Anda di halaman 1dari 10

MANUSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK


PADA PASIEN CVA INFARK DI RSI SAKINAH
MOJOKERTO

PUTRI DIANTIKA
NIM :201604043

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien i


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN CVA


INFARK DI RSI SAKINAH MOJOKERTO
Putri Diantika, Amd.Kep1, Dr. Lilik Ma’rifatul A., S.Kep.Ns., M.Kes2, Moch. Achwandi,
M.Kep3.
1
Mahasiswa D3 Keperawatan
2
Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
3
Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

CVA (Cerebro Vascular Accident) sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagaian
besar masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh cukup tingginya insidensi (jumlah kasus baru)
kasus stroke yang terjadi di masyarakat. Setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia
mengalami stroke. CVA adalah tanda-tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal atau global (menyeluruh) yang berlangsung cepat dari 24 jam
atau lebih, yang dapat menyebabkan kematian tanpa ada penyebab lain selain gangguan
vaskuler. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan hambatan mobilitas
fisik pada penderita CVA Infark di RS Islam Sakinah Mojokerto. Metode yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian dilakukan di RS Islam Sakinah Mojokerto pada mei 2019. Hasil analisa kualitatif
kedua pasien sama. Dalam 3 hari implementasi masalah pasien teratasi sebagian, tetapi sudah
menunjukkan pada peningkatan otot membaik, tangan dan kaki sebelah kanan dapat
digerakkan ±300. partisipan kedua menunjukkan pada peningkatan otot, Kaki sebelah kanan
dapat digerakkan ±900. Teknik analisa digunakan dengan cara memberikan latihan rentan
gerak aktif dan studi data pasien untuk selanjutnya di interprestasikan dan dibandingkan
dengan teori untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Peneliti berharap
sebaiknya dilakukan kerjasama yang lebih antara pasien dan petugas kesehatan sehingga
membantu berjalannya asuhan keperawatan yang optimal.

Kata Kunci: CVA Infark, Hambatan Mobilitas Fisik

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 1


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
ABSTRACT

NURSING CARE BARRIES TO PHYSICAL MOBILITY IN CVA INFARK


PATIENTS IN ISLAMIC HOSPITAL SAKINAH MOJOKERTO

Putri Diantika, Amd.Kep1, Dr. Lilik Ma’rifatul A., S.Kep.Ns., M.Kes2, Moch. Achwandi,
M.Kep3.
1
Mahasiswa D3 Keperawatan
2
Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
3
Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

CVA (Cerebro Vascular Accident) is actually already familiar to most people. This is
caused by the quite high incidence (number of new cases) of stroke cases that occur in the
community. Every year 15 million people worldwide experience a stroke. CVA is a clinical
sign that develops rapidly due to focal or global (comprehensive) brain function disorders
that last from 24 hours or more, which can cause death without any other causes than
vascular disorders. The purpose of this study was to carry out nursing care barriers to
physical mobility in CVA Infarct patients at Sakinah Mojokerto Islamic Hospital. The
method used in this study used a descriptive method with a case study approach. The study
was conducted at the Sakinah Mojokerto Islamic Hospital in May 2019. The results of the
qualitative analysis of the two patients were the same. Within 3 days the implementation of
the patient's problem was partially resolved, but it has shown that the increase in muscle is
improving, the right hand and leg can be moved ± 30 0. the second participant showed an
increase in muscle, the right leg could be moved ± 90 0. The analysis technique is used by
providing exercises that are susceptible to active motion and study of patient data for further
interpretation and comparison with the theory to provide recommendations in the
intervention. The researcher hopes that more collaboration between patients and health
workers should be carried out so as to help run optimal nursing care.

