Anda di halaman 1dari 17

Konsep dan Asuhan Keperawatan

Ca Paru

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Nama:
1. Artika Wulandari (NIM: 1901200511)
2. Eko Pambudi (NIM: 1901200520)

Kelas Arcturus/Progsus RS Prima Husada

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Kesehatan Kendedes Malang
Jl. R. Panji Suroso No. 6 Malang
1
Maret 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Konsep dan Asuhan
Keperawatan Ca Paru Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah dan sebagai referensi pembelajaran khususnya dikalangan
mahasiswa keperawatan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya:
1. Ditektur Sekolah Tinggi Kesehatan Kendedes Malang
2. Ketua Jurusan Keperawatan
3. Ketua Program Studi SI Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Kendedes
Malang
4. Dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
5. Kedua orang tua yang memberi bantuan berupa moril maupun materil
6. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, sehingga kami mengharapkan segala masukan baik kritik maupun saran
yang dapat membangun demi memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
pikiran demi kemajuan ilmu pendidikan di bidang kesehatan.

Malang, 20 Maret 2019


Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2
Bab 2 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 2
2.1 Pengertian ............................................................................................ 2
2.2 Etiologi .................................................................................................2
2.3 Patofisologi............................................................................................ 5
2.4 Klasifikasi.............................................................................................. 5
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................................. 7
2.6 Pemeriksaan Fisik.................................................................................. 8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik........................................................................ 8
2.8 Penatalaksanaan..................................................................................... 9
Bab 3 Asuhan Keperawatan ................................................................................... 11
3.1 Pengkajian............................................................................................. 11
3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 12
Bab 4 Penutup ......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat
terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan
sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.
Kanker paru merupakan penyakit kanker dengan penyebab kematian terbanyak
di dunia, yaitu mencapai 1,61 juta kematian pertahun (12,7%), kanker payudara
yaitu mencapai 1,31 juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker kolorektal
yaitu mencapai 1,23 juta kematian pertahun (9,7%) (Varalakshmi, 2013: 63). Di
Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang paling
sering ditemukan di beberapa rumah sakit (Metha Arsilita Hulma, dkk, 2014:
196).
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi
dapat menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: 2). Menurut American Cancer
Society (2013) 80% kasus kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif)
dan 20% (perokok pasif). Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan
polusi udara. Selain itu, nutrisi dan genetik terbukti juga berperan dalam
timbulnya kanker paru (Albert & Samet, 2003: 21).

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa pengertian dari ca paru?
b. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca Paru?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penyakit Ca Paru
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiwa dalam menegakkan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami Ca Paru

4
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan yang tepat untuk
membantu klien yang mengalami Ca Paru
2. Mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membantu klien yang mengalami penyakit Ca Paru

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KANKER PARU

b.1 PENGERTIAN.
 Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi
dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
 Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen
lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

b.2 ETIOLOGI.
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang berisiko dalam peningkatan insiden kanker paru yaitu :
a) Merokok.
Merokok merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan insiden
kanker paru. Perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) mempunyai
kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya
orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya
akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun.
Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang
jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
b) Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di
Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50% meninggal
akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk
radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
c) Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil
nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite
(paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan
dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.

6
d) Polusi udara.
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih
tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui
adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
e) Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker
paru, yakni :
1. Proton oncogen.
2. Tumor suppressor gene.
3. Gene encoding enzyme.

Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor
dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor
dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian
susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan
dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed
cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam
hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang
autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada
permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan
sekitarnya.
Predisposisi Gen supresor tumor
Inisitor

Delesi/ insersi
Promotor

Tumor/ autonomi
Progresor

7
Ekspansi/ metastasis
f) Diet.
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam,
2001).

b.3 PATOFISIOLOGI.
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,
hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,
hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan
bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada
auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur –
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang
rangka.

b.4 KLASIFIKASI.
Terdapat dua jenis kanker paru, yaitu (Varalakhsmi, 2013: 63):
a. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
SCLC adalah jenis kanker paru yang tumbuh lebih cepat daripada jenis kanker
NSCLC, akan tetapi pertumbuhan SCLC lebih dapat terkendali dengan
kemoterapi. Sekitar 20% kasus kanker paru adalah SCLC, atau sekitar 30.000
pasien setiap tahunnya terdiagnosis penyakit
tersebut.

8
b. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
Sekitar 75%-80% kasus kanker paru adalah NSCLC. Terdapat 3
tipe NSCLC, yaitu:
1. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis dari NSCLC yang paling umum dari kanker
paru dan lebih banyak muncul pada wanita. Kanker tipe ini berkembang dari
sel-sel yang memproduksi lendir pada permukaan saluran udara.
2. Karsinoma skuamosa
Jenis ini paling umum dari kanker paru serta paling banyak terjadi pada pria
dan orang tua. Karsinoma skuamosa berkembang dalam sel yang mengisi
saluran udara, dan kanker ini tumbuh relatif lambat.
3. Karsinoma sel besar
Pertama kali muncul biasanya di saluran pernapasan yang lebih kecil dan
dapat menyebar dengan cepat. Tipe ini sering disebut juga karsinoma tidak
berdiferensiasi karena bentuk sel kanker ini bundar besar.

