imunisasi. Penyakit – penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi ( PD3I ) pada bayi adalah TBC, Difteri,
Batuk Rejan, Tetanus, Poliomylitis dan Campak.
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
( PD3i) dapat dilihat pada table 62.

b. WUS mendapat Imunisasi TT


Imunisasi TT ( Tetanus Toxoid ) di berikan kepada wanita usia
subur sebanyak 5 kai ( TT1, TT2, TT3, TT4 dan TT5 ).
Dapat dilihat pada tabel 25 dan tabel 26.

3.Pelayanan Kesehatan Gigi


Pelayanan dasar gigi di Puskesmas meliputi Tumpatan gigi tetap dan
pencabutan gigi tetap. Kegiatan kesehatan gigi dapat dilihat pada tabel 46 dan tabel
47.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 21


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

4.Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut yang dimaksud adalah
penduduk usia 45 ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan baik di Puskesmas maupun di Posyandu Kelompok
Usia Lanjut.
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut di Puskesmas
Jatibarang pada tahun 2021, dapat dilihat pada tabel 49.

5.Pelayanan Kesehatan Kerja


Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk
seluruh masyarakat Indonesia merupakan keinginan yang menjadi landasan
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Indonesia. Pekerja sektor formal dan
informal memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena
itu sudah sepatutnya para pekerja ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Salah
satunya adalah dalam bidang peningkatan derajat kesehatan.
Dapat dilihat pada tabel 17.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 22


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG


1. Akses Ketersediaan Darah Untuk Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk
Berdasarkan data dari laporan bidan desa di peroleh cakupan akses
ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan Bumil dan
Neonatus di Puskesmas Jatibarang.
2. Komplikasi Kebidanan dan Neonatus yang Ditangani
Komplikasi kebidanan yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi, ibu bersalin dan ibu
nifas dengan komplikasi yang di tangani adalah ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan.

C. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Kunjungan Pasien di Puskesmas
Tahun 2021 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan pasien gangguan
jiwa dapat dilihat pada tabel 5.
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan gangguan jiwa adalah pelaynan pada pasien yang mengalami
gangguan kejiwaan dapat dilihat pada table 71.
Guna meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa perlu dilakukan peningkatan
program kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah dan swasta, pelatihan bagi
tenaga medis serta meningkatkan pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi
pencatatan dan pelaporan program kesehatan jiwa.
3. Penyediaan Obat
Obat merupakan sarana penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan
khusunya penyembuhan penyakit. Kedudukan obat dalam pelaynana kesehatan
sangat penting oleh karena itu jumlah persediaan, distribusi dan pelayanan obat
diharapkan menjaungkau seluruh masyarakat. Berdasarkan Keputusan Bupati
Brebes Nomor 04 Tahun 201… tentang Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten
Brebes, Maka pengelolaan obat tahap perencaaan, pengadaan, ersediaan dan

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 23


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Distribusi serta Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabuapten
Brebes.
Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar
di Puskesmas Jatibarang tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 9

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR


1. Rumah Sehat
Rumah sehat merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tingga atau hunian. Rumah harus sehat dan nyaman agar
penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitasnya dapat dilihat
pada Tabel 72.
2. Sarana Kesehatan Lingkungan
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia sebagian
besar terdiri dari air yaitu 55 – 60 % BB. Sarana kesehatan lingkungan tahun 2018
dapat dilihat pada tabel 59
Saluran pembuangan air limbah ( SPAL ) adalah suatu bangunan yang di
gunakan untuk membuang air buangan kamar mandi, tempat cuci tangan, dapur dll
bukan dari jamban atau peturasan. Pada tahun 2018 penduduk dengan akses terhadap
fasilitas sanitasi yang layak ( jamban sehat ) dapat dilihat pada tabel 74.
3. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan ( TUMP ) sehat
Tempat – tempat umum adalah sarana yang dimanfaatkan oleh masyarakat
seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, bioskop, tempat wisata, kolam renang,
restoran, tempat ibadah, jasa boga, tempat jajanan, depot air minum dll. Tempat
umum yang memenuhi syarat adalah tempat umum yang mempunyai akses sanitasi
dasar ( air bersih, jamban, limbah, sampah ) makanan, minuman, penerangan, dan
sirkulasi udara yang cukup, serta memenuhi persyaratan lain yang di tentukan.
Dapat dilihat pada Tabel 76.
Tempat Pengelolaan Makana ( TPM ) pada tahun 2018 dapat dilihat pada
tabel 77.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 24


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

E. PERILAKU MASYARAKAT
i. PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan hidup bersih dan sehat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
( PHBS ). Definisi rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang
memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator PHBS tatanan rumah tangga.
Jumlah rumah tangga yang di pantau dalam rangka PHBS menurut laporan dari desa
pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 75.

ii. Posyandu Purnama Mandiri


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat ( UKBM ) yang keberadaannya masih cukup eksis di lapisan masyarakat
baik daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Posyandu merupakan salah satu wujud
dari peran serta masyarakat dalam rangka pembangunan di bidang kesehatan pada
khususnya. Kegiatan di Posyandu meliputi 5 ( lima ) program prioritas, antara lain
program KB, KIA, Gizi, Imunisasi serta penanggulanmgan Diare dan ISPA.
Indikator tingkat perkembangan Posyandu pada tabel berikut :