Keywords: CVA Infarction, Barriers to Physical Mobility

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 2


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
PENDAHULUAN mungkin secara tepat dan cepat optimal
CVA (Cerebro Vaskuler Accident) serta mencegah terjadinya kontraktur dan
merupakan penyakit atau gangguan memberikan dukungan psikologis pada
fungsional otak berupa kelumpuhan saraf klien dan keluarga klien. Hambatan
(defisit neurologic) akibat terhambatnya mobilitas fisik akan terjadi pada pasien
aliran darah ke otak. WHO mendefinisikan CVA Infark yang mengalami gangguan
CVA adalah tanda-tanda klinis yang pada kekuatan otot, maka akan berdampak
berkembang secara cepat akibat gangguan pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.
fungsi otak fokal atau global (menyeluruh) Biar tidak mengalami gangguan pada
yang berlangsung cepat dari 24 jam atau kekuatan ototnya maka perlu diberikan
lebih, yang dapat menyebabkan kematian mobilisasi kepada pasien seperti dengan
tanpa ada penyebab lain selain gangguan memberikan terapi range of motion atau
vaskuler (Ahmad, 2016). Kejadian CVA ROM (Ariani, 2012).
dapat menimbulkan kecacatan bagi Peran perawat pada pasien CVA
penderita yang mampu bertahan hidup. Infark dengan hambatan mobiltas fisik
Salah satunya hambatan mobilitas fisik adalah melakukan asuhan keperawatan
yang mengakibatkan suatu keterbatasan dengan menggunakan proses keperawatan
pada pergerakan fisik tubuh baik satu yang meliputi pengkajian, menegakkan
ataupun lebih pada ekstermitas secara diagnosis keperawatan berdasarkan
mandiri dan terarah, seperti kelemahan analisis data, merencanakan,
otot dan kerusakan fungsi yang melaksanakan dan melakukan evaluasi
berhubungan dengan hambatan mobilitas berdasarkan respon klien terhadap masalah
fisik yaitu gangguan neuromuskuler yang dihadapi (Vaughan, 2015).
(Hermand, 2012). Ketika kering, droplet dapat tetap
Menurut WHO (World Health mengapung dalam udara selama beberapa
Organization) tahun 2015, kematian akibat jam. Basil tuberkel yang berada dalam
CVA sebesar 75% di seluruh dunia ruang alveolus (biasanya di bagian bawah
disebabkan oleh darah tinggi. Menurut lobus atas atau di bagian atas lobus bawah)
hasil Riskesdas2018, jumlah penderita basil tuberculosis ini membangkitkan
CVA di indonesia berdasarkan diagnosa reaksi peradangan (inflamasi), membentuk
tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan kavitas dan dapat merusak parenkrim paru
sebesar 10,9%. Berdasarkan Nakes tahun sehingga akan menetap di jaringan paru
2015 Jawa Timur memiliki estimasi kemudian terjadi peradangan dibronkus
jumlah penderita sebanyak 1.800 orang. dan pertahanan primer tidak adekuat yang
Berdasarkan data dari rekam medis pada mengakibatkan pembentukan tuberkel
tahun 2018 bulan April terdapat 65 pasien, serta kerusakan membrane alveolar
bulan Mei terdapat 62 pasien dan pada sehingga pembentukan sputum menjadi
bulan Juli 56 pasien. Hasil studi berlebihan dan muncul masalah
pendahuluan pada tanggal 08 November keperawatan ketidakefektifan bersihan
2018 dengan observasi diruang wali songo jalan nafas (Nurarif & Kusuma, 2015).
terdapat 1 pasien CVA dan mengalami Dengan demikian solusi yang dapat
hambatan mobilitas fisik. dilakukan oleh perawat untuk mengatasi
Faktor pencetus terjadinya resiko CVA masalah ketidakefektifan bersihan jalan
seperti hipertensi, merokok, penyakit nafas berhubungan dengan akumulasi
jantung, kurang aktivitas fisik, usia, jenis sekret pada pasien dengan tuberkulosis
kelamin, dan diabetes millitus. Kelemahan paru yaitu dengan memberikan minum
atau kelumpuhan otot ekstermitas pada hangat, mengajarkan cara batuk efektif dan
klien CVA dapat dipulihkan dengan terkontrol yang dapat merangsang
fisioterapi. Fisioterapi harus dimulai sedini pengeluaran secret dari paru-paru dan

