Anda di halaman 1dari 8

CONTOH

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PUSKESMAS DAK
NONFISIK BIDANG KESEHTAAN TA. 2022
UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI
PUSKESMAS BANJARMANGU 4

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 tentang hak untuk hid up
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang
baik dan sehat dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan .
b. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
e. Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI Nomor:
S-170/PK/2021 tanggal 1 Oktober 2021 Hal: Penyampaian Rincian Alokasi Transfer
ke Daerah dan Dana Desa Tahun Angggaran 2022 melalui portal
http://www.djpk.kemenkeu.go.id
f. Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomor:
PR.01.01/I/18669/2021 tanggal 12 Oktober 2021 Hal: Rincian Alokasi DAK Nonfisik
Bantuan Operasional Kesehatan per Daerah TA. 2022

2. Gambaran Umum
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal
setiap warganegara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai
kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia
berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap
individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak. Pemerintah Kabupaten Blora
mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warganya memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan berkeadilan.
Dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia, pembangunan
kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan peran bersama antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyediakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, baik melalui Rumah Sakit, Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), maupun pelayanan
kesehatan berbasis masyaraka melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Dalam perspektif penyelenggaraan tugas pemerintahan, urusan pemerintahan
di bidang kesehatan merupakan urusan bersama (concurrent function) antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga setiap pemerintah daerah
diwajibkan untuk meningkatkan pemerataan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan
bagi seluruh lapisan masyarakat, melalui pengembangan kegiatan dan penyediaan
dukungan anggaran yang memadai, yang dalam pelaksanaannya berpedoman pada
ketentuan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pelayanan
kesehatan.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat selain diarahkan untuk
mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium atau Sustainable Development
Goals (SDGs), juga harus diarahkan pada pembudayaan pola hidup sehat bagi
masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat.Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan

1
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Sustainable Development Goals
(SDGs). Dalam SDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan
yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan
ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya),
serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan). Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk
pencapaian target-target tersebut.
Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggung
jawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam
lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang
mandiri, maju dan sejahtera serta terpenuhi, kebutuhan dasar masyarakat di bidang
kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan
kebijakan pembiayaan pembangunan kesehatan yang komprehensif antar pemerintah
pusat dan daerah serta antar pelaku pembangunan kesehatan.
Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya
pembiayaan kesehatan, yang bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan
yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna.
Salah satu program kesehatan yang sampai sekarang masih menjadi prioritas
utama adalah program penyelamatan ibu dan bayi, sebagai mana kita ketahui bahwa
Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI & AKB) merupakan salah satu indikator
pembangunan bidang kesehatan pada suatu daerah,
Data kematian ibu di Kabupaten Banjarnegara selama lima tahun terakhir
menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah kasus kematian ibu masih fluktuatif, jika
dibandingkan dengan tahun 2020 Angka Kematian Ibu sebesar 123,9/100.000 KH dan
tahun 2021 sampai dengan bulan Oktober 363/100.000 KH atau secara jumlah kasus
19 kasus menjadi 36 kasus. Penyebab kematian ibu antara lain oleh covid sebanyak
26 kasus, hipertensi dalam kehamilan (pre eklamsia/ eklamsia) sebanyak 1 kasus,
perdarahan sebanyak 1 kasus, disebabkan, oleh karena infeksi 1 kasus, disebabkan
oleh gangguan peredaran darah 1 kasus dan penyebab lain-lain berupa penyakit
penyerta sebanyak 5 kasus. Data Kematian bayi tahun 2017 (204 kasus) atau
13.36/1000 KH, tahun 2018 (219 kasus) atau 14,10/1000 KH, tahun 2019 (191 kasus)
atau 12,14/1000 KH, tahun 2020 11,67 (179 kasus) dan tahun 2021 sampai bulan
September 14,52/1000 KH (149 kasus). Dari data diatas menggambarkan bahwa
kematian bayi dalam 5 tahun terakhir masih fluktuatif, meskipun sejak tahun 2018
mengalami penurunan baik secara kasus maupun angka. Penyebab kematian bayi
tahun 2021 antara lain BBLR 33 kasus. Asfiksia 27, kelainan kongenital 26, infeksi 6
dan disebabkan lain-lain 57.
Upaya pemecahan masalah masih harus terus dilakukan agar memberikan
hasil yang memuaskan dalam rangka mewujudkan penurunan kasus kematian ibu &
bayidimasa yang akan datang. Dengan demikian diharapkan dengan adanya Dana
DAK Regular Bidang Kesehatan Tahun 2022 di harapkan mempunyai dampak nyata
terhadap penurunan kematian ibu & bayi di Kabupaten Banjarnegara dalam rangka
mendukung tercapainya target SDGS.
Berikut Rincian Kegiatan DAK Non Fisik Bantuan Operasional Kegiatan
Puskesmas Banjarmangu 5 tahun 2022

