- Investasi penanaman modal dan pengeluaran yang digunakan untuk mengingkatkan kegiatan produksi dimasa yang akan datang. - Sedangkan Komsumsi suatu kegiatan menghabiskan/ mengurangi barang atau jasa dalam membutuhkan kebutuhan individu. 2. Pasar Modal merupakan tempat bertemu duanya pihak, yaitu investor dan emiten. Investor berperan sebagai pihak yang memiliki dana. Emiten merupakan sebuah badan usaha yang membutuhkan surat dan mengeluarkan surat berharga untuk perdagangankan. Pasar Modal suatu bentuk kegiatan yang bekatan dengan efek seperti penawaran umum,perdagangan efek serta perusahaan publik hingga lembar dan profesi yang berkatan dengan efek. 3. Perbedaan Pasar Primer Dan Pasar Sekunder - Pasar Primer penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder . Pasar perdana ini sangat tenar dengan nama initial "public offering" atau "go public". itu kedua platform dimana perusahaan memadanai kebutuhan modal mereka. Di pasar primer, perusahaan terlibat langsung dalam transaksi. - Sedangkan Pasar Sekunder perusahaan tidak terlibat karena transaksi terjadi antara investor. 4. Sejarah Berdirinya Pasar Modal Di Indonesia Pasar modal adalah suatu bentuk kegiatan yang berkaitan dengan efek seperti penawaran umum, perdagangan efek serta perusahaan publik hingga lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal juga dapat bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui instrumen perdagangan yang memiliki jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya. Salah satu buku “Effectengids” yang dirilis pada 1939 oleh Vereniging voor den Effectenhandel, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan mengenai transaksi tersebut tidak lengkap. Lalu, pada 1878 terbentu sebuah perusahaan untuk perdagangan komunitas dan sekuritas yaitu Dunlop & Koff atau PT. Perdanas. Pada 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Lalu, empat tahun berikutnya atau pada 1896, harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Namun, belum ada keterangan apakah saham tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak. Namun, yang dapat diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar pada bursa amsterdam tetapi investor yang berada di Batavia, Surabaya dan Semarang. Awalnya pada bursa ini melakukan jual beli saham dan obligasi perusahaan atau perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, sehingga Obligasi yang diterbitkan pemerintah, lalu sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda dan efek perusahaan Belanda lainnya. Namun, pada 1914 bursa di batavia sempat ditutup sesaat dikarenakan mulainya perang dunia 1 dan akhirnya kembali dibuka pada tahun 1918 setelah perang tersebut mereda. Karena perkembangan yang cukup baik akhirnya 2 bursa efek dibuka masing- masing pada 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang. Tetapi, karena pertumbuhan pasar modal yang belum stabil berubah anjlok ketika terjadi resesi ekonomi di tahun 1929 lalu ditambah dengan pecahnya perang dunia ke 2. Semakin memburuk dengan dua bursa efek yang baru dibuka tersebut akhirnya ditutup. Lalu, akhirnya pada 10 Mei 1940 di susul oleh Bursa Efek Batavia.
7. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data
fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.