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 1


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
mengajarkan posisi postural drainase Nama Tn.E Tn. A
Partisipan
yaitu prosedur dengan memposisikan klien
untuk memfasilitasi pengeluaran secret Umur 53 Tahun 58 Tahun
berbagai segmen bronkus dengan bantuan
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki
gaya gravitasi. (Tamsuri, 2008).
Alamat Karangmalang, Unggahan
METODE PENELITIAN Balongpanggang RT.001
Dalam penelitian ini jenis penelitian RW.008
Banjaragung
yang digunakan adalah studi kasus. Puri
Penelitian studi kasus adalah studi yang Suku / Bangsa Jawa/ Indonesia Jawa /
mengeksplorasi suatu masalah Indonesia
Agama Islam Islam
keperawatan dengan batasan terperinci,
memiliki pengambilan data yang Pendidikan S1 SMP
mendalam dan menyertakan berbagai
Pekerjaan Guru Swasta
sumber informasi. Penelitian studi kasus
dibatasi oleh waktu, dan tempat, serta Tgl. MRS 19-05-2019 25-05-2019
kasus yang dipelajari berupa peristiwa,
aktivitas atau individu. Pada penelitian ini Diagnosa CVA Infark CVA Infark
peneliti mengeksplorasi masalah Tgl 22-05-2019 29-05-2019
keperawatan pada asuhan keperawatan Pengkajian
pada pasien CVA Infark di RSI Sakinah
Mojokerto. 2. Riwayat Kesehatan
Metode pengumpulan data dalam Keluhan Utama
studi kasus ini adalah Metode wawancara PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
dan Metode observasi melalui Keluarga klien Keluarga klien
pemeriksaan fisik dengan menggunakan mengatakan tangan dan mengatakan kaki
stetoskop, thermometer serta melihat dari kaki sebelah kanan sebelah kanan sulit
hasil pemeriksaan laboratorium klien. sulit untuk digerakkan untuk digerakkan
Instrument pengumpulan data yang
digunakan adalah format pengkajian yaitu
identitas klien, riwayat kesehatan klien dan Riwayat Penyakit Sekarang
keluarga, pola system (B1-B6), PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang Keluarga klien Keluarga klien
seperti pemeriksaan laboratorium, serta mengatakan pada pagi mengatakan pada
data subjektif dan data objektif. hari mau sholat subuh pagi hari setelah
klien tidak bisa bangun bersepeda tiba-tiba
karena tangan dan kaki badan klien lemas,
HASIL DAN PEMBAHASAN sulit untuk digerakkan, kaki sulit untuk
Hasil akhirnya oleh keluarga digerakkan. Akhirnya
Penelitian studi kasus ini dibawa ke RSI Sakinah oleh keluarga dibawa
dilaksanakan di RSI Sakinah Mojokerto. Mojokerto pada tanggal ke RSI Sakinah
19 Mei 2019 pukul Mojokerto pada
Pengambilan data dan penelitian ini 13.30 WIB dengan tanggal 25 Mei 2019
dilakukan di Ruang Sunan Bonang dan TD:140/90 mmHg. pukul 09.45 WIB
Ruang Sunan Gunung Jati 1 , di temukan 2 Dokter mendiagnosa dengan TD: 160/100
orang pasien dengan hambatan mobilitas CVA Infark, klien mmHg. Dokter
fisik. disarankan untuk mendiagnosa CVA
opname dan menjalani Infark, klien
perawatan di ruang disarankan untuk
4.1.2 Pengkajian sunan bonang. Hasil opname dan
1. Identitas Klien Observasi Suhu: menjalani perawatan
IDENTITAS
PARTISIPAN 1
PARTISIPAN 36,50C , TD: 140/90 di ruang sunan
PARTISIPAN 2 mmHg , N: 88 x/menit gunung jati 1. Hasil
Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 2
CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
, RR: 24 x/menit. Observasi Suhu: dari kedua klien yaitu pada klien 1
36,50C , TD: memiliki tekanan darah 140/90 mmHg
160/100 mmHg , N:
86 x/menit , RR: 20
sedangkan klien 2 memiliki tekanan darah
x/menit. 160/100 mmHg dan dalam waktu tiga hari