Tahapan Klasifikasi Stadium Kanker Paru


Menurut Global Bioscience (2013) tahapan kanker paru adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perkembangan SCLC
1) Tahap terbatas merupakan tahapan kanker yang hanya ditemukan pada satu
bagian paru-paru saja dan pada jaringan di sekitarnya.
2) Tahap ekstensif merupakan tahapan kanker yang ditemukan pada jaringan
dada di luar paru-paru ataupun ditemukan pada organ-organ tubuh yang
jauh.
b. Tahap Perkembangan NSCLC
1) Tahap tersembunyi merupakan tahap ditemukannya sel kanker pada dahak
(sputum) pasien di dalam sampel air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat
adanya tumor di paru-paru.
2) Stadium 0 merupakan tahap ditemukannya sel-sel kanker hanya pada lapisan
terdalam paru-paru dan tidak bersifat invasif.

9
3) Stadium I merupakan tahap kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
4) Stadium II merupakan tahap kanker yang ditemukan pada paru-paru dan
kelenjar getah bening di dekatnya.
5) Stadium III merupakan tahap kanker yang telah menyebar ke daerah di
sekitarnya, seperti dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau kelenjar
getah bening di sisi yang sama atau pun sisi berlawanan dari tumor tersebut.
6) Stadium IV merupakan tahap kanker yang ditemukan lebih dari satu lobus
paru. Sel-sel kanker telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke
otak, kelenjar adrenalin, hati, dan tulang.

b.5 MANIFESTASI KLINIS.


1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
bronkus.
2. Gejala umum.
a) Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai
titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon
terhadap infeksi sekunder.
b) Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi.
c) Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

10
b.6 PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik umum seperti berat badan klien sebelum sakit, berat badan
klien setelah sakit, tinggi badan, tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu.
2. Inspeksi
Adanya sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, ada retraksi dinding dada, RR,
irama ireguler dan penggunaan otot pernapasan dan tampak napas cuping
hidung.
3. Palpasi
Pada palpasi teraba taktil premitus pada punggung kiri
4. Perkusi
Bunyi perkusi pekak.pada paru kiri, Auskultasi suara napas tambahan. Pada
auskultasi terdengar bunyi nafas ronchi,stridor.

b.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.


1. Radiologi.
Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
2. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
3. Laboratorium.
Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
4. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
5. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
6. Histopatologi.

11
7. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
8. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2
cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
9. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
10. Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
11. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
12. Pencitraan.
13. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
14. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

b.8 PENATALAKSANAAN.
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup
klien.
2. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis
maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi,
tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi (Ilmu
Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)

12
5. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
6. Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya
karsinoma, untuk melakukan biopsy.
7. Pneumonektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
8. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
9. Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
10. Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru
berbentuk baji (potongan es).
11. Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
12. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
13. Kemoterapi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

13
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KANKER PARU

3.1 PENGKAJIAN
Pola Pengkajian Gordon
 Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengkajian meliputi kebiasaan klien terhadap pemeliharaan kesehatan baik
sebelum atau sesudah sakit. Misalnya : kebiasaan merokok, minum obat tanda
resep dokter dan lain lain.
 Nutrisi / Metabolik
Klien mengalami kesulitan menelan, klien mengalami penurunan nafsu makan,
mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia dan ketidakmampuan untuk makan
karena distres pernapasan.
 Eliminasi
Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil). Peningkatan frekuensi/ jumlah
urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)
 Aktivitas dan Latihan
Pada klien dengan ca paru kemungkinan ditemukan gangguan aktivitas dan
latihan karena klien mengalami keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan
untuk melakukan aktvitas sehari-hari karena sulit bernafas, ketidakmampuan
untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi, dan dispnea pada saat istirahat
atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
 Persepsi, Sensori, Kognitif
Klien mengalami gangguan berupa rasa nyeri berupa sakit kepala daerah frontal
(influensa). Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang
berat/ potensi keganasan.
 Tidur dan Istirahat
Klien mengalami gangguan pada pola tidurnya karena sulit untuk tidur karena
sulit bernapas.
 Konsep Diri
Klien tidak mengalami gangguan pada gambaran diri.

14
 Peran dan Hubungan
Klien mengalami gangguan pada peran dan hubungan, hubungan yang
ketergantungan dengan keluarga, kurang sistem pendukung, penyakit lama atau
ketidakmampuan membaik.
 Seksual dan Reproduksi
Pada klien dengan ca paru kemungkinan ditemukan penurunan libido.
 Koping Stres dan Adaptasi
Klien kemungkinan mengalami gangguan pada pola koping stress dan adaptasi,
ansietas, ketakutan, peka rangsang.
 Nilai dan Kepercayaan
Pada klien dengan pada ca paru kemungkinan klien mengalami gangguan dalam
melakukan aktivitas beribadah diluar rumah (tempat-tempat ibadah).

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan napas
ditandai dengan sputum dalam jumlah berlebih.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan
takipnea.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-
kapiler ditandai dengan nafas cuping hidung.
4. Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan kronis ditandai dengan keluhan
nyeri.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan ditandai dengan keluhan
verbal merasa kurang istirahat.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh factor biologis ditandai
dengan kurang minat pada makanan.
7. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan yang
ditandai dengan mengekpresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup.

15
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Ca Paru atau kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali
dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama
asap rokok

16
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
J. Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III.Jilid1. Jakarta:Media
Aesculapius
McCloskey&Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classifications. Second edisi. By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
Muttaqin Arif, (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : salemba Medika
NANDA. 2009-2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik,
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.
Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications.
Philadelphia, USA

17

Anda mungkin juga menyukai