NO. RINCIAN MENU URAIAN


A. Upaya Penurunan AKI-
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
2
NO. RINCIAN MENU URAIAN
AKB Angka Kematian Bayi (AKB) saat ini masih
menjadi prioritas program kesehatan di
Indonesia.
  AKI dan AKB merupakan indikator yang
digunakan sebagai indeks pembangunan
ekonomi, indikator kualitas hidup dan
komponen utama penentu angka harapan
hidup suatu masyarakat.
1. Surveilans Kesehatan Ibu Surveilans kesehatan ibu dan bayi merupakan
dan Bayi pengumpulan, analisis dan interpretasi data
kesehatan ibu dan bayi secara sistematis dan
terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi
upaya kesehatan masyarakat, dipadukan
dengan diseminasi data secara tepat waktu
kepada pihak-pihak yang perlu
mengetahuinya.
  Komponen kegiatan surveilans kesehatan Ibu
dan bayi antara lain : Orientasi kader dalam
pelacakan kematian wanita usia subur,
Pelacakan Otopsi Verbal Kematian Maternal
Neonatal, Pelacakan Kasus Hipotiroid
Kongenital, Pelacakan Kematian Wanita Usia
Subur, Pendataan dan Pemetaan Sasaran
Bumil. Bersalin, Nifas dan Bayi, Orientasi e-
kohort, MPDN, AMPSR, AMP Internal, AMP
Sosial Rakor validasi dan evaluasi data PWS
KIA, KB Pasca Salin, APN, Buku KIA 2020 dan
P4K, Pemeriksaan Ibu Hamil Resti oleh
DSOG, Penguatan Gerdu KIA-KB, dan
Kegiatan yang menjadi prioritas permasalahan
kesehatan ibu dan bayi.
2. Gerakan Perempuan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
Pekerja Sehat Produktif (GP2SP) merupakan upaya dari pemerintah,
(GP2SP) masyarakat, maupun pemberi kerja dan serikat
pekerja untuk menggalang dan berperan serta
guna meningkatkan kepedulian dan
mewujudkan upaya perbaikan kesehatan
pekerja  perempuan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas
generasi penerus
  Kegiatan GP2SP diarahkan pada pelayanan
kesehatan reproduksi pekerja/buruh
perempuan yang hamil, deteksi dini penyakit
tidak menular pada pekerja perempuan,
pemenuhan kecukupan gizi pekerja
perempuan yang hamil dan menyusui,
peningkatan pemberian ASI selama waktu
kerja dan pengendalian lingkungan bagi
pekerja perempuan beresiko.
  Upaya kesehatan kerja itu sendiri bertujuan
untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Lingkup  upaya kesehatan kerja
3
NO. RINCIAN MENU URAIAN
adalah  pekerja di sektor formal dan informal,
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
berada di lingkungan tempat kerja tapi juga
pada lingkungan sekitar.
  Komponen kegiatan GP2SP antara lain
Fasilitasi dan Pembinaan Kegiatan GP2SP
3. Peningkatan Mutu Layanan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah derajat
Ibu dan Bayi Baru Lahir di kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
Puskesmas dan Rumah sesuai standar profesi dan standar pelayanan
Sakit dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas
secara wajar, efisien, dan efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah, serta masyarakat
konsumen.
  Komonen kegiatan : Penyeliaan fasilitatif
Pustu dan bidan desa, Pelaksanaan
penyeliaan fasilitatif KIA bagi puskesmas dan
PMB,Transport pengiriman sampel SHK dari
FKTP ke jasa pengiriman, transport
pengambilan sampel SHK, MTBS/MTBM,
SDIDTK, Pelacakan kasus kematian neonatal,
bayi dan balita beserta entri MPDN, AMP
Internal, AMP Sosial, WASIT BBLR,
Penguatan Tatalaksana Neonatal dan Bayi,