NO INDIKATOR PARATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI


1 Frekuensi Timbangan <8 ≥8 ≥8 ≥8
2 Rerata Kader Tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
3 Rerata Cakupan D / S < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%
4 Cak. Kumulatif Kb < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%
5 Cak. Kumulatif KIA < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%
6 Cak. Kumulatif Imun < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%
7 Program Tambahan - - + +
8 Cak Dana Sehat < 50% < 50% < 50% ≥ 50%

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 25


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Tahun 2020 tentang Posyandu dapat di lihat pada tabel 10.

iii. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


A. SARANA KESEHATAN
1. Data Dasar Puskesmas
a. Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Kesling dan Polindes
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar, telah ada di 14 desa di
Kecamatan Jatibarang. Jumlah puskesmas Pembantu di Puskesmas Jatibarang selama
tahun 2021 hanya ada 1 ( Puskesmas Rawat Inap dan PONED )
Untuk memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas kepada masyarakat di
daerah pelosok, dibantu dengan puskesmas pembantu dan Puskesmas Keliling. Pada
tahun 2021 jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 1 unit dan Puskesmas Keliling 1
buah dengan PKD ( Pos Kesehatan Desa ) sebanyak 14 unit

b. BP / Klinik Praktik Dokter


Sarana kesehatan dasar lainya sebagai penyedia pelayanan kesehatan adalah
BP/Klinik.

2. Indkator Pelayanan Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Jatibarang


Indikator yang di gunakan untuk menilai kinerja Rawat Inap Puskesmas
Jatibarang antara lain :
1. BOR ( Bed Occupancy Rate )
Menunjukkan pemanfaatan Tempat Tidur pada satu satuan waktu
tertentu.
2. LOS ( Length Of Stay ) atau rata – rata lama perawatan
Merupakan rata – rata tempat tidur dihuni oleh 1 penderita rawat inap,
dihitung dalam hari. Rat – rata lama di rawat seorang pasien yang secara
umum / LOS ( Length Of Stay ) yang ideal adalah antara 6 – 9 hari.

3. NDR ( Net Death Rate ) atau angka kematian neto


Merupakan presentase kematian penderita rawat inap yang meninggal
kurang dari 48 jam. GDR ( Gross Death Rate ) dan NDR

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 26


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

( Net Death Rate ) dapat di gunakan untuk menilai mutu pelayanan /


perawatan Rumah Sakit.
4. TOI ( Turn Over Interval )
Merupakan interval penggunaan tempat tidur dimana semakin besar
TOI maka effisiensi TT semakin jelek.
Rumusan TOI adalah jumlah TT dikali jumlah hari dalam 1 tahun dikurangi
jumlah hari perwatan dalam 1 tahun di bagi dengan jumlah pasien keluar
( hidup + mati ) dengan konstanta 100.
Pada tahun 2021 pelayanan puskesmas Jatibarang dapat dilihat pada tabel 8

3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan


Sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Jatibarang terdiri dari 1 Puskesmas
Induk + Perawatan dengan jumlah tempat tidur 10, mempunyai mobil puskesmas
keliling 2 dan 1 mobil ambulance ( untuk PONED ), dan 1 puskesmas pembantu, 14
PKD.
Tahun 2021 jumlah sarana pelayanan kesehatan Puskesmas Jatibarang dapat
di lihat pada tabel 4
ii. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat terdiri atas Desa Siaga,
Forum Kesehatan Desa, Pos Kesehatan Desa ( PKD ) dan Posyandu.
Desa Siaga adalah desa yang penduduk nya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah – masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang kurang
nya sebauah Pos Kesehatan Desa ( PKD ). Jumlah desa siaga tahun 2021 adalah 14
unit. Dapat dilihat pada tabel 6.
Pos Kesehatan Desa ( PKD ) adalah wujud upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat. Pos Kesehatan Desa ( PKD ) merupakan pengembangan dari Pondok
Bersalin Desa. Berdasarkan hasil pendataan maka pada tahun 2021 jumlah Pos
Kesehatan Desa ( PKD ) sebanyak 14 unit.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 27


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

c. TENAGA KESEHATAN
i. Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk
Jumlah tenaga kesehatan pada Puskesmas Jatibarang tahun 2021 menurut
laporan adalah seperti yang tertera pada tabel 11 sampai tabel 16

ii. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja


Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Jatibarang pada tahun
2021 yang ada di puskesmas induk, puskesmas pembantu, PONED, Rawat
Inap dan di Desa. Status para pegawai terdiri dari PNS, CPNS, PTT, K2,
Tenaga BLUD dan Tenaga dengan perjanjian kontrak kerja ( BOK ).

d. PEMBIYAAN KESEHATAN
i. Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten
Total Anggaran Kesehatan Puskesmas Jattibarang tahun 2021 Total
anggaran kesehatan berdasarkan Tabel 19.
ii. Pembiyaan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Penduduk yang Menjadi Peserta Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Pra Bayar
Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah
telah berupaya mengembangkan berbagai upaya kesehatan. Diantaranya
adalah mengembangkan suatu upaya kesehatan melalui program
jaminan kesehatan.
Pada tahun 20 cakupan jaminan kesehatan penduduk dapat dilihat pada
tabel 17
2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan
Masyarakat Rentan
Sasaran dari program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskin
dan tidak mampu yang di tetapkan oleh Kementrian Kesehatan
berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS ) yang dikenal dengan
kuota.

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 28


Bab IV Pencapaian Pembangunan Kesehatan

Profil Puskesmas Jatibarang Tahun 2021 29

Anda mungkin juga menyukai