melakukan tindakan klien 1 memiliki
Riwayat Penyakit Dahulu sedikit perubahan sedangkan klien 2 sudah
mulai ada perkembangan dan membaik.
PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
Klien mengatakan Klien mengatakan
Diagnosis Keperawatan
bahwa klien pernah bahwa klien pernah
opname 1 kali karena opname 2 kali karena Berdasarkan data yang diperoleh
sakit DBD di RS sakit DBD, thypoid di dari pengkajian dan observasi antara lain
Walisongo RSI Sakinah pada partisipan 1 data subyektifnya
didapatkan bahwa keluaga mengatakan
bahwa tangan dan kaki sebelah kanan sulit
Riwayat Penyakit Keluarga untuk digerakkan, dengan data objektifnya
PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2 Klien tidak mampu menggerakkan
Klien mengatakan Klien mengatakan tangannya saat diajak berjabat tangan, saat
dalam keluarganya dalam keluarganya makan klien dibantu oleh keluarga, klien
tidak ada yang tidak ada yang miring kanan dan kiri dibantu oleh
mempunyai riwayat mempunyai riwayat keluarga, GCS 4-5-2, kekuatan otot pada
penyakit yang sama penyakit yang sama ekstermitas atas kanan 2 kiri 5, ekstermitas
yaitu CVA Infark yaitu CVA Infark
bawah kanan 2 kiri 5.
Sedangkan pada partisipan 2 data
PEMBAHASAN
subyektifnya didapatkan klien mengatakan
Berdasarkan dari hasil pengkajian
bahwa klien mampu berjabat tangan tetapi
Klien 1 berusia 53 tahun dengan jenis
genggamannya tidak terlalu erat, klien
kelamin laki-laki dengan keluhan tangan
miring kanan dibantu oleh keluarga, GCS
dan kaki kanan sulit untuk digerakkan dan
4-5-3, kekuatan otot pada ekstermitas
Klien 2 berusia 58 tahun dengan jenis laki-
kanan atas 4 bawah 3, ekstermitas kiri atas
laki dengan keluhan kaki kanan sulit untuk
5 bawah 5.
digerakkan. Kedua klien mengalami CVA
Infark. Rencana Keperawatan
Dari hasil study kasus bahwa klien Intervensi yang diberikan kepada
1 atas nama Tn.E memiliki keluhan utama kedua klien dengan tujuan setelah
tangan dan kaki sebelah kanan sulit untuk diberikan asuhan keperawatan selama
digerakkan. Sebelumnya klien tidak 3x24 jam diharapkan klien dapat bergerak
pernah mengalami sakit seperti ini dan secara mandiri di dalam aktivitasnya, klien
tidak mempunyai riwayat stroke dapat mempertahankan atau meningkatkan
sebelumnya. Pada klien 2 atas nama Tn.A kekuatan otot (Nurarif & Kusuma, 2015).
didapatkan keluhan utama klien kaki
sebelah kanan sulit untuk digerakkan. Implementasi
Klien juga tidak pernah mengalami sakit Implementasi dilakukan selama 3 x
seperti ini dan tidak mempunyai riwayat 24 jam dengan mengobservasi kemampuan
stroke sebelumnya. Dari keseluruhan hasil secara fungsional atau kerusakan awal
study kasus pada pengkajian pola fungsi secara teratur, ubah posisi setiap 2 jam
kesehatan pada klien 1 dan klien 2 sekali dan jika memungkinkan bisa lebih
ditemukan persamaan yaitu kedua klien sering diletakkan dalam posisi bagian yang
memiliki keluhan utama yaitu anggota terganggu, letakkan posisi telungkup satu
gerak sebelah kanan yang sulit untuk atau dua kali sehari jika klien
digerakkan. Serta didapatkan perbedaan mentoleransinya, mulailah melakukan
Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 3
CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
rentang gerak aktif dan pasif pada semua secara teratur. Evaluasi yang didapatkan
ekstermitas dan ajurkan melakukan latihan oleh peneliti pada partisipan 1 yaitu
quadrisep (melebarkan jari dan telapak dilakukan melatih rentang gerak aktif dan
tangan), konsultasi dengan ahli fisioterapi, pasif pada semua ekstermitas ,pergerakan