Review Kalibabar (Inovasi Kalibabar), kegiatan
prioritas nasional/kabupaten
4. Peningkatan pemberdayaan Peningkatan pemberdayaan masyarakat
masyarakat melalui UKBM melalui UKBM dalam upaya penurunan AKI
dalam upaya penurunan AKB terintegrasi dengan upaya perbaikan gizi
AKI AKB terintegrasi masyarakat
dengan upaya perbaikan
gizi masyarakat
  Dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumberdaya yang ada termasuk
yang ada di masyarakat. UKBM (Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah
salah satu wujud nyata peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
  Komponen kegiatan antara lain Pembinaan
Posyandu. Poskestren, Posyandu remaja, Pos
UKK, Poskestren, dan UKBM lainnya
5. Pemeriksaan Kesehatan, Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet
Pemberian Tablet Tambah Tambah Darah, Edukasi Gizi Seimbang, dan
Darah, Edukasi Gizi Pendidikan Kespro Pada Anak Usia ekolah
Seimbang, dan Pendidikan dan Remaja
Kespro Pada Anak Usia
ekolah dan Remaja
  Komponen kegiatan :
a. Pembinaan Penerapan Protokol Kesehatan
di satuan Pendidikan
4
NO. RINCIAN MENU URAIAN
b. Penguatan UKS/M dan TP UKS/M
c. Koordinasi Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja
d. Pengembangan dan Pelaksanaan
Posyandu Remaja
e. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada
Remaja
f. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
Anak usia sekolah dan Remaja
g. Pendampingan dan evaluasi Pelaksanaan
Pemberian TTD Pada Remaja Putri
h. Pembinaan Kader Kesehatan Remaja,
Rakor dan Penguatan Kesehatan Remaja,
Peningkatan Kapasitas kader remaja,
Pelacakan Kasus KTD, Pelacakan kasus
kekerasan AUS dan Remaja, Penjaringan
kesehatan pada anak sekolah dari tingkat
SD s/d SMA/SMK, Pemberian TTD pada
remaja Putri di sekolah, Monev pitutur paes
manten (Inovasi). kegiatan prioritas
nasional/kabupaten
6. Pelayanan Kesehatan Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan
Reproduksi Bagi Calon fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
Pengantin, Pasangan Usia bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam
Subur (PUS) segala aspek yang berhubungan dengan
system reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
Pengantin (catin), Pasangan Usia Subur (PUS)
  Komponen kegiatan antara lain :
a. Pertemuaan koordinasi dengan
KUA/Lembaga Agama di Puskemas
b. Pemberian materi kesehatan pada
bimbingan perkawinan atau konseling
pranikah di KUA atau lembaga agama
c. Penyuluhan dan pelayanan KB di
Posyandu/Posbindu PTM
d. Pelayanan kesehatan bagi PUS Penguatan
jejaring perlindungan korban Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
e. Edukasi pencegahan KIP/A, pencegahan
praktik P2GP, pencegahan infertilitas, dan
pentingnya pelayanan kesehatan
reproduksi bagi penyandang disabilitas
7. Program Perencanaan dan Salah satu upaya terobosan untuk percepatan
Pencegahan Komplikasi penurunan angka kematian ibu (AKI) adalah
Terintegrasi Desa Siaga Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Kegiatan P4K
dengan stiker juga merupakan salah satu
instrumen yang efektif dalam mencapai
sasaran SDGs terutama dalam hal penurunan
AKI, yang telah terintegrasi sebagai satu
kegiatan dari desa siaga.
  Komponen kegiatan antara lain :
a. Orientasi P4K bagi bidan, kepala
desa/kelurahan, kader, toma desa, dll