posisikan tubuh sejajar untuk mencegah lambat, kemampuan sendi terbatas,
komplikasi, pertahankan kesejajaran tubuh kekuatan otot pada ekstermitas atas kanan
yang baik saat menggunakan alat bantu, 2 kiri 5, bawah kanan 2 kiri 5, masalah
anjurkan klien untuk membantu hambatan mobilitas fisik belum teratasi,
pergerakkan dan latihan dengan intervensi dilanjutkan. Hari kedua
menggunakan ekstermitas yang tidak sakit dilakukan melatih rentang gerak aktif dan
untuk menyokong yang lemah, kolaborasi pasif pada semua ekstermitas, pergerakan
dengan tenaga medis untuk terapi dan lambat, tangan dan kaki bergetar pada saat
penyembuhan. digerakkan, kekuatan otot pada ekstermitas
Menurut teori implementasi yang atas kanan 2 kiri 5, bawah kanan 2 kiri 5,
komperhensif merupakan pengeluaran dan masalah hambatan mobilitas fisik belum
perwujudan dari rencana yang telah teratasi, intervensi dilanjutkan. Hari ketiga
disusun pada tahap-tahap perencanaan dilakukan melatih rentang gerak aktif dan
dapat diterealisasi dengan baik apabila pasif pada semua ekstermitas, tangan dan
berdasarkan hakikat masalah, jenis kaki sebelah kanan dapat digerakkan ±300,
tindakan atau pelaksanaan bisa dikerjakan kekuatan otot pada ekstermitas atas kanan
oleh perawat itu sendiri, kolaborasi sesama 3 kiri 5, bawah kanan 3 kiri 5, masalah
tim atau kesehatan lain dan rujukan dari hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian,
profesi lain (Mubarak & Cahyatin, 2012). intervensi dilanjutkan. (pasien dirujuk).
Implementasi hari pertama dilakukan Sedangkan pada partisipan kedua pada
semua intervensi namun penulis tidak evaluasi dilakukan melatih rentang gerak
mengimplementasikan untuk meyakinkan aktif dan pasif pada semua ekstermitas
klien bahwa upaya ini dilakukan untuk ,pergerakan lambat, kemampuan sendi
mempercepat proses penyembuhan pada terbatas, kekuatan otot pada ekstermitas
ekstermitas, klien pada hari kedua, karena atas kanan 4 kiri 5, bawah kanan 3 kiri 5,
upaya melakukan perawatan untuk masalah hambatan mobilitas fisik belum
mengubah posisi minimal setiap 2 jam teratasi, intervensi dilanjutkan. Hari kedua
sekali dan jika memungkinkan bisa lebih dilakukan melatih rentang gerak aktif dan
sering jika diletakkan pada bagian yang pasif pada semua ekstermitas, kaki
terganggu dan klien sudah memahami bergetar pada saat digerakkan, kaki
bahwa tindakan yang dilakukan penulis sebelah kanan dapat digerakkan ±300,
tidak berbahaya dan untuk kekuatan otot pada ekstermitas atas kanan
kesembuhannya, hari ke tiga tetap 4 kiri 5, bawah kanan 3 kiri 5, masalah
melakukan perawatan untuk mengubah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian,
posisi minimal setiap 2 jam sekali dengan intervensi dilanjutkan. Hari ketiga
tepat, dilakukan sesuai dengan dilakukan melatih rentang gerak aktif dan
perencanaan serta melihat kondisi klien, pasif pada semua ekstermitas, kaki sebelah
selalu didokumentasikan menurut urutan kanan dapat digerakkan ±900, kekuatan
waktu, dan memberikan HE. otot pada ekstermitas atas kanan 4 kiri 5,
bawah kanan 4 kiri 5, masalah hambatan
Evaluasi mobilitas fisik teratasi sebagian, intervensi
Evaluasi dilakukan 3 x 24 jam pada dilanjutkan. Pada langkah ini dilakukan
setiap partisipan. Pada tahap evaluasi, evaluasi keefektifan dari asuhan yang
peneliti mengkaji kemampuan secara sudah diberikan meliputi pemenuhan diet
fungsional atau luasnya kerusakan awal sesuai ahli gizi dan pemenuhan kebutuhan

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 4


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
lainnya, apakah benar-benar telah mengatakan bisa digerakkan tetapi masih
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang lemas.
telah dikaji berupa catatan perkembangan
pasien berdasarkan nursing out comes/ 2. Saran
kriteria hasil dan tujuan asuhan 2.1 Bagi Responden
keperawatan terhadap penyembuhan pada Diharapkan dengan adanya
pergerakkan pasien. (Mubarak & Chatayin, penelitian ini dapat digunakan sebagai
2012). wawasan bagi pasien Hambatan Mobilitas
Fisik pada penderita CVA Infark untuk
KESIMPULAN DAN SARAN mengikuti intervensi yang diberikan
1. Kesimpulan dengan kerja sama yang baik. Dan
Pengkajian didapatkan bahwa kedua diharapkan untuk lebih memahami
partisipan mempunyai kondisi yang tindakan perawatan pada anggota keluarga
berbeda. Partisipan pertama mengalami secara tepat apabila mengalami hambatan
hambatan mobilitas fisik pada tangan dan mobilitas fisik dan keluarga serta tenaga
kaki sebelah kanan sedangkan partisipan kesehatan yang diberikan motivasi bagi
kedua, pasien mengalami hambatan klien untuk sembuh.
mobilitas fisik pada kaki sebelah kanan. 2.2 Bagi tempat penelitian
partisipan 1 mengalami hambatan Sebagai bahan informasi dan
mobilitas fisik pada tangan dan kaki diharapkan dapat menyumbangkan ilmu
sebelah kanan, kekuatan ekstermitas atas baru yang secara teori bagi tenaga
kanan 2 kiri 5, ekstermitas bawah kanan 2 kesehatan yang ada di tempat penelitian
kiri 5, kemampuan sendi terbatas. mengenai asuhan keperawatan hambatan
Partisipan 2 mengalami hambatan mobilitas fisik dapat meningkatkan
mobilitas fisik pada kaki sebelah kanan, kualitas pelayanan pada pasien yang
kekuatan ekstermitas atas kanan 4 kiri 5, menderita penyakit tersebut.
ekstermitas bawah kanan 3 kiri 5, kaki 2.3 Bagi Mahasiswa
bergetar saat digerakkan, pergerakan Sebagai aplikasi klinik dalam
lambat. pemberian asuhan keperawatan hambatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan mobilitas fisik sehingga dapat melakukan
3x24 jam selama berturut-turut dengan asuhan keperawatan secara mandiri
tujuan kedua pasien menunjukkan tanda- 2.4 Bagi Instansi
tanda membaik pada mobilitas fisik. Hasil penelitian ini diharapkan
Implementasi keperawatan yang dapat menjadi acuan Standar Operasional
dilakuknan oleh peneliti yaitu meliputi Prosedure rumah sakit untuk melakukan
observasi tanda-tanda vital, memberi asuhan keperawatan pada pasien CVA
penjelasan tentang pentingnya untuk Infark dan dapat pula dijadikan sebagai
membantu pergerakan dan latihan dengan bahan untuk mengembangkan dan
menggunakan ekstermitas yang tidak sakit meningkatkan pelayanan kesehatan.
untuk menyokong yang lemah, melatih
melakukan gerak rentang aktif dan pasif
DAFTAR PUSTAKA
pada semua ekstermitas serta
mengkolaborasikan dengan petugas medis
tentang pemberian obat. Ahmad, A. (2016). correlation of stress
Evaluasi keperawatan dilakukan 3x 24 jam hyperglycemia with barthel index
berturut-turut. Pada evaluasi didapatkan in acute non hemoragic stroke
bahwa keadaan partisipan 1 didapatkan patients at neurology .