5
NO. RINCIAN MENU URAIAN
b. Pertemuan Koordinasi penguatan P4K
Pembentukan forum peduli KIA dalam
mendukung P4K
c. Transport calon pendonor darah, kegiatan
monev pemanfaatan Buku KIA dan P4K
8. Pelaksanaan Kelas Ibu Pelaksanaan Kelas Ibu ini diharapkan akan
(Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu tercapai peningkatan pengetahuan dan
Balita) pemahaman serta keterampilan pada ibu
hamil, ibu balita
  Pelaksanaan Kelas Ibu : Kelas Ibu Hamil,
Kelas Ibu Balita secara online/offline
9. Pendampingan ibu hamil, Untuk menyelamatkan ibu dan bayi dengan
ibu nifas, dan bayi kegiatan pendampingan ibu hamil sampai
(termasuk pemantauan masa nifas oleh semua unsur yang ada
faktor risiko/ komplikasi), dimasyarakat (olehkader/ mahasiswa/
oleh kader/ mahasiswa/ fasilitator/ tenaga lainnya). Pendampingan
fasilitator/ tenaga lainnya dengan mengetahui setiap kondisi ibu hamil
termasuk faktor resiko/komplikasi.
  Komponen kegiatan :
a. Kunjungan rumah bagi ibu hamil, ibu nifas,
neonatus dan bayi oleh
Kader/Mahasiswa/Fasililator/Tenaga
lainnya
b. Kunjungan lapangan untuk pembinaan
maupun monev (termasuk Pelayanan
Kunjungan Antenatal dan Kunjungan
Neonatal Lengkap)

B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
lahir, kader posyandu, tokoh masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain.

Penerima
No Nama Kegiatan Jumlah
Manfaat
A. Upaya Penurunan AKI-AKB
1. Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi .... ..........
2. Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
3. Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di
Puskesmas dan Rumah Sakit
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui UKBM
dalam upaya penurunan AKI AKB terintegrasi dengan
upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah
Darah, Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan Kespro
Pada Anak Usia ekolah dan Remaja
6. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin,
Pasangan Usia Subur (PUS)
7. Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi
Terintegrasi Desa Siaga
8. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita)
i Pendampingan ibu hamil, ibu nifas, dan bayi (termasuk
9. pemantauan faktor risiko/ komplikasi), oleh kader/

6
Penerima
No Nama Kegiatan Jumlah
Manfaat
mahasiswa/ fasilitator/ tenaga lainnya

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode
Tahapan
No Rincian Menu/Komponen Satuan Vol. Pelaksan
Pelaksana
aan
A. Upaya Penurunan AKI-AKB
1. Surveilans Kesehatan Ibu dan Dokumen Swakelola 1. Persiapan
Bayi Laporan Administra
2. Gerakan Perempuan Pekerja Dokumen Swakelola si
Sehat Produktif (GP2SP) Laporan 2. Pelaksanaa
3. Peningkatan Mutu Layanan Ibu Dokumen Swakelola n Kegiatan
dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Laporan 3. Waktu
dan Rumah Sakit Pelaksanaa
n (Feb-
4. Peningkatan pemberdayaan Dokumen Swakelola Nop.)
4. masyarakat melalui UKBM dalam Laporan 4. Pembuatan
upaya penurunan AKI AKB Laporan
terintegrasi dengan upaya Akhir
perbaikan gizi masyarakat
5. Pemeriksaan Kesehatan, Dokumen Swakelola
Pemberian Tablet Tambah Darah, Laporan
Edukasi Gizi Seimbang, dan
Pendidikan Kespro Pada Anak
Usia ekolah dan Remaja
6. 6. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dokumen Swakelola
Bagi Calon Pengantin, Pasangan Laporan
Usia Subur (PUS)
7. Program Perencanaan dan Dokumen Swakelola
Pencegahan Komplikasi Laporan
Terintegrasi Desa Siaga
8. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Dokumen Swakelola
Hamil, Kelas Ibu Balita) Laporan
9. Pendampingan ibu hamil, ibu Dokumen Swakelola
nifas, dan bayi (termasuk Laporan
pemantauan faktor risiko/
komplikasi), oleh kader/
mahasiswa/ fasilitator/ tenaga
lainnya

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kegiatan dilaksanakan selama satu tahun mulai bulan Januari sampai dengan Desember
2022.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas sebesar Rp. 149.184.000 (seratus empat puluh Sembilan juta seratus
delapan puluh empat ribu rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai
berikut:

RINCIAN MENU PAGU


1. Upaya penurunan AKI, AKB 149.184.000

7
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir.

Banjarnegara, 2 Desember 2021

KEPALA UPTD PUSKESMAS


BANJARMANGU 4

dr. MELATI HARUM MEWANGI


Pembina Tk. I
NIP. 19820128 200612 2 003

Anda mungkin juga menyukai