klien mengatakan tangan dan kaki mulai
bisa digerakkan. Sedangkan pada
partisipan 2 hasil evaluasi didapatkan klien
Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 5
CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
Ambarwati. (2014). Konsep Kebutuhan Persarafan . Jakarta: Salemba
Dasar Manusia. Yogyakarta: Satria Medika.
Offset.
Notoadmodjo. (2010). Metodologi
Ariani, T. (2012). Sistem Neurobehavior. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta: Salemba Medika. RinekaCipta.
Bare, S. &. (2012). Buku Ajar Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016).
Keperawatan Medikal Bedah. Asuhan Keperawatan Praktis
Jakarta: EGC. Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai
Carpenito, L. (2009). DIAGNOSIS Kasus. Jogjakarta: MediAction.
KEPERAWATAN Aplikasi pada
Praktik klinis. Jakarta: EGC. PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia Definisi
Deni Y, d. (2016). Rencana Asuhan dan Indikator Diagnostik Edisi 1.
Keperawatan Medikal Bedah Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Pusat Persatuan Perawat Nasional
Intervensi NIC , Hasil NOC. Indonesia.
Jakarta: EGC.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan
Hemand, T. H. (2015). Nanda Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik
International Inc. Diagnosa SDM Kesehatan.
Keperawatan : definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Riyadi, S. &. (2015). Kebutuhan Dasar
EGC. Manusia Aktivitas Istirahat
Diagnosis Nanda . Jakarta: Gosyen
Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Publising .
Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika. Sabiston, D. C. (2012). Buku Ajar Bedah
Bagian 1. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. (2007). Riset keperawatan dan
tehnik penulisan ilmiah. Jakarta: Saferi, A., & Mariza, Y. (2013).
Salemba Medika.. Keperawatan Medikal Bedah 2
(Keperawatan Dewasa).
Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Yogyakarta: Nuha Medika.
Ancamannya. Yogyakarta: CV
Andi Offset. Saryono. (2013). Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Kusuma.H, N. d. (2015). Asuhan Bidang Kesehatan. Jakarta: Nuha
Keperawatan Diagnosa Medika.
Medis&NIC-NOC. Jogjakarta.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk
Lilik Ma'rifatul A, S. N. (2011). Hubungan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Fungsi Kognitif Dengan Tingkat
Kemandirian Activity Daily Living Suratun. (2008). Gangguan
(ADL) Lanjut Usia Di Panti Musculokeletal Asuhan
Werdha . Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Uliyah, A. A. (2012). Buku Ajar
Klien dengan Gangguan Sistem Kebutuhan Dasar Manusia (KDM),

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 6


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto
Pendekatan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Surabaya: Health
Books Media.

Wilkinson, J. N. (2016). Diagnosis


Keperawatan : Diagnosis NANDA-
I, Intervensi NIC Hasil NOC.
Jakarta: EGC.

Putri Diantika_Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien 7


CVA Infark Di RSI Sakinah Mojokerto

Anda mungkin juga menyukai